Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AJARAN TASAWUF dan DALIL TENTANG TASAWUF

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pembimbing :
SUKIRNO, S.Sos., M.Ag

Disusun Oleh :
1. Mohammad Syihabbudin (01)
2. Muhammad Alwi Nur Zakiy (02)
Muhammad Luthfi Nur
3. (03)
Mukhlisin

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM I


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PANGERAN DIPONEGORO
NGANJUK
TAHUN AKADEMIK 2023
MAKALAH

AJARAN TASAWUF dan DALIL TENTANG TASAWUF

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pembimbing :
SUKIRNO, S.Sos., M.Ag

Disusun Oleh :
1. Mohammad Syihabbudin (01)
2. Muhammad Alwi Nur Zakiy (02)
Muhammad Luthfi Nur
3. (03)
Mukhlisin

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM I


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PANGERAN DIPONEGORO
NGANJUK

ii
TAHUN AKADEMIK 2023

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulisan tugas "Ajaran Tasawuf dan Dalil Tentang
Tasawuf" dapat terselesaikan.
Makalah ini akan membahas tentang pengertian akhlak, moral, etika, dan
ajaran akhlak.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak H. Moh Ali Yusron, MA., selaku Rektor Institut Agama Islam Pangeran
Diponegoro Nganjuk.
2. Bapak Dr. Mastur,M.Pd.I.,M.Sy., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Islam (FDKI) IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk.
3. Bapak Sutamaji, M.I.Kom., selaku Kaprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Bapak Sukirno, S.Sos.,M.Ag., selaku Dosen pengampu mata kuliah Akhlak
Tasawuf yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sampai selesainya
penulisan makalah ini.
Tak dapat dipungkiri, keterbatasan penulis dalam menyusun tugas ini, masih
jauh dari sempurna, banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritikan dari berbagai pihak sangat diharapkan. mudah mudahan makalah ini
bermanfaat untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan. Aamiin.

Nganjuk, 01 November 2023

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian Tasawuf ................................. Error! Bookmark not defined.


B. Sejarah Munculnya Tasawuf .................. Error! Bookmark not defined.
C. Ajaran Tasawuf Pada Masa Awal .......... Error! Bookmark not defined.
D. Dasar- dasar Al-Qur'an dan Hadits Tentang Tasawuf ................. Error!
Bookmark not defined.
E. Contoh Perilaku Rasul dan Para Sahabatnya...... Error! Bookmark not
defined.

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-qur`an dan hadis bukanlah sebuah aturan-aturan kaku yang
membatasi ruang gerak manusia. Al-Qur`an dan hadis adalah panduan hidup
yang menggiring manusia menuju ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan.
Dalam kaitannya dengan keberadaan dan hakikat kehidupan manusia,
mengisyaratkan bahwa jiwa manusia pada dasarnya mempunyai potensi
kefasikan dan kejahatan (fujur), dan potensi kebajikan (taqwa) yang dalam
kehidupan sehari-hari kedua potensi ini saling tarik-menarik dan terhubung.

Ajaran tasawuf dalam dunia Islam dipelajari sebagai ilmu, yang mana
dipelajarinya ilmu ini sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ajaran tasawuf bertumpu pada Al-Qur’an dan hadits. Dari berbagai pandangan
para ulama tentang asal usul kata tasawuf dan para ulama menngambil
kesimpulan bahwa pengertian tasawuf adalah kesadaaran murni yang
mengarahkan jiwa secara benar kepada amal shalih dan kegiatan yang
sungguh-sungguh, menjauhkan diri dari keduniaan dalam rangka pendekatan
diri kepada Allah untuk mendapatkan perasaan yang berhubungan erat dengan-
Nya.

Ajaran Tasawuf merupakan peluang batin yang penuh keasyikan dan


syarat dengan pesan-pesan spiritual yang dapat menentramkan batin manusia.
Sebagai suatu sistem penghayatan keagamaan yang bersifat esoteric. Tasawuf
sudah berkembang menjadi wacana kajian akademik yang senantiasa actual
secara konstektual dalam setiap kajian pemikiran Islam. Apalagi di tengah-
tengah situasi masyarakat yang cenderung mengarah kepada dekadensi moral,
yang imbasnya mulai terasa dalam kehidupan secara langsung, masalah
tasawuf mulai mendapat perhatian dan dituntut peranna secara aktif mengatasi
masalah tersebut. Oleh karena itu, tasawuf secara universal menepati posisi
substansi dalam kehidupan manusia.

1
Ajaran tasawuf menjadi salah satu ilmu yang cukup populer didengar
bahkan oleh para orang awam sekalipun. Namun pada umumnya ajaran
tasawuf ini kurang dipahami oleh kalangan orang-orang awam, sehingga tidak
banyak yang mengamalkan ajaran ini. Padahal Ilmu Tasawuf telah tumbuh dan
berkembang sejak lama, tepatnya sejak zamannya Nabi Muhammad Saw. Ilmu
Tasawuf memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat menjadi alat untuk
menghadapi kehidupan ini. Dengan tasawuf, orang-orang besar Islam seperti
Diponegoro, Imam Bonjol, dan Cik Di Tiro menentang penjajahan. Dengan
tasawuf, Amir Abdul Kadir al-Jazairi berani melawan Prancis. Maka pada
makalah ini, penulis akan memaparkan mulai dari pengertian tasawuf, sejarah
kemunculan tasawuf. Yang mana penulis harapkan dengan membaca makalah
ini maka pembaca akan memahami serta mampu mengamalkan ajaran tasawuf
ini., dalam makalah ini saya akan mencoba memaparkan beberapa persoalan
yang berhubungan dengan tasawuf yaitu, pengertian tasawuf,sejarah
munculnya tasawuf, ajaran tasawuf pada masa awal, dalil Al-Quran dan Hadits
tentang tasawuf, contoh perilaku Rasul dan para Sahabatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tasawuf?
2. Bagaimana sejarah munculnya tasawuf?
3. Bagaimana ajaran tasawuf pada masa awal?
4. Apa dasar-dasar Al-Qur'an dan Hadits tentang tasawuf?
5. Apasaja contoh perilaku Rasul dan para Sahabatnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tasawuf.
2. Untuk mengetahui sejarah dalam perkembangan munculnya tasawuf.
3. Untuk mengetahui bagaimana ajaran tasawuf pada masa awal.
4. Untuk mengetahui dalil Al-Qur'an dan Hadits tentang tasawuf
5. Untuk mengetahui bagaimana contoh perilaku Rasul dan para Sahabatnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN TASAWUF
1. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu islam yang menekankan
dimensi atau aspek spiritual dari islam. Spiritualis ini dapat mengambil
bentuk yang beraneka di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia,
Tasawuf lebih menekankan aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya,
dalam kaitannya dalam kehidupan ia lebih menekankan kehidupan akhirat
ketimbang kehidupan dunia yang fan, sedangkan kaitannya dalam pehaman
keagamaan, ia lebih menekankan aspek esoterik ketimbang eksoterik, lebih
menekankan penafsiran batini ketimbang penfasiran lahiriyah.
Al- Tasawuf atau sufisme adalah suatu cabang keilmuan dalam
islam, atau secara keilmuan merupakan hasil peradaban islam yang lahir
kemudian setelah rasulullah wafat. Annemarie schimmel
menjelaskanubahwa istilah Tasawuf baru terdengar pada pertengahan abad
ke-2 hijriah dan menurutu nicholson dalam bukunya the mystics of islam,
pada pertengahan abad ke 3 hijriah.
Tasawuf merupakan jalan menuju kedekatan diri kepada Allah Swt.
dengan cara melepaskan diri dari segala sesuatu yang rendah, hina dan
berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah Saw. Abdul Hakim Hassin
dalam kitabnya yang berjudul AL-Tashawwuf fi al-Syi’ri ‘l-Arabi yang
dikutip Simuh (Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam),
menerangkan bahwa, Tasawuf adalah proses pemikiran dan perasaan yang
menurut tabiatnya sulit didefinisikan. Tasawuf tampak merupakan upaya
akal manusia untuk memahami hakikat segala sesuatu, dan untuk
menikmati hubungan dengan Allah SWT.

Adapun aspek pertama dari upaya ini adalah segi falsafi daripada
tasawuf; sedangkan aspek kedua adalah segi agamis. Kegiatan pertama
4

bersifat pemikiran dan renungan; sedangkan kegiatan kedua amali. Dan


segi amali daripada tasawuf muncul terlebih dahulu daripada segi
falsafinya. Para sufi itu memulai kegiatannya selamanya dari mujahadah
dan riyalat, bukan dengan merenung dan berpikir.

Oleh karena itu, “hati” lebih penting dari pada akal bagi para sufi;
bahkan hati itu bagi para sufi adalah segalanya, karenanya hati mereka
pandang sebagai ‘singgasana’ bagi Allah SWT. Beberapa pendapat terkait
asal kata tasawuf antara lain:

 Tasawuf berasal dari kata shuf (yang artinya bulu domba), maksudnya
adalah bahwa para penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi berhati
mulia serta menjauhi pakaian sutra dan memakai kain dari bulu domba yang
kasar atau yang disebut dengan kain wol kasar (pada waktu itu memakai
wol kasar adalah simbol kesederhanaan).
 Tasawuf berasal dari kata shaff (yaitu barisan), makna shaff ini dinisbahkan
kepada para jama’ah yang selalu berada pada barisan terdepan ketika sholat,
sebagaimana sholat yang berada di barisan pertama maka akan mendapat
kemuliaan dan pahala dari Allah SWT.
 Tasawuf berasal dari kata shafa (yaitu jernih, bersih atau suci), makna
tersebut sebagai nama mereka yang memiliki hati yang bersih atau suci.
Maksudnya adalah bahwa mereka menyucikan dirinya di hadapan Allah
SWT melalui latihan kerohanian yang amat dalam yaitu dengan melatih
dirinya untuk menjauhi segala sifat dan sikap yang kotor sehingga mencapai
pada kebersihan dan kesucian pada hatinya.
 Tasawuf berasal dari kata shuffah (yaitu serambi Masjid Nabawi yang
ditempati sebagian sahabat Rasulullah). Makna tersebut dilator belakangi
oleh sekelompok sahabat yang hidup zuhud dan konsentrasi beribadah
kepada Allah SWT serta menimba ilmu bersama Rasulullah yang menghuni
serambi Masjid Nabawi.
5

2. SEJARAH MUNCULNYA TASAWUF


1. Sejarah Munculnya Tasawuf
Dalam sejarah islam sebelum munculnya aliran tasawuf, terlebih
dahulu muncul aliran zuhud pada akhir abad ke I (permulaan abad ke
II). Pada abad I Hijriyah lahirlah Hasan Basri seorang zahid pertama
yang termashur dalam sejarah tasawuf. Beliau lahir di Mekkah tahun
642 M, dan meninggal di Basrah tahun 728M. ajaran Hasan Basri yang
pertama adalah Khauf dan Rajah’ mempertebal takut dan harap kepada
Tuhan, setelah itu muncul guru- guru yang lain, yang dinamakan qari’ ,
mengadakan gerakan pembaharuan hidup kerohanian di kalangan umat
muslim. Sebenarnya bibit tasawuf sudah ada sejak itu, garis- garis
mengenai tariq atau jalan beribadah sudah kelihatan disusun, dalam
ajaran- ajaran yang dikemukakan disana sini sudah mulai mengurangi
makna (ju’), menjauhkan diri dari keramaian dunia ( zuhud ).
A. Masa Pembentukan
Pada masa awal Islam (Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin) istilah
tasawuf belum dikenal. Meski demikian, bukan berarti praktek seperti
puasa, zuhud, dan senadanya tidak ada. Hal ini dibuktikan dengan
perilaku Abdullah bin Umar yang banyak melakukan puasa sepanjang
hari dan shalat atau membaca al-Qur’an di malam harinya. Sahabat lain
yang terkenal dengan hal itu antara lain Abu al-Darda, Abu Dzar al-
Ghiffari, Bahlul bin Zaubaid, dan Kahmas al-Hilali. Adapun tokoh-
tokoh sufi yaitu Hasan Bashri (642-728 M) dengan mengajarkan ajaran
Khauf (takut) dan Raja’ (berharap), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (w.801
M/185 H) ajaran cinta kepada Tuhan (Hubb al-Ilah).
B. Masa pengembangan
Masa pengembangan ini terjadi pada kurun antara abad ke-III
dan ke-IV Hijriyah. Pada kurun ini muncul dua tokoh terkemuka,
yakni Abu Yazid al-Bushthami (w.261 H) memunculkan ajaran Fana’
(leburnya perasaan), Liqa’ (bertemu dengan Allah SWT) dan Wahdat
6

