858818003
PROGRAM STUDI
TAHUN 20202
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Sekolah Dasar Melalui Metode
Story Completion
NIM : 858818003
Tutor Mahasiswa
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2. Bagaimana metode story completion dapat meningkatkan hasil belajar
PKn siswa sekolah dasar kelas 4 pada materi globalisasi?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa.
a. Siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran
b. Membantu dalam menguasai materi pelajaran dengan baik.
c. Dengan metode yang berfariasi tidak membuat, siswa bosan.
d. Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi
belajarnya.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan model pembelajaran dalam KBM.
b. Mendapat informasi tentang kemampuan siswa.
c. Bahan pertimbangan dalam mengajar, mendorong, dan
membimbing siswa untuk mengupayakan dalam peningkatan mutu
pendidikan.
3. Bagi Sekolah.
a. Sebagai sumbangan pikiran dan untuk menambah referensi
perpustakaan berupa hasil penelitian.
b. Pengembangan penelitian lebih lanjut, yakni dapat dijadikan
sebagai acuan pertimbangan dalam menembah cakrawala berfikir.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebagai landasan dalam merencanakan dan melaksanakan PTK ini, akan
diuraikan secara berturut – turut: (1) pengertian hasil belajar, (2) materi globalisasi di
SD, (3) metode story completion.
2
psikomotor. Domain kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
menguraikan dan menentukan hubungan, mengorganisasikan, dan menilai. Domain
afektif meliputi sikap menerima, memberikan respon, menilai, mengorganisasikan, dan
karakteristik. Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manajerial, dan intelektual. Sama halnya dengan pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan
motorik, dan sikap (Suprijono 2009: 5). Sedangkan menurut Sudjana, hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sanjaya 2011).
Dari keempat pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan perilaku individu setelah melalui proses belajar.
B. Materi Globalisasi di SD
Globalisasi berasal dari kata “global” dan “sasi”. Jadi globalisasi adalah proses
masuknya sesuatu ke ruang lingkup dunia (Tim Fokus 2010: 48). Peristiwa yang terjadi
di dunia dapat kita saksikan secara langsung tanpa harus mendatanginya. Kita dapat
berkomunikasi dengan sanak saudara dan sahabat di negeri yang jauh dengan alat
telekomunikasi. Kita juga dapat menempuh perjalanan jauh hanya beberapa jam dengan
pesawat (Sarjan dan Nugroho 2008: 95). Berikut beberapa ciri yang menandakan
semakin berkembangnya globalisasi di dunia:
a. Adanya sikap saling ketergantungan antar satu negara dengan negara lain
terutama di bidang ekonomi.
b. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
c. Berkembangnya barang-barang elektronik seperti telepon genggam, televisi
satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepat.
d. Peningkatan interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media
massa.
Keberadaan globalisasi juga pastinya membawa pengaruh, baik itu pengaruh
positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positifnya yaitu: (1) kemajuan di bidang
transportasi dan komunikasi, (2) meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu
Negara, (3) meluasnya pasar untuk produk dalam negeri, (4) dapat memperoleh lebih
banyak modal dan teknologi yang lebih baik, dan (5) menyediakan dana tambahan
untuk pembangunan ekonomi. Sedangkan pengaruh negatifnya dari adanya globalisasi
antara lain: (1) gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, (2) masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri,
dan (3) karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.
3
Adapun contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar dapat dilihat dari: (1)
gaya hidup, (2) makanan, (3) pakaian, dan (4) komunikasi. Kebudayaan merupakan
perwujudan pikiran, perasaan, dan kehendak manusia (Tim Fokus 2010: 63). Indonesia
terkenal sebagai negara yang mempunyai berbagai macam kebudayaan daerah,
diantaranya adalah kesenian tari, pakaian, dan adat istiadat. Kebudayaan di Indonesia
sudah terkenal di dunia internasional. Hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang
dilakukan Indonesia dengan negara lain. Keuntungan yang diperoleh dari kerja sama
tersebut banyak sekali. Adapun keuntungan yang diperoleh bagi Negara Indonesia
adalah sebagai berikut: (1) Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain, (2)
Mempererat hubungan dengan negara lain, dan (3) Indonesia diakui sebagai negara
yang memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi (Bestari dan Sumiati 2008: 88).
Sebagai warga Negara Indonesia kita tidak dapat menutup diri dari modernisasi
dan globalisasi. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri agar dapat mengambil
manfaat dari globalisasi dan menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak jati diri
dan identitas bangsa. Ada beberapa sikap yang harus dimiliki kita sebagai warga Negara
Indonesia yang bermartabat dan memiliki jati diri yang luhur, antara lain sebagai
berikut:
a. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi
perubahan
c. Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi.
d. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
e. Mencintai kebudayaan bangsa sendiri daripada kebudayaan asing.
f. Melestarikan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai
kebudayaan tersebut, baik seni maupun adat istiadatnya.
g. Memilih informasi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari
pengaruh negatif.
h. Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia barat yang bertentangan
dengan nilai dan norma yang berlaku (Bestari dan Sumiati 2008: 92).
C. Metode Story Completion
Metode story completion merupakan metode yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn dengan cara menyelesaikan
sebagian cerita dan kemudian digantikan oleh siswa lainnya. Di sisi lain, Tarigan dkk,
(1998: 161) mengemukakan metode story completion dengan istilah melanjutkan cerita,
yakni dua, tiga, atau empat orang siswa bersama-sama menyusun cerita secara spontan,
guru atau siswa mengawali cerita dan cerita itu dilanjutkan oleh siswa kedua, ketiga dan
dikahiri oleh siswa berikutnya. Pada bagian akhir dilakukan kegiatan memeriksa
jalannya cerita apakah sudah sistematis, logis, atau padu. Dalam hal ini, siswa dituntut
4
kompak dan padu satu dengan yang lain untuk dapat menyimak dengan baik, berpikir
cepat, kritis, dan kreatif dalam menyelesaikan cerita temannya.
Keunggulan metode ini, yakni melalui diskusi dengan teman kelompok, siswa
dapat secara runtut mengetahui alur cerita dari awal hingga akhir jalannya cerita. Ada
yang memulai, ada yang melanjutkan, dan ada yang bertugas untuk menyelesaikan
cerita. Jadi, kegiatan bercerita tersebut dilakukan secara kolaboratif. Melalui teknik ini
pula siswa menjadi fokus menyimak cerita dari temannya karena akan melanjutkan
cerita tersebut. Jadi, mau tidak mau semua siswa harus terfokus dalam menyimak cerita
temannya agar dapat melanjutkan cerita tersebut pada saat ditunjuk oleh guru. Di
samping itu, dengan metode story completion, siswa tidak bosan untuk belajar karena
ada unsur bermain dan ada tuntutan untuk berpikir kreatif menuangkan kreasinya pada
saat melanjutkan cerita sehingga setiap siswa memiliki ciri khas masing-masing pada
saat bercerita.
Dari keunggulan yang dijelaskan di atas, maka permasalahan yang ada, yakni
kesulitan siswa dalam memahami materi, mengurutkan cerita, ketidakfokusan siswa
dalam belajar yang membuat cerita tidak sistematis, dan kebosanan siswa dalam belajar
dapat diatasi. Semua permasalahan itu dapat diatasi melalui diskusi antar siswa
sehingga siswa dapat memahami urutan cerita, tanggung jawab melanjutkan cerita yang
dapat menantang siswa untuk terfokus, bercerita bergiliran melanjutkan untuk
menghilangkan kebosanan karena ada unsur bermain. Dengan demikian, siswa menjadi
lebih paham materi yang sedang dipelajari dan hasil belajar siswa akan dapat
ditingkatkan.
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada mata pelajaran PKn adalah siswa kelas IV SDN Tarokan 1,
Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2019/2020 Spesifikasi sebagai
subyek penelitian kelas IV. Dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 17 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki.
5
B. Deskripsi per Siklus
1. SIKLUS I
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Setiap kegiatan membutuhkan perencanaan, begitu juga dalam penelitian ini
dilakukan beberapa perencanaan yaitu :
1) Menetapkan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP;
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Kurikulum KTSP dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengan
materi yang telah ditetapkan dengan menggunakan cooperative learning
3) Menentukan metode pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
yaitu story completion;
4) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pembelajaran;
5) Menyiapkan soal pre test dan post test terkait mata pelajaran Pkn khususnya
tentang materi globalisasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik;
6) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar
jawaban, dan lembar kuis terkait materi globalisasi;
7) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung;
8) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi;
9) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Fokus pembelajaran pada siklus I adalah pada materi pelajaran PKn tentang
globalisasi yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) jam pelajaran (1 x pertemuan).
Kegiatan Awal;
a) Menyajikan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan kali ini.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa dengan
contoh-contoh kejadian yang ada di lingkungan sekitar.
Kegiatan Inti;
a) Pembagian kelompok.
b) Melaksanakan kegiatan kelompok.
c) Mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan oleh pendidik.
d) Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap
kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih
terdapat kesalahan-kesalahan.
e) Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual.
f) Pemeriksaan hasil tes dan penghargaan kelompok.
6
3) Refleksi
Peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan
penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan. Melakukan
evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan
dan pertimbangan untuk melakukan siklus selanjutnya. Data hasil observasi dan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris selanjutnya dilakukan analisis
data sebagai data kajian untuk melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui
perkembangan yang diperoleh dari penerapan metode story completion. Yang nantinya
akan direfleksikan dan dibandingkan dengan data observasi dan hasil belajar siswa pada
siklus II.
2. SIKLUS II
Langkah-langkah pada siklus II sama dengan langkah-langkah pada siklus I baik
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, maupun refleksi. Hanya saja terdapat
perbedaan dalam siklus II, yaitu perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran prasiklus mata pelajatan PKn materi globalisasi kelas IV SDN
Tarokan 1, hasilnya belum memuaskan, siswa yang mendapat nilai di atas 75 sebanyak
13 siswa sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 12 siswa.
Perbaikan pembelajaran siklus I dengan subjek siswa kelas IV SDN Tarokan 1.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP. Pada akhir pembelajaran didakan penilaian
untuk mengetahui tingkat keberhasilan terdapat 21 siswa mencapai nilai diatas 75 dan 4
siswa mendapat nilai kurang dari 75. Hasil penilaian siklus I diperoleh setelah
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I selesai.
Pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi
diperoleh data bahwa: (1) Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dimengerti
siswa, (2) Siswa kurang terampil dalam menerapkan Metode Story Completion,
(3) Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa.
Dari hasil pengamatan, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui
kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran. Perbaikan
pembelajarn tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berikut:
(1) Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga siswa mudah memahami,
(2) Memotivasi siswa agar lebih terampil dalam menerapkan metode story completion,
(3) Memberikan bimbingan pada siswa yang membutuhkan.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II skenario pembelajaran berlangsung
dengan baik dan dilaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran diadakan
penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan, terdapat 23 siswa mencapai nilai
diatas 75 dan 2 siswa mendapat nilai kurang dari 75.
7
Pada pembelajaran perbaikan siklus II dengan menggunakan lembar observasi.
Dalam proses ini diperoleh data bahwa: (1) Penyampaian materi disampaikan dengan
baik sehingga siswa memahami materi, (2) Siswa sudah berani bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan, (3) siswa terampil dalam menerapkan story completion.
Pada tahap siklus 2, guru sudah mulai bisa membangun kegiatan apersepsi yang
bisa memotivasi siswa untuk belajar, selain itu siswa lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Siswa sudah mulai menunjukkan sikap yang realistis yaitu
aktif bertanya tentang materi yang belum dipahami dan fokus menyimak dan
meneruskan cerita sesuai penerapan metode story completion mengenai materi
globalisasi, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan, tidak membosankan
dan siswa lebih mudah menyerap informasi (materi) dari pembelajaran yang
disampaikan.
Perolehan rentang nilai 90 – 100 terus meningkat tiap siklusnya, rentang nilai 80
– 89 mengalami peningkatan 4% dari siklus I ke siklus II, sedangkan rentang nilai 70–
79 menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 18% dari siklus I ke siklus II.
Bahkan pada siklus II prosentase rentang nilai 90 – 100 menduduki peringkat tertinggi
dibanding dengan rentang nilai yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dilihat mulai pra siklus hingga siklus I sampai II, terdapat peningkatan nilai
yang diperoleh oleh siswa untuk tes individu yang awalnya masih rendah. Dan juga dari
angket yang dibagikan kepada siswa, siswa diarahkan untuk menilai diri sendiri melalui
pernyataan-pernyataan yang telah dibuat guru. Menunjukkan adanya perubahan dalam
indikator prestasi belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa metode story
completion yang digunakan guru dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran PKn.
8
B. Saran – Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2006. Teori Pembejaran. Semarang: MKU UNNES.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bestari, Prayoga dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Menjadi Warga
Negara yang Baik Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi, Ressi Kartika. dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD dan MI Kelas
IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, aade. 2011. Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa. Diunduh dari
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html.
[diakses pada 12/07/2011].
Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Bangga Menjadi Insan
Pancasila 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Subagyo. dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang: UPT MKU UNNES.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tarigan, H. G. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tim Fokus. 2010. Fokus Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV Semester 2.
Solo: CV. Sindunata
Ubaedillah, A. dkk. 2008. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah.