“BAKERY”
Dosen Pengampu:
Dr. Fitriyono Ayustaningwarno, S.TP., M.Si.
Dr. Ninik Rustanti, S.TP., M.Si.
Gemala Anjani, S.P., M.Si., Ph.D
Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si.
Disusun oleh :
Kelompok C8
Lakresha Kusumawardaya 22030122140099
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Bakery
Abstrak
Roti adalah salah satu produk bakery yang sangat dikenal masyarakat. Produk bakery adalah
produk makanan yang bahan utamanya adalah tepung (kebanyakan tepung terigu) dan dalam
penglahannya melibatkan proses pemanggangan. Pembuatan roti terdiri dari empat tahap, yaitu
pencampuran, peragian, pembentukan serta pemanggangan. Tahap pertama yaitu mencampurkan
semua bahan hingga tercampur rata. Pencampuran dilakukan dengan mengaduk, menarik dan
membanting adonan yang bertujuan untuk membentuk gluten dan meningkatkan daya rekat adonan.
Kemudian peragian yang berfungsi untuk mengembangkan adonan roti. Pada tahap peragian, mikroba
akan mensintesis enzim yang kemudian digunakan untuk memproduksi CO2 dari glukosa atau pati. Hal
ini menyebabkan adonan menjadi mengembang dan lebih ringan. Tahap terakhir adalah
pemanggangan. Peningkatan volume adonan akan berlangsung cepat saat awal pemanggangan. Khamir
akan terus melakukan metabolisme hingga mati akibat suhu yang terlalu tinggi. Alkohol hasil
metabolisme khamir menguap dan menyebabkan tekanan sekitar oven meningkat bersamaan dengan
gelatinisasi dan kerusakan struktur gluten. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya crust pada
permukaan roti yang dihasilkan dan pemanggangan juga akan menghasilkan warna roti yang
kecoklatan akibat reaksi maillard dan karamelisasi gula. Tujuan dari praktikum bakery adalah untuk
mengetahui prinsip-prinsip bakery terutama dalam pembuatan roti manis, mengetahui fungsi bahan
dalam olahan bakery terutama dalam pembuatan roti manis, mengetahui karakteristik produk (rasa,
tekstur, bentuk, aroma) roti manis yang dihasilkan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembuatan roti manis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 500 g tepung mocaf,
250 g gula pasir, 100 g mentega, 25 g susu bubuk, 5 g ragi roti, garam secukupnya (3-4 gram), 250 g
air, dan 3 buah kuning telur. Kemudian alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu wadah, mixer,
loyang, timbangan, gelas ukur, spatula, kain bersih dan oven. Pada pembuatan roti manis ini, terdapat
prosedur analisa yaitu pengamatan karakteristik organoleptik pada roti manis sebelum dipanggang dan
setelah dipanggang. Karakteristik berupa warna, aroma, tekstur serta rasa dari roti manis.
1. PENDAHULUAN
Banyak orang menyebut bakery adalah roti. Roti adalah salah satu produk bakery yang
sangat dikenal masyarakat. Produk bakery adalah produk makanan yang bahan utamanya
adalah tepung (kebanyakan tepung terigu) dan dalam penglahannya melibatkan proses
pemanggangan. Kue sendiri ada yang dibuat melalui pemanggangan ada yang tidak. Produk
bakery contohnya adalah roti (bread), pie ,bagel, pastry, cake, dan cup cake, biskuit, kue kering
(cookies), crackers, muffin, rolls, donat, dan produk lain yang dibuat oleh tukang roti.1
Pemilihan Bahan Baku Untuk menghasilkan produk roti dengan kualitas yang baik,
tahap pertama yang harus dilakukan adalah memilih bahan baku yang baik. Kualitas Bahan
Kualitas bahan merupakan gabungan antara sifat fisik dan kimia suatu bahan yang akan
digunakan dalam proses pembuatan roti. Hal terpenting yang harus dilakukan dalam
menggunakan bahan baku yang disediakan oleh supplier, seperti tepung terigu, susu bubuk,
margarin dan lain lainnya adalah dengan memperhatikan expired date bahan dalam
kemasannya. Cari dan pilihlah bahan yang digunakan dengan ketersediaan yang menjamin.
Salah satu cara termudah dan sederhana dalam menjaga kualitas bahan adalah dengan menjaga
setiap bahan yang digunakan dalam kemasan agar selalu tertutup setelah produk di gunakan.
Adonan sudah tidak memiliki elastisitas dan adonan kehilangan sifat kohesif (air dan bahan
mulai terpisah dan keluar dari adonan). Penambahan oxidation dan reducing agent. Resting
Time Resting time adalah waktu istirahat sementara yang diberikan adonan agar adonan relaks
dan memudahkan adonan untuk dapat ditangani pada tahap berikutnya.2
Pembuatan roti terdiri dari empat tahap, yaitu pencampuran, peragian, pembentukan
serta pemanggangan. Tahap pertama yaitu mencampurkan semua bahan hingga tercampur rata.
Pencampuran dilakukan dengan mengaduk, menarik dan membanting adonan yang bertujuan
untuk membentuk gluten dan meningkatkan daya rekat adonan. Kemudian peragian yang
berfungsi untuk mengembangkan adonan roti. Pada tahap peragian, mikroba akan mensintesis
enzim yang kemudian digunakan untuk memproduksi CO2 dari glukosa atau pati. Hal ini
menyebabkan adonan menjadi mengembang dan lebih ringan. Tahap terakhir adalah
pemanggangan. Peningkatan volume adonan akan berlangsung cepat saat awal pemanggangan.
Kemudian metabolisme khamir akan meningkat saat pemanggangan mencapai 6000C. Khamir
akan terus melakukan metabolisme hingga mati akibat suhu yang terlalu tinggi. Alkohol hasil
metabolisme khamir menguap dan menyebabkan tekanan sekitar oven meningkat bersamaan
dengan gelatinisasi dan kerusakan struktur gluten. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya
Bakery
crust pada permukaan roti yang dihasilkan dan pemanggangan juga akan menghasilkan warna
roti yang kecoklatan akibat reaksi maillard dan karamelisasi gula.3
Pemanfaatan Ubi kayu menjadi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dimana Ubi
Kayu merupakan hasil pertanian lokal sehingga mengurangi penggunaan Tepung
terigu/Gandum dan diharapkan mampu menurunkan biaya produksi. Mocaf atau tepung Ubi
Kayu yang dimodifikasi adalah produk tepung yang diproses dengan menggunakan prinsip
modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi.4 Tepung mocaf berwarna putih, lembut, dan tidak
berbau singkong.5 Karbohidrat yang berupa amilosa pada mocaf memiliki persentase yang
cukup tinggi diatas 25%. Kandungan kalori mocaf juga setara dengan gandum yaitu ±363 kkal.6
Proses fermentasi menyebabkan perubahan karakteristik yang dihasilkan berupa naiknya
viskositas, gaya rehidrasi dan kemampuan melarut yang menyebabkan tepung ubi kayu
terfermentasi memiliki karakteristik dan kualitas hampir sama menyerupai tepung terigu.4
Tujuan dari praktikum bakery adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip bakery terutama
dalam pembuatan roti manis, mengetahui fungsi bahan dalam olahan bakery terutama dalam
pembuatan roti manis, mengetahui karakteristik produk (rasa, tekstur, bentuk, aroma) roti manis
yang dihasilkan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan roti
manis.
2.1.Bahan baku
Pada praktikum bakery diperlukan beberapa alat dan bahan pendukung. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu 500 g tepung mocaf, 250 g gula pasir, 100 g mentega,
25 g susu bubuk, 5 g ragi roti, garam secukupnya (3-4 gram), 250 g air, dan 3 buah kuning
telur. Kemudian alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu wadah, mixer, loyang,
timbangan, gelas ukur, spatula, kain bersih dan oven.
2.2.Prosedur pengolahan
menambahkan dan menguleni 500 gram tepung mocaf, 5 gram ragi roti, dan 300 mL air
dingin sampai kalis. Setelah adonan khalis, mengangkut dan membulatkan adonan dan
meletakkan di dalam loyang yang ditutup dengan kain bersih lalu membiarkan adonan
sekitar 10 menit. Penutupan dengan kain bertujuan untuk mempercepat fermentasi
dilanjutkan dengan membuang gas dalam adonan. Selanjutnya, meletakkan adonan di atas
loyang yang telah diolesi dengan mentega dan mengistirahatkan Kembali adonan selama
10 menit dengan ditutupi dengan kain bersih agar mengembang kembali. Langkah terakhir
setelah adonan cukup mengembang, mengoles permukaan roti dengan kuning telur sampai
merata.
2.3.Prosedur Analisa
Prosedur analisa pada praktikum bakery yaitu dilakukan saat sebelum roti
dimasukkan kedalam oven atau sebelum melakukan pemanggangan dan sesudah
dimasukkan kedalam oven atau setelah dipanggang. Setelah adonan roti dioles dengan
kuning telur, selanjutnya adalah memanggang adonan dalam oven pada suhu 170-180°C
selama 30–40 menit. Setelah roti manis matang dan mengembang secara sempurna, roti
manis dihidangkan. Langkah berikutnya dilanjutkan mengamati karakteristik berupa
warna, aroma, tekstur serta rasa dari roti manis.
Prinsip pembuatan roti manis terdiri dari 4 tahap, yaitu pencampuran, peragian,
pembentukan, dan pemanggangan. Pencampuran bertujuan untuk membuat dan
mengembangkan sifat daya rekat gluten tidak ada dalam tepung. Tepung mengandung
protein dan sebagian besar protein akan mengambil bentuk yang disebut gluten bila
protein itu dibasahi, diaduk-aduk, ditarik, dan diremas-remas. Peragian atau fermentasi
pada berfungsi untuk pematangan adonan sehingga mudah dibentuk dan menghasilkan
produk bermutu baik. Fermentasi pada pembuatan roti manis juga berperan dalam
pembentukan cita rasa roti. Selama fermentasi enzim-enzim dalam ragi bereaksi dengan
pati dan gula untuk menghasilkan gas karbondioksida. Perkembangan gas yang terjadi
menyebabkan adonan mengembang yang kemudian dapat menyebabkan adonan
menjadi lebih ringan dan lebih besar. Jumlah ragi yang ditambahkan pada adonan akan
mempengaruhi mutu organoleptik roti yang dihasilkan dari segi warna, rasa, tekstur dan
Bakery
aroma. Fermentasi atau peragian memiliki suhu normal yaitu kurang lebih 26°C dan
kelembabannya 70-75 %.7
3.2.7. Mentega
Mentega adalah salah satu jenis lemak yang digunakan dalam pembuatan
roti yang memiliki fungsi penting dalam memperkaya cita rasa sehingga lebih
lezat, menambah kelembutan serta membuat roti lebih lama lembut dan tidak
cepat kering.12 Fungsi dari penambahan lemak atau mentega pada roti juga
berfungsi sebagai pelembut pada hasil roti, sebagai pelumas pada adonan roti
yang menyebabkan adonan lebih mudah dibentuk, serta sebagai tambahan gizi
pada roti.7
Bakery
3.3.1. Warna
3.3.2. Aroma
3.3.3. Tekstur
3.3.4. Rasa
hambar tetapi terdapat rasa sedikit manis. Rasa dipengaruhi oleh jumlah gula
dan susu yang ditambahkan. Roti yang diinginkan adalah roti yang memiliki
rasa manis dan gurih khas roti. Gula akan memberikan rasa manis serta berperan
dalam reaksi Maillard serta karamelisasi gula. Terdapat rasa singkong pada hasil
adonan roti manis, hal ini diakibtakan roti manis yang dibuat menggunakan
tepung mocaf. Tepung Mocaf (Tepung Singkong Modifikasi) merupakan ubi
kayu yang telah diubah sehingga menyerupai karakter tepung terigu.8 Susu
bubuk full cream mempengaruhi rasa gurih pada susu adalah lemak dan protein.3
Pada praktikum bakery ini, jenis tepung yang digunakan adalah tepung
mocaf. Tepung mocaf merupakan produk olahan singkong akan memberikan
karakteristik organoleptik yang berbeda dalam menghasilkan produk roti manis
bila dibandingkan dengan penggunaan tepung terigu. Tepung mocaf memiliki
kadar air rendah yang akan menghasilkan produk dengan tekstur yang keras,
tidak elastis, dan tidak kenyal. Tepung mocaf tidak mengandung gluten sehingga
mempengaruhi kerangka adonan pada roti.9,15 Gluten berfungsi dalam
pembentukan kerangka roti karena kemampuannya mengembang dan menahan
gas yang dihasilkan selama fermentasi. Gluten pada roti berbahan dasar tepung
mocaf yang tidak memiliki kandungan gluten memiliki kelemahan. Ketika tidak
memiliki gluten, mempengaruhi rendahnya kemampuan adonan untuk menahan
gas yang dihasilkan saat fermentasi serta tidak menghasilkan pengembangan
adonan secara optimal apabila fermentasi dilakukan dalam waktu yang singkat.
Jika suatu produk roti tidak memiliki gluten, maka produk roti tersebut akan
memiliki tekstur yang mudah hancur, serta keras.16
3.4.2. Fermentasi
menjadi senyawa nitrogen yang dapat diserap sel khamir untuk membentuk sel
yang baru. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Invertase
memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Maltase memecah maltosa
menjadi glukosa dan zymase memecah glukosa menjadi alkohol dan
karbondioksida. Akibat dari fermentasi ini timbul komponen-komponen
pembentuk flavor roti, diantaranya asam asetat, aldehid dan ester.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari praktikum bakery yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat prinsip pembuatan roti yang terdiri dari pencampuran, peragian, pembentukan,
dan pemanggangan. Pencampuran bertujuan untuk membentuk gluten dan meningkatkan
daya rekat adonan. Kemudian peragian yang berfungsi untuk mengembangkan adonan roti.
Tahap terakhir adalah pemanggangan yang berfungsi agar adonan roti manis dapat matang
dengan sempurna.
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti manis adalah tepung mocaf, gula dan
garam, ragi roti, susu bubuk, air dingin, kuning telur, dan mentega. Fungsi dari tiap-tiap
bahan berbeda yaitu memiliki fungsi masing-masing. Gula, garam, dan susu berperan dalam
menghasilkan rasa manis, asin, dan gurih pada roti. Gula juga berperan dalam memberikan
rasa manis serta sebagai makanan ragi (yeast) untuk membantu jalannya proses fermentasi
sehingga adonan roti dapat mengembang. Susu dan telur berperan dalam menambah nilai
zat gizi dari roti. Ragi berfungsi untuk proses peragian fermentasi untuk mengembangkan
adonan yang bertanggung jawab dalam tekstur, aroma, maupun rasa pada roti manis.
3. Karakteristik roti manis yang dihasilkan pada praktikum bakery adalah berwarna kuning
kecoklatan, bertekstur lembek bersarang bagian dalam dan kering pada bagian permukaan.
Memiliki aroma susu dan khas roti manis, dan memiliki rasa manis serta gurih agak hambar.
Karakteristik ini terjadi karena bergantung pada komposisi bahan yang digunakan dalam
proses pembuatan roti manis.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan roti diantaranya adalah jenis bahan baku
yang digunakan, kandungan gluten, proses fermentasi, serta dari proses pemanggangan.
Bakery
DAFTAR PUSTAKA
1. I Ketut Suardana, Intan Normalita Sari. Peran Pastry Dan Bakery Terhadap Kepuasaan
Pelanggan Di Toko Deli Hotel Majapahit Surabaya. Jurnal Nusantara (Jurnal Ilmiah Pariwisata
dan Perhotelan). 2021;4(1):36-44.
2. Denny Reza Prabowo. Pengaruh Penanganan Bahan Baku Terhadap Kualitas Pastry Dan
Bakery : Studi Kasus Di Hotel Bintan Lagoon Resort Kepulauan Riau. Jurnal Pariwisata
Indonesia. 2021;16(2):1-11.
3. Sitepu KM. Penentuan Konsentrasi Ragi Pada Pembuatan Roti. J Penelit dan Pengemb
Agrokompleks. 2019;2(1):71–77.
4. Ika Gusriani, Hidayat Koto, Yusril Dani. Aplikasi Pemanfaatan Tepung Mocaf (Modified
Cassava Flour) Pada Beberapa Produk Pangan Di Madrasah Aliyah Mambaul Ulum Kabupaten
Bengkulu Tengah. Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan. 2021;2(1):57-73.
5. Ratnasari Y, Pangesthi L. Pengaruh Substitusi Mocaf ( Modified Cassava Flour ) dan Jumlah
Air Terhadap Hasil Jadi Choux Paste. Tata Boga. 2019;3(1):141–148.
6. Yenrina R, Surya M, Putri N. Mocaf Bread Enriched with Mung Bean (Vigna radiata L) as a
Source of Protein. J Sustain Agric Food Energy. 2018;86(1):10–13.
7. Arwini NPD. Roti, Pemilihan Bahan Dan Proses Pembuatan. J Ilm Vastuwidya. 2021;4(1):33-
40.
8. Brilian Prima Anindita, Atika Tri Antari, dan Setiyo Gunawan. Pembuatan MOCAF (Modified
Cassava Flour) dengan Kapasitas 91000 ton/tahun. Jurnal Teknik ITS. 2019;8(2):170-175.
10. Ani Nuraisyah, Sapta Raharja, dan Faqih Udin. Karakteristik Kimia Roti Tepung Beras Dengan
Tambahan Enzim Transglutaminase. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 2018;28(3):318-330.
11. Achmat Sarifudin, Riyanti Ekafitri, Diki Nanang Surahman, Siti Khudaifanny Dasa Febrianti
Asna Putri. Pengaruh Penambahan Telur Pada Kandungan Proksimat, Karakteristik Aktivitas
Air Bebas (aw ) dan Tekstural Snack Bar Berbasis Pisang (Musa paradisiaca). AGRITECH.
2015;35(1):1-8.
Bakery
12. Nixon M, Rinayanthi NM. Pengaruh Jenis Lemak Terhadap Hasil Pembuatan Roti. Jurnal
Ilmiah Pariwisata dan Bisnis. 2023; 2(5):1302-1306.
13. Yusrina IH, Purwasih R, Fathurohman F. Pemanfaatan Limbah Keju Mozzarella sebagai
Minuman Fungsional dengan Penambahan Rasa Nanas dan Jeruk Siam. Bull Appl Anim Res.
2019;1(1):1–7.
14. Andragogi V, et al. Pengaruh Berbagai Jenis Gula Terhadap Sifat Sensori d.an Nilai Gizi Roti
Manis. Jurnal Teknologi Pangan. 2018;2(2):5.
15. Kusnandar F, et al. Pengaruh Komposisi Kimia dan Sifat Reologi Tepung Terigu terhadap Mutu
Roti Manis. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of Food Quality. 2022;9(2):67-75.
16. Adiluhung WD, Sutrisno A. Pengaruh Konsentrasi Glukomannan dan Waktu Proofing
Terhadap Karakteristik Tekstur Dan Organoleptik Roti Tawar Beras (Oryza sativa) Bebas
Gluten. J Pangan dan Agroindustri. 2018;6(4):26–37.
17. Rahmat Kusnedi. Pengaruh Penambahan Pengembang Roti Terhadap Parameter Organoleptik
Pada Pembuatan Roti Manis. Jurnal British. 2021;1(2):60-71.
18. Sudardana Ik, Sari In. Peran Pastry dan Bakery Terhadap Kepuasaan Pelanggan Di Took Deli
Hotel Majapahit Surabaya. Jurnal Nusantara. 2021;4(1):37-38.
Bakery
LAMPIRAN
Gambar 7. Mengoven Adonan Gambar 8. Roti Manis Mulai Gambar 9. Adonan Roti
Roti Manis Mengembang Manis Sudah Matang