TELUR
Dosen Pengampu :
Dewi Marfu’ah Kurniawati, S.Gz, M.Gizi
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Fitriyono Ayustaningwarno, STP, M.Si
Disusun oleh :
Kelompok A2
Telur merupakan bahan pangan bernilai gizi tinggi karena kandungan proteinnya
yang sempurna, yaitu vitamin A, tiamin, riboflavin, dan vitamin D. Telur unggas
berbentuk agak bulat sampai lonjong dengan warna putih, coklat, biru atau berbintik-
bintik dan permukaan kulit telur agak kasar sampai halus. Tiap-tiap jenis telur
mempunyai karakteristik warna ukuran, dan berat tertentu.
Telur tersusun dari kulit, kantung udara, dan isi yang terdiri putih telur dan
kuning telur. Kulit telur mempunyai tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk melindungi
isi telur dari pengaruh luar. Pada kulit telur sebelah dalam terdapat 2 lapisan membran
yang terpisah pada ujung telur yang tumpul dan membentuk kantung udara. Putih telur
tersusun dari 3 lapisan yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer dalam.
Kuning telur dibungkus oleh membrane vitelina atau membrane kuning telur.
Kuning telur tersusun dari lapisan gelap (kuning) dan lapisan terang (putih) secara
bergantian. Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat
pertumbuhna awal embrio). Kuning telur diikat oleh kalaza sehingga kedudukan kuning
telur tetap stabil ditengah-tengah. Adanya latebra menyebabkan blastoderm tetap
dipermukaan sebelah atas kuning telur.
Mutu telur segar menurut ukuran atau berat telur terdiri dari jumbo (30
ons/dusin), extra large (27 ons/dusin), large (24ons/dusin), medium (21 ons/dusin),
small (19 ons/dusin) dan pewee (15 ons/dusin). Telur yang masih segar akan lebih berat
dari pada telur yang sudah lama disimpan. Mutu telur dapat diketahui melalui
pengamatan subyektif berdasarkan kondisi kulit (kebersihan, keretakan, bentuk, dan
tekstur/kekerasan), kantung udara (kedalaman, volume, dan posisi) serta isi telur
(kejernihan/kebersihan dan ketegaran). Penentuan mutu telur utuh sering dilakukan
dengan cara candling yaitu pengamatan kondisi telur utuh dengan bantuan sumber sinar
yang cukup sebagai latar belakang.
Telur dapat diklasifikasikan menjadi telur kosong, telur mati dan telur hidup
melalui metode candling. Penampakan telur kosong yaitu pada bagian dalam tampak
jernih, tanpa ada serabut-serabut urat, rongga udara tidak terdapat perubahan dan tidak
tampak adanya kehidupan. Kuning telur dikeluarkan dari mesin tetas dan masih baik
untuk dikonsumsi. Telur mati ditandai dengan bintik hitam atau pelangi warna merah
dan tidak menunjukkan adanya pergerakan dari kehidupan. Telur yang sudah yakin mati
dapat langsung dikeluarkan dari mesin tetas, akan tetapi telur yang masih meragukan
statusnya dibiarkan dulu dengan diberi tanda khusus. Sedangkan Ditandai dengan
adanya serabut urat, rongga udara meluas dan tampak adanya kehidupan di dalam telur.
Selain dapat ditentukan secara subyektif, mutu telur juga dapat ditentukan secara
obyektif dengan mengukur kedalaman kantung udara, indeks putih telur (albumen),
indeks kuning telur (yolk), nilai Z, dan unit Haug merupakan pengukuran tidak
langsung terhadap ketegaran putih telur atau kuning telur. Indeks kuning telur adalah
tinggi kuning telur dibagi garis tengah kuning telur. Unit Haugh adalah tinggi putih telur
yang kental dibagi berat telur utuh. Dalam penilaian mutu telur, juga sering dilakukan
pengukuran porasitas kulit. Porasitas kulit berhubungan dengan kehilangan berat telur
selama penyimpanan.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Bentuk Telur
1. Mengamati warna dan kekasaran pada telur ayam ras dan telur bebek
2. Mengukur dan mengamati panjang telur ayam ras dan telur bebek dengan
jangka sorong
3. Mengukur dan mengamati lebar telur ayam ras dan telur bebek dengan
jangka sorong
1. Menaruh telur ayam ras dan telur bebek di atas alat Candling
2. Mengamati keadaan kulit telur ayam ras dan telur bebek yaitu kebersihan
kulit telur dan keretakan kulit telur
7. Menghitung unit haugh telur ayam ras dan telur bebek, dengan
menggunakan rumus :
G(30 W ¿¿ 0 , 37−100)
Unit Haugh = 100 log h – ¿ + 1,9
100
Keterangan:
H = tinggi putih telur tebal (mm)
W = berat telur utuh (gram)
G = 32
8. Mencatat seluruh hasil pengamatan
c. Porositas Telur
1. Menyelupkan telur ayam ras dan telur bebek kedalam larutan biru metilen
atau violet kristal
2. Mengangkat telur ayam ras dan telur bebek dari larutan biru metilen atau
violet kristal
3. Memecahkan telur ayam ras dan telur bebek
4. Mengamati bintik yang terdapat pada bagian dalam cangkang telur ayam
ras dan telur bebek
5. Mencatat seluruh hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN
Sedikit P: 5,99 cm
1. Telur Ayam Ras Coklat 68 gram Jumbo
Berpori L: 4,49 cm
Biru P: 5,85 cm
2. Telur Bebek Halus 70 gram Jumbo
Kehijauan L: 4,57 cm
F. PEMBAHASAN
1. Pengamatan Bentuk dan Struktur Fisik
a. Pembahasan Hasil Pengamatan Tabel 1
Dari tabel tersebut, maka dapat dikategorikan telur ayam ras memiliki mutu
III dan telur bebek memiliki mutu I.
G. SIMPULAN
1. Kualitas cangkang telur dapat dipengaruhi oleh lama penyimpanan
2. Telur tersusun atas tiga bagian yaitu cangkang, putih telur, dan kuning telur dengan
persentase tertinggi terdapat pada putih telur.
3. Telur bebek memiliki mutu yang lebih tinggi dari telur ayam ras dilihat dari keadaan
kulit, keretakan, kantung udara, posisi kuning telur, indeks kuning telur dan unit
haugh.
4. Telur ayam ras memiliki porositas kulit yang lebih banyak dibandingkan dengan telur
bebek. Hal tersebut menandakan bahwa telur ayam ras memiliki kualitas mutu yang
lebih rendah dibandingkan dengan telur bebek.
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Manab A, Sawitri M, Al Awwaly K. Edible Film Protein Whey. Malang: UB Press;
2017.
2. Djailani M. Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum
Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.). Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang. 2015;23(1).
3. Refriyetni W. Mutu Fisik Telur Ayam Ras (Studi Kasus di Pasar Simpang Baru Kota
Pekanbaru). Skripsi. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. 2011;.
4. Distya Y, Diana Sari Z, Edta Putra B. “Egg-Granding” Mesin Klasifikasi Telur
Ayam (Berat Telur dan Telur Rusak) Otomatis Berbasis Microcontroller. Jurusan
Teknik Mesin , Universitas Negeri Surabaya. 2019;.
5. Tim Dapur Demedia. Lauk Lezat dan Praktis dari Telur. Jakarta: Demedia Pustaka;
2010.
6. Restiadi T. Pakan Alternatif dan Pengaruhnya pada Produktivitas Itik Lokal. Jawa
Barat: Pantera Publishing; 2020.
10. Thohari I. Teknologi Penglahan & Pengawetan Telur. Malang: UB Press; 2018.
12. Usman, Dody, et al. "Analisa Kandungan Salmonella SP pada Telur Mentah dan
Telur Setengah Matang pada Warung Kopi di Jalan Samanhudi Kelurahan Hamdan
Kecamatan Medan Maimun Tahun 2013." Lingkungan dan Keselamatan Kerja, vol.
3, no. 1, 2014.
13. Tim Redaksi Agro Media. Sukses Menetaskan telur Ayam. Agro Media Pustaka;
2005.
14. Setiawati T, Afnan R, Ulupi N. Performa Produksi dan Kualitas Telur Ayam Petelur
pada Sistem Litter dan Cage dengan Suhu Kandang Berbeda. J Ilmu Produksi dan
Teknol Has Peternak. 2016;4(1):197–203.
15. Meliyati N, Nova K, Septinova D. Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan
Penetasan Kombinasi terhadap fertilitas dan Daya Tetas. J Ilm Peternak Terpadu.
2012;1.
16. Nawawi MZ, Rahmat RF, Syahputra MF. Klasifikasi Telur Fertil dan Infertil
Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Multilayer Perceptron Berdasarkan Ekstraksi
Fitur Warna dan Bentuk. J Teknol Inf dan Komun. 2015;4(2):100–9.
17. Ora FH. Buku Ajar Struktur & Komponen Telur. Yogyakarta: Deepublish; 2015.
120 p.
18. Boimau H, Detha A, Wuri D. Pengaruh penggunaan asap cair terhadap masa simpan
telur ayam ras yang di amati melaui cemaran mikroba, indeks kuning telur (ikt),
indeks putih telur (ipt) dan haugh unit (hu). jvn [Internet]. 16Dec.2019 [cited
7Nov.2020];2(2):104-17. Doi: http://ejurnal.undana.ac.id/jvn/article/view/1823
20. Sholehah F, Thohari I, Jaya F. Pengaruh Penambahan Sari Lengkuas Merah (Alpinia
purpurata K. Schum) dan Lama Simpan Telur Asin terhadap Total Organisme,
Aktifitas Antioksidan, Aktifitas Air dan Tekstur. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Ternak. 2015;Vol. 10, No. 2(1978 - 0303).
21. Dewi K. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam
Kampung dan Ayam Lohman Brown. Majalah ilmiah Peternakan. 2020;Vol. 2 No.
1(0853-8999).
c. Porositas Telur