Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

USHUL FIQH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

USHUL FIQH

DOSEN PENGAMPU :

Azhar,S.Hi.MA

DISUSUN OLEH :

ZULFAH DIYANAH 629.2.22

Semester : III -Ahwal Syakhsiyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

LANGKAT

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................I

PENDAHULUAN..................................................................................................1

PEMBAHASAN.........................................................................................2

1. Sejarah perkembangan Ushul Fiqh.......................................................2


2. Aliran-aliran ushul fiqh.........................................................................4
3. Karya ilmiah dalam ushul fiqh.............................................................5

PENUTUP..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
PENDAHULUAN

Ushul fiqh berasal dari bahasa Arab yaitu ushul al-fiqh yang terdiri dari dua
kata al-ushul dan al-fiqh. Kata Ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang
menurut bahasa, berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain.
Sedangkan pengertian fiqih adalah menurut bahasa bersal dari kata
faqihayafqohu-fiqhan, yang berarti mengerti atau faham. Dari sinilah ditarik
perkataan fiqh, yang artinya pemahaman dalam ilmu syari’at yang sangat
dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, Ilmu Fiqh ialah suatu ilmu yang
mempelajari syari’at yang bersifat amaliyah (perbuatan) yang diperoleh dari
dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut .

Ilmu ushul fiqih selalu berkembang di setiap zaman, mulai dari zaman para
Sahabat sampai saat ini. para mujtahid saling mengedepankan argumen kuat
selama tidak bertentangan syariah. Ada penambahan bahkan penyempurnaa
ilmu ushul fiqih pada ijtihad para Sahabat sampai dengan para mujtahid
setelah sahabat, Ushul fiqih adalah ilmu untuk berijtihad dalam beberapa
masalah yang hadir silih berganti pada setiap zaman, terkadang kasus-kasus
itu timbul yang belum pernah ada dalam kata lain yaitu masalah baru yang
belum ada hukumnya didalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Setiap orang mampu
berijtihad, tentulah berbeda antara ijtihad para sahabat dan ijtihad para tabi’in
begitupun seterusnya. Kadar keilmuanlah yang mampu memberi bobot
pendapat yang didirikannya untuk dipertanggungjawabkan, jika dalam
seseorang berijtihad benar maka mendapatkan dua kebaikan, jika ijtihadnya
salah maka mendapatkan satu kebaikan. Artinya islam adalah agama yang
penuh rahmat bagi ummat Nabi Muhammad SAW.

1. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan ushul fiqh?


2. Apa saja aliran-aliran ushul fiqh?
3. Apa saja karya ilmiah yang ada dalam ushul fiqh?
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN USHUL FIQH


1. Ushul Fiqh sebelum dibukukan
a. Masa sahabat
Menurut Muhammad Abu Zuhrah,ushul fiqh dalam praktiknya telah muncul
bersamaan dengan munculnya fiqih. Alasanya karena secara metodologis,fiqh
tidak akan terwujud tanpa ada metode istinbat, dan mode istinbat itulah
sebagai inti dari ushul fiqh. Fikih sebagai produk ijtihad mulai muncul pada
masa sahabat. Dalam melakukan ijtihad,para sahabat secara praktis
menggunakan kaidah-kaidah ushul fiqh meskipun belum dirumuskan dalam
satu disiplin ilmu. Kemampuan mereka dalam bidang ini disamping berakar
dari bimbingan Rasulullah SAW,juga kemampuan bahasa Arab mereka yang
masih tinggi dan jernih. Khususnya yang terkenal banyak melakukan ijtihad
dibidang hukum islam,mengikuti langsung praktik-praktik tasyri’
(pembentukan hukum) dari Rasulullah SAW. Mereka adalah orang-orang
yang terdekat dengan Rasulullah SAW.dan selalu menyertai,menyaksikan
sendiri peristiwa-peristiwa hukumyang di selesaikan oleh Rasulullah,sehingga
mereka tau betul bagaimana cara memahami ayat dan dapat menangkap tujuan
pembentukan hukumnya.
Abd.Al-wahab Abu Sulaiman,guru besar ushul fiqh universitas Ummul-Qura
Mekkah beliau menyimpulkan para sahabat berijtihad dengan cara berawal
mempelajari teks Al-Quran dan kemudia sunnah Rasulullah.jika hukumnya
tidak ditemukan dalam dua sumber maka mereka akan melakukan ijtihad, baik
perorangan atau dengan mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah.
Hasil kesepakatan mereka di kenal dengan ijma’ sahabat. Selain itu ada yang
berijtihad menggunakan metode qiyas,istihsan yang didasarkan atas maslahah
mursalah,yaitu kemaslahatan yang tidak ada dalil secara khusus yang
mendukung dan tidak pula ada yang menolak,namun mendukung
pemeliharaan tujuan syariat,misalnya mengumpulkan Al-Quran dalam satu
mushaf.1
b. Masa Tabi’in
Pada masa tabi’in metode istinbat menjadi semakin jelas karena daerah islam
semakin meluas,sehingga banyak permasalahan baru muncul. Banyak para
tabi’in hasildidikan para sahabat yang mengkhususkan diri untuk berfatwa
dan berijtihad,antara lain:

