Oleh :
ADITYO PUTRAMAHENDRA
NIM : 11190453000012
JAKARTA
2023 M / 1444 H
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Dibawah Bimbingan
i
PENGESAHAN PANITIA U.JIAN
23 Dzulqa'dah 1444 H
iii
PAN'ITIA U.JIAN MUNAQASYAH
NIP. 195908191994032001
5. Penguji 2
Müfidah M.H
NIDN.2101018604
iv
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
pada Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Adapun semua sumber yang saya gunakan sebagai referensi dan
rujukan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dan plagiaris dari karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
NIM : 11190453000012
v
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
الرحِ ي ِْم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ِْــــــــــــــــــم للا
ِ بِس
v
7. Pimpinan dan seluruh Pengurus Perpustakaan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberi
kontribusi berupa literasi dan pustaka sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Orang tua tercinta, Swandoyo Tjatur Nugroho dan Ery Firnawatie
telah mendidik dan mendoakan penulis dalam setiap sujud dan
langkahnya yang insyaAllah selalu terkandung ridho untuk penulis
dengan diiringi dukungan, motivasi, saran, bantuan moral dan
material, serta kasih sayang yang tiada henti.
9. Pengurus Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati
Putih khususnya plt ketua umum Merpati Putih Marsyel Ririhena dan
Ahli Waris Nehemia Budi Setiawan yang telah beredia diwawancarai
guna melengkapi skripsi ini.
10. Kasubdit SDM dukungan pertahanan DITJEN POTHAN
Kementerian Pertahanan RI. Kolonel lek Dewa Gede Agung Putra
ST.,M.M.,(Han)yang telah bersedia diwawancarai guna melengkapi
penulisan skripsi ini
11. Shinta Pratiwi Wulansari dan Agil Pratama sebagai kaka dan abang
penulis yang sudah membiayai kuliah dari semester 1 hingga semester
8, terimakasih banyak atas dukungan nya selama ini hingga penulis
menyelesaikan perkuliahanya.
12. Dees Nabilla Ummu Habbibah sebagai support system penulis sejak
penulis masih berstatus sebagai mahasiswa baru hingga sekarang.
Terima kasih banyak untuk waktu, semua momen, dukungan, serta
masukan yang telah diberikan kepada penulis.
13. Keluarga Besar Prodi Hukum Tata Negara (siyasah) angkatan 2019
14. Dewan Guru Merpati Putih yang telah banyak memberikan masukan
kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.
15. Christian lie sebagai teman diskusi dan teman latihan penulis sejak
2018 hingga sekarang.
vi
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak dengan kebaikan
yang setimpal. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat, dapat membuka jendela
khazanah pengetahuan yang baru, dan memperluas informasi, khususnya bagi
penulis dan pembaca
Jakarta, 6 juni 2023
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH .......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATAPENGANTAR..............................................................................................vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................10
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah .............................................5
C. Rumusan Masalah..........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .....................................................6
E. Metode Penelitian ........................................................................................12
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................16
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
…………..…………………………........................................................................18
A.KERANGKA KONSEPTUAL.........................................................................22
1. Pengertian Nasionalisme .............................................................................24
2. Pengertian Sumber Daya Nasional ..............................................................28
3. UU No 23 tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk
pertahanan negara…...................................................................................30
B. LANDASAN TEORI…………………………………………......................................32
1. Teori pertahanan negara..............................................................................32
2. Konsep Hans Kohn .....................................................................................35
3. Kajian terdahulu…………………………………………………………………………………….36
viii
A. Analisis Kesesuaian Penerapan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Perguruan
Pencak Silat Merpati Putih dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2019 ...51
B. Analisis Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-Nilai
Nasionalisme dalam Perguruan Pencak Silat Merpati Putih Berdasarkan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2019 ............................................................55
BAB V Penutup ....................................................................................... ...60
A. Kesimpulan .....................................................................................................60
B. Saran ...............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
TRANSKIP WAWANCARA ...............................................................................68
ix
10
BAB I
Pendahuluan
1 Basri & Hendrawati. Pendidikan Hukum Indonesia yang berorentasi pada nilai-
nilai pancasila dalam era Revolusi Industri 4,0. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila (2019), h.
