Case Report - Anestesi - Ileus Obstruktif E.C. CA Colon Dengan Tindakan Colostomy
Case Report - Anestesi - Ileus Obstruktif E.C. CA Colon Dengan Tindakan Colostomy
Report
Pembimbing:
Dr. Maulana Muhammad, Sp.An
Oleh :
Alvin Sunjaya
(202206010138/ 12019001667)
BAB 1
LAPORAN KASUS
01 Identitas Pasien
04 Pemeriksaan
Penunjang 07 Manfaat
Penulisan
02 Anamnesis
05 Diagnosis
08 Pemeriksaan
Pre-Anestesi
03 Pemeriksaan
FIsik 06 Rencana
Tindakan 09 Status
Anestesi
BAB 1 -
LAPORAN KASUS
IDENTITAS 01
Nama : Tn. WH
Usia : 51 tahun
Keluhan Utama
Perut kembung sejak 1 minggu SMRS
Keluhan Tambahan
Pasien tidak dapat BAB dan
buang gas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan perut kembung yang terjadi sejak 1 minggu SMRS. Selain
itu, pasien mengatakan tidak bisa BAB semenjak 1 minggu SMRS dan tidak dapat
buang gas. Pasien merasa nyeri pada seluruh bagian perut semenjak perutnya menjadi
kembung. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang serupa 3 bulan
yang lalu. Saat itu pasien dibuatkan coleostomi pada bagian perut kanannya dan baru
dilepas pada tanggal 2 Agustus. 1 minggu kemudian setelah dilepas, pasien baru
merasakan gejala tersebut dan direncanakan operasi. Pasien tidak ada minum
obat-obatan rutin. Keluhan seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, sesak napas, dan
nyeri dada disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Alergi Tidak ada
RIWAYAT ALERGI
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi
RIWAYAT KEBIASAAN
-Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok 1 bungkus/ hari selama 30 tahun
-Pasien memiliki kebiasaan makan 2x/hari & lebih sering mengonsumsi makanan
cepat saji
PEMERIKSAAN FISIK 03
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
TANDA-TANDA VITAL
Suhu 36.5 C
Berat Badan 59 kg
Wajah Simetris
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor 3mm/ 3mm
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Paru
Perkusi Batas atas ICS II, batas kanan linea parasternalis dextra, batas kiri linea
midclavicularis sinistra
Abdomen
Perkusi Timpani pada seluruh regio abdomen, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi Nyeri tekan pada seluruh regio abdomen, hepatomegali (-), splenomegali (-)
Kulit Turgor kulit baik, lesi (-), ruam (-), jaundice (-)
STATUS NEUROLOGIS
N. I Tidak dilakukan pemeriksaan
N. II Refleks cahaya langsung (+/+), tes hitung jari (+/+), pandangan buram (-/-)
N. III, IV VI Refleks cahaya tidak langsung (+/+), gerakan bola mata dalam batas normal
Motorik
Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 03/05/2023
Kesan :
-> Suspek Ileus Obstruktif
Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 20/07/2023
Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Kesan :
-> Kardiomegali tanpa bendungan paru
-> Tidak tampak TB paru
Tanggal Pemeriksaan : 12/08/2023
Kesan :
-> Ileus obstruktif letak rendah
-> Tidak tampak pneumoperitoneum
-> Tidak tampak urolithiasis opak
DIAGNOSIS 05
DIAGNOSIS KERJA
Ileus obstruktif e.c. colon cancer
DIAGNOSIS ANESTESI
ASA III
RENCANA 06
TINDAKAN
BEDAH
Colostomy
ANESTESI
General anestesi
PROGNOSIS 07
Quo ad Vitam
Bonam
Quo ad Functionam
Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam
Dubia ad malam
PEMERIKSAAN
PRE-ANESTESI 08
Riwayat Operasi Ada (Colostomy 3 bulan lalu)
ROM Baik
Pernapasan Eupnea
Pemberian Intravena
Pernapasan Eupnea
Induksi Intravena
Controlled
RR 12x/menit
I : E rasio 1 : 2
PEEP -
MONITORING INTRAOPERATIF
EKG 3 sadapan
SpO2
NIBP
Stetoskop
Urine catheter
Posisi Supine
Propofol 100 mg
Atracurium 10 mg + 10 mg
PASCA BEDAH
Suhu Afebris
INSTRUKSI PASCA OPERASI/ PASCA ANESTESI
Observasi tekanan darah, nadi, laju napas, suhu, SpO2 setiap 5 menit selama
15 menit, selanjutnya setiap 15 menit.
PASCA-OPERATIF
Pasien diantar ke ruang PACU pukul 16:10 WIB.
01
Anatomi Usus Besar
04
Colostomy
● Caecum
○ Bagian pertama, terletak di right iliac
fossa
○ Ileum gabung dengan caecum di
ileocolic junction
○ Fungsi → temporary storage for
chyme and fluid & electroly
reabsorbsi
○ Appendix
■ terletak di right iliac fossa yang
muncul dari caecum
ANATOMI USUS BESAR (4)
● Colon
○ Asc
■ Berada di regio hypokondrik kanan dan fossa iliak kanan
■ Berakhir di hepatic flexure
■ Menempel ke dinding posterior abdominal oleh fascia toldt
○ Transverse
■ memanjang antara hepatic flexure dan left colic ( splenic) flexure
■ berada di regio hipokondrik kanan, hipokondrik kiri, dan epigastrik
■ membentuk 2 kompartmen abdominal → supra dan infracolic
kompartmen
ANATOMI USUS BESAR (5)
● Colon
○ Descending
■ Memanjang dari splenic flexure sampai sigmoid colon
■ berada di regio hipokondrik kiri dan fossa iliaka kiri
○ Sigmoid
■ Berjalan dari fossa iliaka kiri sampai S3 (recto-sigmoid junction)
■ Menempel ke dinding pelvic oleh sigmoid mesocolon
ANATOMI USUS BESAR (6)
● Arteri
○ Superior mesentric → yang berasal dari
midgut
■ Cecum → ileocolic artery
■ Appendix → appendicular artery
■ Ascending colon → ileocolic and right
colic artery
■ Transverse colon → Middle colic artery
○ Inferior mesentric → hindgut
■ Transverse colon → middle colic artery
■ Descending colon → left colic artery
■ SIgmoid colon → sigmoid artery
○ Superior and middle rectal artery
ANATOMI USUS BESAR (7)
● Veins
○ Superior mesenteric → midgut
■ ileocolic vein → cecum & appendix
■ right colic vein → ascending colon
■ superior mesentric vein → transverse colon
○ Inferior mesentric → hindgut
■ inferior mesentric vein → descending,
sigmoid colon
○ Superior, middle, and inferior rectal vein →
rectum
ANATOMI USUS BESAR (8)
● Innervation
○ Midgut
■ Simpatetik, parasimpatetik dan sensory supply → superior
mesentric plexus
○ Hindgut
■ simpatetik, parasimpatetik, dan sensory supply → inferior
mesentric plexus
● Parasimpatetik → pelvic splanchnic nerves
● simpatetik → lumbar splanchnic nerves
02 FISIOLOGI USUS BESAR
Kolon sigmoid
Usus Asenden Usus Desenden
Akan kontraksi untuk
Absorbsi air & vitamin Menyimpan feses yang akan
meningkatkan tekanan pada
yang tersisa, mengeras dikosongkan ke rectum
kolon yang membuat feses
bergerak ke rectum
Tempat Pengeringan dan Penyimpanan
Membuat bentuk
massa padat (feses)
Kontraksi Haustral
Lapisan usus
Lapisan otot memanjang yang terpisah,
Taeniae coli
membentang sepanjang usus
Lapisan mukosa
Kontraksi
Haustral
Diinisiasi oleh basal electricity rhythm sel otot polos.
Haustra
Setiap 30 menit
Kontraksi seperti gelombang, bagian yang telah
berkontraksi akan membentuk kantung baru.
Pergerakan Massa
3-4x sehari
Makanan memasuki
lambung
Refleks Gastroileal Refleks Gastrokolik
Memindahkan sisa isi usus Mendorong isi kolon -> rektum ->
halus -> usus besar memicu refleks BAB
Refleks Defekasi
NaHCO3
3 karakteristik :
Sepsis
Dehidrasi Parsial / Jinak /
Komplit Ganas Sering pada lansia
Intrinsik /
Ekstrinsik
Hemo- Kardio-
dinamika vaskular
TIDAK STABIL
Etiologi dan Epidemiologi
Idiopatik
Keganasan Operasi
Adenocarcinoma kolon
Adenocarcinoma recum
Hukum La Place
Durasi dan kecepatan distensi merupakan faktor resiko yang penting untuk perforasi.
Pada katup ileocaecal yang tidak kompeten, isi kolon akan balik ke usus halus → distensi masif abdomen dan
feculent emesis dalam beberapa minggu-bulan.
Manifestasi Klinis
Distal Proximal
- Cairan lebih berakumulasi - Distensi abdomen lebih ringan
- Distensi lebih hebat - Lebih sering muntah
- Tidak nyaman
- Emesis tertunda
5 hari
Gejala diam-diam
stlh
onset Melena
Anemia
Lelah
Keganasan Turunnya berat badan
Tenesmus
Tidak nyaman Distensi Nyeri pelvis
Emesis
abdomen Perdarahan merah muda
Massa rectum
Bising usus dan aktivitas usus sulit diintepretasi. Semua insisi operasi harus diperiksa, dan
keberadaan abdomen yang lembek atau masa pada lipat paha menandakan kemungkinan
hernia yang menjadi penyebab obstruksi. Keberadaan bagian abdomen yang lembek dapat
menandakan komplikasi yang terjadi seperti iskemia, nekrosis, atau peritonitis.
Pemeriksaan Penunjang
Idealnya, stoma diletakan pada tempat yang mudah dilihat dan dipindahkan, dalam
otot rektus, dan di bawah garis pinggang.
Dalam kondisi gawat darurat, sebuah usaha harus dilakukan untuk menempatkan stoma
dalam otot rektus dan jauh dari batas kosta dan iliac crest.
1. Insisi melingkar pada kulit dilakukan dan jaringan subcutaneous didiseksi pada
level dari anterior rectus sheath.
2. Bagian anterior recut sheath diinsisi, serat otot dipisahkan, dan bagian posterior
diidentifikasi dan diinsisi.
3. Ukuran dari defek bergantung terhadap ukuran dari usus yang digunakan untuk
membuat stoma, tapi harus dibuat sekecil mungkin tanpa mengganggu suplai
darah usus (biasa lebarnya 2-3 jari).
4. Usus kemudian dibawa menuju lubangnya dan dijahit.
5. Insisi abdomen ditutup → mencegah kontaminasi pada luka.
6. Untuk membuat pemakaian mudah, bagian usus akan dikeluarkan dengan menonjol.
7. Kemudian dijahit 3-4x pada pinggir usus dan melewati dermis.
8. Setelah stoma dikeluarkan, junction mucocutaneus dijahit melingkar dengan benang
yang dapat diabsorpsi.
Komplikasi
Obstruksi Jarang
PREMEDIKASI
Antiemetik :
● Antagonis reseptor 5-HT: ondansetron 4 mg, granisetron 0,01 – 0,04 mg/kg,
dan dolasetron 12,5 mg
Anti Nyeri :
● Ketorolac 30mg
● Sebagai profilaksis → mengurangi PONV
TEKNIK ANESTESI
● GETA (General endotracheal anestesi)
○ Hipnotik
○ Analgetik
○ Muscle relaxant
Intraoperatif
Maintenance
● Agen volatile (Isofulrane atau Sevoflurane)
● O2 dan N2O
Monitoring
● EKG 3 lead
● HR
● TD
● UO
Manajemen Cairan
● RL atau NS 5-10cc/kgbb/jam → memastikan pasien tetap euvolemia
● NS digunakan pada pasien dengan metabolik asidosis
Posisi
● Tredelenburg atau reverse tredelenburg atau supine
Postoperatif
● Prinsipnya sama dengan preoperatif → pemberian cairan dan elektrolit →
Mengganti hilangnya cairan akibat operasi
● Pemeriksaan serial elektrolit
● Dekompresi abdomen → 5-6 hari
● Pemberian antibiotik
● Manajemen nyeri → Gabapentin 600mg, acetaminophen, atau COX-2 Inhibitor
● Pemberian antibiotik
BAB 3 -
ANALISA KASUS
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA
Premedikasi dengan Ketorolac (NSAID non-selektif) yang bekerja dengan menghambat enzim
PRE- Ondansetron 4 mg,
COX-1 dan COX 2, memberikan efek analgetik untuk pasien sehingga
OPERATIF Ketorolac 30 mg,
Dexamethasone 10 mg. pada post-operasi pasien tidak membutuhkan analgetic dari opioid dalam
jumlah yang banyak.
● Maintenance dose dari sebagai analgetic. Dosis: 50-200 mcg. Maintenance dose:
Cairan keluar :
Cairan keluar = Perdarahan total = 300 mL.
300 mL (perdarahan)
ANALISIS KASUS TINJAUAN PUSTAKA
Pasien dilanjutkan
perawatan di PACU.
POST-
Aldrete recovery score >=
OPERATIF
9
TERIMA
KASIH