DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
• HAFSAH (30700123017)
• RIZQI AULIA DAMAYANTI (30700123009)
• RIFIAL MUKARRAM (30700123043)
• MUH. RESKI RAMADHAN (30700123036)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami memulai tulisan kata pengantar ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai junjungan dan teladan kita
dalam menjalani kehidupan secara Islami.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membantu umat Islam memahami
prinsip prinsip dasar dalam Islam secara lebih baik dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Diharapkan, melalui pemahaman yang lebih baik tentang
sanad, matan dan kaidah mayor serta minor, kita semua akan mampu memperdalam
kehidupan kita sebagai umat Islam yang taat dan bijaksana.
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi
amal kebaiakan bagi penulis dan pembaca, Kami menyadari bahwa tidak ada ilmu
yang sempurna selain yang dating dari Allah SWT. Oleh karena itu, jika ada
kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
ii
2. Contoh Kaidah Minor ............................................................................... 10
BAB V PENUTUP................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 15
B. SARAN ........................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis merupakan bagian penting dalam kehidupan umat islam, karena
berfngsi sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Hadis mencakup setiap
perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan contoh
dan pedoman bagaimana seharusnya umat islam menjalani kehidupan mereka1.
Namun, mengevaluasi keotentikan dan kebenaran sebuah hadis menjadi hal yang
sangat penting, mengingat banyaknya hadis palsu atau lemah yang beredar2. Oleh
karena itu, mengetahui syarat-syarat hadis shahih menjadi pengetahuan yang wajib
dimiliki oleh umat Islam.
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam, terutama para penuntut ilmu,
untuk memahami dan menguasai syarat-syarat hadis sahih beserta kaidah mayor
dan minor yang ada di dalamnya. Hal ini akan membantu mereka dalam mengenali
kebenaran serta membedakan hadis sahih dari hadis lemah atau palsu5.
1
(Al-Shawkani, 2000)
2
(Azami, 2003)
3
(Al-Asqalani, 2010)
4
(Azami, 2003)
5
(Al-Suyuti, 1991)
1
hadist shahih, sehingga dapat meningkatkan amal ibadah dan kualitas keimanan
mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, beberapa rumusan masalah
yang dapat diambil untuk menjadi focus penulisan makalan ini adalah :
1. Apa pengertian hadis, sanad, dan matan dalam studi ilmu hadis?
2. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadis dikategorikan
sebagai hadis shahih?
3. Bagaimana kaidah mayor dan minor dalam menentukan hadis shahih,
khususnya dalam aspek sanad dan mantan?
4. Apa peperanan strategi penilaian kaidah mayor dan minir untuk
memberikan keberagaman dalam memahami kedudukan hadis shahih di
kalangan umat Islam?
5. Bagaimana contoh penerapan syarat hadis shahih dan kaidah mayor dan
minor dalam menilai keabsahan suatu hadis?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, tujuan
penulisan makalan ini adalah sebagai berikut :
1. Memperjelas penegertian hadis, sanad dan matan dalam studi ilmu hadis,
sehingga pembaca dapat memahami tiga komponen penting ini dalam
mengkaji hadis.
2. Menjelaskan syarat syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadis
dikategoprikan sebagai hadis shahih, untuk membantu pembaca mengenali
hadis-hadis yang layak dihadikan sebagai sumber rujukan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menguraikan kaidah mauor dan minor dalam menentukan hadis shahih,
khususnya dalam aspek sanad dan matan, agar pembaca dapat memahami
proses dan metode peniliaian keotentikan hadis secara lebih rinci.
2
4. Menunjukkan peranan strategi peniliaian kaidah mauor dan minor dalam
memberikan keberagaman dalam memahami kedudukan hadis shahih di
kalanagan umat Islam, sehingga pemahaman tersebut dapat menguatkan
keimanan pembaca terhadapat ajaran Islam.
5. Memberikan contoh penerapan syarat hadis sahih dan kaidah mayor dan
minor dalam menilai keabsahan suatu hadis, untuk membantu pembaca
mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari dalam kajian nyata.
D. Metode Penulisan
Dalam Menyusun makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode
penulisan yang terstruktur dalam rangka mencapai tujuan yang telah diuraiakan
sebelumnya. Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam penulisan makalah :
3
sistematis, sehingga pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulisan secara
jelas dan mudah dipahami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hadis adalah sebuah istilah yang berasal dari Bahasa Arab, yang berarti
“Kabar, cerita, atau pernyataan”. Dalam konteks Ilmu Hadis, definisi hadis adalah
sebagai berikut : Setiap perkataan, perbuatan, ketetapan atau sifat Nabi
Muhammad SAW yang dijadikan contoh atau pedoman bagi umat Islam dalam
kehidupan mereka6. Jadi, Hadis mencakup berbagai pesan yang di sampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW, Baik melalui ucapan, Tindakan, ataupun oersetujuan atas
Tindakan orang lain dalam konteks keislaman.
6
(Al-Khatib al-Baghdadu, 2012)
4
penting sebagai sumber ajaran Islam dan rujukan utama dalam hukum-hukum
syariat kehidupan umat islam7.
