Nama Kelompok : 1. Nayla Attira Jasmine 2. Revaya Putrinta 3. Denia Eryza 4. Tengku Alvito Danau Tasikardi
Danau Tasikardi adalah suatu danau buatan di Desa Margasana, Kecamatan
Kramatwatu, Kota Serang, Provinsi Banten. Letaknya sekitar 10 km dari pusat kota Serang dan memiliki luas 5 hektare dan bagian dasarnya dilapisi ubin batu bata. Tasikardi bukan sembarang nama, ada arti penting di dalamnya. Terdiri dari dua kata Tasik dan Ardi yang artinya adalah danau buatan. Danau ini digunakan untuk penampung air dari sungai Cibanten yang dimanfaatkan sebagai pengairan sawah dan memasok air ke Keraton Banten, juga untuk kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Airnya menuju ke Keraton Surosowan dengan melewati pipa dari tanah liat. Air akan mengendap di tempat pengendapan khusus. Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf yang berkuasa pada tahun 1570 sampai 1580 Masehi, yang merupakan Sultan Banten kedua sekaligus juga untuk tempat peristirahatan Sultan dan keluarganya. Danau Tasikardi mempunyai luas sebanyak 6,5 hektar. Di tengahnya terdapat sebuah pulau kecil konon pulau itu sering digunakan untuk keluarga Sultan berlibur. Pulau kecil yang berada di tengah bernama Pulau Kaputren. Selain itu juga, Danau Tasikardi merupakan tempat Sultan untuk menerima tamu bangsawan yang berkunjung ke Banten. Ada juga beberapa peninggalan kesultanan Banten seperti pendopo, penampungan air, dan juga kamar mandi keluarga kesultanan. Danau ini bersama dengan keraton Surosowan, masjid Agung Banten, pasar lama Serang, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, dan benteng Speewijk adalah termasuk dalam situs Banten Lama. Dulunya, danau buatan ini berfungsi sebagai tempat penampungan air untuk irigasi dan dimanfaatkan sebagai pasokan air bagi keluarga keraton dan masyarakat sekitar pada masa Kesultanan Banten. Tetapi sangat disayangkan kondisi danau tersebut saat ini sangatlah berbeda pada saat dulu. Tanaman seperti teratai dan enceng gondok memenuhi setengah permukaan Danau Tasikardi, besi penyangga bangku di sekeliling danau juga tampak sudah keropos, bahkan ada yang sudah patah, juga ada beberapa toilet yang rusak dan tidak layak pakai, dan sejumlah rumah singgah juga tampak rusak dan tidak terpakai.