Segala puji bagi, Allah yang telah memberikan nikmat sehah dan
kesempatan-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan penulisan makalah untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Ilmu Hadits” dengan judul “Konsep
Kritik Matan”
Kami menyadari sepenuuhnya bahwa, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu dan wawasan bagi kita semua, juga
perkembangan dalam pendidikan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah............................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Pengertian dan Sejarah Kritik Matan Hadits..........................................5
B. Tujuan Dan Manfaat Kritik Matan Hadits..............................................9
C. Langkah-Langkah Penelitian Matan Hadits..........................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits selalu menjadi bahan rujukan kedua setelah al-Qur’an dan
pemalsuan.
tentu hal yang paling tepat ialah memilih dan memilah hadits yang benar-
benar aman untuk ‘dikonsumsi’ oleh umat Islam, terlebih hadits yang
membahas masalah ibadah atau praktik ajaran Islam secara umum. Karena
harus diakui bahwa banyak hadits yang dianggap shahih dan siap
dikonsumsi, namun belum tentu shahih dan siap saji. Semua ini dilatari
1
Masrukhin Muhsin,”KRITIK MATAN HADIS” Studi Komparatif antara al-A’azami dan
G.H.A Juynboll”, 2016 ,Vol.02, no.1.hal 48.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah kritik matan hadits?
2. Apa tujuan dan manfaat kritik matan hadits?
3. Apa langkah-langkah penelitian matan hadits?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah kritik matan hadits.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kritik matan hadits.
3. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah penelitian matan hadits.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kembali kepada Nabi, melainkan menanyakan dengan orang yang ikut
mendengar atau melihat ḥadῑṡ itu berasal dari Nabi. Kritik matan pada
masa Nabi saw, lebih mudah dilakukan dibandingkan kritik matan setelah
masa sahabat. Pada masa Nabi saw, sahabat yang menemukan
“kejanggalan” atau kesulitan dalam memahami perkataan atau perbuatan
Nabi dapat langsung menanyakan kepada Nabi saw dan menerima
penjelasan apa yang dimaksud dengan perkataan atau perbuatan beliau,
karena Nabi sawadalah sebagai subyek yang paling mengetahui maksud
tindakan atau perkataan beliau.Motif kritik pemberitaan ḥadῑs bercorak
konfirmasi, klarifikasi dan upaya memperoleh testimoni yang target
akhirnya menguji validitas keterpecayaan berita (al-Istisaq). Kritik
bermotif konfirmasi, yakni upaya menjaga kebenaran dan keabsahan
berita, antara lain terbaca pada kronologi kejadian yang diriwayatkan
Aisyah r.a merupakan salah satu dari para sahabat yang paling banyak
mengetahui hal tersebut.“Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sa'id
bin Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Umar
berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Mulaikah bahwa Aisyah
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang
tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata:
maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala berfirman:
"Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata: Maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang
dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang
didebat hisabnya pasti celaka".
Berdasarkan kejadian tersebut dapatlah dikatakan bahwa penelitian
ḥadῑṡ telah dimulai dalam bentuk yang sederhana dimasa hidup Nabi
saw. Praktik merujuk kepada Nabi ini dengan sendirinya berhenti
dengan wafatnya beliau. Tetapi adalah kewajiban individu, masyarakat
dan negara Islām untuk mengikuti jejak Nabi. Konsekuensinya, mereka
6
harus bersikap sangat berhatihati dalam menisbatkan pernyataan-
pernyataan dari Nabi, dan harus menelitinya dengan cermat.Upaya
kritik matan terhadap sabda Nabi Saw pada masa sahabat adalah dengan
cara meneliti kandungan sabda Nabi Saw dengan cara
menyesuaikannya dengan apa yang pernah didengar sendiri oleh
sahabat, kemudian membandingkannya dengan al-Qur’an.
Pada masa ini, terdapat tiga alas an utama para ahli hadits dalam
perintah Umar bin Abdul al-‘Aziz. Kedua, lahirnya ilmu kritik hadits
7
sanad. Ketiga, lahirnya semangat kuat untuk melakukan pelacakan
atau harus mardud (ditolak).3 Pada masa ini, para tabiin melakukan
3
Hasjim Abbas, Kritik Matan Hadis: Versi Muhadditsin dan Fuqaha. Cet I, (Yogyakarta:
Teras, 2004), hal. 13
8
3) Pembelaan terhadap Aliran Geografis.Ingin Mendekati Penguasa.
Yakni ia akan membuat ḥadῑṡ palsu yang sesuai dengan keinginan
penguasa yang dimaksudkan, sebagai upaya untuk meraih harta dan
jawaban. Mencari Pendukung (Massa). Motif ini termasuk duniawi,
sebab periwayat (pemalsu) ḥadῑs akan merasa gagah dan bangga
terhadap dirinya sendiri,tatkal banyak orang berdatangan
kepadanya untuk meriwayatkan haditsdarinya
4
Umi Sumbulah, Kritik Hadis: Pendekatan Historis Metodologis, (Malang: UIN Press,
2008), hal 26
9
Kegiatan kritik matan penting dilakukan, karena terdapat fungsi di
dalamnya yaitu: Pertama, Sebagai langkah menghindari sikap ceroboh dan
berlebihan dalam meriwayatkan hadis karena adanya ukuran-ukuran
tertentu dalam metodologi kritik matan. Kedua, Sebagai langkah alternatif
menghadapi kemungkinan adanya kesalahan pada diri para periwayat.
Ketiga, Sebagai usaha menghadapi musuh-musuh Islam yang memalsukan
hadis dengan menggunakan sanad sahih. Keempat, Menghadapi
kemungkinan terjadinya kontradiksi antara beberapa riwayat5
5
Al-Vidatuz Zuhriah, KRITIK MATAN DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN
HADIS: Studi Hadis Puasa Daud,hal 9.
10
Sedangkan Arifudin Ahmad mengatakan bahwa faktor yang menjadi
kesulitan dalam penelitian matan hadis ada 3 :
1. Keadaan matan hadis tidak dapat dilepaskan dari pengaruh keadaan
sanad.
2. Adanya periwayatan secara makna.
3. Kandungan matan hadis.
Sedangkan menurut al-Idlibi faktor kesulitan dalam meneliti matan
hadis ada 3 :
1. Kitab-kitab yang membahas kritik matan hadis sangat langka.
2. Pembahasan matan hadis pada kitab-kitab tertentu termuat di
berbagai bab yang bertebaran sehingga sulit dikaji secara khusus.
3. dan adanya kekhawatiran menyatakan sesuatu sebagai bukan hadis
padahal hadis atau menyatakan hadis padahal bukan hadis.
Adapun tujuan pokok dari penelitian hadis, baik sanad maupun
matan adalah untuk mengetahui kualitas hadis yang diteliti tersebut.
Karena kualitas hadis sangat erat kaitannya dengan kehujjahan hadis itu
sendiri. Hadis yang kualitasnya tidak memenuhi syarat maka tidak bisa
dijadikan hujjah. Pemenuhan syarat diperlukan karena hadis merupakan
salah satu sumber ajaran Islam. Penggunaan hadis yang kualitasnya tidak
memenuhi syarat maka akan dapat mengakibatkan ajaran Islam tidak
sesuai dengan apa yang seharusnya. Untuk menyatakan bahwa suatu
matan hadis itu sahih atau tidaknya, maka para ulama memberikan tolak
ukur penelitian matan (ma‘ayir an-naqd al-matn) terhadap penelitian
matan, dalam hal ini M. Syuhudi Ismail mengajukan langkah-langkah
metodologis kegiatan penelitian matan hadis yaitu:
1. Meneliti matan hadis dengan melihat kualitas sanadnya.
2. Meneliti susunan lafal berbagai matan hadis yang semakna, dan
3. Meneliti kandungan matan hadis.
Dengan menempuh ketiga langkah tersebut diharapkan segi-segi
penting yang harus diteliti pada matan hadis dapat membuahkan hasil
penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Baik secara ilmiah maupun
11
secara agama. Berbagai kaedahdan istilah yang berkaitan dengan langkah-
langkah tersebut memang sangat sulit untuk diterangkan secara rinci.
Kesulitan itu tidak hanya disebabkan oleh banyaknya halaman uraian yang
diperlukan saja, tetapi juga oleh adanya kekhawatiran bahwa bila uraian
berbagai kaedah dan istilah itu dikemukakan secara panjang lebar, maka
langkah-langkah penelitian yang menjadi pokok kajian akan tenggelam
oleh penjelasan-penjelasan itu. Walaupun demikian, akan dibahas
seperlunya sejumlah kaedah dan istilah yang dapat mempermudah
pemahaman tentang langkah-langkah yang dimaksud dalam hal ini.
Sementara itu, menurut Arifuddin Ahmad bahwa langkah-langkah
penelitian matan ada 4, yaitu 3 sama seperti M. Syuhudi Ismail, dan satu
lagi dengan menambahkan kaedah kesahihan matan sebagia acuan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai bahwa Kritik matan hadits adalah kegiatan yang mempunyai cara-cara
sistimatis dalam mengkaji dan menelusuri kebenaran suatu hadits, sehingga
ditemukan status hadits sahih dan tidak sahih dari segi matannya, juga
dimaksudkan sebagai pengecekan kembali kebenaran sumber hadits yang
disandarkan kepada Nabi atau tidak dan kegiatan kritk matan memang sudah
ada sejak zaman Nabi masih hidup. Adapun manfaat penelitian kritik hadits
ini adalah untuk mengetahui kualitas hadits yang diteliti.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu masih banyak sekali kekurangan-
kekurangan yang ada. Untuk itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari bapak dan ibu, guna perbaikan untuk penulisan
berikutnya. Namun demikian kami berharap dengan adanya makalah yang
sederhana ini dapat sedikit membantu menambah ilmu dan wawasan kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
14