Sanad berasal dari Bahasa Arab yang berarti “Dukungan” atau “Pilar”.
Dalam konteks Ilmu hadis, sanad didefinisikan sebagai rangkaian atau urutan
parawai yang menghubungkan penerima hadis pada masa sekarang dengan Nabi
Muhammad SAW.8 Setiap parawai dalam sanad adalah suatu mata rantai yang
menstransmisikan hadis dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga hadis
tersebut sampai kepada kita.
7
(IbnRajab Al Hambali, 2012)
8
(Ibn Hajar al-Asqalani, 2010)
9
(Al-Khatib al-Baghdadu, 2012)
5
c) Memastikan kesinambungan Rantai Penerus: Sanad menunjukkan
kesinambungan rantai penerus dalam penyebaran hadis dari generasi ke
generasi. Dengan mengevaluasi sanad, kita daoat memastikan bahwa hadis
tersebut telah disampaikan secara utuh dan tidak terputus sepanjang sejarah
penyebarannya10
Matan Hadis berasal dari Bahasa Arab yang berarti “Teks” atau “isi”. Dalam
konteks Ilmu Hadis matan hadis didefinisikan sebagai bagian konten dari sebuah
hadis yang mencakup atau sifat Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber
ajaran bagi umat Islam11. Dengan kata lain, matan hadis merupakan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan melalui hadis tersebut.
Matan Hadis memengang peranan yang sangat penting dalam hadis karena
merupakan inti dari ajaran yang ingin disampaikan. Berikut ini adalah beberapa
peranan matan hadis dalam hadis :
10
(Ibn al-Salah, 2016)
11
(Al-Khatib al-Baghdadu, 2012)
6
3. Pengembangan Hukum Islam: Matan hadis juga berperan dalam
pengembangan hukum Islam (Fiqh). Para Fuqaha (ahli hukum Islam)
Menyusun hukum hukum Islam berdasarkan pada ajaran yang terdapat
dalam al Qur’an dan Matan Hadis, serta menggunakan metode Ijtihad untuk
menetapkan hukum dalam kasus kasus yang belum dijelaskan secara
eksplisit dalam nash (Al Qur’an dan Hadis).
BAB III
SYARAT HADIS SHAHIH
Hadis sahih memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehiduapan umat
Islam, karena ia merupakan sumber ajaran Islam yang paling dapat diandalkan
setelah al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa fungsi hadis sahih :
12
(Al-Bukhari, 2010)
7
kita. Informasi ini mencakup berbagai aspek kehidupan rohani, sosial dan
hukum Islam.
b) Penjelas dan pelengkap al Qur’an : Hadis sahih berfungsi untuk
menjelaskan, memperjelas dan melengkapkan ajaran yang dimuat dalam al
Qur’an. Liontin Hadis Sahih merupakan petunjuk praktis bagi umat Islam
dalam penerapan ajaran al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
c) Pengembangan Hukum Islam : Hadis sahih digunakan oleh para ulama
dalam mengembangkan hukum itu. Umat Islam yang didasarkan pada al-
Qur’an dan Sunnah.
Sejumlah kitab hadis sahih dikumpulkan oleh para ulama hadis dalam
rangka untuk melestarikan hadis hadis autentik. Beberapa Kitab Hadis Sahih yang
terkenal adalah :
13
(Ash-Shatibi I. A., 2014)
8
menjembatani antara sumber hukum primer (Al-Qur’an dan Hadis) dengan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Contoh Kaidah Mayor
Berikut ini adalah beberapa contoh kaidah mayor dalam hukum Islam :
a. Al-Yqinu La Yazuhu bi Al-Ishak (Kepastian tidak dapat dihilangkan
oleh keraguan) : Kaidah ini mengajartkan bahwa dalam suatu situasi di
mana kepastian dan keraguan bertentangan, kepastian harus
diutamakan, dan keraguan diabaikan14. Contoh : Seorang tidak yakin
apakah dia telah melakukan dua atau tiga rakaat dalam shalatnya, maka
hendaknya dia mendasarkan pada kepastian yaitu dua rakaat dan
menambah satu rakaat sebelum salam.
b. Al-umuru bi maqasadiha (Perbuatan dinilai menurut niat) : Niat atau
maksud seseorang dalam melakukan suatu perbuatan menjadi factor
utama dalam menentukan keabsahan dan nilai perbuatan tersebut dalam
pandangan Syariah15. Contoh : Orang yang shalat karena ingin dipuji
oleh orang lain, shalatnya tidak diterima syariat karena niatnya tidak
ikhlas mengharapkan ridha Allah SWT.
C. KAIDAH MINOR
Kaidah minor (al-qawa’id al-sughra) dalam hukum Islam merupakan
prinsip-prinsip yang lebih spesifik berasal dari kaidah mayor (al-qawa’id al-kubra)
dalam menghasilkan hukum-hukum yang diterapjkan pada kasus-kasus yang lebih
khusus dan terbatas16.
14
(Al-Kasani, 2013)
15
(Al-Qarafi, 2015)
16
(Al-Jaziri, 2012)
9
2. Contoh Kaidah Minor
Berikut ini adalah beberapa contoh kaidah minor dalam hukum Islam :
17
(Ibn Nujaym, 2012)
18
(Al-Ashbahani, 2014)
10
BAB IV
CONTOH DAN ANALISIS HADIS SAHIH
Penjelasan :
Hadis sahih di atas merupakan hadis terkenal yang merujuk kepada prinsip
bahwa niat atau maksud di balik perbuatan seseorang akan menentukan keabsahan
dan nilai perbuatan tersebut. Hadis ini disampaikan oleh Umar Bin Al-Khattab dan
dikumpulkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Sahih al-Bukhari. Melalui hadis
ini, umat Islam diajarkan bahwa dalam setiap perbuatan agama, niat yang ikhlas
untuk mengharapkan ridha Allah SWT akan menentukan nilai dan pahala yang
didapatkan.
Hadis ini memiliki sanad yang kuat dan berkesinambungan serta perawinya
memiliki integritas yang tinggi, oleh karena itu hadis ini dianggap sahih oleh para
ulama hadis. Hadis berhasil menjelaskan prinsip penting dalam islam tentang
pentingnya niat yang baik dalam setiap perbuatan, serta selaras dengan ajaran al-
Qur’an.
19
Shahih al-Bukhari, Kitab al-Iman, Bab Hadis Umar tentang Niat, No. Hadis 54
11
B. ANALISIS SANAD DAN MATAN
Menganalisis Sanad dan Matan Hadis “Innama al-a’mal bin Niyyat” :
1. Sanad Hadis :
Sanad adalah rangkaian perawi yang meriwayatkan hadis dari gurunya hingga
mencapai Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis “Innamma al-a’mal bin Niyyat,”
sanadnya adalagh sebagai berikut :
Dari analsisi sanad di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sanad hadis
ini berkesinambungan, dan semua perawi yang terlibat memiliki integritas yang
tinggi dan hafalan yang kuat, sehingga sanad hadis ini dinilai sahih.
12
2. Matan Hadis
Matan adalah teks hadis itu sendiri. Matan Hadis “Innama al-a’mal bin
Niyyat” adalah sebagai berikut:
Dalam matan ini, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa nilai dan
keabsahan dari suatu amalan (Ibadah, Pekerjaan, dan lain-lain) tergantung pada
niat yang mendasari amalan tersebut. Matan ini mengajarkan prinsip bahwa niat
ikhlas yang mencari ridha Allah SWT adalah factor utama dalam menentukan
pahala dan hasil amalan seseorang.
Setelah menganaslsisi matan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa matan hadis
ini jelas, tidak bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan konsisten dengan
prinsip-prinsip Islam yang lain. Oleh karena itu, matan hadis ini dinilai sahih.
Hadis ini menggambarkan kaidah mayor: “Penghargaan dan dosa bergantung pada
niat”21
20
(Al-Bukhari, 2010)
21
(Al-Bukhari, 2010)
13
manusia atau meningkatkan status sosialnya, amalannya tidak akan diterima oleh
Allah karena tidak dilakukan semata-mata untuk Allah.
“Ya Allah, jangan menjadikan agama sebagai beban berat” (Sahih al-Bukhari no.
76)22
22
(Al-Bukhari, 2010)
23
(Al-Jazair, 1997)
14
BAB V
MENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Pembahasan tentang analsisi sanad dan matan hadis, serta penerapan
kaidah mayor dan minor dalam contoh hadis, kita dapat menyadari pentingnya
memahami prinsip-prinsip dasar dalam Islam. Mengetahui sanad dan matan hadis
membantu kita memahami keaslian dan konteks hadis, sementara kaidah mayor dan
minor memberikan kerangka kerja yang fleksibel dan praktis untuk menerapkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari.
B. SARAN
1. Luangkan waktu untuk mempelajari sumber-sumber otentik tentang hadis,
seperti sahih al-Bukhari dan Fath al-Bari, serta karya karya ulama yang
menjelaskan kaidah mayor dan minor.
2. Ketika menghadapi situasi atau masalah yang tidak jelas dalam kehidupan
sehari hari, cobalah untuk merujuk pada kaidah mayor dan minor yang
relevan untuk membantu mengambil keputusan yang sesuai dengan ajaran
Islam
3. Diskusikan dengan ulama tau pembimbing rohani yang berpengetahuan
tentang hadis dan kaidah mayor dan minor untuk mendapatkan panduan
yang lebih rinci dan praktis dalam menghadapi situasi kehidupan tertentu
4. Teruslah belajar dan mengembangkan pemahaman Anda tentang Islam agar
lebih mntap dalam menjadi hidup sebagai seorang Muslim yang taat dan
bijaksana.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani, I. (2010). Fathur Bari Syarh Shahih Al-Bukhari. Beirut: Dar Al-Ma-
Rifah.
16
Ibn al-Salah, A. M. (2016). An Introduction To The Science Of Hadith, 'Ulum al-
Hadith. Cambridge: Islamic Text Society.
17