1. Said ibn Al-Musayyab (15-94H) di Madinah

1.Abu Hamid Muhammad Ghazali, Al-Mustafa min ilmal-Ushul.mesir h.56

2. Alqamah ibn Qays (w.62H) di Madinah


3. Ibrahim Al-Nakha’I (w 96h) di Irak.

Dalam berfatwa mereka merujuk kepada Al-Quran,sunna,fatwa


sahabat,ijma’,qiyas ,dan maslahah murslahah. Namun pada masa kini
terjadi perbedaan pendapat tentang apakah fatwa sahabat dapat dijadikan
hujjah dan perbedaan lainnya.

c. Masa imam-imam mujahid sebelum Imam Syafi’i


Pada masa ini metode ijtihad lebih jelas lagi dari pada masa sebelumnya,aitu
periode imam mujtahid sebelum imam Muhammad bin Idris al-syafi’I
(w.204H),penulis mazhab Syafi’i. dari ungkapan tersebut dapat diketahui
metode istinbat mereka. Imam Abu Hanifah An-Nua’man (w.150H) pendiri
mazhab Hanafi, seperti dikemukakan Muhammad Abu Zahrah,menjelaskan
dasar-dasar istinbatnya,yaitu berpegang kepada kitabullah,jika tidak
ditemukannya ia berpegang kepada sunnah Rasulullah,jika tidak didapati
maka ia berpegang kepada pendapat yang disepakati para sahabat,jika mereka
berbeda pendapat ia akan memilih salah satu dari pendapat-pendapat tersebut
dan ia tidak akan mengeluarkan fatwa yang menyalahi pendapat sahabat.
Dalam melakukan ijtihad,Abu Hanifah tekenal banyak melakukan qiyas dan
istihsan.
Demikian pula Imam Malik bin Anas (w.178H),pendiri mazhab Maliki,dalam
berijtihad mempunyai metode yang cukup jelas yaitu dengan mempertahankan
praktik penduduk madinah sebagai sumber hukum2.

1. Pembukuan Ushul Fiqh


Pada awal abad ke-3 imam Syafi’i membukukan ushul fiqh, upaya ini sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan keislaman di masa itu yaitu di mulai
pada masa Harun Al-Rasyid(145-193H),khalifah kelima dinasti Abbasiyah
yang memerintah selama 23 tahun (170-193H) dan dilanjutkan dalam
perkembangan yang lebih pesat lagi pada masa putranya bernama al-ma’mun (
170-218H), khalifah ketujuh yang memerintah selama 20 tahun.3
Pada masa ini ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
islam dengan didirikannya Baitul Hikmah yaitu sebuah perpustakaan terbesar
di masanya,yang terletak di kota Baghdad menjadi menara ilmu yang
didatangi dari berbagai penjuru wilayah Islam. Selain untuk perpustakaan juga
berfungsi sebagai balai penerjamah buku-buku yang berasal dari bahasa
yunani ke dalam bahasa Arab. Dalam perkembangan ilmu-ilmu tersebut
munculah ushul fiqh , imam Syafi’I banyak mengetahui tentang metodologi
istinbat para Imam Mujtahid sebelumnya,seperti Imam Hanafi,Imam Maliki

2. Prof.Dr.H.Satria Effendi M.Zein,M.A Ushul Fiqh h.19


dan metode istibat para sahabat dan mengetahui dimana kelemahan dan
keunggulany. Maka dengan itu imam Syaf’i menyusun sebuah buku yang
diberinya Al-kitab dan kemudia dikenal dengan sebutan Al-Risalah yang
berarti sepucuk surat. Dikenal demikian karena buku itu pada awalnya
merupakan lembaran-lembaran surat yang dikirimkannya kepada Abdurahman
al-Mahdi (w.198H),seorang pembesar dan ahli hadis pada masa itu.

3. Ushul fiqh setelah Imam Syafi’i


Setelah kitab Al-Risalah oleh imam syafi’i munculah karya-karya ilmiah
dalam bidang ushul fiqh antara lain, Khabar al-wahid karya Isa Ibnu Aban Ibn
Shadaqah (w.220H),dari klangan Hanafiyah, Al-Nasikh wa al-mansukh oleh
Ahmad bin Hanbal (164-241H) pendiri mazhab Hambali,dan Ibtal al-qiyas
oleh Daud al-Zahiri (200-270H),dan karya-karya lain3.

B. ALIRAN-ALIRAN YANG ADA DI USHUL FIQH

Dengan semakin berkembangnya ilmu-ilmu dibidang fiqih dan ushul fiqh


terdapat perbedaan dalam merumuskan kaidah dalam memahami Alquran dan
Sunnah yang memang sudah ada jauh dari masa sebelumnya,dan pada masa
kini semakin terlihat kepermukaan. Dengan adanya perbedaan-perbedaan ini
bukan saja dari segi prinsip dan bentuk kaidah yang digunakan,melainkan juga
dalam sistematika penulisan dan pengungkapannya. Berikut alirn-aliran yang
ada:

a. Aliran jumhur ulama ushul fiqh


Aliran ini dikenal dengan aliran Syafi’iyah dan aliran mutakalimman.
Disebut aliran syafi’iyah karena ia adalah orang pertama yang
mewujudkan secara penulisan ushul fiqh. Dan dikenal dengan aliran
Mutakalimman karena para pakar dibidang ini adalah kalangna para ahli
ilmu kalam,seperti Al-juwaini,Al-Qadli Abdul Jabbar,dan al-immanal-
Ghazali.
Ciri dari aliran ini antara lain adalah pembahasan yang di sajikan secara
rasional,filosofis,teoretis,tanpa di sertai contoh,dan murni tanpa mengacu
kepada mazhab fikih tertentu yang sudah ada. Buku-buku standar dalam
alirani ini yang disusun ketika itu adalah kitab Al-amd oleh Qadhi Abdul
Jabbar al-Mu’tazili(w.415H),kitab al-mustashfa fi ‘ilm al-ushul oleh Abu
Hamid al-Ghazali (w.505H),dan kitab-kitab lainya.

3.ibid h.21
b. Aliran fukaha atau aliran Hanafiyah
Aliran fukaha adalah aliran yang dikembangkan oleh kalangan ulama
Hanafiyah,disebut aliran fukaha (ahli-ahli fikih) karena dalam system
penulisannya terdapat contoh-contoh fiqih. Penyusunan seperti ini
dilakukan oleh kalangan hanafiyah karena Abu Hanifah tidak
meninggalkan buku ushul fiqh. Ushul fiqh mazhabnya disimpulkan
kemudian oleh pengikutnya dari hasi-hasil fatwanya dan hasil fatwa para
muridnya. Setiap kaidah di uji kebenaranya dengan hasil ijtihad yang
telah terbentuk. Kitab-kitab standar yang disusun dalam aliran ini adalah
Ta’sis al-Nazhar oleh Abu Zaid al-Dabbusi (w.430H),ushul al-bazdawi
oleh Ali’ ibn Muhammad al-Bazdawi (w.483H),dan kitab Ushul al-
Syarakhshi oleh Abu Bakr Syams Al-Aimmah al-Syarakshi (w.483H).

c. Aliran yang menggabungkan antara dua aliran di atas


Dalam perkembangan selanjutnya,seperti di sebutkan oleh Muhammad
Abu Zahrah muncul aliran ketiga yang dalam penulisan ushul fiqh
menggabungkan antara dua aliran tersebut. Misalnya kitab badi’ al-
Nizam,karya Ahmad bi Ali al-sa’ati (w.694H),ahli ushul fiqh dari
kalangan Hanafiyah yang menggabungkan kitab ushul al-Bazdawi karya
Ali ibn Muhammad al-Bazdawi dari aliran Hanafiyah dan al-ihkam fi
ushul al-ahkam karya al-Amidi (w.771H),ahli ushul fiqh dari kalangan
Syafi’iyah,dan buku al-Tahrir oleh al-kamal Ibnu al-Humam
(w.861H),ahli ushul fiqh dari kalangan Hanafiyah.4
C. KARYA ILMIAH YANG ADA DI DALAM USHUL FIQH

Dalam menyusun ushul fiqh terdapat berbagai aliran,yaitu aliran jumhur


ulama ushul fiqh,aliran Hanafiyah dan aliram yang menggabungkan antara
dua aliran tersebut.
Kitab-kitab ushul fiqh yang disusun menurut aliran jumhur ulama diantaranya
adalah:
1. Al-Risalah,disusun oleh Muhammad bin Idris al-Syafi’i (150-204H).
2. Al-Mughni fi Abwab al-Tawhid wa al-‘adl,disusun oleh al-Qadli Abdul
Jabbar (w. 415H) seorang tokoh mu’tazilah.
3. Al-mu’tamad fi ushul al-fiqh,disusun oleh Abu al-Husein al-Bashri
(w.436H),seorang asli ushul fiqh dari kalangan mu’tazilah.
4. Minhaj al-Wusul fi ‘ilm al-ushul,karya Al-Qadi Al-Baidawi (685H).

4.ibid h.25
5. Al-mustashfa min ‘ilm al-Ushul,oleh Abu Hamid al-Ghazali
(w.505H/1111M),ahli ushul fiqh dari kalangan Syafi’iyah.

Adapun kitab-kitab ushul fiqh yang disusun menurut aliran Hanafiyah antara
lain:

1. Ushul al-Syarakhssi,karya Imam Muhammad Ibnu Ahmad Syams Al-


Aimmah Al-Sarakhshi (w.483H) ahli fiqih dan ushul fiqih mazhab
Hanafi.
2. Kanz Al-Wushul ila MA’rifat Al-ushul,disusun oleh Fakhr al-islam al-
Bazdawi (400-482H) ahlli ushul fiqh dari kalangan Hanafiyah.
3. Manar al-Anwar oleh Abu al-Barakat Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu
Muhammad Al-Nasafi (w.710H) ahli ushul fiqh Hanafi.

Kitab-kitab ushul fiqh yang disusun dengan menggabungkan aliran jumhur


dengan aliran hanafiyah yang beredar di dunia Islam,antara lain:

1. Jam’u al-Jawami’ karya Taj al-dien Ibnu al-sibki (727-771 H) ahli


ushul fiqh dari Syafi’iyah.
2. Al-Tahrir fi ushul Al-fiqh,karya Kamal al-Dien ibn al Humam (w.861
H) ahli fiqih dan ushul fiqih dari kalangan Hanafiyah.

Buku-buku ilmu ushul fiqh yang disusun pada zaman modern adalah:
1. Irsyad Al-Fuhul karya Imam Muhammad ibn ‘Ali al-Syaukani (117-
1255H),ahli ushul fiqh terkemuka pada abad ke-13 H.
2. Ilmun ushul fiqh,karya Abdul Wahhab Khallaf.
3. Al-wasit fi Ushul al-fiqh al islami,karya Dr. wahbah al-Zuhaili, guru
besar fikih dan ushul fiqh universitas Damaskus,Syria.4
PENUTUP

Ushul fiqh memiliki sejarah yang cukup panjang,berawal setelah Rasulullah wafat
para sahabat berijtihad dengan cara mempelajari teks Al-Quran dan sunnah
Rasulullah.jika hukumnya tidak ditemukan dari dua sumber tersebut maka mereka
akan berijtihad secara perorangan atau bermusyawarah dengan para sahabat yang
lain. Selain itu ada yang berijtihad menggunakan metode qiyas,istihsan yang
didasarkan atas maslahah mursalah,yaitu kemaslahatan yang tidak ada dalil secara
khusus yang mendukung dan tidak pula ada yang menolak,namun mendukung
pemeliharaan tujuan syariat,misalnya mengumpulkan Al-Quran dalam satu
mushaf.

Perkembangan ushul fiqh sangat amat luas apalagi setelah islam mulai
berkembang luas di dunia,pada awal abad ke-3 ushul fiqh dibukukan oleh Imam
Syafi’i. Lalu pada masa Harun Al-Rasyid (170-193H) dan diteruskan oleh sang
putra ushul fiqh semakin berkembang pesat lagi. Hingga pada masa sekarang yang
mulai memiliki banyak perbedan-perbedaan pendapat sehingga timbulah sebuah
aliran-aliran yang ada di ushul fiqh,yaitu:

1. Aliran Jumhur Ulama,


2. Aliran Fukaha dan Hanafiyah,dan
3. Aliran yang menggabungkan dua aliran di atas.

Selain aliran-aliran di atas ushul fiqh juga memiliki banyak karya ilmiah dari
beberapa ulama-ulama ahli ushul fiqh,seperti:

1. Al-Risalah,disusun oleh Muhammad bin Idris al-Syafi’i (150-204H).


2. Ilmun ushul fiqh,karya Abdul Wahhab Khallaf.
3. Ushul al-Syarakhssi,karya Imam Muhammad Ibnu Ahmad Syams Al-
Aimmah Al-Sarakhshi (w.483H) ahli fiqih dan ushul fiqih mazhab
Hanafi.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Sulaiman,Abdul Wahhab Ibrahim.1993. A-fikr al-ushuli. Jeddah:Dar al-


Syruq,cet I

Abu Zahrah,al-Imam Muhammad 1985.ushul al-Fiqh. Mesir: Dar al-fikr al-arabi

Prof.Dr.H. satria Effendi M. Zein, M.A Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai