Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Manajemen Layanan Pasien dan Keperawatan

TELAAH MATERI KULIAH:


Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan

Pembimbing :
Sumijatun, SKp, MARS, PhD

Disusun oleh :
Anilis Kurniawati (226080040)
Christina Dian Rinesti (226080026)
Fiqie Amaliah Jusman (226080198)
Marta (226080152)
Meirianika Anggreani (226080181)
Siti Rokoyah (226080151)

Magister Administrasi Rumah sakit


Fakultas Pascasarjana Universitas Respati Indonesia
2023
UTS SESI 1
MANAJEMEN LAYANAN PASIEN DAN KEPERAWATAN
Telaah materi Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan.

Dari materi yang telah diberikan oleh Dosen kami bu Sumijatun, ada
beberapa poin yang dapat kami jabarkan dalam hasil telaah ini.
1. Pemahaman Umum
Perawat sebagai manajer merupakan sebagai penggerak untuk
anggotanya. Sebagai manajer harus fokus dalam memotivasi dan
membangkitkan semangat anggotanya sehingga mampu mencapai hasil
yang maksimal.
Sebagai manajer, perawat diharuskan menjadi seorang pemimpin.
Bukan hanya dikenal karena jabatannya saja melainkan dapat
mempengaruhi orang untuk bertindak. Sebagai seorang manajer
keperawatan harus memiliki beberapa keterampilan:
○ Membuat keputusan
○ Menganalisa suatu persoalan
○ Mengembangkan Kerjasama
○ Mengembangkan kualitas karyawan
○ Manajemen waktu

Menjadi seorang manajer yang handal harus memiliki 3 keterampilan


dasar yaitu:
1. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk
memahami, menganalisis, dan mengintegrasikan informasi secara
holistik. Dalam konteks manajer keperawatan, keterampilan dalam
konseptual sangat penting untuk memahami dan mengelola berbagai
aspek dalam bidang perawatan kesehatan.
2. Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi yang efektif menjadi landasan utama
bagi seorang manajer keperawatan dalam memimpin tim keperawatan
dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien serta keluarga.
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan cermat menjadi elemen
kunci yang memungkinkan manajer dapat memahami kebutuhan dan
perasaan staf keperawatan. Pentingnya kemampuan berbicara
dengan jelas dan ringkas, membantu menyampaikan informasi
dengan efektif kepada berbagai pihak.
Selain itu, manajer keperawatan perlu memiliki keterampilan
memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mengembangkan
staf. Kemampuan menggunakan bahasa tubuh dengan tepat dan
menunjukkan empati membantu menciptakan lingkungan kerja yang
positif dan mendukung. Keterampilan berkomunikasi juga mencakup
adaptabilitas, memungkinkan manajer untuk menyampaikan informasi
dalam berbagai format sesuai dengan preferensi individu.
Manajer keperawatan harus dapat menangani konflik dengan
bijaksana dan memiliki kemampuan untuk bernegosiasi. Kesadaran
terhadap keberagaman budaya, serta kemampuan menyampaikan
berita sulit dengan empati, menunjukkan kematangan komunikasi.
Dengan keterampilan berkomunikasi yang holistik ini, seorang
manajer keperawatan dapat membangun hubungan yang kokoh,
meningkatkan kualitas perawatan, dan menciptakan lingkungan kerja
yang positif.
3. Keterampilan teknis
Manajer keperawatan memerlukan sejumlah keterampilan teknis
untuk memastikan penyelenggaraan layanan kesehatan yang efisien
dan berkualitas. Pertama, pemahaman mendalam tentang prinsip-
prinsip keperawatan dan kemampuan untuk mengelola sumber daya
perawatan, seperti personel dan peralatan medis, sangat penting.
Keterampilan administratif, termasuk perencanaan dan
pengorganisasian, membantu manajer mengawasi operasi sehari-hari
dan merespons dengan cepat terhadap perubahan.
Manajer keperawatan juga perlu memahami teknologi kesehatan
terkini dan mengintegrasikannya ke dalam praktik perawatan. Ini
melibatkan pengelolaan data pasien dan implementasi sistem
informasi kesehatan. Kemampuan analisis data membantu manajer
mengidentifikasi tren, mengukur kinerja, dan membuat keputusan
berbasis bukti.
Selain itu, keterampilan keuangan dan manajemen anggaran
diperlukan untuk mengelola aspek keuangan unit atau departemen
perawatan. Seorang manajer perlu dapat melakukan penyusunan dan
pemantauan anggaran dengan cermat. Keterampilan pengembangan
kebijakan dan pemahaman terhadap regulasi kesehatan membantu
manajer memastikan bahwa praktik perawatan mematuhi standar dan
peraturan yang berlaku.
Dengan keterampilan teknis ini, seorang manajer keperawatan
dapat memimpin timnya secara efektif, meningkatkan efisiensi
operasional, dan memberikan perawatan kesehatan yang aman dan
berkualitas.

