Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PERGAULAN BEBAS

Karya Tulis Diajukan dalam Rangka Memenuhi


salah satu Tugas Akhir Sekolah

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
SITI YUYUN RAHAYU
Kelas :
IPA XII
NIS/NISN :
0051833753

JALAN PENDIDIKAN NO.5 MAUK KABUPATEN TANGERANG


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah ini telah disahkan dan di uji oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Pengaruh Pergaulan Bebas” dengan tepat sesuai waktu yang
telah ditentukan.

Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Hj.Herlina, S.Pd selaku Guru yang
telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini

Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.

Semoga apa yang ada di dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi teman
sekalian. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak
berkenan. Terima kasih.

Tangerang, 22 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
A. Teori Sosiologis ................................................................................................. 3
B. Teori Psikologis ................................................................................................. 3
C. Teori Biologis .................................................................................................... 4
BAB III ......................................................................................................................... 5
A. Pengertian Pergaulan Bebas ............................................................................... 5
B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan Bebas .......................................................... 5
C. Dampak Pergaulan Bebas .................................................................................. 8
D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas ................................................ 9
1. Menegakkan Aturan Hukum .......................................................................... 9
2. Sosialisasi ....................................................................................................... 9
3. Memperbaiki cara pandang .......................................................................... 10
4. Menjaga keseimbangan pola hidup .............................................................. 10
5. Banyak membaca buku ................................................................................ 10
6. Memiliki pemikiran untuk masa depan ........................................................ 10
7. Tidak menjadikan gaya hidup sebagai pegangan hidup ............................... 11
BAB IV ....................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12

iii
B. Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat berbagai fakta yang terjadi di negara Indonesia saat ini, banyak pemuda
dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzianaan, bahkan seks bebas. Faktor
utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang batas-batas
pergaulan antara pria dan wanita. Selain itu, kelemahan iman dalam arus modernisasi
global memungkinkan budaya asing masuk tanpa seleksi. Anak remaja saat ini sering
menyalahartikan bahwa kebebasan adalah hak masing-masing untuk melakukan apa
yang diinginkan. Seks bebas salah satu contoh yang sering terjadi pada anak remaja
saat ini.

Para remaja biasanya melakukan hal-hal itu karena rasa ingin tahu dan
keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Setelah melihat adegan yang melanggar
agama, nafsu remaja tersebut akhirnya bergerak dan ingin mencoba melakukan hal
yang sama dengan pasangannya. Dilansir pada news.solopos.com menyatakan bahwa
BKKBN mendata remaja di Indonesia yang telah melakukan hubungan suami istri.
Pada remaja usia 16-17 tahun berjumlah 60% remaja yang melakukan hubungan
seksual, usia 14-15 tahun ada sebanyak 20%, dan pada usia 19-20 sebanyak 20%.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)


Indonesia mengatakan bahwa tingkat kasus perkawinan anak di Indonesia sudah
sangat tinggi. Dari data yang dikumpulkan oleh pengadilan agama mengenai
permohonan perkawinan usia anak tercatat 65 ribu kasus pada tahun 2021 dan 55 ribu
kasus pada tahun 2022. Berikut data kasus perkawinan anak sebelum umur 18 tahun:

1
Proporsi Perempuan Umur 20-24
Tahun Yang Berstatus Kawin Atau
Berstatus Hidup Bersama Sebelum
Umur 18 Tahun Menurut Daerah…
15.24 13.73
12.06 10.35 9.23 8.06
6.82 6.12 5.12

PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN +


PERDESAAN
2020 2021 2022

Sumber: BPS, 2023 (data diolah)

Dengan demikian penulis mencoba mengangkat judul “Pengaruh Pergaulan


Bebas” untuk memberi tahu pembaca terutama kepada para remaja. Untuk dapat
menghindari dan memahami efek dari pergaulan bebas ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan masalah, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas?


2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas?
3. Apa bahaya dan dampak dari pergaulan bebas?
4. Bagaimana solusi dan upaya dalam mencegah pergaulan bebas?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian pergaulan bebas.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas.
3. Untuk mengetahui bahaya dan dampak dari pergaulan bebas.
4. Untuk mengetahui bagaimana solusi dan upaya dalam mencegah pergaulan
bebas.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Sosiologis

Teori ini mengemukakan bahwa pergaulan bebas terjadi karena adanya


perubahan sosial yang cepat. Perubahan sosial ini dapat menyebabkan kebingungan
dan disorientasi pada remaja sehingga para remaja tersebut rentan untuk terjerumus
dalam pergaulan bebas. Menurut Tari & Tafonao (2019) tentang analisis sisiologis
tentang peran pemerintah dalam menata kehidupan masyarakat. Pemerintah modern
bertanggung jawab atas kepentingan sosial, kualitas hidup, dan pembangunan hidup
masyarakat.

Anak-anak remaja harus diberikan perhatian khusus karena mereka adalah


bagian dari masyarakat itu sendiri dan harus diajarkan tentang peran dan tanggung
jawab para remaja sebagai anggota masyarakat yang dapat membantu pembangunan
lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Robert K, Merton (1967) perilaku
menyimpang akibat dari ketidakseimbangan antara tujuan dan cara yang digunakan
dalam mencapainya.

Pandangan Edwin M, Lemert labeling atau stigmasi masyarakat dapat


menyebabkan perilaku menyimpang. Contoh dalam konteks seks bebas, orang yang
melakukan perilaku ini dapat dikucilkan atau dianggap sebagai orang yang tidak
normal oleh masyarakat. Hal ini dapat memperkuat perilaku menyimpang karena
orang yang sudah dianggap tidak normal cenderung melakukan perilaku yang sesuai
dengan label tersebut.

B. Teori Psikologis

Dalam teori ini mengemukakan bahwa pergaulan bebas terjadi karena adanya
masalah-masalah psikologis yang dialami oleh remaja. Masalah-masalah psikologis ini dapat
berupa masalah keluarga, kepribadian, atau masalah mental. Beberapa teori psikologis yang
dapat dihubungkan dengan pergaulan bebas antara lain:

3
1. Teori Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) merupakan pendekatan
behavioral kognitif yang dapat digunakan dalam konseling untuk membantu
individu mengatasi kecemasan dan perilaku menyimpang, termasuk pergaulan
bebas.
2. Psikologi Sosial mempunyai peran penting dalam menentukan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh remaja, termasuk pergaulan bebas. Psikologi
social dapat membantu dalam memahami motivasi remaja dalam melakukan
pergaulan bebas serta dampak psikologis yang timbul dari perilaku tersebut.
3. Pengaruh trauma, dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi,
perkembangan karakter yang terganggu, kecemasan, dan rasa bersalah. Remaja
yang terlibat dalam pergaulan bebas juga rentan mengalami trauma, baik fisik
maupunmental.

C. Teori Biologis

Di teori ini pergaulan bebas disebabkan oleh faktor-faktor biologis yang


mempengaruhi perilaku remaja seperti hormone, genetika, atau kondisi kesehatan.
Pada masa remaja, perubahan hormonal dan perkembangan fisik mempengaruhi
perilaku remaja, termasuk konteks pergaulan bebas. Menurut Kartono (2017) faktor
biologis atau keturunan dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan kenakalan dan
kejahatan. Sifat dari orang tua atau keluarga juga dapat mempengaruhi anak remaja
dalam berperilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma sosial.

Dalam ilmu kedokteran (biologis) remaja disebut sebagai fase perkembangan


fsik dimana alat kelamin manusia mencapai kematangannya sehingga rasa seksual
pada remaja itu mulai tampak pada para remaja.

4
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan adalah kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Pergaulan juga


merupakan hak asasi manusia yang tidak boleh dibatasi, termasuk dengan melakukan
diskriminasi. Namun, pergaulan harus tetap mematuhi norma hukum, agama, budaya,
kesopanan, dan bermasyarakat. Jika pergaulan bebas namun teratur dan dibatasi oleh
aturan-aturan dan norma-norma tersebut, maka tidak akan menimbulkan ekses-ekses
seperti saat ini.

Pergaulan bebas sering diartikan sebagai pergaulan yang melanggar norma-


norma yang berlaku. Pergaulan bebas juga sering disebut sebagai pergaulan liar.
Namun, pergaulan bebas juga bisa membawa pengaruh positif, yaitu kebebasan untuk
berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Misalnya,
orang kulit putih bisa berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia bisa
berteman dengan orang Malaysia, dan lain sebagainya.

Pergaulan bebas dapat dikategorikan negatif jika telah menjerumuskan


seseorang ke dalam perilaku menyimpang, yaitu pergaulan yang melanggar norma-
norma ketimuran. Masalah pergaulan bebas ini sering terjadi di masyarakat, baik di
lingkungan maupun di media massa. Remaja adalah individu yang labil dan emosinya
mudah tidak terkendali. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja terjerumus ke
dalam pergaulan bebas antara lain masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman. Hal ini dapat mengurangi potensi generasi muda
Indonesia dalam kemajuan bangsa.

B. Faktor-faktor Penyebab Pergaulan Bebas

Dalam perkembangan kehidupan zaman yang telah maju ini meiliki dampak
bagi masyarakat, terutama dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan remaja saat

5
ini telah melampaui batas norma yang telah ditetapkan. Banyaknya penyimpangan
yang dilakukan oleh remaja, seperti seks bebas. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika jumlah HIV/AIDS dan kehamilan di luar nikah, terutama dikalangan remaja dan
anak sekolah, semakin meningkat. Adapun beberapa faktor yang mendorong para
remaja untuk melakukan pergaulan bebas sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat pendidikan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi seseorang, dan memiliki


pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan remaja tersebut.
Jika tingkat pendidikan rendah, seseorang akan lebih mudah terpengaruh
untuk terlibat dalam pergaulan bebas. Sebagai contoh, jika orang tua
memberikan izin kepada anak mereka untuk berpacaran tetapi tidak
melakukan pengawasan yang memadai, anak tersebut dapat terlibat
dalam hubungan seks bebas dan mengalami kehamilan di luar nikah.

2. Keluarga Broken Home

kondisi keluarga yang tidak harmonis atau broken home juga menjadi
penyebab terjadinya pergaulan bebas. Broken home tidak selalu
dikaitkan dengan perceraian orangtua tetapi bisa saja kondisi keluarga
dimana selalu ada pertengkaran sehingga kondisi rumah sudah tidak lagi
nyaman.

Pada umumnya keadaan ini membuat mereka kurang mendapat


perhatian dari kedua orangtuanya dan kurang perhatian dari kedua
orangtuanya. Hal tersebut menyebabkan seseorang yang dalam kondisi
keluarga broken home akan mencari pelampiasan atau pelarian agar
mendapat perhatian dan kasih sayang diluar rumah, salah satunya ke hal
negatif seperti pergaulan bebas.

3. Ekonomi Keluarga

6
Ekonomi Keluarga yang kurang berkecukupan beresiko membuat
seseorang putus sekolah. Apalagi kondisi keluarga yang tidak
mendukung dan tidak berusaha, sehingga membuat anak menjadi liar
kemudian bergabung bersama anak-anak lain yang senasib dengannya
tentunya akan menyebabkan seorang anak tanpa sadar terjerumus dalam
pergaulan bebas karena kurangnya ilmu dan pendidikan.

4. Salah Bergaul

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja jika
remaja salah dalam memilih teman dekatnya maka dapat berakibat
fatal.di tengah arus globalisasi ini para remaja harus selektif dalam
memilih teman agar tidak merusak masa depan.

5. Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah


budaya orang muda zaman sekarang. Para remaja merasa pergaulan
bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya
bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada
dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.

6. Penyalahgunaan internet

Internet sangat membantu jika digunakan sesuai dengan kebutuhan,


namun jika internet digunakan untuk melihat sesuatu yang tidak pantas
maka akan sangat berdampak bagi seseorang. Dengan melihat konten
yang tidak pantas, seseorang beresiko untuk meniru apa yang dia lihat
terutama anak-anak yang belum tahu bahwa itu adalah salah. Maka dari
itu pengawasan dan pendampingan orangtua terhadap anak sangat
diperlukan ketika anak sedang menggunakan internet.

7. Kurang Wawasan Agama

7
Kurangnya wawasan agama dan pengetahuan mengenai agama
membuat seseorang banyak yang gagal mengidentifikasi hal-hal yang
tidak sesuai dengan norma dan ajaran agama. Maka dari itu pelajaran
agama sangat penting untuk dipelajari sedari kecil, sehingga selalu
senantiasa dekat dengan Tuhan, melaksanakan perintah Tuhan dan
menjauhi larangan yang ada.

C. Dampak Pergaulan Bebas

Dengan faktor-faktor penyebab yang dapat menyebabkan seorang anak


melakukan pergaulan bebas ada pula dampak yang bisa ia rasakan jika sudah terlanjur
terjerumus kedalam hal-hal negatif, Berikut adalah di antaranya.
1. Seseorang yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan diluar
nikah bahkan para pelaku nya dapat menggugurkan bayi nya alias
melakukan aborsi yang merupakan tindakan yang sangat tidak terpuji dan
meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV AIDS, epilepsi hingga
herpes.
2. Remaja yang mencoba mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang
dapat merusak kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang, jika
menggunakan obat-obatan terlarang secara bersama sama bahkan dapat
meningkatkan kemungkinan penyebab HIV AIDS bahkan menyebabkan
kematian.
3. Meningkatkan risiko kriminalitas pada anak remaja untuk memenuhi
keinginannya. Seperti merampok, mencuri hingga membunuh. Seseorang
yang sudah memiliki ketergantungan terhadap narkoba akan menghalalkan
segala cara untuk tetap bisa menggunakan narkoba bahkan disaat dia tidak
memiliki uang, maka ia akan mencuri atau merampok.
4. Dilihat dari segi agama, tentunya remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas
dan melakukan perilaku menyimpang akan mendapatkan dosa berat.

8
5. Remaja yang sudah terlibat dalam pergaulan bebas dan memiliki perilaku
yang menyimpang biasanya tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
untuk berhubungan baik dengan keluarga, teman bahkan bersosialisasi di
masyarakat. Jika itu terjadi, sikap anak akan kurang ajar, mudah marah dan
tidak hormat. Meskipun bukan merupakan keluarga yang broken home tetapi
jika anak tersebut sudah terjerumus dalam pergaulan bebas maka ia akan
menjadi anak yang membangkang pada orang tua.
6. Karena pergaulan bebas, bisa mengganggu waktu belajar yang pada akhirnya
membuat prestasi di sekolah atau kampus menurun. Biasanya seseorang
yang sudah terjerumus pergaulan bebas akan lebih memilih untuk membolos
sekolah di warnet atau nongkrong bersama teman-teman yang sama-sama
kemudian melakukan hal-hal yang menyimpang.

D. Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan baik dimulai dari dalam diri atau
dengan bantuan lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman-teman yang baik,
sebagai berikut:
1. Menegakkan Aturan Hukum
Aturan hukum yang ditegakkan dengan tegas mampu memberikan efek jera
kepada pelaku pergaulan bebas sehingga berfungsi sebagai benteng untuk
menyelamatkan generasi muda yang lainnya.

2. Sosialisasi
Sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama
remaja semakin mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas,
batas-batas normal yang berlaku, latar belakang norma-norma, agama dan
pandangan masyarakat. Sebagai langkah pencegahan, sosialisasi ini bisa
dimulai dari lingkungan sekolah kemudian lingkungan RT atau RW atau

9
bisa dilakukan dalam keluarga secara rutin seperti orangtua yang
memberikan nasihat-nasihat.

3. Memperbaiki cara pandang


Dengan mengubah cara pandang kita, sebisa mungkin kita berpikir untuk
optimis dalam menghadapi apa yang terjadi dalam hidup ini. Apabila terjadi
kekecewaan dan kegagalan dalam diri sendiri atau dalam hal yang
diinginkan, coba untuk mencari semangat dari orang lain dan menanggapi
nya sebagai pembelajaran baru. Jangan mencari pelampiasan seperti alkohol.

4. Menjaga keseimbangan pola hidup


Dengan memiliki pola hidup yang baik dan tertata kamu bisa terhindar dari
pergaulan bebas karena kamu sibuk untuk melakukan manajemen waktu,
mengisi kegiatan dengan hal-hal yang positif dan belajar hal-hal baru.

5. Banyak membaca buku


Dengan membaca buku dapat memberikan wawasan luas, baik wawasan
dalam pelajaran disekolah atau wawasan akan kehidupan yang baik.
Membaca buku juga dapat membantu kamu mengisi waktu luang sehingga
tidak terpikirkan untuk melakukan hal-hal yang menyimpang.

6. Memiliki pemikiran untuk masa depan


Dengan kamu memikirkan masa depan kamu, kamu bisa memiliki cita-cita
dan harapan. Hal ini lah yang akan menjadi acuan untuk kamu selalu
bertindak dengan benar dan tidak menyimpang.

10
7. Tidak menjadikan gaya hidup sebagai pegangan hidup
Ketika kamu tidak bisa memiliki sesuatu yang menjadi tren nya, maka
jangan jadikan itu hal yang memalukan dan kamu harus memiliki itu. Kamu
harus masih bisa bersyukur dengan apa yang kamu miliki dan tidak
memaksakan jika tidak bisa kamu miliki. Maka kamu akan hidup lebih
tenang.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan


seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk
dari pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa
berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya
orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman
dengan orang Malaysia dan lain sebagainya.

Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur.

B. Saran

1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap

memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam

memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar

terhindar dari seks bebas.

2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,

belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan

ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul

12
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada

perilaku seks bebas.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yusuf, Bahaya Pergaulan Bebas, Jakarta: Media Dakwah, 1990.
Afianty, Raisa Dewi. (2014).Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-
Siswi Sekolah MenengahKejuruan 'X' Tentang NAPZA Di Kota
Bandung Tahun 2014. Tesis Pascasarjana, Universitas Kristen Maranatha.
Ali, Muhammad dan Asrori, M, Psikologi Remaja, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Anonim. (2011). Bahayanya pergaulan bebas di kalangan remaja
Gunarso, Singgih D. 1988. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Gramedia.
Husniaty, E. Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif dan Mandiri. Yogyakarta: Dozz
Publisher.
Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana Prenamedia Group,
2011.
Kartono, Kartini. 1988. Psikologi Remaja. Bandung: PT. Rosda Karya.
Kasim, Fajri. “Dampak Perilaku Seks Berisiko Terhadap Kesehatan Reproduksi Dan
Upaya Penanganannya (Studi Tentang Perilaku Seks Berisiko Pada Usia
Muda Di Aceh).” Jurnal Studi Pemuda 3, no. 1 (June 22, 2016): 39–48.
Monks, F. J. Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gajah Mada Univesrsitas Press, 1984.
Siti Suhaida, H. Jamaluddin Hos, Ambo Upe. “PERGAULAN BEBAS DI
KALANGAN PELAJAR (Studi Kasus Di Desa Masaloka Kecamatan
Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten Bomabana).” Jurnal Neo Societal 3,
no. 2 (April 25, 2018).

14

Anda mungkin juga menyukai