Anda di halaman 1dari 81

Case

Report
Pembimbing:
Dr. Maulana Muhammad, Sp.An

Oleh :
Alvin Sunjaya
(202206010138/ 12019001667)
BAB 1
LAPORAN KASUS

01 Identitas Pasien
04 Pemeriksaan
Penunjang 07 Manfaat
Penulisan

02 Anamnesis
05 Diagnosis
08 Pemeriksaan
Pre-Anestesi

03 Pemeriksaan
FIsik 06 Rencana
Tindakan 09 Status
Anestesi
BAB 1 -
LAPORAN KASUS
IDENTITAS 01
Nama : Tn. WH

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 04 November 1971

Usia : 51 tahun

Alamat : Puri Cibeurum Permai

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 18 Agustus 2023


ANAMNESIS 02
Autoanamnesis 18 Agustus 2023 di RSUD R. Syamsudin, SH, Sukabumi

Keluhan Utama
Perut kembung sejak 1 minggu SMRS

Keluhan Tambahan
Pasien tidak dapat BAB dan
buang gas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan perut kembung yang terjadi sejak 1 minggu SMRS. Selain
itu, pasien mengatakan tidak bisa BAB semenjak 1 minggu SMRS dan tidak dapat
buang gas. Pasien merasa nyeri pada seluruh bagian perut semenjak perutnya menjadi
kembung. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang serupa 3 bulan
yang lalu. Saat itu pasien dibuatkan coleostomi pada bagian perut kanannya dan baru
dilepas pada tanggal 2 Agustus. 1 minggu kemudian setelah dilepas, pasien baru
merasakan gejala tersebut dan direncanakan operasi. Pasien tidak ada minum
obat-obatan rutin. Keluhan seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, sesak napas, dan
nyeri dada disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Alergi Tidak ada

Riwayat Hipertensi Tidak ada

Riwayat Diabetes Melitus Tidak ada

Riwayat Asma Tidak ada

Riwayat Penyakit Kardiovaskuler Tidak ada

Riwayat Penyakit Respirasi Tidak ada

Riwayat Penyakit Ginjal Tidak ada

Riwayat Penyakit Lainnya Tidak ada


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat Keluhan Serupa Tidak ada

Riwayat Alergi Tidak ada

Riwayat Hipertensi Tidak ada

Riwayat Diabetes Melitus Tidak ada

Riwayat Amsa Tidak ada

Riwayat Penyakit Kardiovaskuler Tidak ada

Riwayat Penyakit Respirasi Tidak ada

Riwayat Penyakit Ginjal Tidak ada

Riwayat Penyakit Lainnya Tidak ada


RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan tertentu

RIWAYAT ALERGI
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi

RIWAYAT OPERASI & ANESTESI


Pasien pernah melakukan operasi yang sama sebelumnya,
yaitu pemasangan kolestomi pada Mei 2023

RIWAYAT KEBIASAAN
-Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok 1 bungkus/ hari selama 30 tahun
-Pasien memiliki kebiasaan makan 2x/hari & lebih sering mengonsumsi makanan
cepat saji
PEMERIKSAAN FISIK 03
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)

TANDA-TANDA VITAL

Suhu 36.5 C

Tekanan Darah 120/80 mmHg

Laju Nadi 73/ menit, kuat teratur, penuh

Laju Pernapasan 18x/ menit, teratur

SpO2 99% on room air


PEMERIKSAAN FISIK 03
ANTROPOMETRI

Tinggi Badan 170 cm

Berat Badan 59 kg

Indeks Massa Tubuh 20.4 kg/m2


Kepala Normosefali, deformitas -

Wajah Simetris

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor 3mm/ 3mm

Hidung Deformitas (-), sekret (-)

Telinga Deformitas (-/-), sekret (-/-)

Mulut Mukosa oral basah

Leher Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Paru

Inspeksi Pergerakan simetris, retraksi dada (-/-)

Palpasi Pergerakan simetris, taktil fremitus kanan = kiri

Perkusi Sonor (+/+)

Auskultasi Vesikuler (+/+), Ronki (-/-), wheezing (-/-)


Jantung

Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi Iktus cordis tidak teraba

Perkusi Batas atas ICS II, batas kanan linea parasternalis dextra, batas kiri linea
midclavicularis sinistra

Auskultasi S1, S2 reguler, murmmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi Tampak cembung

Auskultasi Bising usus 4x/ menit

Perkusi Timpani pada seluruh regio abdomen, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-/-)

Palpasi Nyeri tekan pada seluruh regio abdomen, hepatomegali (-), splenomegali (-)

Ekstremitas Akral hangat, CRT <2s, edema (-/-/-/-)

Kulit Turgor kulit baik, lesi (-), ruam (-), jaundice (-)
STATUS NEUROLOGIS
N. I Tidak dilakukan pemeriksaan

N. II Refleks cahaya langsung (+/+), tes hitung jari (+/+), pandangan buram (-/-)

N. III, IV VI Refleks cahaya tidak langsung (+/+), gerakan bola mata dalam batas normal

N. V Sensorik dan motorik dalam batas normal

N. VII Wajah simetris, mengangkat alis (+/+)

N. VIII Nistagmus (-/-), tinnitus (-/-), vertigo (-/-)

N. IX, X Refleks menelan dan batuk baik

N. XI Angkat bahu (+/+), menoleh (+/+)

N. XII Deviasi (-/-)


Sensorik

Motorik

Refleks Fisiologis Biceps ++/++ Triceps ++/++


Patella ++/++ Achilles ++/++

Refleks Patologis Babinski (-/-)

Rangsang Meningeal Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-),


Kernig (-), Laseque (-)
PEMERIKSAAN 04
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
RADIOLOGI KONVENSIONAL

Tanggal Pemeriksaan : 18/06/2019

Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru

Tanggal Pemeriksaan : 03/05/2023

Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 03/05/2023

Kesan :
-> Suspek Ileus Obstruktif

Tanggal Pemeriksaan : 22/05/2023

Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 20/07/2023

Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru

Tanggal Pemeriksaan : 12/08/2023

Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 12/08/2023

Kesan :
-> Ileus obstruktif letak rendah
-> Tidak tampak pneumoperitoneum
-> Tidak tampak urolithiasis opak
DIAGNOSIS 05
DIAGNOSIS KERJA
Ileus obstruktif e.c. colon cancer

DIAGNOSIS ANESTESI
ASA III
RENCANA 06
TINDAKAN
BEDAH
Colostomy

ANESTESI
General anestesi
PROGNOSIS 07
Quo ad Vitam
Bonam

Quo ad Functionam
Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam
Dubia ad malam
PEMERIKSAAN
PRE-ANESTESI 08
Riwayat Operasi Ada (Colostomy 3 bulan lalu)

Riwayat Obat-obatan Tidak ada

Riwayat Alergi Tidak ada

Riwayat Penyakit Kardiovaskular Tidak ada

Riwayat Penyakit Respirasi Tidak ada

Riwayat Penyakit Neurologis Tidak ada

Riwayat Diabetes Melitus Tidak ada

Terapi Insulin Pump Tidak ada

Riwayat Gangguan Tiroid Tidak ada

Riwayat Gangguan Ginjal/ Buli/ Prostat Tidak ada

Riwayat Gangguan Gastrointestinal Tidak ada


Riwayat Kelainan Darah Tidak ada

Riwayat Penyakit Mata/ Glaukoma/ Ablasio Tidak ada


Mata

Riwayat Penyakit Telinga/ Berdenging/ Tuli Tidak ada

Riwayat Kanker/ Kemoterapi/ Radioterapi Tidak ada

Riwayat Kelainan Psikiatri Tidak ada

Riwayat Penyakit/ Kelainan Lain Tidak ada

Riwayat Anestesi Ada riwayat (general anestesi)

Terapi Konsumsi Alkohol & Obat-obatan Lain Tidak ada

Riwayat Gigi Patah Tidak ada

Riwayat Penggunaan Gigi Palsu Tidak ada


PENILAIAN INTUBASI
Skor Mallampati I

Gigi Palsu Tidak ada

Gigi Goyang Tidak ada

Gigi Patah Tidak ada

Overbite Tidak ada

Crown Tidak ada

ROM Baik

Bukaan Mulut 3 jari

Paru Tidak ada suara napas tambahan pada kedua


lapang paru

Jantung Irama reguler, murmur (-), gallop (-)


STATUS ANESTESI
PRE-OPERATIF 09
STATUS MEDIS SAAT MASUK KAMAR OPERASI

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis (E4M6V5)

Tekanan Darah 130/95 mmHg

Nadi 105x/ menit, reguler, adekuat

Laju Napas 18x/ menit, spontan, reguler

Airway Tidak terintubasi

Pernapasan Eupnea

SpO2 99% on room air

Status Fisik ASA III


PREMEDIKASI (13.40)

Pemberian Intravena

Obat Ondansetron 4mg, Ketorolac 30mg,


Dexamethasone 10mg

PRA INDUKSI (13.45)

Kesadaran Compos mentis (E4M6V5)

Tekanan Darah 105/65 mmHg

Nadi 80x/ menit, reguler, adekuat

Laju Napas 17x/ menit

Pernapasan Eupnea

SpO2 99% on room air


TEKNIK ANESTESI

Jenis Anestesi General anestesi

Posisi Pasien Supine

Induksi Intravena

Controlled

Tidal Volume 400mL

RR 12x/menit
I : E rasio 1 : 2

PEEP -

Pemeliharaan O2/ N2O/ Isoflurane


INTRA-OPERATIF

MONITORING INTRAOPERATIF

EKG 3 sadapan

SpO2

NIBP

Stetoskop

Urine catheter

KEADAAN SELAMA OPERASI

Posisi Supine

Airway Single lumen ETT ukuran 7 balon


WAKTU MULAI PEMBEDAHAN 14:00 WIB

Airway Terkontrol dengan ventilator

OBAT YANG DIGUNAKAN

Fentany 100 mcg + 25 mcg

Propofol 100 mg

Atracurium 10 mg + 10 mg

Asam tranexamat 500 mg


TANDA-TANDA VITAL INTRAOPERATIF
Total Asupan Cairan Dual line; RL 1000ml + RL 800ml (+ Carbazochrome 500mg)

Total Keluar Cairan Perdarahan (EBL) ± 300 mL

Komplikasi Intraoperatif Tidak ada

Waktu Selesai Pembedahan 16:00 WIB

Durasi Operasi 120 menit

PASCA BEDAH

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis (E4M6V5)

Tekanan Darah 115/66 mmHg

Nadi 65x/ menit

Laju Napas 19x/ menit

Air way Tidak terintubasi

SpO2 94% on room air

Suhu Afebris
INSTRUKSI PASCA OPERASI/ PASCA ANESTESI

Observasi tekanan darah, nadi, laju napas, suhu, SpO2 setiap 5 menit selama
15 menit, selanjutnya setiap 15 menit.

Berikan O2 3 LPM melalui kanula nasal.

Analgesik: Ketorolac 3x30mg per 8 jam (13.40WIB).

Puasa sampai BU +, sadar penuh, mual dan muntah -

Analgetik drip ( Tutosol 500 mL+ Pethidine 100mg + Ketorolac 30mg) 25

PASCA-OPERATIF
Pasien diantar ke ruang PACU pukul 16:10 WIB.

Observasi di ruang PACU, kemudian pasien dipindahkan ke ruang rawat biasa.


BAB 2 -
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

03 Obstruksi Usus Besar

01
Anatomi Usus Besar

04
Colostomy

Fisiologi Usus Besar


02
05
Aspek Anestesi pada
Pasien Ileus
Obstruktif
01 ANATOMI USUS BESAR

● Intra dan retroperitoneal


○ Asc & dsc → retro, sisanya intra
● Dikembangin dari 2 bag berbeda waktu embrio
○ Hindgut (caecum – transverse)
○ Midgut (desc – sigmoid)
○ Ada 4 bagian
■ Caecum & appendix
■ Colon
■ Rectum
■ Anal Canal
ANATOMI USUS BESAR (2)

● Omental / epiploic appendages → kantong-kantong berisi lemak


peritoneum yang melekat secara eksternal pada dinding-dinding
usus besar
● Teniae COLI → 3 longitundal ikatan otot polos
○ jika kontraksi akan membantu gerak peristaltik, mendorong
materi tinja dan membentuk haustra.
● Haustra → saccula di usus besar.
● Paracolic gutters → dua ruang antara kolon asendens /
desendens dan dinding perut posterolateral.
ANATOMI USUS BESAR (3)

● Caecum
○ Bagian pertama, terletak di right iliac
fossa
○ Ileum gabung dengan caecum di
ileocolic junction
○ Fungsi → temporary storage for
chyme and fluid & electroly
reabsorbsi

○ Appendix
■ terletak di right iliac fossa yang
muncul dari caecum
ANATOMI USUS BESAR (4)

● Colon
○ Asc
■ Berada di regio hypokondrik kanan dan fossa iliak kanan
■ Berakhir di hepatic flexure
■ Menempel ke dinding posterior abdominal oleh fascia toldt
○ Transverse
■ memanjang antara hepatic flexure dan left colic ( splenic) flexure
■ berada di regio hipokondrik kanan, hipokondrik kiri, dan epigastrik
■ membentuk 2 kompartmen abdominal → supra dan infracolic
kompartmen
ANATOMI USUS BESAR (5)

● Colon
○ Descending
■ Memanjang dari splenic flexure sampai sigmoid colon
■ berada di regio hipokondrik kiri dan fossa iliaka kiri

○ Sigmoid
■ Berjalan dari fossa iliaka kiri sampai S3 (recto-sigmoid junction)
■ Menempel ke dinding pelvic oleh sigmoid mesocolon
ANATOMI USUS BESAR (6)

● Arteri
○ Superior mesentric → yang berasal dari
midgut
■ Cecum → ileocolic artery
■ Appendix → appendicular artery
■ Ascending colon → ileocolic and right
colic artery
■ Transverse colon → Middle colic artery
○ Inferior mesentric → hindgut
■ Transverse colon → middle colic artery
■ Descending colon → left colic artery
■ SIgmoid colon → sigmoid artery
○ Superior and middle rectal artery
ANATOMI USUS BESAR (7)

● Veins
○ Superior mesenteric → midgut
■ ileocolic vein → cecum & appendix
■ right colic vein → ascending colon
■ superior mesentric vein → transverse colon
○ Inferior mesentric → hindgut
■ inferior mesentric vein → descending,
sigmoid colon
○ Superior, middle, and inferior rectal vein →
rectum
ANATOMI USUS BESAR (8)

● Innervation
○ Midgut
■ Simpatetik, parasimpatetik dan sensory supply → superior
mesentric plexus
○ Hindgut
■ simpatetik, parasimpatetik, dan sensory supply → inferior
mesentric plexus
● Parasimpatetik → pelvic splanchnic nerves
● simpatetik → lumbar splanchnic nerves
02 FISIOLOGI USUS BESAR

Absorbsi air & Memproduksi & Membentuk & mengeluarkan


elektrolit absorpsi vitamin feses ke rectum

Kolon sigmoid
Usus Asenden Usus Desenden
Akan kontraksi untuk
Absorbsi air & vitamin Menyimpan feses yang akan
meningkatkan tekanan pada
yang tersisa, mengeras dikosongkan ke rectum
kolon yang membuat feses
bergerak ke rectum
Tempat Pengeringan dan Penyimpanan

Mengambil H2O &


garam yang lebih
Selulosa

Komponen bilier yang


tidak terabsorbsi
Mengeringkan
Sisa cairan

Membuat bentuk
massa padat (feses)
Kontraksi Haustral
Lapisan usus
Lapisan otot memanjang yang terpisah,
Taeniae coli
membentang sepanjang usus

Otot polos sirkular

Lapisan mukosa

Kontraksi
Haustral
Diinisiasi oleh basal electricity rhythm sel otot polos.
Haustra
Setiap 30 menit
Kontraksi seperti gelombang, bagian yang telah
berkontraksi akan membentuk kantung baru.
Pergerakan Massa
3-4x sehari

Makanan memasuki
lambung
Refleks Gastroileal Refleks Gastrokolik

Dimediasi gastrin &


persarafan parasimpatis

Memindahkan sisa isi usus Mendorong isi kolon -> rektum ->
halus -> usus besar memicu refleks BAB
Refleks Defekasi

Massa ke rectum -> Refleks defekasi


Rectum terdistensi ->
Menstimulasi reseptor
dinding rektum Sfingter ani interna relaksasi,
Rectum & kolon sigmoid kontraksi hebat
Gas di Intestinal

Dari tertelannya udara & gas


yang diproduksi oleh fermentasi
bakteri di usus besar Gas di usus kecil = sedikit
gas Karena cepat diserap/ diteruskan

Suara Sebagian besar gas diserap


gurgling melalui mukosa usus, sisanya
dikeluarkan anus.
Sekresi Usus Besar
Sepenuhnya Melindungi

NaHCO3

Melindungi mukosa usus Menetralkan asam yang


besar dari kerusakan diproduksi oleh fermentasi
mekanik & kimia bakteri lokal

Lubrikasi untuk memfasilitasi


lewatnya feses
Usus Besar Memiliki Banyak
Bakteri yang Menguntungkan

Kalau tidak seimbang


Dapat juga
berkontribusi
terhadap gangguan
Karena pergerakan usus besar lambat, kesehatan!
bakteri bisa tumbuh, menumpuk.
Meningkatkan Membantu fungsi Mencerna makanan &
motilitas kolon kekebalan tubuh kontribusi nutrisi

Menjaga integritas Bersaing dengan mikroba


mukosa kolon berpotensi patogen
03 OBSTRUKSI USUS BESAR

Pasien dapat datang Penutupan usus besar


dengan : Biasanya kasus emergency!
Sakit
berat

3 karakteristik :
Sepsis
Dehidrasi Parsial / Jinak /
Komplit Ganas Sering pada lansia

Intrinsik /
Ekstrinsik
Hemo- Kardio-
dinamika vaskular

TIDAK STABIL
Etiologi dan Epidemiologi

Idiopatik

Keganasan Operasi

Adenocarcinoma kolon

Adenocarcinoma recum

IBD Hernia Fungsional


Adenocarcinoma kolon Diverticula Volvulus kolon

50-60% kasus 10-20% 10-15% Adhesi Endometriosis


Patofisiologi
Katup ileocaecal kompeten → dekompresi dari isi kolon ke usus halus → close-loop obstruction →
ischemia dan perforasi

Hukum La Place

Tekanan dinding usus


Dipengaruhi tekanan intralumin
Cecum memiliki dinding yang paling tipis
-> bila diberikan tekanan dapat
memperbesar radiusnya → sangat rentan
mengalami iskemia ketika tekanan dinding
meningkat.

Ketika tekanan dinding > tekanan perfusi kapiler → nekrosis

Durasi dan kecepatan distensi merupakan faktor resiko yang penting untuk perforasi.

Pada katup ileocaecal yang tidak kompeten, isi kolon akan balik ke usus halus → distensi masif abdomen dan
feculent emesis dalam beberapa minggu-bulan.
Manifestasi Klinis

Nyeri abdomen Distensi Emesis Obstipasi


abdomen

Distal Proximal
- Cairan lebih berakumulasi - Distensi abdomen lebih ringan
- Distensi lebih hebat - Lebih sering muntah
- Tidak nyaman
- Emesis tertunda
5 hari
Gejala diam-diam
stlh
onset Melena
Anemia
Lelah
Keganasan Turunnya berat badan

Tenesmus
Tidak nyaman Distensi Nyeri pelvis
Emesis
abdomen Perdarahan merah muda

Massa rectum

Bising usus dan aktivitas usus sulit diintepretasi. Semua insisi operasi harus diperiksa, dan
keberadaan abdomen yang lembek atau masa pada lipat paha menandakan kemungkinan
hernia yang menjadi penyebab obstruksi. Keberadaan bagian abdomen yang lembek dapat
menandakan komplikasi yang terjadi seperti iskemia, nekrosis, atau peritonitis.
Pemeriksaan Penunjang

CBC & Elektrolit & Kreatinin

Dapat serial untuk melihat perkembangan


Sel darah putih yang tinggi dengan keberadaan bentuk imatur atau keberadaan metabolic
asidosis menandakan deplesi volume yang parah atau nekrosis iskemia dan bahkan sepsis.

Muntah dan dehidrasi menyebabkan hipokalemia, hipokloremia, peningkatan rasio


nitrogen-kreatinin, dan metabolic alkalosis.
guaiac positif pada feses dan anemia defisiensi besi meningkatkan kemungkinan keganasan.
Pemeriksaan Penunjang
XRAY Abdomen → 3 posisi (supine, upright, lateral decubitus)
● Multiple air-fluid level
● Dilatasi usus (3-6-9 rule)
Tatalaksana
Resusitasi cairan &
koreksi elektrolit

Mencegah akumulasi dari udara yang


Decompresi dengan tertekan namun tidak memperingan
distensi dalam kasus
selang nasogastric
Katup ileocaecal yang kompeten

Obstruksi usus besar membutuhkan intervensi operasi.


04 COLOSTOMY

Bersifat sementara atau permanen tergantung situasi klinis

Persiapan preoperatif konsultasi pada perawat terapi enterostomal.

Penempatan stoma yang buruk → kebocoran dan kulit yang hancur.

Idealnya, stoma diletakan pada tempat yang mudah dilihat dan dipindahkan, dalam
otot rektus, dan di bawah garis pinggang.

Penempatan stoma ditandai dengan spidol permanen jika memungkinkan.

Dalam kondisi gawat darurat, sebuah usaha harus dilakukan untuk menempatkan stoma
dalam otot rektus dan jauh dari batas kosta dan iliac crest.
1. Insisi melingkar pada kulit dilakukan dan jaringan subcutaneous didiseksi pada
level dari anterior rectus sheath.
2. Bagian anterior recut sheath diinsisi, serat otot dipisahkan, dan bagian posterior
diidentifikasi dan diinsisi.
3. Ukuran dari defek bergantung terhadap ukuran dari usus yang digunakan untuk
membuat stoma, tapi harus dibuat sekecil mungkin tanpa mengganggu suplai
darah usus (biasa lebarnya 2-3 jari).
4. Usus kemudian dibawa menuju lubangnya dan dijahit.
5. Insisi abdomen ditutup → mencegah kontaminasi pada luka.
6. Untuk membuat pemakaian mudah, bagian usus akan dikeluarkan dengan menonjol.
7. Kemudian dijahit 3-4x pada pinggir usus dan melewati dermis.
8. Setelah stoma dikeluarkan, junction mucocutaneus dijahit melingkar dengan benang
yang dapat diabsorpsi.
Komplikasi

Kolostomi nekrosis Awal operasi selesai, hasil terganggunya suplai vascular

Retraksi Lebih bermasalah pada ileostomy

Obstruksi Jarang

Parastomal hernia Komplikasi umum telat & membutuhkan perbaikan jika


bergejala

Prolaps Jarang, umum ditemukan pada loop colostomy


05 ASPEK ANESTESI PADA PASIEN ILEUS
OBSTRUKTIF
Preoperatif
● Anamnesis, PF, dan PP → menentukan anestesi yang dapat dilakukan dan
apakah dapat dilakukannya operasi.
● Pemasangan NGT → dekompresi lambung dan menghilangkan cairan dan
udara dari lambung dan menurunkan resiko terjadinya aspirasi selama
proses induksi.
● Managemen cairan → pengembalian awal dari volume intravaskular ke
status normovolemia → Meningkatkan venous return → TD terjaga
● Puasa 8 jam
Intraoperatif

PREMEDIKASI
Antiemetik :
● Antagonis reseptor 5-HT: ondansetron 4 mg, granisetron 0,01 – 0,04 mg/kg,
dan dolasetron 12,5 mg
Anti Nyeri :
● Ketorolac 30mg
● Sebagai profilaksis → mengurangi PONV

TEKNIK ANESTESI
● GETA (General endotracheal anestesi)
○ Hipnotik
○ Analgetik
○ Muscle relaxant
Intraoperatif

Maintenance
● Agen volatile (Isofulrane atau Sevoflurane)
● O2 dan N2O
Monitoring
● EKG 3 lead
● HR
● TD
● UO

Manajemen Cairan
● RL atau NS 5-10cc/kgbb/jam → memastikan pasien tetap euvolemia
● NS digunakan pada pasien dengan metabolik asidosis
Posisi
● Tredelenburg atau reverse tredelenburg atau supine
Postoperatif
● Prinsipnya sama dengan preoperatif → pemberian cairan dan elektrolit →
Mengganti hilangnya cairan akibat operasi
● Pemeriksaan serial elektrolit
● Dekompresi abdomen → 5-6 hari
● Pemberian antibiotik
● Manajemen nyeri → Gabapentin 600mg, acetaminophen, atau COX-2 Inhibitor
● Pemberian antibiotik
BAB 3 -
ANALISA KASUS
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

Tn. WH(51 tahun), datang dengan keluhan perut


kembung yang terjadi sejak 1 minggu SMRS. Selain
ASA III didefinisikan sebagai
itu, pasien mengatakan tidak bisa BAB semenjak 1
minggu SMRS dan tidak dapat buang gas. Pasien status fisik pasien dengan
merasa nyeri pada seluruh bagian perut semenjak penyakit sistemik yang parah
perutnya menjadi kembung. Sebelumnya pasien
namun tidak mengancam jiwa.
sudah pernah mengalami keluhan yang serupa 3
DIAGNOSIS
bulan yang lalu. Saat itu pasien dibuatkan
ANESTESI
coleostomi pada bagian perut kanannya dan baru
dilepas pada tanggal 2 Agustus. 1 minggu kemudian
setelah dilepas, pasien baru merasakan gejala Pasien memiliki kanker kolon yang
tersebut dan direncanakan operasi. Pasien tidak merupakan penyakit sistemik
ada minum obat-obatan rutin. Keluhan seperti sakit
kepala, demam, mual, muntah, sesak napas, dan
nyeri dada disangkal oleh pasien.
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

Ondansetron (Antagonis reseptor 5-HT3) → mencegah mual muntah


secara perifer di aferen vagal abdomen dan secara pusat di CTZ dan
nucleus tractus solitarius → mencegah PONV

Premedikasi dengan Ketorolac (NSAID non-selektif) yang bekerja dengan menghambat enzim
PRE- Ondansetron 4 mg,
COX-1 dan COX 2, memberikan efek analgetik untuk pasien sehingga
OPERATIF Ketorolac 30 mg,
Dexamethasone 10 mg. pada post-operasi pasien tidak membutuhkan analgetic dari opioid dalam
jumlah yang banyak.

Dexamethasone (Corticosteroid) dengan dosis 10 mg dapat mencegah


PONV dan memberikan efek analgetic untuk nyeri post-operatif
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

General endotracheal anestesi (GETA) dapat digunakan


● Anestesi general
Induksi intravena dengan propofol sebagai agen sedasi,
dengan induksi
Atracurium sebagai muscle relaxant, dan Fentanyl sebagai
intravena
agen analgetic.
● Induksi intravena
menggunakan propofol
100mg, Atracurium Propofol akan inhibisi neurotransmitor yang dimediasi oleh
INTRA- GABAA. Dosis induksi: 1-2.5mg/kg IV 2x59 = 118mg ~ 100 mg.
30mg, dan Fentanyl
OPERATIF
100mcg. Fentanyl akan inhibisi reseptor mu sehingga memiliki efek

● Maintenance dose dari sebagai analgetic. Dosis: 50-200 mcg. Maintenance dose:

Fentanyl 25mcg dan 0.1mcg/kg

Atracurium 10mg. Atracurium merupakan non-depolarisasi muscle relaxant.

● Pemberian asam Dosis induksi: 0.2mg/kgbb 0.5x59 29.5 ~ 30mg.

tranexamat 500mg Asam tranexamat merupakan antifibrinolitik yang membantu


aktivasi dari platelet. Dosis: 500mg
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

Pemeliharaan yang digunkaan O2 2 lpm dan N2O 2 lpm


● Pemeliharaan
anestesi
menggunakan O2 N2O berfungsi sebagai efek analgetik dan sedikit efek
3lpm, N2O 2 lpm, dan anestesi
Sevoflurane 2%.
INTRA- Sevoflurane digunakan sebagai pemeliharaan anestesi
● Monitoring
OPERATIF
menggunakan EKG 3 via inhalasi. Sesuai dengan rekomendasi, konsentrasi

lead, SpO2, NIBP, sevoflurane yang dipakai adalah 2%.

urine output, dan


Posisi supine lazim digunakan pada colostomy karena
stetoskop.
ingin melakukan tindakan pada bagian abdomen
● Posisi operasi: supine anterior.
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

Maintanance fluid pasien 59 kg dengan rumus Holliday Segar (4-2-1) =


Cairan masuk :
99 mL/jam
RL 1000 ml + 800 ml
Pengganti Puasa = 99 x 8 jam = 792 ml/jam.
INTRA-
OPERATIF

Cairan keluar :
Cairan keluar = Perdarahan total = 300 mL.
300 mL (perdarahan)
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

● Observasi tekanan darah, nadi,


laju napas, suhu, SpO2 setiap 5 Instruksi pasca operasi:
menit selama 15 menit, - Pantau TTV dan hemodinamik pasien hingga
selanjutnya setiap 15 menit. stabil.
● Pemantauan EKG dan - Pemeliharaan oksigen dan cairan.
Oksimetri - Pemberian analgesik yang adekuat NSAIDs
● Berikan O2 3 LPM melalui (Ketorolac) dan Opioid (Pethidine) merupakan
pilihan utama.
POST- kanula nasal.
- Karena Ketorolac merupakan golongan NSAID,
OPERATIF ● Analgesik: Ketorolac 3x30mg
selain analgetic, juga memiliki anti-inflamasi.
per 8 jam (13.40 WIB).
- Pethidine diberikan secara drip melalui Tutosol.
● Analgetik drip Tutosol
Pethidine digunakan untuk analgetic nyeri
(Pethidine 100mg) dalam RL sedang – berat. Analgetik drip 25 TPM [Cairan
500ml 25 tpm Maintenance (Holiday Segar) x faktor tetes] /
● Puasa sampai BU +, sadar 60 menit = ( mL x 15) : 60 = 24.75 ~ 25 TPM.
penuh, mual dan muntah -
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA

PACU -> Agar fungsionalitas pasien dapat kembali


seperti semula.

Pasien dilanjutkan
perawatan di PACU.
POST-
Aldrete recovery score >=
OPERATIF
9
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai