Disusun Oleh:
20101440121021
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya, salam cinta dan shalawat untuk baginda Rasulullah SAW dan para
sahabat serta umatnya hingga akhir zaman. Syukur dan Alhamdulillah Laporan
Pendahuluan yang berjudul “GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Penulis berharap
semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi
para pembaca laporan pendahuluan ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT............................4
BAB II.....................................................................................................................7
KONSEP TEORI...................................................................................................7
1. DEFINISI......................................................................................................7
2. TANDA-TANDA KEBUTUHAN TERPENUHI........................................8
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI.......................................8
4. GANGGUAN KEBUTUHAN YANG TERJADI........................................9
5. PATHWAY.................................................................................................12
6. PATOFISIOLOGI.......................................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................14
I. PENGKAJIAN........................................................................................14
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................16
III. INTERVENSI KEPERAWATAN..........................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Cairan tubuh adalah air yang berada di dalam tubuh dan solute atau
zat terlarut yang terdiri dari elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium,
magnesium, karbonat, klorida, sulfat, fosfat dan bikarbonat dan non-
elektrolit seperti glukosa, asam urat, kreatinin dan bilirubin).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.Komponen
utama cairan tubuh adalah air. Jumlah total air dalam tubuh adalah 60%
berat tubuh. Cairan tubuh terdistribusi didalam tiga kompartemen yang
dipisahkan satu sama lainya oleh membrane sel, yaitu:
1) Kompartemen cairan intrasel
2) Kompartemen cairan ekstrasel, terdiri dari:
Kompartemen interstitial
Kompartemen ekstravaskuler
4
(plasma)
Cairan interstitial 11,2 26,4 (80% CES) 16
Intake Cairan
Kebutuhan Cairan
No Umur BB (kg)
(mL/24 jam)
1 Hari 3,0 250-300
2 1 Tahun 9,5 1150-1300
3 2 Tahun 11,8 1350-1500
4 6 Tahun 20,0 1800-2000
5 10 Tahun 28,7 2000-2500
6 14 Tahun 45,0 2200-2700
7 18 Tahun (adult) 54,0 2200-2700
5
Keseimbangan Cairan
6
BAB II
KONSEP TEORI
1. DEFINISI
7
2. TANDA-TANDA KEBUTUHAN TERPENUHI
8
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya: Trauma seperti luka bakar
akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
1) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
2) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan
mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena
kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara
mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, nasogastric tube dan
lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan danelektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
9
kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF).
Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler
(ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air
dalam jumlah ang relatif tidak seimbang.
Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan
hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali
keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat
berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-
partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan
komposisional.
a. Ketidakseimbangan Volume
1) Kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF) atau
hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh
isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam
jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik
sering kali diistilahkan dehidrasiy ang seharusnya dipakai
untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif
mengakibatkan hipernatremia.
(1) Cairan Isotonis adalah cairan yang
konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan
Ringer Lactate (RL).
(2) Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannya melebihi cairan tubuh,
contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal, Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 %
dalam NaCl 0,45%.
(3) Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi
zat terlarut/kepekataannya Kurang dari cairan tubuh,
contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45
%,NaCl 0,33%
10
2) Kelebihan Volume ECF dapat terjadi bila natrium dan air
kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira
sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan
pada ECF (hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke
kompartement cairan interstitial sehingga menyebabkan
edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang
berlebihan.
b. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut
dalam cairan- cairan tubuh.Karena natrium merupakan zat terlarut
utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan
kasus hipoosmolalitas (overhidrasi)adalah hiponatremia yaitu
rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu
tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami jugaperubahan
komposisional di bawah ini :
1) Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum
kurang dari 3,5 mEq/L.
2) Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum
lebih dari atau sama dengan 5,5 mEq/L.
3) Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu
segera dikenali, dan ditangani untuk menghindari disritmia
dan gagal jantung yang fatal
11
5. PATHWAY
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
TUBUH
1. Haus
2. Kelemahan
3. Peningkatan
frekuensi nadi
4. Peningkatan suhu
tubuh penurunan
turgor kulit
Diet
Penyakit Lingkungan
12
6. PATOFISIOLOGI
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. Riwayat Kesehatan
1) Asupancairan dan makanan (oral dan Parental).
2) Tanda dan gejala gangguankeseimbangancairan dan
elektrolit.
3) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis
cairan danelektrolit.
4) Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat
mengganggustatus cairan.
5) Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
6) Faktor psikologis (perilaku emosional).
B. Pengukuran Klinik
1) Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan
penambahan atau pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam
masalah keseimbangan cairan yang berhubungan dengan
berat badan:
a) Ringan : ± 2%
b) Sedang : ± 5%
c) Berat : ±10%Pengukuran berat badan dilakukan
setiap hari pada waktu yang sama dengan
menggunakan pakaian yang beratnya sama
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada,
pernapasan, dan tekanan darah serta tingkat kesadaran.
3) Asupan cairan meliputi:
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
14
c) Makanan yang cenderung mengandung air
d) Iritasi kateter
4) Pengukuran keluaran cairan
a) Urin : Volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses : Jumlah dan konsistensi
c) Muntah
d) Tube drainage dan IWL
5) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya
sekitar 200cc
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada:
1) Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan,otot, tetani dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobindan bunyi jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering.
4) Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik,tingkat
kesadaran.
5) Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah
D. Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar
natrium, kalium,klorida, ion bikarbonat.
b) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah,
hemoglobin (Hb),hematrokit
(Ht).Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syo
k.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi
hemolitik.
15
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemoliti
k.
c) pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk
mengaturkonsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah
4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
16
feses membaik Kolaborasi
dari skala 1 Kolaborasi
(memburuk) ke pemberian obat
skala 5 pengeras feses
(membaik)
3. Peristaltik usus
membaik dari
skala 1
(memburuk) ke
skala 5
(membaik)
2 Risiko Setelah dilakukajn Pemantauan Elektrolit Dyah
ketidakseimbang tindakan keperawatan (I.03122)
an elektrolit selama 3x24 jam Observasi
berhubungan diharapkan Monitor mual,
dengan mual keseimbangan elektrolit muntah dan diare
muntah meningkat denga Monitor
kriteria hasil: kehilangan cairan
1. Serum natrium Monitor tanda-
membaik dari tanda vital pasien
skala 1
(memburuk) ke
skala 5
(membaik)
2. Serum kalium
membaik dari
skala 1
(memburuk) ke
skala 5
(membaik)
3. Serum kalsium
17
membaik dari
skala 1
(memburuk) ke
skala 5
(membaik)
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.blogperawat.net/2020/06/anatomi-fisiologi-anfis-keseimbangan-
cairan.html diunduh pada 17 Januari 2023 pukul 19.17 WIB
19