14
2
Yunita, “Penanaman nilai nasionalisme dalam pendidikan bela negara di
Universitas Sliwangi”, Universitas Islam Nusantara, (2020), h. 7
11
3
Negara Republik and Indonesia Tahun, “UNDANG-UNDANG DASAR
Perubahan Ketiga,” no. 5 (2001), https://www.bphn.go.id/data/documents/uud_1945.pdf.
12
4
Yunita, “Penanaman nilai nasionalisme dalam Pendidikan”….,(2020) h. 10
5
Habullah Alimudin Hakim, “Politik Hukum Implementasi Kesadaran bela
negara sumber daya manusia dalam menjaga pertahanan dan keutuhan NKRI berdasarkan
UU No. 23 Tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan
negara”, Fairness and Justice: Jurnal Ilmu Hukum, (2020), Vol. 18 No. 2, h. 56
13
1. Identifikasi Masalah
1) Keterbatasan pemahaman dan implementasi nilai nasionalisme dalam
kegiatan bela diri pencak silat Merpati Putih.
2) Rendahnya peran perguruan bela diri pencak silat Merpati Putih
dalam mempromosikan dan menanamkan nilai nasionalisme pada
peserta latihan.
3) Kurangnya dukungan dan keterlibatan pemerintah dalam mengelola
sumber daya nasional untuk pertahanan negara melalui kegiatan bela
diri pencak silat Merpati Putih.
4) Belum adanya analisis dan evaluasi terhadap implementasi nilai
nasionalisme dalam peraturan perundang-undangan nomor 23 tahun
2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan
negara.
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini pembahasannya lebih jelas dan terarah maka
penelitian ini hanya terbatas pada implementasi nilai nasionalisme
pada perguruan bela diri pencak silat Merpati Putih. Dan peneliti
membahas tentang analisis undang-undang nomor 23 tahun 2019
tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara,
bukan undang-undang lain yang berkaitan dengan masalah ini.
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui implementasi nilai Nasionalisme dalam Perguruan
Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih
2) Menganalisis undang-undang nomor 23 tahun 2019 tentang
pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi implementasi nilai
nasionalisme dalam perguruan bela diri pencak silat Merpati Putih.
2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis : penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang implementasi nilai Nasionalisme yang terkandung dalam
Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih, serta
mengidentifikasi nilai Nasionalisme yang terkandung dalam
perguruan tersebut.
2) Manfaat Praktis : penelitian ini memberikan masukan bagi perguruan
Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih di dalam
meningkatkan implementasi nilai Nasionalisme, serta memberikan
informasi bagi pemerintah tentang peran perguruan dalam
mengembangkan nilai-nilai tersebut pada masyarakat.
3) Manfaat Sosial : penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya nilai Nasionalisme dalam kehidupan
sehari-hari, serta meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme
masyarakat.
4) Manfaat Akademik : penelitian ini dijadikan sebagai salah satu
sumber referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti topik yang
sama.
16
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
3. Subjek Penelitian
4. Instrumen Penelitian
a. Pedoman Observasi
b. Pedoman wawancara
c. Pedoman Dokumentasi
1. Sumber Data
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
5. Sistematika Penulisan
BAB V Penutup.
Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi Simpulan dan Saran
terhadap permasalahan yang dibahas dalam penelitian skripsi ini.
22
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DAN LANDASAN TEORITIS
A. KERANGKA KONSEPTUAL
22
23
Generasi muda saat ini hidup di era globalisasi yang dimulai sejak tahun
1980-an dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia seperti
politik, sosial, ekonomi, agama, dan teknologi. Salah satu aspek kehidupan
yang juga terdampak oleh globalisasi adalah ketatanegaraan, termasuk di
dalamnya konsep nasionalisme. Namun, pengaruh globalisasi tersebut
berdampak pada perubahan pola pikir generasi muda, yang membuat mereka
cenderung apatis dan tidak peduli pada nilai-nilai nasionalisme. Berbeda
dengan generasi muda masa lalu yang secara alami memiliki rasa
nasionalisme. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi penting dalam
membentuk dan menyempurnakan individu generasi muda agar memahami
jati diri mereka sendiri. Dengan memiliki jati diri yang kuat, generasi muda
akan lebih mudah tumbuh dengan rasa nasionalisme yang tinggi, dan era
globalisasi tidak akan dapat mengubah pola pikir mereka terhadap
nasionalisme. Tujuan utama dari pendidikan karakter adalah membentuk
individu yang mengerti dan memahami jati dirinya sendiri.3
1. Pengertian Nasionalisme
(mahasiswa dari luar Jerman) terhadap bangsa, bahasa dan daerah asal
mereka.
5 Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Jakarta: Balai Pustaka 648 (1997).
26
adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang
ada dalam masyarakat. Karena kuatnya rasa yang dimiliki maka timbullah
rasa cinta bangsa dan tanah air.
a. Untuk mewakili perasaan rasa cinta pada tanah air, ras, bahasa atau
budaya yang sama, maka dalam hal ini nasionalisme sama dengan
patriotisme.
b. Sebagai representasi suatu keinginan akan kemerdekaan politik,
keselamatan dan prestise bangsa.
c. Sebagai wujud kesediaan untuk menjadi bagian dari organisme sosial
yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai
bangsa
d. Sebagai dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk
bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
e. Sebagai doktrin yang menyatakan bahwa bangsanya sendiri harus
dominan atau tertinggi di antara bangsa-bangsa lain dan harus
bertindak agresif.
6
Sunarso, “Pendidikan Kewarganegaraan.”
28
perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada
dalam masyarakat. Dalam paradigma baru tentang nasionalisme,
nasionalisme harus diartikan sebagai bentuk orientasi pemikiran bangsa yang
memberikan wawasan dan bimbingan bangsa untuk secara terus menerus
mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam berbagai bidang kebanggaan dan
kehormatan bangsa. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu orientasi
pemikiran yang dapat dipakai untuk mempertahankan serta menanggulangi
segala tantangan dan kesulitan yang dihadapi bangsa pada saat ini atau masa
yang akan datang. Dengan demikian sikap kebangsaan yang harus dibangun
kembali pada saat ini perlu dilandasi dengan persepsi dan konsepsi
nasionalisme baru dan juga pemahaman terhadap konsep ikatan bangsa itu
sendiri yang berwawasan sosial, budaya, ekonomi, dan sains.
Sumber daya nasional adalah segala sumber daya yang dimiliki oleh
suatu negara, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun sumber
daya lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kepentingan
nasional. Sumber daya nasional sangat penting dalam pembangunan suatu
negara, termasuk dalam bidang pertahanan dan keamanan. Pengelolaan
sumber daya nasional yang baik dapat memperkuat pertahanan negara dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengertian sumber daya manusia
(SDM) adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik
institusi maupun perusahaan dan merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan. Sedangkan pengertian sumber daya nasional
sendiri dapat ditemukan dalam berbagai peraturan, seperti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air 7
7Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 1, dan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, Pasal 1 ayat (1)
29
e. Sarana dan Prasarana Nasional adalah hasil budi daya manusia yang
dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan
Pertahanan Negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Pembinaan Kesadaran Bela
Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada
warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara.
30
a. Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Bahwa sistem pertahanan negara bersifat semesta yang melibatkan
seluruh Sumber Daya Nasional yang dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan
berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman.
c. Bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
negara mengamanatkan mengenai usaha bela negara, komponen
cadangan, dan komponen pendukung diatur dengan Undang-Undang.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, san huruf c, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional.
Pada hakikatnya pertahanan negara bersifat semesta, sehingga
pelaksanaannya harus atas dasar kesadaran untuk melakukan kewajiban dan
8Jogloabang, “UU 23 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk
Pertahanan NegaraNo Title,” jogloabang (2019),
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-23-2019-pengelolaan-sumber-daya-nasional-
pertahanan-negara.
31
demi mendapatkan hak sebagai Warga Negara. Yang mana hal tersebut tidak
lepas dari penyusunan prinsip hak asasi manusia, demokrasi, lingkungan
hidup, kesejahteraan umum, ketentuan hidup nasional, hukum internasional,
dan tabiat internasional.
B. LANDASAN TEORI
9Republik Indonesia, “UU No. 23 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional
Untuk Pertahanan Negara,” Sekretariat Negara. Jakarta, no. 009207 (2019).
33
baik yang ada pada pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter dari
pusat sampai di wilayah.
Hans Kohn, memberikan terminologi yang sampai saat ini masih tetap
digunakan secara relevan yakni: “nationalism is a state of mind in which the
supreme loyalty of individual is felt to be due the nation state”. Bahwa
nasionalisme merupakan suatu faham yang memandang bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. 12
e. Sedang negara lebih menunjuk kepada suatu badan politik dari rakyat atau
atau bangsa yang menempati wilayah tertentu yang terorganisirsecara
politis di bawah suatu pemerintah yang berdaulat, dan atau tidak tunduk
kepada kekuasaan dari luar.
3. Kajian Terdahulu
13 Andrian Firdaus, “konsep bela negara dalam menjaga keutuhan nkri dalam perspektif
fiqh siyasah” (http://repository.radenintan.ac.id/7936/1/SKRIPSI.pdf) di akses pada tanggal
10 January 2023, Pukul 09:42 WIB
14 Wiji Widyastuti, “pengaruh hasil belajar pendidikan bela negara terhadap sikap cinta
tanah air pada siswa kelas xi sma taruna nusantara magelang tahun pelajaran 2010/2011”
(http://lib.unnes.ac.id/7521/1/10443.pdf) di akses pada tanggal 10 january 2023, Pukul
09:50 WIB
38
15Sri Indriani Umra, “penerapan konsep bela negara, nasionalisme atau militerisasi warga
negara” Jurnal lex renaissance No. 1 VOL. 4 JANUARI 2019: H. 164 – 178. di akses pada
tanggal 10 January 2023, Pukul 09:55 WIB
39
16Ulfi Sayyidil Fikri, “peran padepokan pencak silat dalam mengembangkan karakter
generasi muda” (http://repository.unpas.ac.id/46581/7/00%20COVER.pdf) diakses pada
tanggal 10 januari 2023 Pukul 12:00 WIB
40
BAB III
IMPLEMENTASI NILAI NASIONALISME DALAM PERGURUAN
PENCAK SILAT MERPATI PUTIH
40
41
Beliau sadar akan usianya yang semakin tua. Beliau memberi mandat
penuh dan amanat pada keturunannya yang pada silsilah termasuk dalam
Grat V, yaitu R Bongso Permono Ing Ngulakan Wates. Setelah Gagak
Handoko menyerahkan tampuk kepemimpinan perguruan, beliau lalu
42
kedua putera Sang Guru. Dalam menyampaikan latihan Sang Guru tidak
segan-segasn turun langsung dan memberi wejangan yang pada dasarnya
untuk membangkitkan gairah dan perkembangan Merpati Putih.
Tahun 1968 kedua putera Sang Guru sebagai pucuk pimpinan menjadi
motor untuk mengembangkan sayapnya, yaitu dengan dibukanya cabang
pertama di Madiun, Jawa Timur. Selanjutnya pihak militer juga ditembus.
Dari hasil peragaannya, Merpati Putih mendapat kehormatan untuk melatih
anggota Seksi I Korem 072 dan Anggota Batalyon 403/Diponegoro di
Yogyakarta.
Pada awal hijrahnya Mas Poeng dan Mas Bud ke Jakarta sejak Maret
1976, dengan membina Pasukan Pengawal Presiden dan Koppasandha, maka
secara mendadak pula membina pelajar/mahasiswa di Jakarta. Dengan
kondisi tersebut perguruan merasa kedodoran, terutama dalam menyiapkan
kader pelatih dan masalah keorganisasian serta metode pendidikan dan
latihan. Oleh sebab itu sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1985,
perguruan melakukan pembinaan secara terus menerus ke dalam, guna
persiapan menghadapi perkembangan perguruan yang animo dan keinginan
masyarakat begitu besar terhadap Merpati Putih.
44
2Randy Wirayudha, “Pencak Silat Warisan Mataram Menembus Zaman,” Historia Masa
Lampau Selalu Aktual (2018), https://historia.id/olahraga/articles/pencak-silat-warisan-
mataram-menembus-zaman-DWe54/page/1.
45
Pencak silat Merpati Putih merupakan salah satu seni bela diri
tradisional Indonesia yang dikenal dengan gerakan-gerakan elegan dan
berkesan. Sebagai suatu perguruan, Merpati Putih tidak hanya mengajarkan
teknik-teknik bela diri semata, tetapi juga nilai-nilai nasionalisme yang erat
kaitannya dengan budaya Indonesia.
Pendidikan nilai nasionalisme adalah salah satu hal penting dalam
pendidikan karakter di Indonesia. Nilai-nilai nasionalisme seperti cinta tanah
air, gotong royong, keberanian, dan kemandirian merupakan nilai-nilai yang
diajarkan dan diterapkan dalam pendidikan Merpati Putih.
Pertama, nilai cinta tanah air diwujudkan dengan cara memberikan
penekanan pada pentingnya rasa kecintaan dan tanggung jawab terhadap
negara. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan pendidikan dan
kesadaran tentang sejarah bangsa Indonesia, seperti perjuangan untuk meraih
kemerdekaan. Hal ini membantu anggota Merpati Putih untuk memahami dan
menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan
negara Indonesia, kemudian cinta tanah air berada di dalam Janji anggota
Merpati Putih yang kedua yaitu Mengabdi dan Berbakti kepada Nusa Bangsa
Negara Republik Indonesia.
Kedua, nilai gotong royong diajarkan dalam Merpati Putih sebagai
bagian dari kerja sama tim yang solid dan saling membantu. Dalam Merpati
Putih, anggota diajarkan untuk saling membantu satu sama lain dalam Latihan
apabila ada salah satu anggota yang kurang mengerti Teknik atau Gerakan
ketika latihan, dan juga menumbuhkan rasa solidaritas di antara anggota. Hal
ini penting dalam membangun rasa persatuan dan kesatuan, yang merupakan
nilai yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan budaya Indonesia.
Ketiga, nilai keberanian dan kemandirian juga diajarkan dalam
Merpati Putih. anggota diajarkan untuk memiliki rasa percaya diri yang kuat
dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Missal Ketika ujian
kenaikan tingkat, anggota Merpati Putih diharuskan mematahkan Beton Cor
sesuai tingkatan masing-masing anggota, kekerasan Beton Cor untuk dasar 1
46
saja cukup keras yaitu Beton A, dan untuk tingkatan kombinasi keatas yaitu
Batu Kali dan Besi Rel, kemudian ujian tata gerak dilakukan secara sendiri
tidak berkelompok karena dilarang mencontek Ketika ujian. Nilai yang sangat
penting untuk mengembangkan kemandirian dan keterampilan
kepemimpinan. Pendidikan nilai nasionalisme di Merpati Putih didukung
oleh beberapa referensi penelitian.
Menurut Marsyel Ririhena (2023), nilai-nilai nasionalisme yang
terkandung dalam Perguruan Merpati Putih diantaranya terdapat di dalam
Janji anggota Merpati Putih. Yaitu, pertama taat dan percaya kepada tuhan
yang Maha Esa, kedua Mengabdi dan Berbakti kepada Nusa Bangsa Negara
Republik Indonesia, ketiga Setia dan Taat pada Perguruan. yang dimana nilai
nasionalisme terkandung di dalam janji anggota yang kedua. Kemudian nilai
nasionalisme terkandung dalam baju Latihan Merpati Putih, terdapat lubang
3 pasang di dekat leher. Warna putih dengan leher warna merah berbentuk
segi lima dengan garis – garis jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap
ujung lengan. Artinya: Warna putih menunjukkan kesucian, ketulusan hati,
kepasrahan, keterbukaan hati serta menjunjung tinggi arti perdamaian. Leher
berbentuk segi lima menggambarkan Pancasila, terdapat juga jumlah jahitan
pada leher tersebut. Ini berarti anggota Merpati Putih menjunjung tinggi dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila.
Lubang tali kancing mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa di
dalam hidup ini terdapat : Tuhan Yang Maha Esa (sang pencipta), ALAM
(sumber hidup), DUNIA (kehidupan). Selain itu juga menggambarkan jumlah
janji anggota Merpati Putih yang sering disebut TRI PRASETYA.
Celana, berwarna hitam menggambarkan ciri khas Pencak Silat
indonesia dan merupakan pakaian khas masyarakat (petani). Warna hitam
juga melambangkan keteguhan hati.
Sabuk, berwarna merah dengan jumlah jahitan 5 jalur menggambarkan
Pancasila. Dalam menggunakan seragam yang telah dilengkapi dengan
menggunakan sabuk merah berarti telah siap sebagai anggota Merpati Putih
yang mengerti makna baik dan buruk serta bertanggung jawab dalam
melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu MERSUDI
47
3
Marsyel Ririhena,”sekretariat umum perguruan merpati putih”, interviewed pribadi,
(bertempat: kantor sekretariat Merpati Putih di wisma 77 Jakarta Barat) 10 februari 2023
pukul 13:30 wib
48
Pencak silat Merpati Putih bukan hanya sebuah seni bela diri, tetapi
juga mewakili warisan budaya Indonesia yang kaya dan mengandung nilai-
nilai nasionalisme yang tinggi. Melalui latihan dan pembelajaran di perguruan
pencak silat Merpati Putih, para anggota diajarkan tentang pentingnya cinta
tanah air, semangat kebangsaan, dan kepedulian terhadap persatuan bangsa.
Mereka dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap keutuhan dan
kedaulatan negara serta kesiapan dalam menjaga keamanan dan pertahanan
nasional. Selain itu, perguruan ini juga mengajarkan etika dan nilai-nilai
moral yang kuat kepada para anggotanya. Mereka diajarkan tentang
kejujuran, disiplin, keberanian, dan penghormatan terhadap sesama manusia.
Semua nilai-nilai ini merupakan fondasi yang kuat dalam membangun
karakter yang mencerminkan sikap nasionalis.
5 Dewa gede agung putra Kasubdit sdm ditjen pothan Kementerian Pertahanan”,
interviewed pribadi, (bertempat: di kantor ditjen pothan kementerian pertahanan di tanah
abang) 16 mei 2023 pukul 13:00 wib
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI NASIONALISME
DALAM PERGURUAN PENCAK SILAT MERPATI PUTIH
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2019
A. Analisis Kesesuaian Penerapan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam
Perguruan Pencak Silat Merpati Putih dengan Undang-Undang No. 23
Tahun 2019
51
52
Hal ini serupa dengan hasil wawancara peneliti dengan marsyel ririhena.
Marsyel ririhena mengungkapkan bahwa nilai nasionalisme merpati putih
salah satunya tercermin dalam atribut perguruan merpati putih. 1
Dalam hal ini, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
menilai kesesuaian penerapan nilai-nilai nasionalisme dalam Pencak Silat
Merpati Putih dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2019. Pertama, aspek
historis dan filosofis, di mana perguruan Pencak Silat Merpati Putih harus
memiliki pemahaman yang kuat tentang sejarah dan asal-usul seni beladiri ini
serta filosofinya sebagai bagian dari budaya Indonesia.
54
sedalam 3 meter. 3 korban meninggal dunia yaitu nani nuraeni (35), aldi (8,5),
dan aurel (1,5).
Hal ini serupa dengan hasil wawancara peneliti dengan nehemia budi
setiawan. Nehemia budi setiawan mengungkapkan bahwa implementasi nilai
nasionalisme pada perguruan merpati putih ialah, ilmu getaran merpati putih
diajarkan pada institusi negara. Serta untuk pemulihan pasien yang terkena
covid-19.2
A. Faktor-Faktor Pendukung
1. Kepemimpinan Organisasi
Kepemimpinan organisasi yang kuat dan memiliki visi yang jelas dapat
menjadi faktor pendukung implementasi nilai-nilai nasionalisme dalam
Perguruan Pencak Silat Merpati Putih. Kepemimpinan yang baik dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada anggota untuk
mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme dalam setiap kegiatan
yang dilakukan.
2. Pembinaan Karakter
B. Faktor-Faktor Penghambat
A. Kesimpulan
60
61
Ada hal yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan, yaitu
memastikan penerapan nilai-nilai nasionalisme harus diterapkan secara
konsisten dan terus-menerus dalam setiap aspek kegiatan pada perguruan
Merpati Putih. Hal ini dapat dilakukan dengan melaksanakan evaluasi secara
berkala untuk mengimplementasi nilai-nilai nasionalisme tersebut, serta
melakukan perbaikan dan perubahan jika diperlukan.
B. Saran
1. Untuk perguruan pencak silat beladiri tangan kosong Merpati Putih agar
lebih mengoptimalkan peran mereka dalam pembentukan karakter nasionalis
dan cinta tanah air yang kuat, seperti dengan memperdalam pengajaran tidak
hanya fisik saja tetapi intelektual dan spiritual juga harus diperdalam agar
setiap anggota merpati putih tidak hanya kuat secara fisik saja tetapi bisa
berguna bagi bangsa dan negara, supaya bisa memilih dan memilah dari
dampak negatif globalisasi serta menjadi sumber daya nasional apabila suatu
saat terdapat ancaman di negara kesatuan republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
JURNAL
(2011).
Andrian Firdaus, “konsep bela negara dalam menjaga keutuhan nkri dalam
perspektif fiqh siyasah”
(http://repository.radenintan.ac.id/7936/1/SKRIPSI.pdf) (2019).
ARTIKEL
Wicaksono, Bayu Adi. “Menguak Ilmu Getar Kopassus Temukan Mayat Dan
Radiasi Nuklir.” Portal Pemilu (2018).
https://www.viva.co.id/berita/metro/1004867-menguak-ilmu-getar-
kopassus-temukan-mayat-dan-radiasi-nuklir?page=4.
https://merpatiputih.ukm.ugm.ac.id/merpati-putih/sejarah.
WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
IMPLEMENTASI NILAI NASIONALISME PADA PERGURUAN
BELA DIRI PENCAK SILAT MERPATI PUTIH (ANALISA
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2019 TENTANG
PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK
PERTAHANAN NEGARA)
Pewawancara (P)
Narasumber (N)
N : Cinta Tanah Air, Salah satu nilai utama dalam Perguruan Merpati Putih
adalah cinta tanah air. Para anggota perguruan diajarkan untuk mencintai dan
menghormati Indonesia sebagai tanah kelahiran mereka. Mereka dipupuk
dengan rasa kebanggaan terhadap sejarah, budaya, dan kekayaan alam
Indonesia. kemudian, Bhinneka Tunggal Ika Konsep "Bhinneka Tunggal Ika"
yang merupakan moto bermasyarakat di Indonesia, juga tercermin dalam
ajaran Merpati Putih. Perguruan ini menghargai keberagaman dalam
masyarakat dan mengutamakan persatuan di antara anggotanya. Mereka
diajarkan untuk melihat perbedaan sebagai kekayaan dan membangun
69
kerjasama yang harmonis tanpa memandang suku, agama, ras, atau budaya.
Agama dan suku apapun boleh berlatih di perguruan Merpati Putih.
Ketiga, Persaingan antar perguruan pencak silat yang intens dapat menjadi
penghambat utama dalam implementasi nilai nasionalisme. Meskipun pencak
silat merupakan seni bela diri tradisional Indonesia yang seharusnya
memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan, persaingan yang berlebihan
antara perguruan-perguruan pencak silat sering kali mengarah pada
kecenderungan yang merugikan nilai-nilai nasionalisme.
71
persaingan yang terlalu sengit antara perguruan pencak silat dapat memicu
rivalitas yang berlebihan di antara para praktisi dan penggemar. Setiap
perguruan ingin membuktikan keunggulannya sendiri dan menjadi yang
terbaik dalam komunitas pencak silat. Hal ini seringkali mengarah pada
pemikiran yang egois, di mana perguruan-perguruan lebih fokus pada
promosi diri sendiri daripada memperkuat persatuan dan solidaritas di antara
praktisi pencak silat. Persaingan yang berlebihan juga dapat memicu konflik
antar perguruan. Ketika setiap perguruan berusaha untuk mendapatkan
reputasi yang lebih tinggi, persaingan menjadi semakin sengit dan terkadang
melibatkan tindakan-tindakan yang tidak etis. Perkelahian dan perdebatan
seringkali terjadi, baik di dalam maupun di luar lingkungan perguruan pencak
silat. Hal ini menciptakan iklim yang tidak kondusif untuk mengembangkan
rasa persatuan dan semangat kebangsaan yang seharusnya menjadi bagian
integral dari praktik pencak silat.
persaingan antar perguruan pencak silat yang terlalu intens juga dapat
memengaruhi perkembangan pencak silat sebagai warisan budaya nasional.
Fokus yang terlalu kuat pada persaingan dan pencapaian individu dapat
mengabaikan pentingnya menjaga dan melestarikan aspek-aspek budaya dan
tradisi dalam pencak silat. Para praktisi lebih mementingkan kemenangan dan
prestasi pribadi daripada mempelajari dan mempraktikkan nilai-nilai budaya
yang melekat dalam seni bela diri ini. Akibatnya, nilai-nilai nasionalisme
yang seharusnya dipromosikan oleh pencak silat sebagai simbol identitas
bangsa dapat terabaikan dan terpinggirkan.
72
TRANSKIP WAWANCARA
P : Selamat siang, Mas Hemy. Terima kasih telah berkenan untuk saya
wawancarai. Izin bertanya mas mengenai nilai nasionalisme yang
tercermin dalam pelatihan pada perguruan Merpati Putih?
Selain itu Merpati Putih juga Mengajarkan Ilmu Getaran untuk tuna Netra,
dan Ketika awal awal covid banyak instruktur perguruan Merpati Putih yang
menjadi relawan covid 19, ilmu pernapasan Merpati Putih juga diajarkan
kepada para pasien yang terkena covid 19.
P : izin bertanya mas mengenai ilmu getaran, apa itu ilmu getaran dan
manfaatnya untuk orang banyak?
tertutup. Karena setiap benda itu memiliki energi / atom yang terkandung
didalam setiap benda, rasa di dalam itulah yang kita latih / kita olah melalui
Latihan pernapasan di Merpati Putih.
Salah satu manfaatnya Ketika salah satu anggota KOPASSUS Bernama Praka
Pujiono dari Yon 14 Grup 1. mencari korban longsor di daerah cijeruk pada
bulan februari 2018 silam. Praka Pujiono berhasil mendeteksi keberadaan
korban berjarak 50 meter dari titik longsor yang telah teruruk sedalam 3
meter. 3 korban meninggal dunia yaitu nani nuraeni (35), aldi (8,5), dan aurel
(1,5)
Kemudian Ilmu getaran merpati putih juga diujicobakan pada Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN) untuk mendeteksi radiasi nuklir, hasilnya getaran
Merpati Putih dapat lebih cepat digunakan untuk mendeteksi radiasi nuklir
dibanding alat yang digunakan oleh BATAN. Getaran merpati putih juga
diajarkan kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung yaitu tuna
Netra, mereka diajarkan ilmu getaran Merpati Putih supaya dapat
mempermudah kegiatan mereka dalam menjalani aktifitas sehari-hari.
Ilmu pernafasan Merpati Putih juga dapat menyembuhkan orang yang terkena
covid 19, dengan melakukan olah pernafasan dapat membantu otot-otot paru
dan jantung menjadi kuat sehingga mampu memompa oksigen lebih banyak.
karena virus corona menyerang sistem pernafasan, jadi yang harus dilakukan
adalah memaksimalkan oksigen yang masuk ke paru-paru, jantung, otak dan
semua organ tubuh lainnya dengan olah nafas. Transfer oksigen melalui pipa
kapiler harus didorong dengan cepat melalui olah nafas.
75
TRANSKIP WAWANCARA
Kementerian Pertahanan RI
N : Harapan saya terhadap perguruan pencak silat Merpati Putih adalah dapat
terus menjadi garda terdepan dalam membangun dan memperkuat jiwa
77