2. Informasi Kunci dan Poin Penting dalam Materi


Perawat sebagai manajer memiliki tugas-tugas selain yang telah
disebutkan di materi yakni:
○ Bertanggung jawab atas pelaporan kejadian tidak diinginkan atau
kesalahan medis dan berkontribusi pada upaya pencegahan.
○ Memastikan bahwa catatan keperawatan dan dokumentasi lainnya
dilakukan sesuai dengan kebijakan dan standar rumah sakit.
○ Bekerja sama dengan manajemen senior, dokter, terapis, dan profesi
kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
○ Bertanggung jawab atas manajemen anggaran departemen
keperawatan, termasuk alokasi dana untuk pelatihan, peralatan, dan
sumber daya lainnya.
○ Bersama dengan tim manajemen, terlibat dalam perencanaan dan
penanganan situasi darurat atau krisis yang mungkin terjadi di rumah
sakit.

Dalam pengambilan keputusan, Pola yang digunakan untuk pengambilan


keputusan terdiri dari keseriusan masalah,keputusan yang terbaik dan
berapa lama waktu yang digunakan. Dan dalam membuat keputusan
terdapat banyak tipe seperti
○ Directive style ( gaya pengarahan)
○ Gaya analitis
○ Gaya konsepsual
○ Gaya perilaku

Dalam mengambil suatu keputusan, setiap informasi yang didapat harus


dianalisa dan dikelola dengan sebaik mungkin. Informasi yang didapatkan
harus sesuai dengan persepsi dan keadaan yang ada di lapangan. Lalu
setelah itu membuat strategi untuk pemecahan masalah yang ada dan
dibuatlah suatu keputusan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu keputusan yaitu salah
satunya adalah etika. Diperlukan fondasi yang kuat dalam pengambilan
keputusan, terutama dalam permasalahan etis. Etika memiliki peran sentral
dalam pengambilan keputusan bagi seorang manajer keperawatan.
Kedudukan etika mencerminkan nilai-nilai moral dan standar perilaku yang
membimbing tindakan dan keputusan manajer dalam konteks perawatan
kesehatan. Saat menghadapi situasi yang kompleks, seperti alokasi sumber
daya terbatas, manajer keperawatan harus mempertimbangkan prinsip-
prinsip etika seperti keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.
Pentingnya etika dalam pengambilan keputusan terletak pada
perlindungan hak dan kesejahteraan pasien, keadilan distributif, dan
integritas profesional. Manajer keperawatan harus memastikan bahwa
keputusan yang diambil tidak hanya memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal, tetapi juga sejalan dengan norma-norma etika profesi keperawatan.
Etika juga membantu manajer menghadapi dilema moral dengan
mempertimbangkan dampak keputusan terhadap berbagai pemangku
kepentingan, termasuk pasien, keluarga, dan staf perawatan. Menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam konteks pengambilan keputusan membantu
menciptakan lingkungan perawatan yang dipenuhi dengan integritas, saling
percaya, dan rasa hormat.
Sebagai pemimpin, manajer keperawatan memiliki tanggung jawab moral
untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil mencerminkan nilai-nilai
etika, sehingga memperkuat integritas profesi keperawatan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi secara seimbang dan adil.
3. Evaluasi Materi
Dari materi yang disampaikan, kami rasa untuk kelengkapan materi dan
penyampaian apa yang dimaksud sudah cukup, dari kelompok kami tidak
ada penambahan, hanya saja dapat disesuaikan dengan kondisi setiap
rumah sakit dengan melihat struktur organisasi yang ada.

Namun ada beberapa analisa yang dapat kami pertegas disini dan
kesimpulannya.
● Analisis Pertama: Perspektif Sinkronisasi dan Terorganisir (G.R.
Terry)
Menurut G.R. Terry, kepemimpinan yang efektif adalah tentang
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, serta mengarahkan
pelaksanaan tindakan yang seragam dan harmonis. Perspektif ini
menekankan pentingnya keselarasan dan keteraturan dalam
penyediaan sumber daya, waktu, dan arahan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini dapat diartikan bahwa kepemimpinan
yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan pengelolaan
yang terorganisir.
● Analisis Kedua: Integrasi Tujuan dan Kegiatan (Handoko, 2003)
Sementara itu, Handoko (2003) lebih menekankan pada aspek
integrasi tujuan dan kegiatan di dalam organisasi. Pengambilan
keputusan yang efisien, menurut perspektif ini, memerlukan
pengintegrasian antara tujuan-tujuan organisasi dan kegiatan-kegiatan
di berbagai departemen atau bidang fungsional. Dengan kata lain,
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien, perlu adanya
koordinasi yang baik di antara berbagai unit di dalam organisasi.
Solusi atau Pendekatan Seimbang:
○ Keselarasan dan Keteraturan (G.R. Terry): Fokus pada
perencanaan yang matang, pengelolaan yang terorganisir, dan
ketepatan dalam penyediaan sumber daya dan waktu. Sumber
daya manusia perlu dikelola dengan efisien dan arahan harus
disampaikan dengan jelas untuk mencapai seragamitas dan
harmoni dalam pelaksanaan.
○ Integrasi Tujuan dan Kegiatan (Handoko, 2003): Mendorong
koordinasi antara tujuan organisasi dan kegiatan di berbagai unit.
Proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
dampaknya pada keseluruhan organisasi, dengan fokus pada
pencapaian tujuan secara efisien melalui integrasi yang baik.

Telaah terhadap Materi: Komponen Kedudukan Etika dalam


Pengambilan Keputusan Pendekatan seimbang yang mencakup komponen-
komponen dibawah ini:
a. Komponen Etika: Teori Etika, Prinsip Etika, Perkembangan Teori
Etika, Isu Etika
Pentingnya etika dalam pengambilan keputusan tidak dapat
disangkal. Teori etika memberikan kerangka kerja yang membimbing
individu dalam menilai apa yang benar dan salah. Prinsip etika adalah
sebagai panduan moral dan membantu dalam menentukan keputusan
yang etis. Adanya perkembangan teori etika menunjukkan bahwa
pemahaman terhadap etika terus berkembang seiring waktu. Isu-etika,
seperti dilema moral, menciptakan tantangan tambahan yang
memerlukan refleksi mendalam sebelum pengambilan keputusan.
b. Komponen Situasional Kontekstual: Pertimbangan Politik,
Pertimbangan Legal, Sumber Daya yang Ada, Aspek Temporal,
Intervensi, dan Pilihan Pelayanan Kesehatan
Keputusan tidak dapat dipisahkan dari konteksnya.
Pertimbangan politik dan legal menciptakan kerangka hukum dan
norma-norma yang harus diikuti. Sumber daya yang tersedia, baik
finansial maupun sumber daya manusia, membatasi atau
memungkinkan opsi keputusan. Aspek temporal, seperti urgensi atau
waktu yang terbatas, dapat mempengaruhi prioritas dan strategi
dalam pengambilan keputusan. Intervensi dan pilihan pelayanan
kesehatan menunjukkan kompleksitas dalam situasi kesehatan dan
memerlukan evaluasi cermat.
c. Komponen Interaksi Sosial: Pasien dan Orang yang Berarti, Tim
Kesehatan, Arti Personal, Peran, Aspek Interpersonal, Pola
Komunikasi, Norma Budaya
Interaksi sosial menjadi dasar penting dalam pengambilan
keputusan. Pasien dan orang yang berarti bagi pasien memiliki
peranan penting dalam memahami preferensi nilai-nilai dan keinginan
pasien. Tim kesehatan dapat melibatkan berbagai peran dan aspek
interpersonal, memerlukan koordinasi dan komunikasi yang baik. Arti
personal dan norma budaya mempengaruhi cara individu memahami
dan bertindak dalam situasi etis.

Sehingga dalam aspek kepemimpinan, terdapat beberapa dimensi


yang mendefinisikan pemimpin yang efektif. Pertama, kemampuan
berkomunikasi dengan jelas dan inspiratif membantu memotivasi tim dan
menciptakan satu pemahaman yang sama secara bersama. Kepemimpinan
juga melibatkan keterampilan interpersonal, seperti rasa empati dan
kemampuan untuk memahami suatu kebutuhan individu dalam tim.
Selain itu, pemimpin yang efektif harus mampu mengidentifikasi dan
mengembangkan potensi dari anggota tim. Mendorong partisipasi menjadi
aktif, memberikan umpan balik konstruktif, dan membangun lingkungan di
mana setiap anggota tim merasa dihargai adalah elemen yang penting dalam
kepemimpinan yang inklusif.
Pada sisi pengambilan keputusan, proses ini melibatkan pengumpulan
informasi, analisis situasi, dan penilaian risiko. Pemimpin perlu memahami
bahwa tidak semua keputusan akan memberikan hasil positif, namun
keberanian untuk mengambil risiko yang terukur juga merupakan atribut yang
penting. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan nilai dan visi suatu
organisasi.
Integrasi antara kepemimpinan yang memotivasi dan pengambilan
keputusan yang bijak menciptakan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan
dan keberhasilan jangka panjang suatu organisasi. Seorang pemimpin yang
mampu membimbing timnya melalui perubahan, menangani konflik dengan
bijak, dan tetap fokus pada visi organisasi memiliki dampak positif yang
signifikan.
Dalam kepemimpinan, terdapat beberapa elemen kunci. Pertama,
seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas untuk membimbing tim
menuju tujuan bersama. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif
juga sangat penting agar tim dapat memahami dan menerima arahan. Selain
itu, kepemimpinan yang efektif melibatkan kemampuan untuk memotivasi
anggota tim, membangun kepercayaan, dan menangani konflik secara
konstruktif.
Sementara itu, pengambilan keputusan memerlukan proses yang hati-
hati. Seorang pemimpin perlu menganalisis informasi yang tersedia,
memahami konsekuensi dari setiap opsi yang dipertimbangkan, dan
mempertimbangkan pandangan dari berbagai pihak. Keputusan harus
diambil dengan pertimbangan matang terhadap tujuan organisasi dan
dampaknya terhadap anggota tim.
Integrasi antara kepemimpinan yang kuat dan keputusan yang bijak
dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inovatif,
memungkinkan organisasi untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.
Dengan adanya kepemimpinan dapat dikatakan bahwa berkaitan erat
dengan kemampuan untuk memimpin, menginspirasi, dan memotivasi orang-
orang dalam mencapai tujuan bersama. Pengambilan keputusan, penting
untuk mempertimbangkan informasi dengan bijak, memahami konsekuensi
keputusan, dan memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah untuk
membuat keputusan yang tepat. Keduanya merupakan aspek krusial dalam
mencapai keberhasilan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai