Anda di halaman 1dari 12

PIRANTI PASAR MODAL SYARIAH

BERUPA SAHAM SYARIAH

Dosen Pengampu :

G.W.I. AWAL HABIBAH M.E.Sy.

Disusun Oleh :

TOP 4

1. Muhammad Nabil 501210179


2. Mustafa Zaidan 501210181
3. Irvan 501210164
4. Nora Shikim 501210189

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023
BIODATA TIM

TOP 4

Nama :Muhamma

d nabil

nim :501210179
TTL: kota jambi

Mei 2003Target nilai: A

Nama : Mustafa Zaidan


Nim 501210181
TTL : Jambi 10 Desember 2002
Target nilai : A

Nama : Irvan
Nim : 501210183
TTL : Tantan 26 Januari 2002
Target Nilai : A

nama : Nora Shikim


nim : 501210164
TTL : sarolangun, 29
Januari 2003
Target nilai: A

i
TOP RESUME
TIM TOP 4

A. Definisi Saham Syariah

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu


perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan
akiva perusahaan.1 Saham didefinisikan sebagai bukti atau sertifikat
kepemilikan seseorang atau suatu badan terhadap perusahaan yang
menerbitkan sekuritas tersebut, yang dapat pula diartikan sebagai
keikutsertaan investor sebagai pemodal pada suatu perusahaan, sehingga
memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan tersebut.2
Saham Syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik
sesuai dengan syariah Islam. Saham merupakan bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT).3 Saham juga
merupakan selembar catatan yang berisi penyataan kepemilikan sejumlah
modal kepada perusahaan yang menerbitkan dan salah satu efek yang
diperdagangkan di pasar modal.
Dari sudut pandang fiqh, pada dasarnya saham adalah efek
syariah. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa
yang memiliki karakteristik khusus berupak control yang ketat dalam hal
kehalalan ruang lingkup kegiatan usahanya, sedangkan saham
konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat dibursa efek
dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten
yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku (legal).

1
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah & Praktek Pasar Modal Syariah (Bandung:
Pustaka Setia), 113.
2
Budi Harsono, Efektif Bermain Saham (Jakarta: kompas Gramedia, 2013), 19.
3
Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
(Yogyakarta: UPP ykpn, 2010), 275.

1
B. Dasar Hukum Saham Syariah
Pada saat ini, investasi saham menjadi salah satu topik yang
menarik untuk dibahas terutama di kalangan milenial. Diantara para calon
investor tentunya ada yang ingin berinvestasi saham di suatu perusahaan
namun khawatir jika mekanismenya dan prinsipnya bertentangan dengan
syariat Islam. Tentunya, hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi
calon investor yang taat dengan ajaran agama. Sebenarnya, pada saat ini
sudah banyak saham yang terdaftar sebagai investasi saham syariah yang
dalam praktiknya tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Di Indonesia, saham syariah mengacu pada Undang-Undang


Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal . Tapi, pernahkah anda
bertanya bagaimana hukum saham syariah menurut persektif hukum
ekonomi Syariah? Sebelum berbicara tentang hukum sahamnya, kita akan
mengetaui hukum dari akad atau perjanjian yang digunakan dalam
transaksi saham syariah terlebih dahulu. Dalam transaksi saham syariah,
sebelum transaksi dilakukan, para pihak yang bertransaksi harus
melakukan akad atau perjanjian terlebih dahulu.
Salah satu akad yang digunakan dalam transaksi saham syariah
adalah akad jual beli. Dalam Islam, hukum jual beli adalah boleh
sebagaimana firman Allah SWT dalam AL-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
275 yang berbunyi:

‫َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َق اُلْٓو ا ِاَّنَم ا‬
‫اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّللّٰل ُه اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي‬
‫َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن‬

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah:
2
275)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah telah menghalalkan


jual beli dan mengharamkan riba karena riba dapat menimbulkan
kemadharatan. Oleh karena itu kita harus memilih alternatif lain yang jauh
dari perbuatan riba seperti halnya jual beli. Karena pada dasarnya jual beli
adalah salah satu kegiatan muamalah yang diridhoi Allah dengan transaksi
yang saling ridho dan tidak merugikan antara satu sama lain.4

C. Kelebihan dan Kekurangan Saham Syariah

1. Keuntungan

 Gain dari selisih harga

Singkatnya, gain adalah keuntungan yang diraih dari aksi


investor ketika menjual saham yang dimiliki dalam rentang
waktu tertentu. Investor saham mengerti betul bahwa saham
cenderung memiliki volatilitas yang tinggi, sehingga tak jarang
saham akan berada pada harga tertentu dan investor melakukan
aksi jual atau beli saham tertentu yang membuat investor akan
mendapatkan keuntungan atau bahkan mengalami kerugian.
Gain bisa diperoleh dalam jangka waktu tertentu, baik itu jangka
waktu yang singkat bahkan cenderung singkat.

 Bagi hasil laba perusahaan atau dividen

Dalam kepemilikan saham, tentunya investor sudah


memberikan sebagian hartanya untuk membeli kepemilikan
suatu perusahaan. Tentunya perusahaan juga akan memberikan
sebagian keuntungannya untuk diberikan kepada para pemilik
sahamnya sebagai timbal balik dari kepemilikan saham.
Keputusan pembagian laba perusahaan ini diumumkan secara
detail, mulai dari total laba yang didapatkan perusahaan hingga
laba yang akan disebar kepada para pemilik saham pada RUPS
yang diadakan oleh perusahaan satu tahun sekali.

 Berkesempatan untuk bertemu dengan direksi perusahaan

4
https://syariahsaham.id/hukum-jual-beli-saham-syariah-menurut-islam/
3
Mungkin tak terbayangkan bahwa bertemu dengan orang
yang cukup terkenal atau bahkan terpandang dan memiliki
jabatan strategis di suatu perusahaan dapat dijumpai oleh
investor dari kalangan masyarakat biasa. Hal ini bisa ditemukan
ketika investor dari kalangan masyarakat biasa yang memiliki
sejumlah saham perusahaan mengikuti RUPS.

 Mendapatkan souvenir dari perusahaan

Selain berkesempatan bertemu dengan jajaran direksi


perusahaan, masyarakat yang menjadi investor juga
mendapatkan souvenir yang beragam. Tak jarang perusahaan
yang menyelenggarakan RUPS juga memberikan produk yang
diproduksi oleh perusahaan tersebut, mulai dari keperluan rumah
tangga hingga peralatan elektronik yang dapat digunakan sehari-
hari seperti earphone.

2. Kerugian

 Bangkrutnya perusahaan
Sebagaimana pemaparan di awal, bahwa bangkrutnya
perusahaan merupakan salah satu risiko yang ada sebagai
seorang investor saham. Setiap perusahaan memiliki peluang
untuk bangkrut namun hal tersebut dapat diatasi jika perusahaan
memiliki kebijakan yang cukup baik untuk keberlangsungan
perusahaan.

Selain kebijakan internal perusahaan, kebijakan ekonomi


suatu negara juga dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan
tersebut sehingga manajemen perusahaan harus membuat
kebijakan yang sekiranya dapat membuat perusahaan dapat
bertahan dan tetap memiliki kinerja yang baik.

 Loss dari selisih harga

Jika tadi sudah dijelaskan bahwa gain adalah kenaikan dari


selisih harga, maka loss adalah kebalikannya. Loss merupakan
suatu kerugian yang dialami oleh investor saham ketika membeli
atau menjual saham yang dimiliki. Terdapat beberapa cara yang

4
dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian dalam jual beli
saham,.

 Terganggunya psikologis investor

Dalam bertransaksi saham, hendaknya investor menyiapkan diri


ketika dalam keadaan yang sedang tidak menguntungkan.
Pasalnya, pergerakan market yang sangat fluktuatif
menyebabkan investor harus mempersiapkan diri dalam berbagai
keadaan, khususnya soal psikologis. Banyak dari kalangan
investor saham yang belum siap dengan keadaan tersebut
sehingga hal ini dapat mempengaruhi aspek psikologis. Tak
heran jika kita mendapati banyak investor yang terjebak FOMO
(Fear Of Missing Out).
FOMO adalah situasi dimana investor yang merasa takut
ketinggalan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang
besar dan cepat dari kenaikan harga saham tertentu. Maka dari
itu, fenomena FOMO akan menyebabkan seorang investor dapat
melakukan tindakan panic buying (pembelian dalam keadaan
panic) dikarenakan takut saham yang belum di beli akan naik
tinggi atau saham yang belum dijual akan turun drastis.
Berbicara mengenai untung rugi, berinvestasi saham syariah
juga terdapat keuntungan dan kerugian yang pasti akan investor
rasakan. Dalam hal investasi syariah, salah satu platform yang
terpercaya dalam pengalaman berinvestasi syariah yaitu dengan
berinvestasi di HP Sekuritas.

PT Henan Putihrai Sekuritas (HP Sekuritas) adalah perusahaan


perdagangan efek terdepan dalam transaksi online trading
syariah. HP Sekuritas mengeluarkan produk unggulan berupa
HPX Syariah yang memfasilitasi berbagai kebutuhan investasi
syariah kamu. Dalam HPX Syariah tersedia berbagai fitur
sedekah, zakat dan wakaf saham yang tersedia dalam satu
aplikasi. PT Henan Putihrai Sekuritas bekerjasama dengan
berbagai stakeholder yang siap dalam mendistribusikan hasil
dari sedekah, zakat dan wakaf saham, yaitu BAZNAS RI dan
Global Wakaf.

5
Saat ini, HP Sekuritas memiliki produk unggulan berupa
BERKAH (Berinvestasi Sambil Sedekah), dimana produk ini
memfasilitasi nasabah yang hendak bersedekah dan menunaikan
zakatnya dengan saham. Selain produk sedekah saham, HPX
Syariah juga menyediakan produk lain berupa zakat saham yang
disalurkan pada program ZCD (Zakat Community Development)
BAZNAS RI. Lalu tersedia juga wakaf saham yang bekerjasama
dengan Global Wakaf dalam penyaluran wakaf produktif ke
seluruh Indonesia. 5

D. Saham istimewa (saham preferen menurut syariah)

 Nilai ekuitas saham preferen, nilai ekuitas dihitung dengan


mengalikan nilai tebus (call price) ditambah dengan
dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen
yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai
nominal yang digunakan. Di dalam perhitungan ini, agio
saham untuk saham preferen tidak dimasukkan, karena
pemegang saham preferen tidak mempunyai hak untuk
agio ini walaupun berasal dari saham preferen. Sehingga
nilai agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas
saham biasa.
 Nilai ekuitas saham biasa, nilai ini dihitung dengan
mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham
preferen.

 Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai


ekuitas saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa
yang beredar.

 Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid)


antara obligasi (bond) dan saham biasa (common stock).
Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman,
saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa
dividen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi klaim
pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang
bond, di mana berhak atas dividen dan didahulukan jika

5
https://syariahsaham.id/untung-dan-rugi-berinvestasi-saham-syariah/
6
terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap
mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan
saham biasa.6

Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong


oleh keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan
penghasilan yang lebih pasti. Bahkan ada kemungkinan
keuntungan tersebut lebih besar dari suku bunga deposito
apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba
yang besar, dan pemegang saham preferen memiliki
keistimewaan mendapatkan dividen yang dapat
disesuaikan dengan suku bunga.
Pemegang saham preferen memang tidak menanggung
resiko sebesar pemegang saham biasa, namun risiko
pemegang saham preferen lebih besar jika dibandingkan
pemegang obligasi. Ada dua alasan, pertama dalam situasi
di mana emiten dinyatakan pailit dan melakukan likuidasi,
hak pemegang saham preferen dalam hal pembayaran
hasil likuidasi urutannya ada di bawah pemegang obligasi.
Kedua, pemegang obligasi lebih terjamin dalam hal
penerimaan penghasilan. Dalam keadaan bagaimanapun
emiten obligasi harus membayar bunga obligasi. Saham
preferen yang memberikan dividen tetap memiliki harga
yang tidak akan berubah sekalipun perusahaan penerbitnya
bisa mencetak laba yang besar. Dengan demikian,
pemegang saham preferen yang memberikan dividen tetap
tidak akan mendapatkan penghasilan dari capital again.
E. Kriteria Saham Syariah di Negara Lain
Menurut Peraturan Bapepam LK No.II.K.1 tentang Kriteria
Penerbitan Daftar Efek Syariah, melalui Keputusan Ketua Bapepam LK
terbaru Nomor KEP- 208/BL/2012 kita mengenal dua jenis saham
Syariah dalam pasal:
(1) saham Syariah aktif, yaitu efek berupa saham termasuk Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan Waran Syariah
yang diterbitkan oleh Emiten atau perusahaan publik yang menyatakan

6
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPPE, 2008 h. 81

7
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran
dasarnya. Selanjutnya dalam pasal
(2) saham Syariah aktif, yaitu efek berupa saham termasuk
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan Waran
Syariah yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
dilakukan berdasarkan prinsip Syariah, selanjtnya disebut saham
Syariah pasif.

Tata cara dan persyaratan jenis saham Syariah aktif dijelaskan


POJK nomor: 17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan persyaratan
Efek Syariah berupa saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan
Publik Syariah. Dalam pasal 2 ayat 2 disebutkan: Anggaran dasar
Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah yang menerbitkan
Efek Syariah berupa saham wajib memuat kegiatan dan jenis usaha
serta cara pengelolaan usaha Emiten Syariah atau Perusahaan Publik
Syariah dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah di Pasar Modal.
Untuk menjamin bahwa kegiatan dan jenis usahanya serta
pengelolaannya berdasarkan prinsip syariah di Pasar Modal, maka
dalam POJK tersebutkan dalam Pasal 3: Emiten Syariah atau
Perusahaan Publik Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah.
Sedangkan kriteria saham syariah pasif terdapat pada Peraturan
Bapepam LK No.II.K.1 tentang Kriteria Penerbitan Daftar Efek
Syariah, melalui Keputusan Ketua Bapepam LK terbaru Nomor KEP-
208/BL/2012 tertanggal 24 April 2012 yang memperhatikan surat
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Nomor: B-370/DSN-MUI/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011 perihal
Penjelasan DSN-MUI atas penggunaan Total Asset sebagai Pengganti
Total Ekuitas dalam Kriteria Rasio Keuangan saham Syariah. 7

7
JURNAL EKUBIS Volume 1, No. 2, Pebruari 2017, ISSN: 0254.351

8
DAFTAR PUSTAKA

Budi Harsono, Efektif Bermain Saham


(Jakarta: kompas Gramedia, 2013)
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
(Yogyakarta: BPPE, 2008)
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah & Praktek Pasar Modal Syariah
(Bandung: Pustaka Setia)
Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
(Yogyakarta: UPP ykpn, 2010)
https://syariahsaham.id/hukum-jual-beli-saham-syariah-menurut-islam/
https://syariahsaham.id/untung-dan-rugi-berinvestasi-saham-syariah/

9
10

Anda mungkin juga menyukai