Skripsi Muallifah Fix
Skripsi Muallifah Fix
MUALLIFAH ANUGRAH
18.11.017
Menyetujui ;
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui ;
Dr. Abdul Hakim Fattah S.Pt., M.Si. Andi Tenriawaruwaty, S.Pi., M.Si.
NIDN. 0909029201 NIDN. 0914037302
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi
atau duplikasi dari tulisan/karya orang lain yang Saya akui sebagai hasil
2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya sendiri selain kutipan yang
hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka Saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Sinjai, 01 September2022
Muallifah Anugrah
NIM:1811017
iii
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni
2022, bertempat di Hutan Mangrove Takkalala, Desa Sanjai, Kecamatan Sinjai
Timur, Kabupaten Sinjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive sampling dengan 3 stasiun dimana masing-masing stasiun dibuat 3 plot
berukuran 1x1 m. Gastropoda dan Bivalvia yang ditemukan pada tiap stasiun
kemudian diidentifikasi menggunakan buku identifikasi dan jurnal lainnya yang
memiliki kaitan dengan hal identifikasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
iv
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
KATA PENGANTAR.....................................................................................x
I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
A. Ekosistem Mangrove.........................................................................4
B. Karakteristik Umum Mollusca...........................................................7
C. Habitat Mollusca................................................................................8
D. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Mollusca yang Terdapat Di
Ekosistem Mangrove ........................................................................9
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mollusca.................13
III METODE PENELITIAN.........................................................................16
A. Waktu dan Tempat.............................................................................16
B. Alat dan Bahan...................................................................................16
C. Prosedur Penelitian............................................................................17
D. Teknik Pengambilan Sampel.............................................................18
E. Analisis Data......................................................................................18
v
C. Spesies Bivalvia yang Ditemukan.....................................................25
D. Deskripsi Tiap Spesies.......................................................................26
E. Pengukuran Parameter Lingkungan di Lokasi Penelitian..................29
V PENUTUP....................................................................................................32
A. Kesimpulan.........................................................................................32
B. Saran...................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................33
BIODATA PENULIS......................................................................................38
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jenis Gastropoda yang ditemukan selama masa
pengambilan sampel……………………………………. 19
2. Jenis Bivalvia yang ditemukan selama masa
pengambilan sampel……………………………………. 25
3. Hasil pengukuran parameter lingkungan disetiap
stasiun………………………………………………….. 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Contoh Hewan Mollusca……………………………….. 8
2. Struktur Tubuh Gastropoda……………………………... 9
3. Struktur Tubuh Bivalvia………………………………… 11
4. Lokasi Pengambilan Sampel Di Hutan Mangrove
Takkalala Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai………………………………………... 16
5. Telescopiun telescopium………………………………… 20
6. Cerithidea cingulate…………………………………….. 21
7. Terebralia sulcata………………………………………. 22
8. Nassarius olivaceus……………………………………... 23
9. Faunus ater……………………………………………… 24
10. Anadara granosa………………………………………... 26
11. Meretrix meretrix……………………………………….. 27
12. Gafrarium pectinatum…………………………………... 28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Pengambilan Sampel…………………………………… 36
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang, penulis panjatkan puja dan puji karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah
“Identifikasi Jenis Gastropoda dan Bivalvia Yang Hidup Pada Hutan Mangrove
Ungkapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang
tua yaitu Ayahanda Soenaryo dan Ibunda Suryani serta keluarga yang senantiasa
memberikan dukungan, doa, materi serta semangatnya sehingga ananda bisa berada
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Abdul Hakim Fattah, S.Pt.,M.Si., Selaku Dekan Fakultas Pertanian
2. Ibu Tenriawaruwaty S.Pi., M.Si, Selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumber
pengabdian masyarakat pada cabang ilmu yang telah ditentukan sehingga saya
x
3. Bapak Mapparimeng, S.Pi., M.Si., Selaku pembimbing pertama dan Ibu Andi
4. Bapak Ridha Alamsyah S.Pi., M.Si, Ibu Ir. Nurlaelah Fattah, S.Pi., M.Si, dan Ibu
5. Saudara terbaik saya yang banyak memberikan doa, dukungan dan motivasi dalam
untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu
untuk karya kedepan lebih baik demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan
datang. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun yang akan
membaca nantinya.
Muallifah Anugrah
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Sinjai adalah salah satu wilayah yang dikenal sebagai daerah
pesisir di Sulawesi Selatan. Hal tersebut dapat dibenarkan seiring dengan adanya
bentangan pesisir pantai yang berada pada Kecamatan Sinjai Timur serta ikon
Kabupaten Sinjai itu sendiri yakni Kepulauan Sembilan. Desa Sanjai adalah salah
satu desa yang berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Timur dan dikenal sebagai
wilayah yang memiliki hutan mangrove tepatnya di Dusun Takalala. Luas hutan
mangrove di Desa Sanjai mencapai 18,3 Ha (Yasin, 2022) yang dimana termasuk
dalam kondisi baik. Terdapat beberapa jenis mangrove yang ada di Dusun
Hutan mangrove yang hidup dan tumbuh pada daerah ini sengaja di tanam
bagian. Dari keinginan mewasapadai abrasi pantai kini hutan mangrove Takkalala
menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi untuk kegiatan rekreasi
1
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa hutan mangrove
merupakan suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang
tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang
pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah.
Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas lingkungan biotik dan
abiotik yang saling berinterkasi dalam suatu habitat mangrove (Kusmana, 2002).
tinggi untuk mendukung keberadaan organisme biota laut. Salah satu dari
berbagai jenis organisme biota laut yang hidup pada ekosistem mangrove adalah
dari filum mollusca seperti kerang-kerangan dan siput. Mollusca termasuk dalam
hewan yang lunak baik dengan cangkang ataupun tanpa cangkang, seperti
2005). Sehubungan dengan itu maka peneliti ingin melakukan identfikasi jenis
Gastropoda dan Bivalvia yang hidup pada hutan mangrove Takkalala Desa Sanjai
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah jenis Gastropoda dan
Bivalvia apa saja yang hidup pada hutan mangrove Takkalala Desa Sanjai
2
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis Gastropoda dan
Bivalvia yang hidup pada hutan mangrove Takkalala Desa Sanjai Kecamatan
D. Manfaat Penelitian
dan pemahaman lebih bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum mengenai
jenis Gastropoda dan Bivalvia yang hidup pada hutan mangrove Takkalala Desa
Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, serta sebagai bahan referensi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekosistem Mangrove
1. Pengertian Mangrove
tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi
istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa
pantai dengan reaksi tanah anaerob (Santoso, 2010). Secara umum hutan
mangrove dapat diartikan sebagai tipe hutan yang tumbuh pada daerah pasang
surut (terutama pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang
pada saat pasang dan bebas genangan pada saat surut dengan komunitas
pasang surut. Floranya terdiri dari perdu seperti perepat kecil (Aegiceras) sampai
pohon yang besar dan tinggi (hingga 40 m) seperti bakau (Rhizophora) dan
tanjang (Bruguiera). Setiap tipe mangrove yang terbentuk berkaitan erat dengan
4
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki
organik yang tinggi dan menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup yang berada di perairan sekitarnya (Imran,
2016).
beradaptasi dengan baik di wilayah intertidal maupun pada wilayah dengan tinggi
permukaan pasang surut rata-rata sampai pada wilayah dengan pasang tertinggi.
Hutan mangrove memiliki sumber daya alam tropis yang mempunyai manfaat
ganda, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun ekologi. Berbeda dengan hutan
daratan, hutan mangrove memiliki habitat yang lebuh spesifik karena adanya
interaksi antara komponen penyusun ekosistem kompleks dan rumit. Air payau
merupakan campuran air yang berbentuk dari pertemuan air sungai dan air laut
serta mempunyai ciri khusus secara fisik kimia dan biologis (Rammiko, 2013).
berlempung atau berpasir. Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap
hari maupun hanya tergenang pada pasang saat purnama. Frekuensi genangan
yang cukup dari darat melalui aliran air sungai, serta terlindung dari gelombang
besar dan arus pasang surut yang kuat. Mangrove merupakan suatu komunitas
vegetasi pantai wilayah tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang
khas atau semak- semak yang mampu tumbuh di perairan asin. Mangrove sebagai
5
suatu komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
a. Fungsi Fisik
5. Menahan sedimen.
b. Fungsi Biologi
1. Sumber makanan
Ground
mikroorganisme)
c. Fungsi Ekonomi
1. Penghasil kayu
6
3. Tempat pariwisata
Hewan dari filum Mollusca memiliki tubuh lunak, tidak bersegmen, khas
dengan kepala anterior, kaki muskural ventral, dan massa visceral dorsal. Tubuh
mollusca dikelilingi oleh lapisan tipis berdaging atau mantel dan sebagian besar
memiliki sebuah cangkang luar berzat kapur. Bentuk umum tubuh berbeda-beda
pada beberapa kelas. Mollusca tersebar luas secara geografis dan geologis, hewan
ini terdiri dari lebih 40.000 spesies yang hidup saat ini dan spesies dalam bentuk
fosil dengan jumlah yang sama, banyak spesies yang diwakili oleh populasi yang
Kebanyakan mollusca dapat hidup sebagai hewan benthik. Kaki berotot dan
bagian telapak kaki mengandung banyak kelenjar lendir dan cilia. Gerakan kaki
dilakukan oleh otot kaki atau perpaduan cilia dengan lendir. Bagian tubuhnya
dibedakan menjadi bagian anterior adalah kepala, bagian ventral adalah kaki
muscural dan bagian dorsal adalah massa visceral. Saluran pencernaan makanan
melalui epidermis. Organ ekskrei berupa nepridia dan sistem saraf dengan tiga
7
Gambar 1. Contoh Hewan Mollusca (Bitar, 2021)
C. Habitat Mollusca
perairan dangkal, tetapi beberapa spesies menempati perairan yang sangat dalam
dan beberapa jenis lain hidup di laut terbuka. Banyak siput dan beberapa Bivalvia
menempati air tawar, tetapi siput yang lain dan slug hidup di darat. Mayoritas
Mollusca hidup bebas dan dapat merangkak dengan pelan, beberapa melekat ke
batu, cangkang atau kayu, beberapa mollusca yang bersembunyi, mengapung atau
mollusca yang hidup di ekosistem mangrove adalah dari spesies Gastropoda dan
8
D. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Mollusca yang Terdapat di Ekosistem
Mangrove
Berdasarkan bentuk morfologi, ciri, sifat-sifat alat gerak, ekoskeleton,
pallium, insang dan sistem nervosum kelas dari filum Mollusca yang terdapat di
Bivalvia.
1. Kelas Gastropoda
a. Deskripsi Gastropoda
menggunakan kaki perut. Gastropoda memiliki alat gerak berupa otot yang
dari otot, meliputi otot pada bagian ventral tubuhnya, yang digunakan sebagai alat
gerak sehingga hewan ini disebut hewan yang berjalan dengan perut. Pergerakan
9
b. Kebiasaan Makan
mempengaruhi kehidupan biota lain. Selain menjadi mangsa bagi biota lain,
dalam suatu rantai makanan Gastropoda juga berperan sebagai herbivora (grazer),
tingkat energi rendah menjadi trofik dengan tingkat energi yang lebih tinggi (Ira
dkk, 2015).
c. Habitat Gastropoda
merangkak di atas permukaan tanah dan ditemukan pada perairan dangkal yang
organik pada substrat dasar serta parameter oseanografi yang mendukung untuk
2. Kelas Bivalvia
a. Deskripsi Bivalvia
cangkang sepasang, yang dapat membuka dan menutup. Kedua cangkang tersebut
disatukan oleh sendi elastis yang disebut hinge. Sebagian besar, hidup dengan
10
Bivalvia memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan dapat bertahan
hidup pada daerah yang memperoleh tekanan fisik dan kimia seperti terjadi pada
daerah intertidal. Organisme juga ini memiliki adaptasi untuk bertahan terhadap
berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga menjadi organisme yang sangat
b. Kebiasaan Makan
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pemakan suspensi dan pemakan
partikel-partikel yang ada dalam air laut. Pada golongan pemakan endapan kerang
ini membenamkan diri dalam lumpur atau pasir yang mengandung sisa-sisa zat
organik dan fitoplankton yang hidup di dasar laut. Makanan tersebut dihisap dari
syphonnya semakin panjang. Secara ekologi, filtrasi yang dilakukan oleh kerang
11
laut bertujuan untuk menghindari kompetisi makanan sesama spesies (Bachok
dkk, 2006).
c. Habitat Bivalvia
berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu
ekosistem. Kerang pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau
pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-
benda keras dengan semacam yang dinamakan byssus. Habitat kerang biasanya
hidup pada tanah atau pasir yang menetap didasar laut dengan cara membenamkan
diri di dalam pasir atau lumpur bahkan pada karang-karang batu (Romimohtarto,
2001).
1. Suhu
berubahnya suhu. Suhu merupakan faktor pembatas bagi beberapa fungsi biologis
dan kecepatan metabolisme. Secara umum Mollusca dapat mentolerir suhu antara
0°C- 48,6 °C dan aktif pada kisaran suhu 5° C- 38° C. Pengaruh suhu ini dapat
Suhu dapat membatasi sebaran hewan makrobenthos secara geografik dan suhu
12
optimal beberapa jenis moluska adalah 20°C, apabila melampaui batas tersebut
pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik umumnya antara 7-8,5. Kondisi
3. Salinitas
Salinitas adalah derajat jumlah garam yang terkandung dalam satu kilogram
air laut. Di perairan Indonesia yang termasuk iklim tropis, salinitas meningkat dari
arah barat ke timur dengan kisaran antara 30-35 ppt. Perubahan salinitas sangat
(Ilham, 2018).
lama hidup serta orientasi migrasi. Variasi salinitas jauh dari pantai relatif kecil
dibandingkan dengan variasi salinitas dekat pantai. Hal ini disebabkan adanya
pemasukan dari air sungai dan sifat kimia air laut akan berubah. Salinitas
13
hal meliputi konsentrasi total osmostik, proporsi relatif cairan tubuh, koefisien
adsorpsi dan kejenuhan dari gas terlarut serta densitas dan viskositas
(Muhammad, 2013).
4. Substrat
Adanya substrat yang berbeda-beda yaitu pasir, batu dan lumpur menyebabkan
perbedaan fauna dan struktur komunitas dari daerah litoral. Semua substart yang
umumnya hidup pada substrat berpasir, lumpur dan sebagian melekat pada benda
lain seperti batu karang. Gastropoda merupakan salah satu mollusca yang banyak
kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain
(Nella, 2017).
penting bagi kehidupan biota air sekaligus menjadi faktor pembatas bagi
kehidupan biota. Daya larut oksigen dapat berkurang disebabkan naiknya suhu air
respirasi biota air dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
Kelarutan oksigen juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Suhu tinggi kelarutan
oksigen rendah dan suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Gastropoda memiliki
14
kisaran toleransi rendah hanya ditemukan di tempat-tempat tertentu saja.
empat yaitu; tidak tercemar (>6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5-6,5 mg/l), tercemar
sedang (2,0-4,4 mg/l) dan tercemar berat (<2,0 mg/l) (Nella, 2017).
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni Tahun
Kabupaten Sinjai.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kamera sebagai alat
dokumentasi, alat tulis sebagai alat untuk mencatat data yang diambil atau
16
petakan plot, patok kayu tempat mengikatkan tali rafia pada lokasi yang telah
salinitas, DO meter untuk mengukur kadar oksigen dalam air. Sedangkan bahan
B. Prosedur Penelitian
1. Observasi
pengumpulan data. Metode observasi tidak hanya melihat objek tetapi meliputi
semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian,
Pada tahap ini peneliti melakukan penentuan lokasi yang digunakan dalam
17
c. Pada stasiun 3 dekat dengan bibir pantai.
lokasi penelitian tentu hal tersebut menjadi salah satu data penunjang. Pada
Dalam tiap stasiun ada 3 plot yang dipasang dengan jarak yang sudah ditentukan
yakni luas transek perstasiun yakni 1x1 m. Gastropoda dan Bivalvia yang didapat
dalam tiap stasiun kemudiaan di simpan pada alat penyimpanan yang di tentukan
pula seperti ember dan kantong plastik, setiap Gastropoda dan Bivalvia yang di
dapat dari stasiun yang berbeda dicatat pada alat tulis yang telah disediakan.
D. Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar.
18
BAB IV
yang hidup pada hutan Mangrove Takkalala Desa Sanjai ditemukan sebanyak 5
Jenis Gastropoda yang ditemukan pada Tabel 1. yaitu terdiri dari 5 spesies,
dimana jenis Cerithidea cingulata adalah jenis gastropoda yang paling banyak
19
B. Deskripsi Tiap Spesies
1. Telescopium telescopium
Gastropoda jenis Telescopium telescopium yang ditemukan seperti pada
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia : Potamididae
Genus : Telescopium
pada aliran-aliran air berlumpur yang mengarah ke laut pada saat surut. Hal
ini sesuai pernyataan Astuti (2015) Telescopium lebih menyukai daerah yang
20
berlantai lumpur berair dengan genangan-genangan air di sekitarnya yang kaya
2. Cerithidea cingulata
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Familia : Potamididae
Genus : Cerithidea
21
Cherithidea cingulata berukuran 2-5 cm dengan tipe cangkang turbinate
atau berbentuk spiral. Permukaan cangkang kasar atau bergerigi membentuk alur
dan ujung cangkang yang runcing. Siput jenis ini berwarna coklat atau banyak
3. Terebralia sulcata
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Familia : Potamididae
Genus : Terebralia
22
Terebralia sulcata memiliki cangkang yang tebal dan kuat. Cangkang
yang berukuran antara 4-5 cm. Permukaan cangkang yang kasar dan memiliki
garisdi seluruh permukaan cangkanya dan tonjolan yang sejajar dan sedikit
4. Nassarius olivaceus
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Familia : Nassaridae
Genus : Nassarius
23
Nassarius olivaceus memilki cangkan bervariasi 3-5 cm. Cangkang
berbentuk bulat telur dan berbentuk kerucut, cangkanya yang sedikit kasar dan
5. Faunus ater
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Familia : Pachychilidae
24
Genus : Faunus
Faunus ater biasa disebut dengan siput air payau, tergolong herbivora
yang makanannya berupa tumbuhan alga, plankton, detritus dan lamun. Siput ini
berukuran 4-7 cm, memiliki bentuk cangkang dengan tipe turreted atau
permukaan cangkang halus serta beralur. Probosis Faunus ater berwarna hitam
dan keluar ketika berjalan. Faunus ater hidup di dasar perairan berpasir dan
lumpur.
hidup pada hutan Mangrove Takkalala Desa Sanjai ditemukan sebanyak 3 spesies
Jenis Bivalvia yang ditemukan pada Tabel 2. yaitu terdiri dari 3 spesies,
dimana jenis Meretrix meretrix adalah jenis Bivalvia yang paling banyak
ditemukan pada hutan mangrove Takkalala Desa Sanjai, yaitu sebanyak 4 individu
25
D. Deskripsi Tiap Spesies
1. Anadara granosa
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Familia : Arcidae
Genus : Anadara
Anadara granosa atau sering disebut kerang darah berukuran 3-6 cm.
Anadara granosa adalah kerang dengan nilai ekonomis yang tinggi. Disebut
26
bergerigi beralur. Kerang ini hidup dengan cara membenamkan diri pada substrat
2. Meretrix meretrix
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Veneridae
Genus : Meretrix
27
Meretrix meretrix atau kerang keramik memiliki bentuk dan ukuran yang
sama dengan kerang keramik hitam yaitu 5-6 cm. Namun yang membedakan
kerang ini dengan kedua spesies tersebut adalah komposisi warna dari
sedikit lapisan tipis berwarna krem yang mudah mengelupas. Sehingga ketika
lapisan tersebut mengelupas maka cangkang akan terlihat kusam. Pada bagian
3. Gafrarium pectinatum
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Venerida
28
Familia : Veneridae
Genus : Gafrarium
cm, namun ukuran rata-rata adalah 3 cm. habitatnya di pantai berpasir dan
Stasiun Penelitian
Parameter
I II III
Suhu (°C) 28 - 29 27 – 28 28 – 29
1. Suhu
diperoleh masing-masing kisaran 27°C - 29°C. Nilai suhu pada setiap stasiun
Irma Dewiyanti (2004), secara umum Mollusca dapat mentolerir suhu antara 0°C-
29
2. Derajat Keasaman (pH)
diukur pada setiap stasiun merupakan pH yang masih dapat ditolerir oleh
3. Salinitas
berkisar 24 ppt-25 ppt. Kisaran salinitas tersebut merupakan kisaran normal untuk
4. DO (Dissolved oxygen)
7,2-7,7 mg/l. Dimana kisaran tersebut termasuk dalam kategori yang tinggi.
perairan menjadi empat yaitu; tidak tercemar (>6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5-6,5
mg/l), tercemar sedang (2,0-4,4 mg/l) dan tercemar berat (<2,0 mg/l) ( Nella,
5. Substrat
Takkalala Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur pada stasiun I, II dan III memiliki
30
jenis substrat pasir berlumpur. Substrat pasir berlumpur sangat disenangi oleh
mollusca untuk memperoleh nutrisi karena sifat Mollusca yang dapat langsung
memanfaatkan detritus yang berasal dari plankton atau tumbuhan yang mati,
bakteri dan bahan organik yang terakumulasi dalam sedimen atau terkubur di sela-
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kabupaten Sinjai yang terdiri dari kelas Gastropoda dan Bivalvia ditemukan
B. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Krisselni. S, M. (2020). Identifikasi Keanekaragaman Jenis-Jenis Kerang
(Bivalvia) Daerah Pasang Surut Di Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal
Manajemen Riset dan Teknologi. Universitas Karimun.
Kusmana. (2002). Pengelolaan Ekosistem Mangrove Secara Berkelanjutan dan
Berbasis Masyarakat. Jakarta.
Novita, M. (2018). Keanekaragaman Mollusca Di Ekosistem Mangrove
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Sebagai Referensi
Pendukung Materi Keanekaragaman Hayati di SMAN 1 Baitussalam.
Skripsi. Universitas Negeri Ar-Raniry Darussalam. Banda Aceh.
Oktaviani, D. (2021). Identifikasi Jenis-Jenis Gastropoda yang Terdapat di
Pesisir Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sinjai.
Rakhmanda, A. (2011). Estimasi Populasi Gastropoda. Jurnal Ekologi Perairan.
Rammiko. (2013). Keanekaragaman Jenis Ikan Di Perairan Hutan Mangrove
Desa Muara Ujung Kabupaten Tanah Bambu. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi. STKIP PGRI Banjarmasin.
Riwayati. (2014). Mangrove For Civil Engineering. Bandar Lampung.
Robert. (2002). Dasar-Dasar Zoologi. Tangerang: Binapura Aksara.
Romimohtarto. (2001). Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut.
Djambatan. Jakarta.
Santoso. (2010). Analisis Vegetasi Hutan Mangrove Di Desa Sriminosari
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Negeri Radentan Ntan. Lampung.
Septiana, N. M. (2017). Keanekaragaman Moluska (Bivalvia dan Gastropoda) di
Pantai Pasir Putih Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Negeri
Raden Intan. Lampung.
Setiawan. (2013). Keragaman Jenis Burung Pada Kawasan Di Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.
Setyono. (2006). Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut. Jurnal
Oseana.
Sinaga, Tiorinse. (2009). Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Danau Toba.
Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Slamet, R. & Purnama, D. (2022). Identifikasi Jenis dan Kelimpahan Gastropoda
Di Pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu. Jurnal Perikanan.
34
Suwignyo, Sugiarti. (2005). Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Syahputra, I. (2018). Struktur Komunitas Moluska Di Estuari Desa Bagan Asahan
Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan. Skripsi. Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara.
Wibisono. (2013). Sebaran Spesies dan Status Kerapatan Ekosistem Mangrove Di
Pesisir Kabupaten Muna Barat Sulawesi Tenggara. Jurnal.
Yasin, A. (2022). Analisis Luasan Hutan Mangrove Kabupaten Sinjai Dengan
Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sinjai.
35
LAMPIRAN
36
Pengambilan Sampel pada stasiun 3
37
BIODATA PENULIS
38
peserta pada Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dan
Program Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Desa (Program Wira Desa)
pada tahun 2021.
39