Anda di halaman 1dari 5

STUDI HADITS

Sejarah Kritik Hadits terhadap Kedhabitan Perawi Hadits dalam Menjaga


Orisinalitas Teks

TAHAP I

I. Referensi Mayor
No Pembahasan Referensi
.
1. Tujuan aplikasi kritik 1. Miftahul Asror & Imam Musbikin,
hadits terhadap “Membedah hadits Nabi saw: kaedah dan
kedhabitan perawi sarana studi Hadits serta pemahamannya,
dalam menjaga (Yogyakarta: Jaya Star Nine, 2015, cet. 1),
orisinilitas teks hlm. 68
2. Mahmud. T, “’Ulumul Hadits: Studi
Komplektisitas Hadits Nabi”, (Yogyakarta:
Titian Ilahi & LP2KL, 2016), hlm.181-188
3. Metodologi Penelitian Hadits Nabi,
Prof.Dr.M. Syuhudi Ismail, cet. ke-2, Jakarta:
Bulan Bintang, 2007, hlm. 66

2. Orang-orang yang 1. Nuruddin ‘Itr,”’Ulumul Hadits”, (Bandung:


memandang penting PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 46
terhadap kritik hadits 2. Muhammad Imran, “Analisis ke-Siqah-an
Perawi Hadits”, (Yogyakarta: Istana
terhadap kedhabitan
Publishing, 2016), hlm. 105
perawi
3. Urgensi mereview 1. Badri Khaeruman, “Ulumul Hadits”,
pemahaman kritik (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), hlm. 181
hadits terhadap 2. Menguji kembali Keakuratan Metode Kritik
Hadis, Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M. A,
orisinilitas teks pada
Jakarta: PT Mizan Publika, 2009, hlm. 15
masa sekarang 3. Qadir Hasan, “Ilmu Mushthalahul Hadits,
(Bandung: Diponegoro, 2007), hlm. 415

II. Referensi Minor

No Pembahasan Referensi
.
1. Sistematika Penulisan Menulis Makalah dan Artikel (Teori, contoh dan
Praktik Pelatihan), Imam Suyitno, Bandung: PT
Refika Aditama, 2012, hlm. 29
2. Pengembangan Paragraf Menulis Makalah dan Artikel (Teori, contoh dan
Praktik Pelatihan), Imam Suyitno, Bandung: PT
Refika Aditama, 2012, hlm. 131
3. Kerangka Karangan Komposisi (Sebuah Pengantar Kemahiran
Bahasa), Gorys Keraf, Semarang: Nusa Indah,
2004, hlm. 162

III. Referensi Pendukung

No. Referensi
1. Studi Hadis Kontemporer (Langkah Mudah dan Praktis dalam Memahami
Ilmu Hadits), Dr.H. Zeid B. Smeer, Lc., MA., hlm. 53
2. Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj., M.M. Azami, Pejaten
Barat: Pustaka Firdaus, 2014, hlm. 451
3. Konsep Ilmu dalam Kitab Hadis, Dr. M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag,
Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 70
4. Studi Hadits, Dr. Idri, M.Ag, cet. ke-1, Jakarta: Kencana, 2010, hlm.167
5. Metode Kritik Hadits, M.Abdurrahman, M.A, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm.49
6. Kritik Hadits: Pendekatan Historis Metodologis, Umi Sumbulah, Malang:
UIN-Malang Press, 2008
7. Metodologi Penelitian Hadits, Suryadi & M. Alfatih Suryadilaga,
Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 104
8. Juhud al-Muhadditsin fi naqdi Matan al-Hadits an-Nabawy as-Syarif, Dr.
Muhammad Thahir al-Jawabiy, Darul Fikr, Beirut, tth, hlm.186
9. Kritik Teks Hadis, Salamah Noorhidayati, M. Ag, Yogyakarta: Teras,
2009, hlm. 29

TAHAP II
Tema: Kritik Hadits dan Tujuan Pemeliharaan Orisinilitas Teks
Judul: Sejarah Kritik Hadits terhadap Kedhabitan Perawi Hadits dalam
Menjaga Orisinalitas Teks

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posisi sunnah yang begitu esensial, sangat dipahami oleh generasi Islam
sepanjang masa. Tidak sedikit di antara para sahabat dan ulama yang rela pergi ke
berbagai kota hanya untuk mendengar satu hadits saja. Upaya yang dilakukan
tidak hanya mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah SAW, namun lebih dari itu,
mereka berupaya memisahkan antara hadits yang dapat dijadikan sandaran hukum
dengan hadits yang tidak layak untuk diamalkan.
Untuk mengetahui apakah riwayat berbagai hadits yang terhimpun dapat
dijadikan sebagai hujjah ataukah tidak, maka terlebih dahulu perlu dilakukan
penelitian (kritik). Penelitian ini dilakukan untuk menilai kredibilitas perawi
dalam menangkap, menerima dan menyampaikan hadits kepada yang lain secara
sempurna, kendati pada masa sahabat dapat dikatakan lebih menguatkan daya
ingatan berupa hafalan karena budaya tulis menulis kurang mendukung
disebabkan jumlah sahabat yang mampu dalam menulis masih sedikit.
Untuk mengetahui kritik terhadap kredibilitas perawi tentu kembali kepada
sejarah yang terjadi pada masa Nabi saw. Pada kisah yang dituturkan oleh Imam
Bukharri di dalam bukunya bahwa ketika seorang Anshar dari keluarga Umayyah
bin Zaid menghampiri tetangganya Umar bin al-Khattab, mengabarkan bahwa
Nabi telah menceraikan istri-istrinya. Kemudian Umar pergi menghampiri Nabi
ingin mengklarifikasi dengan langsung bertanya kepada sumbernya. Dan Nabi
menjawab: “tidak”, Nabi mengatakan sambil menegakkan kepala bahwa nabi
hanya bersumpah untuk tidak mengumpuli istri-istrinya selama satu bulan.
Sejak hadits mulai di sebarluaskan, para sahabat mulai memandang
penting untuk mengkaji kritik hadits demi menyelamatkan hadits dari noda-noda
yang merusak dan menyesatkan, disamping itu telah banyak para perawi
meriwayatkan hadits dalam bentuk ma’nawi daripada secara lafzhi, karena dilihat
kemampuan hafalan dan tingkat kecerdasan sahabat yang tidak sama.
Keberadaan perawi hadits sangat menentukan kualitas hadits, baik kualitas
sanad maupun kualitas atan hadits. Dengan memiliki sifat dhabith, diharapkan
seorang perawi dapat meriwayatkan hadits yang memiliki autentitas dan
keobjektivitasan yang maksimal, karena perawi dengan sifat ini harus dalam
keadaan sadar dan harus mengetahui perubahan-perubahan makna saat
meriwayatkan hadits.
Dari uraian diatas, maka pada makalah ini akan menjelaskan tentang kritik
hadits pada sisi kualitas kekuatan hafalan perawi dalam menjaga orisinilitas teks
hadits.
B. Rumusan Masalah
Dengan urain diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dilakukan kritik hadits dalam menjaga orisinilitas teks
dilihat dari kedhabitan perawi pada abad ke-1 dan ke-2 H?
2. Siapa yang memandang penting terhadap kritik kedhabitan hadits?
3. Apa urgensi mereview pemahaman kritik hadits terhadap orisinilitas teks
pada masa sekarang?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari dhabit
2. Mengulas sejarah kritik hadits terhadap kedhabitan rawi masa abad ke-1
dan ke-2
3. Mengetahui orang yang terlibat dalam kritik hadits terhadap kedhabitan
perawi
4. Mengetahui urgensi dari mengkaji mereview pemahaman kritik hadits
terhadap orisinilitas teks pada masa sekarang
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah kritik hadits terhadap kedhabitan perawi dalam menjaga
orisinilitas pada abad ke-1 dan ke-2 H
B. Para pemikir krtitik hadits terhadap kedhabitan perawi
C. Urgensi mereview pemahaman kritik hadits terhadap orisinilitas teks
pada masa sekarang

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


TAHAP III

Need and For

Pembahasan studi Hadits pada makalah ini adalah mengenai kritik kualitas
hafalan perawi hadits dan tujuan pemeliharaan orisinilitas teks hadits. Dalam
melakukan penelitian hadits tidak hanya mengkaji apa yang menjadi materi berita
dalam hadits saja, namun juga dilihat dari periwayatannya. Karena perawi
merupakan manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Mengkaji sejarah kritik hadits dalam menjaga orisinilitas perawi dilihat dari
masa sebelum pembukuan hadits, terjadi musibah besar yang terjadi dikalangan
muhadditsin yaitu adanya pemalsuan hadits.

Gunanya menganalisa kritik hadits kembali pada pembahasa ini adalah untuk
memberikan penjelasan lebih akurat bahwa diharapkan setelah mendalami kajian
ini tidak ada lagi perselisihan pemahaman dalam penarikan sebuah hadits untuk
dijadikan sandaran hokum, terutama masalah yang berkaitan dengan persoalan
aqidah, ibadah dan syari’ah, walaupun haditsnya shahih namun perlu mengkritisi
secara efektif untuk menjadikannya sandaran hokum atau tidak.

Benefit yang dapat diambil dari makalah ini adalah amalan yang di ajarkan
dalam al-Qur’an dan Hadits terlaksana tanpa adanya ruang keraguan dan
perselisihan. Menjadi pegangan hidup bagi umat untuk selalu berhati-hati
terhadap hadits lemah atau palsu, yang tidak termasuk dalam kategori hadits yang
dapat dijadikan sandaran hukum. Kritik terhadap orisinilitas teks berangkat dari
sebuah keraguan, apakah berasal dari Rasulullah SAW atau tidak, keraguan ini
tidak lain dimaksudkan untuk menjaga hadits dari pemalsuan dan munculnya para
tokoh orientalis hadits. Karena itu para sahabat melakukan kritik matan dengan
cara menghadapkan hadits yang bertentangan dengan ajaran al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai