Anda di halaman 1dari 1

Prosesi ritual kadi’uana liwu dipimpin oleh ketua adat kelurahan lowu-lowu, Ketua adat

menuju lokasi ritual yang terdapat sebuah titik mata air. Mata air ini dapat terlihat saat air laut
surut dengaan arus air yang relatif stabil. Setelah mencapai mata air ketua adat akan
meletakan tahu menenggelamkan bokoho. Bokoho merupakan sebuah wadah yang terbuat
dari kuningan. Peletakan bokoho ini bertujuan sebagai pusat doa yang akan dilafalkan oleh
ketua adat. Doa yang dilafalkan adalah doa penolak bala, memperlancar rejeki dan doa doa
lainnya. Setelah pembacaan doa di atas bokoho, ketua adat akan mengambil air yang ada
dalam bokoho dan menyiramkannya kepada masyarakat yang hadir. Penyiraman yang
dilkaukan ketua adat ini sekaligus pertanda bahwa proses kadi’uana liwu dapat dilakukan
oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengambil air doa selama proses ritual untuk
dibawa pulang. Namun, hanya air yang berada dalam bokoho atau yang mengalir tepat di atas
bokoh oleh yang dapat di ambil karena bokoho dipercaya sebagai wadah dari doa yang telah
dilafalkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai