Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN KARDIOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2021


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
HALAMAN JUDUL

Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

DISUSUN OLEH :

Muhammad Afief Batara Putra


111 2021 1025

DOKTER PENDIDIK KLINIK :

dr. Nurhikmawati, M.kes, Sp.JP-FIHA

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN KARDIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Muhammad Afief Batara Putra

Stambuk : 111 2021 1025

Judul : Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Telah menyelesaikan tugas referat yang berjudul “Tanda dan Gejala

Penyakit Jantung Koroner” dan telah disetujui serta dibacakan dihadapan

dokter pendidik klinik dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada Bagian

Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar,10 Desember 2021

Menyetujui,

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Nurhikmawati, M.kes, Sp.JP-FIHA Muhammad Afief Batara Putra

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat ini dengan judul “Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di
Bagian Kardiologi.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan, saran,
dan kritik dari berbagai pihak akhirnya referat ini dapat terselesaikan serta tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan
rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan referat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan referat ini. Saya berharap sekiranya referat ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Makassar, Desember 2021


Hormat Saya,

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit infark miokard akut

dengan gejala yang disebabkan adanya penyempitan atau tersumbatnya

pembuluh darah arteri koroner baik sebagian/total yang mengakibatkan

suplai oksigen pada otot jantung tidak terpenuhi. 1 Penyakit jantung koroner

(PJK) adalah penyakit nomor satu penyebab kematian didunia dan penyakit

ini sangat berbahaya karena akan menimbulkan kematian mendadak. 2

Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh faktor hipertensi,

hiperkolesterolemia, merokok, obesitas, diabetes mellitus, umur dan jenis

kelamin.1

World Healt Organization tahun 2017 menyebutkan PJK menjadi salah satu

masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskuler yang jumlahnya meningkat

cepat dengan angka kematian 6,7 juta kasus. Riskesdas 2018 menunjukkan

prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnose dokter di Indonesia

sebesar 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi yaitu provinsi Kalimantan

Utara sebanyak 2,2%, DIY sebanyak 2% dan Gorontalo sebanyak 2%. Selain

ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional, yaitu Aceh,

Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur,

Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.3

4
Pada pria relatif banyak ditemukan menderita PJK dibandingkan wanita

karena kadar kolestrol pria yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita

dan juga waniata memiliki hormoe estrogen yang dimana hormone estrogen

memiliki efek proteksi terhadap terjadinya aterosklerosis di pembuluh darah

koroner maka penderita PJK pada wanita akan meningkat pada masa

menopause.3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah jenis penyakit yang banyak

menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan atau

penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan

5
kolestrol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi

terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat

mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.4

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh

karena penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis

(kekakuan arteri), penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri koroner,

maupun yang sudah terjadi penyumbatan oleh bekuan darah, baik yang

disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun.

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk utama penyakit

kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi penyebab

kematian nomor satu di dunia. PJK ini bukanlah penyakit menular, melainkan

akibat gaya hidup (life style) masyarakat yang tidak disiplin seperti merokok,

stress, minum-minuman beralkohol.5

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dan pembuluh darah

karena terganggunya pembuluh jantung (arteri koronaria) yang tugasnya

menyuplai kebutuhan darah ke otot-otot jantung. Penyakit jantung koroner

adalah penyakit penyempitan pembuluh darah arteri koronaria yang memberi

pasokan nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung, terutama ventrikel kiri

memompa darah ke seluruh tubuh.1

6
Penyakit jantung koroner merupakan suatu sindroma klinik yang terjadi

keterbatasan dari aliran darah koroner menuju miokardium sebagai akibat

dari lesi aterosklerotik. Ateroskelosis dapat didefinisikan sebagai

penyempitan pembuluh darah arteri karena pembentukan plak sebagai

akumulasi lemak didalam dinding pembuluh darah.11

2.2. Insidensi dan Epidemiologi

World Health Organization tahun 2017 menyebutkan PJK menjadi salah

satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskuler yang jumlahnya

meningkat cepat dengan angka kematian 6,7 juta kasus. Riskesdas 2018

menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnose dokter di

Indonesia sebesar 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi yaitu provinsi

Kalimantan Utara sebanyak 2,2%, DIY sebanyak 2% dan Gorontalo

sebanyak 2%.3

Pada seseorang yang berusia 40 tahun, risiko seumur hidup terkena

PJK adalah 49% pada pria dan 32% pada wanita. Risiko meningkat seiring

bertambahnya usia pada pria dan wanita; namun, insiden pada wanita lebih

lambat dari yang terlihat pada pria sekitar 10 tahun.11

Pembaruan Statistik Penyakit Jantung dan Stroke 2017 dari American

Heart Association memperkirakan bahwa 16,5 juta orang Amerika berusia 20

tahun menderita PJK. Ada sedikit dominasi laki-laki sebesar 55%, dengan

insiden meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi PJK adalah 7,9%

untuk pria dan 5,1% untuk wanita.11

7
2.3. Etiologi

Penyebab penyakit jantung koroner karena adanya penyempitan,

penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan dan

penyumbatan biasa menghentikan aliran darah ke otot jantung ditandai rasa

nyeri. Jika keadaan yang buruk fungsi jantung untuk memompa darah akan

berhenti. Keadaan ini bisa merusak sistem pengontrol irama jantung serta

berakhir kematian.5

2.4. Faktor Risiko

Faktor risiko yang paling umum termasuk usia, jenis kelamin laki-laki,

hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus, obesitas, penggunaan tembakau,

riwayat keluarga, dan penyakit pembuluh darah perifer. Plak koroner,

terutama plak yang tidak terkalsifikasi, lebih umum dan luas pada laki-laki

yang terinfeksi HIV, terlepas dari faktor risiko PJK.11

2.5. Tanda dan Gejala PJK

Tanda dan gejaka penyakit jantung coroner menurut Kemenkes tahun

2020:

a. Nyeri dada

Nyeri dada disebabkan penyempitan arteri coroner oleh aterosklerosis

membuat suplai oksigen dan darah ke miokardium tidak seimbang

yang menimbulkan iskemik miokardium, kurangnya oksigen mengubah

metabolism aerobic menjadi metabolism anaerobic, hasil akhir

8
metabolism anaerobic yaitu asam laktat akan tertimbun, sehingga

mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri. Jika nyeri dada seperti

diremas atau ditekan terjadi penyempitan atau penyumbatan pada

arteri coroner LAD (left Anterior Descending) nyeri juga menjalar

hingga lengan kiri maupun rahang, Sedangan nyeri pada punngung

disebabkan kurangnya suplai darah mupun oksigen atau penyempitan

pada arteri circumflexa.12

b. Rasa mual, muntah dan nyeri ulu hati

Penyempitan arteri coroner oleh aterosklerosis membuat suplai

oksigen dan darah ke miokardium tidak seimbang yang menimbulkan

iskemik miokardium, kurangnya oksigen mengubah metabolism

aerobic menjadi metabolism anaerobic, hasil akhir metabolism

anaerobic yaitu asam laktat akan tertimbun, sehingga mengurangi pH

sel dan menimbulkan nyeri. Nyeri yang dirasakan membuat system

saraf parasimpatis lambung meningkat sehingga produksi HCL

meningkat pula dan membuat sensasi mual maupun muntah.

Sedangkan nyeri ulu hati disebabkan penyempitan pada RCA (Right

Coronary Arteri) dan juga penyempitan arteri kanan membuat nyeri

dada bagian kanan.12

c. Kelelahan, lemas dan pingsan

Penyempitan arteri coroner oleh aterosklerosis membuat suplai

oksigen dan darah ke miokardium tidak seimbang yang menimbulkan

9
iskemik miokardium selanjutnya membuat kontraktilitas jantung

menurun sehingga suplai oksigen yang menuju ke jaringan maupun

otak berkurang maka gejala didapatkan berupa kelelahan, lemas

bahkan pingsan.12

2.6. Patofisiologi

Awal mulai PJK terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah akibat plak.

Plak ini tumbuh karena kadar kolesterol LDL yang relatif tinggi serta

menumpuk dibagian dinding arteri akan mengganggu aliran darah serta

merusak pembuluh darah. Penebalan dan pengerasan arteri besar dan

menengah di sebut Aterosklerosis. Lesi-lesi bagian arteri menyumbat aliran

darah ke jaringan dan organ-organ utama, yang di manifestasikan sebagai

Penyaki koroner arteri, infark miokard, penyakit vaskuler Perifer, aneuresina

dan kecelakaan serebravalvaskular (stroke).6

Proses aterosklerosis dimulai ketika endotel dirusak oleh berbagai jalur

atau kondisi penyakit yang berbeda: Hipertensi, hiperlipidemia, trauma, toksin

dari obat-obatan atau penggunaan tembakau, atau disfungsi endotel

sederhana yang kadang-kadang dianggap terkait dengan genetika. Ketika

endotel tidak berfungsi, kolesterol LDL yang bersirkulasi dalam darah mulai

menumpuk di dalam intima. Saat kolesterol terakumulasi dalam prekursor

plak ini, kolesterol mulai teroksidasi dari waktu ke waktu, yang selanjutnya

memberi sinyal pada monosit untuk bermigrasi ke dalam intima dan berubah

menjadi makrofag—akumulasi ini dikenal sebagai garis lemak. Sel-sel

10
makrofag membesar dan menelan kolesterol tetapi dapat menjadi kewalahan

dan selanjutnya mengalami apoptosis, meninggalkan sel busa (sisa-sisa

makrofag yang berisi kolesterol), serta melepaskan sitokin inflamasi.

Aterogenesis selanjutnya disebarkan oleh nekrosis seluler yang dihasilkan

dalam pembentukan plak, mempromosikan ekspresi mediator inflamasi,

penebalan intima, dan migrasi lebih banyak sel makrofag.11

2.7. Diagnosis

Langkah penting pertama dalam pengelolaan PJK adalah diagnosis

yang tepat. Diagnosis yang salah dapat mengarahkan pada kondisi yang

lebih buruk. Selain anamnesis, dokter juga harus menentukan pemeriksaan

laboratorium dan penunjang tambahan untuk mendapatkan diagnosis yang

tepat dengan risiko serta biaya seminimal mungkin. Pemeriksaan penunjang

ada yang bersifat invasif maupun non invasif. Beberapa pilihan penunjang

diantaranya adalah elektrokardiografi (EKG), X-ray, angiografi koroner, CT

Scan, MRI, echocardiography, dan nuclear imaging. Elektrokardiografi (EKG),

biomarker jantung, dan angiografi koroner adalah rangkaian pemeriksaan

yang paling sering dilakukan.7

2.8. Penatalaksanaan

Pada dasarnya pengobatan penyakit jantung koroner adalah sebagai

berikut :8

11
a. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis

dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko :

1. Tidak merokok

2. Latihan fisik sesuai jantung penderita

3. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang

ideal

4. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan stress mental

b. Penanganan nyeri

Penanganan nyeri dapat berupa terapi farmakologi adalah sebagai berikut :

1. Pain killer (morfin)

2. Suplemen O2

3. Terapi anti iskemia:

Nitrat, Beta Bloker, CCB

4. Antiplatelet dan antikoagulan :

Aspirin, Clopidogrel, Heparin

2.9. Pencegahan PJK

a. Primary Prevention

Tujuan pencegahan ini untuk meningkatkan kesehatan dikalangan

masyarakat dan mengurangi faktor pemicu timbulnya PJK dengan

melakukan penyuluhan pada kelompok beresiko tinggi dan kalangan

12
anak muda dalam hal mengurnagi stress, aktif berolahraga serta

menjaga kadar lemak serta mengubah pola hidup yang sehat.9

b. Secondary Prevention

Pencegahan ini dilakukan pada sasaran orang yang sakit dengan

tujuan untuk tidak terjadinya kondisi yang semakin memburuk dan

menurunkan kejadian serangan berulang.Pencegahan ini dapat

dilakukan konsumsi obat yang rutin, gaya hidup Yangs what serta

mampu mengendalikan stress. Pencegahan ini memiliki prioritas

dalam perubahan kebiasaan hidup serta adanya rehabilitas setelah

terjadinya serangan jantung. Tenaga medis berperan penting dalam

melakukan upaya ini. Tujuan ini untuk mempertahankan kesehatan

yang maksimal dalam mengurangi terjadinya komplikasi yang buruk

ataupun kematian. Dapat dilakukan rehabilitas jantung pada penderita

PJK dan yang pernah mengalami serangan jantung atau setelah

melakukan operasi jantung.10

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah jenis penyakit yang banyak

menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan atau

penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan

kolestrol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi

13
terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat

mengakibatkan terjadinya penyakit jantung coroner.

Tanda dan gejala PJK adalah angina pectoris, IMA dan aritmia dengan

gejala klinis berupa rasa nyeri atau tidak nyaman bagian dada, substernal

menjalar ke leher, bahu kiri serta punggung dengan terasa diremas-remas,

terbakar, tertusuk dan disertai keringat dingin, mual, muntal, pusing

melayang, muntah, mual bahkan pingsan dan terjadi secara mendadak

disertai tingkatan tinggi dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bachrudin, M., dan Najib. M. 2016. Keperawatan Medikal Bedah 1.

Jakarta : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan

2. Pudiastuti, R., D. 2019. Penyakit – penyakit Mematikan, Yogyakarta:

Nuha Medika

3. Kemenkes, 2018, Hasil Utama Riskesdas 2018, Kementerian

Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

14
4. Kasron, 2018. Kelainan dan Penyakit Jantung. Yogyakarta: Nuha

Medika

5. Kabo, P. 2014. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Badan Penerbit

FKUI

6. Majid, A. 2017. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskular. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

7. Ghaemian, A., et al. 2020. Prevalence of Self - Reported Coronary

Heart Disease and its Associated Risk Factors in Tabari Cohort

Population. BMC Cardiovascular Disorders, Vol. 20 (238), 1-10

8. Karyatin. 2019. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 11 (1), 37-42

9. American Heart Association. 2012. My Heart and Stroke News.

Coronary Artery Disease-The ABCS of CAD.

10. Jenkins, C, D., Rosenman, R, H., Zyzanski, S, J. 2021. Cigarette

Smoking its Relationship to Coronary Heart Disease and Related Risk

Factors in the Western Collaborative Group Study. Circulation, Vol. 38,

1140-1155

11. Ferri,F. 2021. Coronary Artery Disease. Ferri’s Clinical Advisor.

Elsevier

12. Yahya. 2017. Penyakit Jantung Koroner (PJK) (8th ed., pp. 1–20).

Yogyakarta: Salemba Medika.

15
16

Anda mungkin juga menyukai