al-Wujud (kesatuan wujud atau bersatunya hamba dengan Allah Swt)


dan Abu Mansur al-Hallaj (w.309 H) dengan memunculkan ajaran
Hulul (inkarnasi Tuhan), Nur Muhammad dan Wahdat al-Adyan
(kesatuan agama).
C. Masa Konsolidasi
Masa yang berjalan mulai pada abad V Hijriyah ini merupakan
konsolidasi yang ditandai dengan kompetisi dan pertarungan antar
tasawuf falsafi dan tasawuf sunni. Adapun tokoh-tokoh pada masa ini
antara lain Al-Qusyairi (376-465 H), Al-Harawi (w.396 H), dan Al-
Ghazali (450-505 H).
D. Masa Falsafi
Pada abad VI dan VII H ini muncul dua hal penting yakni;
Pertama, kebangkitan kembali tasawuf semi-falsafi yang setelah
bersinggungan dengan filsafat maka muncul menjadi tasawuf falsafi,
dan kedua, munculnya orde-orde dalam tasawuf (thariqah). Tokoh-
tokoh utama tasawuf falsafi antara lain ialah Ibnu ‘Arabi dengan
Wahdat al-Wujud, Shuhrawardi dengan teori Isyraqiyyah, Ibnu
Sabi’in dengan teori Ittihad, Ibnu Faridh dengan teori cinta, Fana’ dan
Wahdat al-Syuhud.
E. Masa Pemurnian
Ibn ‘Arabi, Ibn Faridh, dan ar-Rumi adalah masa keemasan
gerakan tasawuf baik secara teoritis maupun praktis. Pengaruh dan
praktek-praktek tasawuf tersebar luas melalui tarekat-tarekat. Bahkan
para sultan dan pangeran tidak segan-segan lagi mengeluarkan
perlindungan dan kesetiaan pribadi kepada mereka. Meski demikian,
lama kelamaan timbul penyelewengan-penyelewengan dan skandal-
skandal yang berakhir pada penghancuran citra baik tasawuf itu
sendiri. Dengan fenomena di atas, muncullah Ibn Taimiyah yang
dengan lantang menyerang ajaran-ajaran yang dia anggap
menyeleweng tersebut. dia ingin mengembalikan kembali tasawuf
kepada sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan Al-Hadits.
7

3. AJARAN TASAWWUF PADA MASA AWAL


Ajaran kaum sufi pada abad pertama dan kedua Hijriah bercorak
akhlaki, yakni pendidikan moral dan mental dalam rangka pembersihan
jiwa dan raga dari pengaruh duniawi. Dengan kata lain, ajaran mereka
mengajak kaum muslimin untuk hidup zuhd sebagaimana yang diajarkan
dan diperaktekkan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya, dalam hal ini Al-
Taftazani menjelaskan ajaran zuhd pada masa ini memiliki karateristik
sebagai berikut:
1. Ajaran zuhd untuk menjauhi hal-hal duniawi demi meraih
pahala akhirat; dan memelihara diri dari azab neraka. Ide ini
berasal dari ajaran-ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah, Serta
terkena dampak sebagai kondisi sosio-politik yang
berkembang dalam masyarakat Islam kala itu.
2. Ajaran zuhd bersifat praktis; dan para pendirinya tidak
menaruh perhatian untuk menyusun prinsip-prinsip teoritis
atas ajarannya itu. Sedangkan sarana-sarana praktisnya adalah
hidup dalam ketenangan dan kesederhanaan, sedikit makan
dan minum, banyak beribadah dan mengingat Allah, merasa
sangat berdosa, tunduk secara total pada kehendak Allah, dan
berserah diri kepada-Nya. Dengan demikian ajaran zuhd ini
mengarah kepada pembinaan moral.
3. Motivasi lahirnya zuhd ini adalah rasa takut, yaitu rasa takut
yang muncul dari landasan amal keagamaan secara sungguh-
sungguh . Sedangkan pada akhir abad ke dua Hijriah, di tangan
Robi’ah al-Adawiyah, muncul motivasi cinta kepada Allah,
yang bebas dari rasa takut terhadap azab-Nya maupun rasa
harap terhadap pahala-Nya.
4. Ajaran zuhd yang disampaikan oleh kaum zahid pada periode
terakhir, khususnya di Khurasan, dan pada Rabi’ah al-
Adawiyah, ditandai kedalaman membuat analisis yang bisa
dipandang sebagai fase pendahuluan tasawuf, tidak dipandang
sebagai para sufi dalam pengertiannya yang sempurna. Mereka
8

lebih tepat dipandang sebagai cikal bakal para sufi pada abad
ketiga dan keempat hijriah.
Selanjutnya al-Taftazani menjelaskan, para zahid sampai abad
kedua Hijriah belum dapat dipandang mereka itu sebagai para sufi. Disini
lebih tepat dikatakan sebagi zahid. Perlu diketahui zahid disini oleh
Nicholson dipandang sebagai “bentuk tasawuf yang paling awal” dan
terkadang dia memberikan sifat pada para zahid itu dengan gelar “para
sufi angkatan pertama”
Kalau abad pertama dan kedua para zuhud belum dapat disebut
sebagai sufi, maka pada abad ketiga dan keempat, mereka orang-orang
zahid pada periode ini sudah dipandang sebagai para sufi, karena ajaran
mereka tidak hanya terbatas pada pembinaan moral sebagaimana yang
diajarkan oleh para zahid pada abad pertama dan kedua Hijriah.
4. DASAR-DASAR AL-QUR'AN DAN HADITS TENTANG TASAWUF
Agama Islam menggunakan dua dasar untuk melakukan
perbuatannya sehari-hari, maka dasar dari akhlak tasawuf juga berasal
dari dua sumber tersebut, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dinyatakan dalam
Hadits Nabi

ُ‫ّللاُ َوسنَّ ُةَُنَبِ ِي ِه‬ َّ ‫َضلُّواُ َماُت َ َم‬


َُ ‫س ْكت ُْمُبِ ِه َماُُ ِكت‬
ُِٰ ُ‫َاب‬ ُِ ‫ت ََر ْكتُُفِيْك ُْمُأ َ ْم َري‬
ُْ َ‫ْنُل‬
ِ ‫نُت‬
Artinya: “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang
teguh dengan keduanya kalian tidak akan tersesat yaitu: Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya” (H.R. Muslim).
Dengan demikian diketahui bahwa pegangan orang Islam adalah Al-
Qur’an dan Hadits, yang mana orang yang melaksanakan syariat islam
sesuai dengan keduanya maka orang tersebut tidak akan merasa rugi.
Berikut beberapa dasar-dasar al-Quran dan Hadits tentang Tasawuf.

٧٧ُ‫يل‬ ْ ‫لُت‬
ُ ً ِ‫ظلَمونَُُفَت‬ ُٰ َ‫نُٱتَّق‬
ُ َ ‫ىُ َو‬ َُ ُُ‫لُ َمت َ ٰـعُُٱلدُّ ْنيَاُقَ ِليلُُ َو ْٱْل َ ِخ َرة‬
ُِ ‫خيْرُُ ِل َم‬ ُْ ‫ق‬
Artinya : “Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak
akan dianiaya sedikitpun”. (Q.S. An Nisa [4] 77).

١٩٤َُُ‫ٱّلل َُ َم َُعُ ْٱلمت َّ ِقين‬ َُّ َ ‫ٱّللَُ َوٱ ْعلَم ٓواُأ‬


َُّ ُ‫ن‬ َُّ ُ‫َوٱتَّقوا‬
Artinya : “Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
beserta orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Al Baqarah [2] 194).
9

١٧ُ‫ى‬ ِ َٔ‫ُ َو ْٱلـ‬١٦ُ‫لُتؤْ ثِرونَُُ ْٱل َحيَ ٰو ُة َُٱلدُّ ْنيَا‬


ُٓ ٰ َ ‫اخ َرةُُ َخيْرُُ َوأ َ ْبق‬ ُْ َ‫ب‬
Artinya : “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih
kekal”. (Q.S. Al A’la [87] 16-17).

ُ ِ َّ‫ّللاُ َوإِ ۡزه َُۡدُفِي َماُفِيُأَيدِيُالن‬


)ُ‫اسُي ِحبُّكُ( رواهُابنُماجة‬ َُ ‫ِإ ۡزه َُۡدُفِيُالد ُّۡنيَاُي ِحب‬
ُٰ ُ‫ُّك‬
Artinya : “Zuhudlah terhadap dunia maka Allah mencintaimu,
zuhudlah pula pada apa yang ada di tangan orang lain maka mereka akan
mencintaimu”. (H.R. Ibn Majah).

ُۡ ‫نُلَ ُۡمُت َك‬


َُ ‫نُت ََراهُُفَإِنَّهُُيَ َر‬
)ُ‫اكُ( متفقُعليه‬ َُ َّ‫ّللا َُ َكأَن‬
ُۡ ِ‫كُت ََراهُُفَإ‬ ُۡ َ ‫أ‬
ُٰ َُ‫نُت َعۡ ب ُد‬
Artinya : “Sembahlah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
maka apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka Ia pasti melihatmu”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
5. CONTOH PERILAKU RASUL DAN PARA SAHABATNYA
A. Contoh perilaku Rasulullah Muhammad SAW yang bisa
dijadikan teladan:

1. Kejujuran dalam kata-kata, tindakan, dan hati. Rasulullah selalu


menjadi pribadi yang jujur dalam segala hal, baik dalam berbicara
maupun bertindak. Ia tidak pernah berbohong dan selalu menepati janji-
janjinya.

2. Kepercayaan dan tanggung jawab. Rasulullah selalu menjadi pribadi


yang bisa dipercaya. Ia bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya
sebagai pemimpin umat, dan tidak pernah menyalahgunakan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

3. Kesabaran dalam menghadapi ujian. Rasulullah adalah contoh yang


baik dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Ia selalu sabar dan tabah
dalam menghadapi segala ujian yang datang kepadanya.
10

4. Keinginan untuk menjadi cerdas dan kritis. Rasulullah mendorong


umatnya untuk menjadi pribadi yang cerdas dan kritis. Ia menekankan
pentingnya pembelajaran dan pengembangan diri.

5. Lembut namun tegas dalam membedakan antara yang benar dan yang
salah. Rasulullah memiliki sikap yang lembut dan penuh kasih sayang
dalam menghadapi orang lain, namun ia tetap tegas dalam membedakan
antara yang benar dan yang salah. Ia tidak pernah kompromi dalam hal-
hal yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran.
Semua perilaku Rasulullah ini dapat dijadikan contoh dan teladan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesempurnaan moral dan
spiritual.

B. Salah satu contoh perilaku sahabat nabi diantaranya sahabat:


• Abu Bakar as-Siddiq adalah sahabat nabi yang kaya. Selain
menjadi pribadi yg sangat sederhana. Tasawuf yg dilakukan oleh Abu
Bakar diantaranya:

1. saat menghadapi perang Tabuk,

>> Rasulullah SAW bertanya: “Siapa yang bersedia jika harta


bendanya digunakan dijalan Allah SWT?” kepada para sahabat,

>> Abu Bakar adalah orang yang pertama menjawab:”Saya ya


Rasulullah.”

• kemudian Abu Bakar memberikan semua harta bendanya untuk


digunakan dijalan Allah SWT.
11

>> Lalu, Nabi SAW bertanya lagi pada Abu Bakar: ”Apalagi yang
tersisa untukmu wahai Abu Bakar?”

>> Abu bakar menjawab:”Cukup bagiku [yaitu] Allah dan Rasul-


Nya.”

2. Diriwayatkan bahwa Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar


yaitu selama enam hari dalam seminggu

>> suatu hari Rasulullah SAW sedang pergi ke mesjid lalu


sesampainya di sana, Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin
Khattab, Nabi Muhammad SAW bertanya: ”Kenapa kalian [berdua]
sudah ada di mesjid?”

>> Keduanya menjawab: ”Karena menghibur lapar.”

3. Selain itu, diriwayatkan juga bahwa Abu Bakar hanya


mempunyai sehelai pakaian.

>> Abu bakar berkata: ”Jika seorang hamba begitu dipesonakan


oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan
perhiasan itu.” Karena itu Abu Bakar lebih memilih takwa
sebagai ”pakaiannya.”

• salah satu sahabat nabi yang bisa kita teladani yaitu Abu Bakar
yg dulunya kaya tapi lebih baik hidup sederhana dan lebih memilih utk
menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yg rendah hati, santun, sabar, dan
yg lebih utama adalah selalu mendekatkan kepada Allah SWT dengan
ibadah dan zikir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tasawuf adalah cabang spiritual dalam Islam yang menekankan
pencarian kedekatan dengan Allah, meninggalkan keinginan duniawi, dan
mencapai pencerahan spiritual. Meskipun istilah "tasawuf" itu sendiri tidak
ditemukan dalam Al-Qur'an atau Hadis, ajaran-ajaran tasawuf didasarkan pada
ajaran Islam yang mendasar. Rasulullah dan para Sahabatnya mempraktikkan
tasawuf melalui kehidupan sederhana, kendali diri, dan pelayanan tulus kepada
sesama. Tujuan utama tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui
pengabdian, ibadah, dan kepatuhan terhadap ajaran dan contoh dari Nabi
Muhammad SAW.
B. Saran
Dari paparan di atas, remaja pada saat ini dianjurkan untuk
mempraktikkan ajaran tasawuf, sebaiknya kita mengikuti contoh perilaku dari
Nabi dan para Sahabatnya. Kita juga harus berusaha untuk mengendalikan
hawa nafsu, meningkatkan kejujuran dan pengabdian yang tulus kepada Allah,
serta mengikuti petunjuk dari Al-Qur'an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA

Fakhroyy. “Sejarah Tasawuf Abad Pertama dan Abad Kedua”. Fakhroyy.com, 30


Oktober 2023, https://fakhroyy.com/sejarah-tasawuf-pada-abad-pertama-
dan-kedua/

Solang, I. Dasar-Dasar Al-Qur’an dan Al-Hadits Tentang Akhlak Tasawuf.


Academia.edu. Diakses pada 30 Oktober 2023 dari
https://www.academia.edu/9210383/

https://satriodatuak.com/ajaran-tasawuf-pengertian-dan-sejarah-kemunculannya/

13

Anda mungkin juga menyukai