Anda di halaman 1dari 4

CIVICUS | FKIP UMMat

Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan


p-ISSN 2338-9680 | e-ISSN 2614-509X | Vol. 6 No. 2 September 2018, hal. 82-85

INTERAKSI ANTARA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN


GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

Arsyad Abd. Gani1


1
Dosen LLDIKTI VIII Denpasar di Program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Mataram,
arsyad.gani@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utilitas multimedia dan gaya
belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada IPS terpadu. Data dikumpulkan melalui
Diterima: 15-Agustus- survei beberapa bulan ke Sekolah Menengah Umum SMP Negeri 13 Mataram. Melibatkan
2018 108 siswa telah dipilih secara sistematis dari populasi target 240 siswa baik mereka yang
Disetujui: 18-September- gaya belajar visual atau pendengaran yang dipilih dengan cermat. Data dikumpulkan melalui
2018 tes prestasi belajar dan dianalisis secara statistik dengan menerapkan serangkaian
perhitungan Anova. Penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan multimedia secara
Kata Kunci:
efektif meningkatkan prestasi belajar siswa untuk kedua gaya belajar. Di sisi lain,
Pemanfaatan penggunaan media konvensional tidak membawa dampak signifikan terhadap prestasi
Media belajar siswa baik pada gaya belajar visual maupun auditori. Akhirnya, disarankan kepada
Gaya para guru terutama untuk memberikan banyak perhatian pada pemanfaatan multimedia
Belajar dalam pengajaran terutama dalam pengajaran ilmu sosial. Demikian pula, disarankan kepada
guru untuk mempertimbangkan gaya belajar siswa

Abstract: The research was aimed at finding out the effect of the utilities of multimedia and
the studHQWV OHDUQLQJ VW\OHV WRZDUGV WKH VWXGHQWV· OHDUQLQJ DFKLHYHPHQW RQ VRFLO VFLHQFH 7KH
data were collected through a couple of month surveys to the Public Secondary Schools of
SMP Negeri 13 Mataram. Involving 108 students had been sistematically selected from the
target population of 240 students either those who visual or auditory learning styles which
was selected carefully. The data were collected through learning achievement test and
analized statistically by applying a series of Anova computations. Research reveals that the
XVH RI PXOWLPHGLD ZDV HIIHFWLYHO\ LPSURYLQJ WKH VWXGHQWV· OHDUQLQJ DKLHYHPHQW IRU ERWK
styles of learning. On the other hand, the use of convensional media was not brought with it
DQ\ VLJQLILFDQW HIIHFW WR WKH VWXGHQWV· OHDUQLQJ DFKLHvement either on visual nor auditory
learning styles. Finally, it is suggested to the teachers especially in order to pay much
attention to the utilization of multimedia in teaching especially in teaching social science.
Similarly, it was also suggested to WKH WHDFKHUV LQ RUGHU WR WDNH LQWR DFFRXQW WKH VWXGHQWV·
learning styles

³³³³³³³³³³ ‹ ³³³³³³³³³³

Salah satu karakteristik belajar yang berkaitan dengan


A. LATAR BELAKANG menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi
Sebagaimana diketahui bahwa manusia memiliki otak tersebut adalah gaya belajar peserta didik. Gaya belajar
dengan karakteristik unik antara otak belahan kiri dan merupakan modalitas belajar yang sangat penting.
otak belahan kanan. Otak kanan memiliki karakteristik Sebagian peserta didik bisa belajar dengan sangat baik
Long term memory, sedangkan otak belahan kiri hanya dengan cara melihat orang lain melakukannya.
tergolong dalam Sort term memory. Gagasan terkait[1]: Para siswa menyukai cara penyajian informasi yang
(a) fungsi otak-pikiran sebagai sistem terbuka; (b) runtut. Selama pembelajaran, peserta didik suka
modalitas, kecerdasan, gaya belajar, dan kreativitas menulis apa yang dikatakan pendidik. Peserta didik
dalam belajar, serta cara-cara pengembangannya; (c) Visual ini berbeda dengan peserta didik Auditorial yang
pemanfaatan musik, suara, relaksasi, gambar, humor, mengandalkan kemampuan untuk mendengar.
dan mimpi untuk membangun suasana bermain dan Sedangkan peserta didik Kinestetik lebih suka belajar
belajar secara efektif serta mengasyikkan dengan anak- dengan cara terlibat langsung.
anak, tanpa mengurangi hakikat pembelajaran; serta (d) Hal tersebut sesuai pernyataan bahwa gaya belajar
aktivitas, kiat, dan saran yang mudah dilakukan untuk terhadap Mahasiswa Kelas A didominasi oleh gaya
mengembangkan kemampuan belajar dan mengakses belajar Visual (53%), Kelas B didominasi gaya belajar
informasi melalui seluruh modalitas belajar yang kita Auditorial (35%), dan Kelas C didominasi gaya belajar
miliki. didominasi Visual (29%). Secara keseluruhan,
82
Arsyad Abd. Gani, Pemanfaatan Media dan Gaya Belajar 83

kecenderungan gaya belajar Mahasiswa didominasi oleh guru pernah membuat media pembelajaran sendiri
tipe gaya belajar Visual sebesar 33%. Contoh (teachers made media). (3) 97% guru menggunakan alat
karakteristik pembelajaran yang cocok untuk mahasiswa peraga yang sudah tersedia di sekolah (ready made
visual adalah memotivasi mahasiswa untuk media). (4) 12% guru menggunakan media video dan
menggambarkan informasi, dengan membuat diagram, televisi (audio-visual media), dan (5) 9% guru
simbol dan gambar berwarna dalam catatan mahasiswa menggunakan media computer dan LCD projector[3].
Visual[1]. Demikian juga pendapat lain bahwa setiap Sehubungan dengan simpulan penelitian tersebut,
siswa, baik yang mempunyai gaya belajar auditorial, hasil observasi awal peneliti pada beberapa SMP yang
visual, ataupun kinestetik mempunyai tingkat ada di Kota Mataram bahwa mata pelajaran Ilmu
kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan Pengetahuan Sosial (IPS), guru sering kali menghadapi
masalah matematik yang sama. Selain itu, diketahui pula berbagai kendala dalam menyampaikan materi
bahwa semakin tinggi tingkat kemandirian belajar siswa, pembelajaran, khususnya dalam memilih media yang
maka semakin tinggi pula kemampuan pemecahan digunakan. Apalagi mata pelajaran IPS di SMP
masalah matematis siswa[2]. merupakan mata pelajaran non eksakta yang
Tantangan dunia pendidikan saat ini yaitu disampaikan secara terpadu terdiri dari materi Sejarah,
menerapkan sistem pendidikan yang memungkinkan Geografi dan Ekonomi. IPS oleh sebagian besar guru
optimalisasi seluruh otak sehingga penerimaan, dianggap cukup kompleks dan membutuhkan
pengolahan, penyimpanan dan penggunaan informasi pemahaman yang komprehensif pada semua sub mata
terjadi secara efisien. Optimalisasi otak pada dasarnya pelajaran. Luas dan bervariasinya materi ini
adalah menggunakan seluruh bagian otak secara membutuhkan kerja keras dengan menggunakan media
bersama-sama dengan melibatkan sebanyak mungkin yang menarik agar pembelajaran tidak membosankan.
alat indera secara serentak. Penggunaan berbagai media Salah satunya dengan memanfaatkan media elektronik
pembelajaran merupakan salah satu usaha (video/multimedia). Kesulitan guru dalam
membelajarkan seluruh bagian otak, baik otak kiri menyampaikan materi pelajaran secara terpadu tentu
maupun kanan, rasional maupun emosional, atau akan terus berlangsung apabila para guru khususnya
bahkan spiritual. Permainan warna, bentuk, tekstur dan guru IPS hanya menggunakan media konvensional.
suara sangat dianjurkan. Dalam proses pembelajaran Sejatinya, Guru hendaknya melakukan inovasi dalam
harus mampu menciptakan suasana gembira karena kegiatan pembelajarannya sehingga mampu
suasana gembira mempengaruhi cara kerja dalam meningkatkan minat dan kegemaran siswa dalam
memproses, menyimpan, mengolah dan memanfaatkan memahami ilmu-ilmu sosial.
informasi. Menurut beberapa siswa kelas IX SMP Negeri 15
Kondisi hereditas siswa yang memiliki karakteristik Mataram, para siswa kesulitan dengan luasnya materi
beragam dalam belajar juga menjadi salah satu aspek ajar yang harus dikuasai. Setiap pelajaran IPS, siswa
yang harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh para mesti menyiapkan empat LKS (LKS geografi, sejarah,
pendidik. Varian latar belakang siswa baik faktor ekonomi dan sosiologi). Demikian pula dengan tugas
internal maupun eksternal sesungguhnya menjadi salah yang diberikan guru. Setidaknya dalam satu semester,
satu aspek yang mutlak dijadikan pertimbangan. Secara siswa dihadapkan dengan empat tugas yang berbeda
internal, kemampuan siswa memahami pelajaran baik sesuai dengan topik yang dibahas. Masalah lainnya yaitu
yang mengandalkan indera penglihatan, indera pembelajaran yang membosankan karena biasanya
pendengaran maupun dengan gerakan fisik turut dialokasikan pada jam terakhir. Ketika guru bercerita,
berperan dalam menentukan siswa memahami pelajaran. banyak siswa mengantuk. Media pelajaran juga terbatas
Kehadiran media pembelajaran yang tepat dapat pada peta, globe dan gambar yang siswa ditugaskan
menjadi pemicu selain bagi perhatian siswa, daya untuk mencari sendiri. Selain itu, gaya belajar, minat
tangkap dan juga kuatnya pengalaman belajar tersimpan dan bakat siswa dalam pembelajaran IPS juga berpotensi
dalam memori siswa. memberikan masalah tersendiri dalam mendukung hasil
Guru di Kota Mataram dalam kenyataannya seringkali pembelajaran yang berkualitas dan bermakna.
menemukan kesulitan dalam memilih dan menggunakan
media pembelajaran, metode dan strategi yang B. METODE PENELITIAN
bagaimana yang paling tepat untuk membahas satu Penelitianmenggunakan metode kuantitatif. Tempat
materi pembelajaran, atau metode apakah yang paling penelitian di SMP Negeri 13 Mataram. Waktu penelitian
diminati oleh sebagian besar siswa, sehingga tercipta antara Oktober 2016 sampai dengan Desember2016.
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, edukatif, Populasi terjangkauSiswa kelas VIII SMP Negeri 13
menyenangkan, gembira dan berbobot. Mataramterdiri dari 224 orang siswa dengan gaya
Sebuah penelitian tentang penggunaan media pada belajar visual. Uji instrumen penelitian diambil 30 orang.
100 orang guru IPS yang dilaksanakan di Kota Mataram Sampel penelitian ini sebanyak108 orang yang dibagi
menyimpulkan lima hal utama, yaitu: (1) 55% guru menjadi 54 orang kelompok eksperimen (dibelajarkan
menggunakan media dalam pembelajaran IPS. (2) 23% dengan multimedia) dan 54 orang kelompok kontrol
84 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 82-85

(dibelajarkan dengan media konvensional). 3. Pada interaksi (AB) H0diterima


Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random Terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan
Sampling. gaya belajar terhadap hasil belajar siswa. Artinya
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen karakteristik perbedaan gaya belajar siswa pada setiap
tes hasil belajar dan angket gaya belajar. Data dianalisis media pembelajaran tidak sama. Dengan kata lain,
dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan perbedaan hasil belajar dari masing-masing media
statistik inferensial. Statistik inferensial, digunakan pada pembelajaran tidak konsisten pada masing-masing gaya
analisis yang berkaitan dengan uji persyaratan analisis belajar dan adanya perbedaan prestasi belajar dari
yaitu: (1) normalitas data; dan (2) homogenitas. Dan (3) masing-masing Gaya belajar tidak konsisten pada
Statistik multivariat, yakni teknik analisis yang akan masing-masing media pembelajaran.
digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan. 4. Terdapat pengaruh interaksi antara
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan melalui Uji F pemanfaatan media pembelajaran dan gaya
yang dilanjutkan dengan uji post-hoc atau Uji Tukey. belajar
Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil analisis data
pada uji ANAVA yang menunjukkan bahwa
C. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan FHitung (4,37) > F-tabel (3,94) nilai dengan
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan taraf signifikansi 0,05.
desain 2 x 2. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Hasil penelitian ini mendukung teori yang
perhitungan two ways ANAVA dengan sel yang sama. menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya
Berikut ringkasan hasil perhitungan Anava. merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara
Tabel 1 sumber belajar, guru, dan siswa. Interaksi komunikasi
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel itu dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan tatap
Sama muka maupun secara tidak langsung dengan
Ftabe Kepu menggunakan media, dimana sebelumnya telah
Sumber JK dK RK Fhitung
l tusan menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan
Media 172 1 172, 9,06 3,94 H0 tentunya. Siswa tidak dianggap sebagai objek yang tidak
Pembelaj ,79 79 ditola
aran (A) k tahu apa-apa. Siswa justru sebagai subjek yang memiliki
Gaya 253 1 253, 13,31 3,94 H0 latar belakang, minat, gaya belajar, karakteristik,
belajar ,72 72 ditola kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Guru
(B) k hendaknya mampu memahami perbedaan individu
Interaksi 83, 1 83,2 4,37 3,94 H0
(AB) 25 5 ditola siswa sehingga tujuan instruksional dapat tercapai
k dengan efektif[4]. Oleh karena itu, guru, media
Galat 198 104 19,0 - - - pembelajaran, serta perbedaan individu dalam hal ini
2,5 6
gaya belajar sebagai komponen yang saling
2
Total 24 107 - - - - mempengaruhi terhadap hasil belajar yang diperoleh
92, siswa. Siswa dengan gaya belajar visual cenderung
29 memiliki kemampuan fokus yang lebih baik. Demikian
pula siswa dengan gaya belajar auditory cenderung bisa
Mengacu pada tabel di atas dan kriteria pengujian
belajar dalam suasana bising dan mengandalkan
rata-rata serta interaksi, dapat disimpulkan sebagai
kemampuan mendengarnya untuk memperoleh
berikut:
pengalaman belajar[4].
1. Pada Media pembelajaran (A) H0 ditolak
Sebagaimana hasil penelitian lainnya bahwa seorang
Terdapat perbedaan efek media pembelajaran pada
yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-
kelompok siswa dengan media pembejaran muliti media
bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik,
dengan kelompok siswa dengan media pembelajaran
gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran
konvensional terhadap hasil belajarsiswa. Dengan kata
yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya.
lain, siswa yang diajarkan dengan media pembejaran
Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan
muliti media memiliki hasil belajar yang berbeda dari
bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan yang menjadi
siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran
kegemaran para pembelajar bergaya auditory[5].
konvensional.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa from the
2. Pada gaya belajar (B) H0 ditolak
perspective of students, being able to recognise their
Terdapat perbedaan efek gaya belajar baik pada siswa
predominant style of learning provides an
dengan gaya belajara uditorial dan siswa dengan gaya
understanding of strengths and weaknesses in relation
belajar visual terhadap hasil belajar siswa. Dengan kata
to learning opportunities in fieldwork. During a
lain siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki hasil
fieldwork placement a collaborative approach to
belajar yang berbeda dari siswa dengan gaya belajar
learning is essential especially assisted by media
visual.
utilization[6]. (dari perspektif siswa, kemampuan
Arsyad Abd. Gani, Pemanfaatan Media dan Gaya Belajar 85

mengenal gaya belajar yang paling dominan dapat yang dilaksanakannya di sekolah berjalan efektif dan
membantunya belajar lebih baik sehingga dia paham efisien.
kelebihan dan kelemahannya dalam bekerja secara Hasil penelitian ini diharapkan akan berdampak pada
kolaboratif khususnya dalam pembelajaran dengan meluasnya wawasan teoretis guru dan pengelola
bantuan media). pendidikan sehingga memperkaya generalisasi tentang
Pemanfaatan media pembelajaran yang sifatnya berbagai pengaruh variabel sesuai dengan teori-teori
kompleks baik dari aspek visual, audio maupun yang diverifikasi dalam analisis varian. Implikasi dari
penggabungan antara media tersebut dalam satu jenis hasil penelitian adalah Peneliti menemukan bahwa
alat yang disebut multimedia. Hal ini memberikan terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa
indikasi bahwa gaya belajar siswa dapat pula dengan gaya belajar visual dengan siswa bergaya belajar
ditingkatkan bilamana terjadi hubungan timbal balik auditori. Implikasinya adalah gaya belajar turut
antara penggunaan media yang tepat dan lengkap. Jadi memberikan dampak sebagai penyebab berbedanya
dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh interaksi kemampuan siswa memahami pembelajaran, melalui: (1)
antara pemanfaatan media pembelajaran dengan gaya penting bagi guru untuk mengetahui varian gaya belajar
belajar siswa. siswa yang sedang dididiknya. (2) Semakin rinci bagi
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang guru memahami karakteristik siswanya, maka guru
mendukung, maka dapat simpulkan bahwa, dalam semakin mudah memberikan treatmen yang sesuai
menerapkan beberapa media pembelajaran hendaknya dengan karakteristik tersebut. (3) Kebiasaan sekolah
seorang guru memperhatikan jenis gaya belajar siswa. melakukan tes inteligensi disetiap awal tahun pelajaran
Jika memungkinkan dalam pembagian kelas di sekolah hendaknya juga memberikan data memadai terkait gaya
jangan hanya berdasarkan prestasi atau perengkingan belajar siswa.
semata, tetapi pembagian kelas dapat juga didasarkan
pada jenis gaya belajar siswa. Hal tersebut disarankan UCAPAN TERIMA KASIH
agar guru dapat memilih beberapa media pembelajaran Penulis mengucapkan terima kasih kepada editor yang
yang dapat meningkatkan hasil belajar yang disesuaikan senantiasa memberikan saran dan masukan kepada
dengan jenis gaya belajar siswa dalam kelas, karena penulis sehingga artikel ilmiah ini selesai dengan tepat
dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat waktu.
sesuai dengan kebutuhan siswa maka dapat dipastikan
tercipta suasana belajar yang kondusif, dengan demikian DAFTAR RUJUKAN
hasil yang akan diperoleh siswa akan memuaskan semua [1] $ . 6DUL ³$QDOLVLV .DUDNWHULVWLN *D\D %HODMDU
pihak. VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa
3HQGLGLNDQ ,QIRUPDWLND $QJNDWDQ ´ Edutic-
SIMPULAN DAN SARAN Scientific J. Informatics Educ., vol. 1, no. 1, 2014.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat [2] R. Ramlah, D. Firmansyah, and H. Zubair,
³3HQJDUXK *D\D %HODMDU GDQ .HDNWLIDQ 6LVZD
disimpukan bahwa, Terdapat pengaruh interaksi antara Terhadap Prestasi Belajar Matematika (Survey
pemanfaatan media pembelajaran dan gaya Pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten
belajar.Artinya, hasil belajar maksimal dapat terjadi .DUDZDQJ ´ Maj. Ilm. SOLUSI, vol. 1, no. 3, 2015.
bilamana terdapat interaksi yang baik antara [3] 6 6DQLVDK ³3HQGLGLNDQ WLQJJL GDQ SHQJDQJJXUDQ
pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dengan WHUEXND 6HEXDK GLOHPD ´ Lentera Pendidik. J.
gaya belajar yang dimiliki siswa. Ilmu Tarb. dan Kegur., vol. 13, no. 2, pp. 147±159,
2010.
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas diketahui
[4] ' . 5XVPDQ DQG & 5L\DQD ³3HPEHODMDUDQ
bahwa penerapan media belajar multimedia Berbasis Teknologi dan Komunikasi:
memberikan dampak yang berbeda bagi siswa dengan 0HQJHPEDQJNDQ 3URIHVLRQDOLWDV *XUX ´ -DNDUWD
gaya belajar visual dan siswa dengan gaya belajar RajaGrafindo Persada, 2012.
auditori. Hal ini tentu saja memberikan implikasi pada [5] $ / %LUH 8 *HUDGXV DQG - %LUH ³3HQJDUXK
perolehan hasil belajar siswa di SMP Negeri 13 Mataram. gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik
Temuan ini memberikan gambaran yang jelas pada WHUKDGDS SUHVWDVL EHODMDU VLVZD ´ J. Kependidikan
Penelit. Inov. Pembelajaran, vol. 44, no. 2, 2014.
dampak antara faktor-faktor utama yang turut
[6] L. Robertson, T. Smellie, P. Wilson, and L. Cox,
mendukung perolehan hasil belajar IPS Terpadu siswa. ³/HDUQLQJ VW\OHV DQG ILHOGZRUN HGXFDWLRQ
Penerapan media belajar multimedia yang seharusnya 6WXGHQWV¶ SHUVSHFWLYHV ´ New Zeal. J. Occup.
menjadi pilihan bagi para guru di era digital ini Ther., vol. 58, no. 1, p. 36, 2011.
hendaklah juga mempertimbangkan varian gaya belajar
siswa. Sebab siswa dengan gaya belajar visual memiliki
cara yang berbeda dengan siswa dengan gaya belajar
auditori. Kondisi hereditas ini harus menjadi
pertimbangan bagi guru sehingga proses pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai