Anda di halaman 1dari 21

AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN

Makalah Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dan Bahan Diskusi Kelas Dalam Mata
Kuliah Akidah Akhlak

Disusun Oleh:

Firmansyah 2331051
Rosa Safitri 2331065
Septi Rindani 2331054

Mursyidul Wildan, M. H
Dosen Pengampu

Fakultas: Syariah dan Ekonomi Islam


Program Studi: Perbankan Syariah

Kepada:

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua, terutama
kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akidah Akhlak
dengan judul “Akhlak terhadap lingkungan”, dosen pengampu Mursyidul Wildan,
M.H. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari
para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata terimakasih kami ucapkan, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bangka, 07 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan maslah .................................................................................. 3
C. Tujunan ............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
A. Pengertian Akhlak ................................................................................ 4
B. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan ........................................... 5
C. Mentadabburi Lingkungan ................................................................... 7
D. Mengolah Alam Dengan Bijak ............................................................ 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa komponen utama agama islam adalah
akidah, syariah dan akhlak . kategorisasi ini didasarkan pada penjelasan Nabi ketika
melakukan dialog dengan malaikat Jibril berkenaan dengan pengertian iman, Islam
dan Ihsan. Kata yang terakhir kerapkali disejajarkan dengan term akhlak.
Terminologi ihsan diambil dari kata ahsana, yuhsinu, ihsanan yang berarti berbuat
baik. 1
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya,
akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai
tujuan penciptaannya.2
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan
orang lain dan tentu hidup dalam sebuah ligkungan.berbicara tentang lingkungan
berarti tidak terlepas dari perilaku manusia dalam kehidupan sehari hari,manusia
membutukan kerukunan,kedamain serta ketentraman,salasatu langkah manusia
agar hidup damai dalam sebuah lingkungan adalah dengan menanakan nilai nilai
akhlak dalam diri kita.
Manusia wajib bertanggung jawab terhadap kelestarian alam atau
kerusakannya, karena sangat memengaruhi kehidupan manusia. Alam yang masih
lestari pasti dapat memberi hidup dan kemakmuran bagi manusia di bumi. Tetapi
apabila alam sudah rusak maka kehidupan manusia menjadi sulit, rezeki sempit dan
dapat membawa kepada kesengsaraan. Pelestarian alam ini wajib dilaksanakan oleh
semua lapisan masyarakat, bangsa dan negara.3

1
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 20
2
Ibid,.
3
Asmaran A. S.,Pengantar studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 183.

1
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang menciptanya.Agama
islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi hubungan manusia
dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan menetapkan prinsip-prinsip atau
konsep dasar akhlak bagi manusia tentang bagaimana bersikap terhadap alam
lingkungannya.4
Penerapan akhlak terhadap lingkungan merupakan peran utama dalam
kesiapsiagaan menghadapi bencana yang akan mengancam tidak hanya pada jiwa
tetapi juga harta, kehormatan, dan keturunan bahkan agama. Karena alasan itulah
tindakan mengantisipasi ancaman mutlak dilakukan oleh setiap individu ataupun
kelompok di dalam masyarakat demi tercapainya kemaslahatan bersama.5
Pengelolaan alam yang tidak berakhlak menyebabkan eksploitasi secara
besar-besaran yang ujung-ujungnya menimbulkan dampak negatif bagi bencana
ekologis. Dan tak jarang disusul oleh bencana sosial, yaitu derita hidup
berkepanjangan berupa kemiskinan struktural seperti dalam kasus bencana
kegagalan teknologi dan mereka yang tiba-tiba jatuh miskin bahkan harus
meregang nyawa sia-sia karena terempas bencana alam seperti banjir bandang dan
longsor akibat penggundulan hutan dan illegal logging.6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimna sikap men-tadabburi terhadap lingkungan?
2. Bagaimana cara mengelola alam dengan bijak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sikap men-tadabburi terhadap lingkungan?
2. Untuk mengetahui cara mengelola alam dengan bijak?

4
Ibid,.
5
https://www.republika.co.id/berita/od2m4h9/akhlak-terhadap-lingkungan
6
Ibid,.

2
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari
khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut
wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani kata
khuluq ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya adab kebiasaan,
perasaan batin kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos
kemudian berubah menjadi etika.7
Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Keadaan ini terbagi menjadi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula
yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Pada mulanya mungkin
Tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus
menerus menjadi suatu akhlak.8
Asal ilmu akhlak dirumuskan, yang memungkinkan terjadinya
hubungan baik antara khalik dengan mahkluk serta antara makhluk dengan
makhluk lainnya. Dalam bahasa yang lebih islami kita dapat mengatakan
bahwa akhlak adalah sikap kepribadian manusia terhadap Allah, manusia, diri
sendiri dan makhluk lainnya, sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Ini berarti akhlak merujuk pada seluruh tindak tanduk manusia
dalam segala aspek baik yang bersifat ubudiyah ataupun muamalah.

ُ ‫ع ِن ْالفَ ْحش َۤاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع‬


‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬ ِ ‫ان َواِ ْيت َۤا‬
َ ‫ئ ذِى ْالقُ ْر ٰبى َويَ ْنهٰ ى‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ّٰللا يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَدْ ِل َو‬
َ ‫اْل ْح‬ َ ‫ا َِّن ه‬

َ‫تَذَ َّك ُر ْون‬

7
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
hlm. 3
8
Rosihon Anwar dan Saehudin, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm, 257.

3
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.”( An-Nahl ayat 90)9
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini
berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses
yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang
demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak
melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap
lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri."
B. Penegrtian Akhlak Terhadap Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap
lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-
besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat
dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban
suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata lain
bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu
manifestasi dari etika itu sendiri.10
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap
membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang
menciptanya. Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh

9
Al-Qur’an, An-Nahl ayat 90.
10
Hasnawati, “Akhlak Kepada Lingkungan”, Jurnal, Jurnal Pendais Vol 2 No. 2. 2020,
hlm, 208

4
dimensi hubungan manusia dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan
menetapkan prinsip-prinsip atau konsep dasar akhlak bagi manusia tentang
bagaimana bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakan wujud
kesempurnaan Islam dan salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang
tidak terbatas.11

‫ضيتُ لَ ُك ُم ٱ ْ ِْل ْس ٰلَ َم دِينًا‬ َ ُ‫ٱ ْليَ ْو َم أَ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم دِينَ ُك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِى َو َر‬

“pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas


kamu nikmat-Ku,dan Aku ridlai Islam sebagai agamamu” (Q.S Al-
Maidah:3).12

Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada dua hal yang aku hapal dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah
mewajibkan berlaku ihsan kepada segala sesuatu. Binatang, tumbuhan, dan
benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah SWT dan menjadi
milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini
mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat"
Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.13
Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya
konservasi, penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Maka dari itu setiap
umat manusia perlu menjaga lingkungannya, agar kerusakan lingkungan tidak
meluas manusia perlu memiliki akhlak terhadap lingkungan, selain akhlak
terhadap Allah SWT, dan manusia. Inilah yang menjadi fokus dari makalah ini,
bagaimana manusia dapat berakhlak terhadap lingkungan ditinjau dalam al-
Qur’an dan Hadis.14

11
Ibid,.
12
Al-Quran, Al-Maidah ayat 3.
13
Ibid,.
14
Andi Muhammad Asbar,”Urgensi Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan”, Jurnal:
Al-gazali Journal of Islamic Educatione, Vol. 2, No1,2023, hlm, 50.

5
Ada kewajiban manusia untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini
didasarkan kepada hal-hal sebagi berikut:15
a. Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
b. Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh
Al-Qur’an;
c. Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
pelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus;
d. Bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi
makmur;
e. manusia berkewajiban mewujudkan mewujudkan kemakmuran dan
kebahagiaan di muka bumi.
Berkaitan dengan akhlak pada lingkungan menurut etika, dapat
dijelaskan bahwa etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama
(Poerwardarminto, sejak 1953) arti etika adalah:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
C. Mentadabburi Lingkungan
Tadabbur artinya adalah cara mencari pengetahuan dan pemahaman di
luar tingkat permukaan. Ini melibatkan pemeriksaan makna dan implikasi yang
lebih dalam dari konsep atau ide tertentu. Pendekatan ini memungkinkan
seseorang untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan
holistik tentang materi pelajaran, yang dapat diterapkan pada berbagai aspek
kehidupan.16

15
M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
hlm.231.
16
https://www.liputan6.com/hot/read/5270502/tadabbur-artinya-apa-ini-penjelasan-dan-
cara-melakukannya

6
Tadabbur tidak terbatas pada pelajaran agama dan dapat diterapkan
pada semua bidang kehidupan. Ini dapat digunakan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, hubungan, dan dunia di
sekitar kita. Dengan terlibat dalam tadabbur, kita dapat
mengembangkan pendekatan hidup yang lebih sadar dan introspektif, yang
dapat mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan pribadi.17
Tadabbur alam adalah konsep yang memiliki kedudukan yang penting.
Konsep tadabbur alam adalah konsep yang mencerminkan keyakinan bahwa
alam semesta adalah karya Allah yang penuh keindahan, kecerdikan, dan
kekuasaan-Nya. Dalam setiap unsur alam, terdapat pelajaran dan hikmah yang
dapat kita petik sebagai manusia yang berakal.18
Konsep tadabbur alam melibatkan pengamatan yang hati-hati terhadap
ciptaan Allah, termasuk tumbuhan, hewan, langit, dan benda-benda lainnya.
Tujuannya adalah untuk merenungkan keajaiban, keteraturan, dan
keharmonisan yang ada di dalam alam semesta, serta menarik pelajaran moral
dan spiritual dari observasi tersebut. Melalui tadabbur alam, umat Muslim
diharapkan dapat mengembangkan rasa syukur, kerendahan hati, kekaguman,
dan kecintaan yang lebih dalam terhadap penciptaan Allah. Dalam banyak
kasus, tadabbur alam juga menginspirasi penelitian ilmiah dan pemahaman
tentang aspek-aspek alam semesta yang belum terungkap.19
Berakhlak dengan lingkungan sekitarnya dapat dilakukan manusia
dengan cara melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut:20
a. melarang penebangan pohon-pohon secara liar
b. melarang perburuan binatang secara liar
c. melakukan reboisasi
d. mengendalikan erosi
e. membuat cagar alam dan suaka margasatwa

17
Ibid,.
18
https://www.liputan6.com/hot/read/5323970/tadabbur-alam-adalah-merenungi-ciptaan-
allah-ini-contoh-dan-manfaatnya?page=3
19
Ibid,.
20
Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al Qur’an, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996), hlm. 224

7
f. melarang membuang sampah sembarangan
g. merawat fasilitas umum dengan baik
h. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
i. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh
lapisan masyarakat
j. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya.

Manusia di bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban


terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan
baik. Allah berfirman :

َ ‫َصي َبكَ مِ نَ ٱلدُّ ْن َيا ۖ َوأ َ ْحسِن َك َما ٓ أ َ ْح‬


َ‫سن‬ َ ‫ٱل َءاخِ َرة َ ۖ َو َْل ت‬
ِ ‫َنس ن‬ ْ ‫َّار‬ َّ َ‫َوٱ ْبت َِغ فِي َما ٓ َءات َ ٰىك‬
َ ‫ٱَّللُ ٱلد‬

َ‫ٱَّلل َْل يُحِ بُّ ْٱل ُم ْف ِسدِين‬ َ َ‫ٱَّللُ ِإ َليْكَ ۖ َو َْل تَب ِْغ ْٱلف‬
ِ ‫سادَ فِى ْٱْل َ ْر‬
َ َّ ‫ض ۖ ِإ َّن‬ َّ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”.(QS. Al Qashash[28] :77)
Adapun akhlak manusia terhadap lingkungan atau alam yang wajib
dilaksanakan adalah sebagai berikut:21
a. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman:

ِ ‫ت ِْل ُ ۟ولِى ٱ ْْل َ ْل ٰ َب‬ ٰ


‫ب‬ ِ ‫ض َوٱ ْختِلَفِ ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َه‬
ٍ َ‫ار َل َءا ٰي‬ ِ ‫ت َوٱ ْْل َ ْر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫إِ َّن فِى خ َْل‬
َّ ‫ق ٱل‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal”. (QS. Ali Imran[3] : 190)

21
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak…... hlm. 232-233

8
b. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan
isinya ini untuk manusia. Allah berfirman:

ِ ‫س َمآءِ َما ٓ ًء فَأ َ ْخ َر َج ِب ِهۦ مِ نَ ٱلث َّ َم ٰ َر‬


‫ت‬ َّ ‫س َما ٓ َء ِبنَا ٓ ًء َوأَنزَ َل مِ نَ ٱل‬ َ ‫ٱلَّذِى َج َع َل لَ ُك ُم ٱ ْْل َ ْر‬
ً ‫ض ف ٰ َِر‬
َّ ‫شا َوٱل‬

َ‫َّلل أَندَادًا َوأَنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫ِر ْزقًا لَّ ُك ْم ۖ فَ ََل ت َ ْج َعل‬
ِ َّ ِ ‫وا‬

“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit


sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui”.(QS. Al Baqarah[2] : 22)22

ٍ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
‫ت‬ َ ‫س ْب َع‬ َّ ‫ى ِإلَى ٱل‬
َ َ‫س َمآءِ ف‬
َ ‫س َّو ٰى ُه َّن‬ ِ ‫ه َُو ٱلَّذِى َخلَقَ لَ ُكم َّما فِى ٱ ْْل َ ْر‬
ٓ ٰ ‫ض َجمِ يعًا ث ُ َّم ٱ ْست ََو‬
‫علِيم‬
َ ٍ‫ش ْىء‬ َ ‫َوه َُو ِب ُك ِل‬

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk


kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS Al
Baqarah[2] : 29)23

‫عد ٌُّو ۖ َولَ ُك ْم‬ ٍ ‫ض ُك ْم ِلبَ ْع‬


َ ‫ض‬ ۟ ‫ط‬
ُ ‫وا بَ ْع‬ ُ ِ‫ع ْن َها فَأ َ ْخ َر َج ُه َما مِ َّما كَانَا فِي ِه ۖ َوقُ ْلنَا ٱ ْهب‬
َ ‫ط ُن‬َ ٰ ‫ش ْي‬
َّ ‫فَأَزَ لَّ ُه َما ٱل‬
ٍ ِ‫ض ُم ْستَقَ ٌّر َو َم ٰت َع إِلَ ٰى ح‬
‫ين‬ ِ ‫فِى ٱ ْْل َ ْر‬

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan


dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan”. (QS. Al Baqarah[2] : 36)24

22
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 22
23
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 29
24
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 36

9
َ ٰ ‫ش ْي‬
َ ‫ط ِن إِنَّ ۥهُ لَ ُك ْم‬
‫عد ٌُّو‬ َّ ‫ت ٱل‬ ُ ‫وا ُخ‬
ِ ‫ط ٰ َو‬ َ ‫ض َح ٰلَ ًَل‬
۟ ُ‫طيِبًا َو َْل تَتَّبِع‬ ِ ‫وا مِ َّما فِى ٱ ْْل َ ْر‬ ُ َّ‫ٰيَٓأَيُّ َها ٱلن‬
۟ ُ‫اس ُكل‬

‫ُّمبِين‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”.(QS. Al Baqarah[2] : 168)
D. Mengelola Alam Dengan Bijak
Merusak sumber daya alam dan mencemari lingkungan dapat
dikategorikan sebagai kafir ekologis. Sebab, merusak dan mencemari
lingkungan merupakan penghambat, pengganggu dan penghalang terwujudnya
kehidupan berkualitas. Lebih tegas lagi, dapat dikatakan bahwa merusak
sumber daya alam dan mencemari lingkungan termasuk salah satu penanda
kekufuran seseorang. Karena merusak dan mencemari lingkungan termasuk
salah satu perilaku kufur.25
Kesadaran manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam secara
baik dan bijaksana sangatlah penting untuk menjaga kelestarian sumber daya
alam. Dengan menjaga kelestarian sumber daya alam, maka manusia juga turut
menjaga sumber ekonomi, karena sumber daya alam merupakan salah satu
sumber ekonomi bagi masyarakat. Sumber daya alam merupakan karunia
Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dalam memanfaatkan
sumber daya alam tersebut tidak boleh dengan seenaknya. Jika saat ini kita
dengan seenaknya menggunakan, maka suatu saat kita akan menemui masalah.
Manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber Daya
alam yang dapat diperbarui pun, jika pemanfaatannya dengan seenaknya, lama
kelamaan juga akan punah.26
Pengelolaan sumber daya alam merupakan tujuan utama dalam
pemenuhannya untuk tercapainya pemeliharaan alam (hifdz al- ’âlam) dalam

25
Abdillah, Mujiyono. (2001). Agama Ramah Lingkungan Perspektif AlQur’an. Jakarta:
Penerbit Paradina.
26
Ibid,.

10
konsep fiqh al-bi’ah.Dalam konteks tersebut fiqh al-bi’ah merupakan sarana
yang tepat untuk meletakkan paradigma prinsip pengelolaan sumber daya alam
ke dalam peraturan nasional. Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta
lingkungan hidup itu, manusia mengemban tiga amanat dari Allah:
a. Al-intifa’, Allah mempersilahkan kepada umat manusia untuk
mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan
sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan.
b. Al-i’tibar, Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan
menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat mengambil
pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam.
c. Al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan
memelihara kelestarian lingkungan itu.27
Dalam perspektif Al-Qur’an, pengelolaan sumber daya alam
merupakan hal yang sangat penting dan memiliki implikasi yang luas terhadap
kehidupan manusia dan alam semesta. Al-Qur’an menekankan pentingnya
keadilan dalam distribusi kekayaan, tanggung jawab sebagai khalifah di bumi,
larangan perusakan lingkungan, dan etika dalam pemanfaatan sumber daya
alam. Prinsip-prinsip ini menawarkan pedoman bagi umat Muslim untuk
menjalankan kehidupan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan, adil, dan
berkah bagi seluruh umat manusia dan alam semesta. Dengan mengamalkan
ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam pengelolaan sumber daya alam, diharapkan
manusia dapat mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan di dunia
dan akhirat. Implementasi Prinsip-Prinsip Al-Qur’an dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam.28
Bagaimana prinsip-prinsip yang terdapat dalam Al-Qur’an dapat
diimplementasikan dalam pengelolaan sumber daya alam Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil:29

27
Iqbal, “Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam Perspektif Ekonomi
Islam”, jurnal, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, 2020, hlm. 11.
28
https://an-nur.ac.id/esy/pengelolaan-sumber-daya-alam-dalam-perspektif-al-quran-
studi-tentang-hak-atas-kekayaan-dan-lingkungan-hidup.html
29
Ibid,.

11
a. Keadilan dalam Distribusi Kekayaan: Dalam implementasi prinsip
keadilan ini, pemerintah atau otoritas yang berwenang harus
mengadopsi kebijakan redistribusi kekayaan melalui sistem pajak
yang adil dan bantuan sosial kepada yang membutuhkan. Selain itu,
penggalangan dana dan zakat (sumbangan wajib) dapat digunakan
untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan meningkatkan
kesejahteraan mereka.
b. Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan: Langkah pertama
adalah mengadopsi prinsip kehati-hatian dalam penggunaan sumber
daya alam. Pengelolaan sumber daya alam harus mempertimbangkan
dampaknya pada lingkungan dan berupaya untuk mengurangi dampak
negatifnya. Selain itu, teknologi yang ramah lingkungan dan inovasi
dalam pengelolaan sumber daya harus didukung dan diterapkan.
c. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Masyarakat perlu diberikan
edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an terkait tanggung jawab sebagai
khalifah di bumi. Pendidikan dan kesadaran lingkungan akan
mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga alam dan menghindari
perilaku merusak.
d. Etika dalam Penggunaan Sumber Daya Alam: Dalam praktiknya,
etika harus diterapkan dalam penggunaan sumber daya alam. Industri
dan perusahaan harus beroperasi dengan mematuhi prinsip etika dan
menghindari praktik yang merusak alam serta melakukan pengelolaan
limbah dengan bertanggung jawab.
e. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Pemerintah atau otoritas yang
berwenang harus memastikan adanya pengawasan dan penegakan
hukum yang ketat terkait pengelolaan sumber daya alam. Ini termasuk
mengawasi perusahaan atau individu yang melanggar aturan dan
norma-norma lingkungan serta memberlakukan sanksi bagi
pelanggar.

12
f. Kolaborasi dan Partisipasi Masyarakat: Untuk mencapai pengelolaan
sumber daya alam yang efektif, kolaborasi antara pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat sangat penting. Partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan mengenai pengelolaan sumber daya alam
akan meningkatkan kesadaran dan keberlanjutan upaya pelestarian
lingkungan.
g. Penelitian dan Pengembangan: Inovasi dalam pengelolaan sumber
daya alam berbasis ilmu pengetahuan harus didukung dan diupayakan.
Penelitian dan pengembangan teknologi hijau serta praktik terbaik
dalam pengelolaan sumber daya alam akan membantu mencapai
keberlanjutan dan efisiensi.
h. Pelestarian dan Perlindungan Kawasan Strategis: Kawasan-kawasan
yang memiliki keanekaragaman hayati dan ekosistem penting harus
dilindungi dengan ketat. Penerapan kawasan konservasi dan
pelestarian alam akan membantu menjaga kesinambungan alam
semesta.
Pengelolaan sumber daya alam dalam perspektif Al-Qur’an adalah
tentang keadilan, tanggung jawab sebagai khalifah, dan etika dalam
penggunaan kekayaan dan lingkungan. Prinsip-prinsip ini menyediakan
landasan bagi pengelolaan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan
mencerminkan nilai-nilai spiritual dalam ekonomi dan kehidupan sehari-hari.

ِ ‫سلَ َك ۥهُ يَ ٰنَبِي َع فِى ٱ ْْل َ ْر‬


‫ض ث ُ َّم يُ ْخ ِر ُج بِ ِهۦ زَ ْرعًا ُّم ْخت َ ِلفًا أ َ ْل ٰ َونُهۥُ ث ُ َّم يَ ِهي ُج‬ َّ ‫َّلل أَنزَ َل مِ نَ ٱل‬
َ َ‫س َمآءِ َما ٓ ًء ف‬ َ َّ ‫أَلَ ْم ت ََر أ َ َّن ٱ‬

‫ب‬ َ ٰ ‫صف ًَّرا ث ُ َّم َي ْج َعلُهۥُ ُح‬


ِ ‫ط ًما ِإ َّن فِى ٰذَلِكَ لَ ِذ ْك َر ٰى ِْل ُ ۟ولِى ٱ ْْل َ ْل ٰ َب‬ ْ ‫فَت ََر ٰىهُ ُم‬

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan


air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang

13
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.”30

۟ ‫ع َّما ٓ أُنذ ُِر‬


‫وا‬ ۟ ‫س ًّمى َوٱلَّذِينَ َكف َُر‬
َ ‫وا‬ ِ ِ ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ٓ ِإ َّْل ِبٱ ْل َح‬
َ ‫ق َوأ َ َج ٍل ُّم‬ َ ‫ت َوٱ ْْل َ ْر‬ َّ ‫َما َخلَ ْقنَا ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
َ‫ُم ْع ِرضُون‬

“kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan
orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada
mereka.”31
Setiap penciptaan Allah senantiasa mempunyai hikmah dan manfaat
bilamana manusia dapat menggunakannya sebagaimana ketentuan dalam
ajaran Islam. Pesan yang disampaikan dalam dalam ayat tersebut di atas
menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan yang dikwatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber
daya alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi
mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif
dalam menjaga sumber daya alam serta melestarikannya. Sumber daya alam
yang melimpah yang tidak mampu dikelola secara profesional akan berdampak
terhadap pengembangan ekonomi masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam
yang serakah dan instan, akan berdampak buruk terhadap pembangunan
ekonomi masyarakat yang berkelanjutan (suistanable livelihood).

30
Al-Qur’an, Az-Zumar ayat 21
31
Al-Qur’an, Al-Ahqaf Ayat 3.

14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya

konservasi, penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Maka dari itu setiap

umat manusia perlu menjaga lingkungannya, agar kerusakan lingkungan tidak

meluas manusia perlu memiliki akhlak terhadap lingkungan, selain akhlak terhadap

Allah SWT, dan manusia. Inilah yang menjadi fokus dari makalah ini, bagaimana

manusia dapat berakhlak terhadap lingkungan ditinjau dalam al-Qur’an dan Hadis.

Pengelolaan sumber daya alam dalam perspektif Al-Qur’an adalah tentang

keadilan, tanggung jawab sebagai khalifah, dan etika dalam penggunaan kekayaan

dan lingkungan. Prinsip-prinsip ini menyediakan landasan bagi pengelolaan yang

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan mencerminkan nilai-nilai spiritual

dalam ekonomi dan kehidupan sehari-hari.

Akhlak kepada lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab dan rasa

syukur kita kepada Allah dengan segala sesuatu yang Ia berikan, selain itu karena

Allah telah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi ini maka kita harus

menjaga, melestarikan dan memanfaatkan segala yang ada di alam ini tanpa

berlebih-lebihan. Jika sumber daya alam secara berlebihan yang dikwatirkan

terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, Jakarta:


Amzah.
Abdillah, Mujiyono. (2001). Agama Ramah Lingkungan Perspektif AlQur’an.
Jakarta: Penerbit Paradina.
Al-Qur’an, Al-Ahqaf Ayat 3.
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 22
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 29
Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 36
Al-Quran, Al-Maidah ayat 3
Al-Qur’an, An-Nahl ayat 90
Al-Qur’an, Az-Zumar ayat 21
Andi Muhammad Asbar,”Urgensi Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan”,
Jurnal: Al-gazali Journal of Islamic Educatione, Vol. 2, No1,2023
Anwar, Rosihon dan Saehudin,2016, Akidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia.
A. Mustofa,1997, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.

Asmaran A. S. 2003, Pengantar studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo.

Hasnawati, “Akhlak Kepada Lingkungan”, Jurnal, Jurnal Pendais Vol 2 No. 2.


2020

https://www.republika.co.id/berita/od2m4h9/akhlak-terhadap-lingkungan

https://www.liputan6.com/hot/read/5270502/tadabbur-artinya-apa-ini-penjelasan-
dan-cara-melakukannya

https://www.liputan6.com/hot/read/5323970/tadabbur-alam-adalah-merenungi-
ciptaan-allah-ini-contoh-dan-manfaatnya?page=3

https://an-nur.ac.id/esy/pengelolaan-sumber-daya-alam-dalam-perspektif-al-
quran-studi-tentang-hak-atas-kekayaan-dan-lingkungan-hidup.html

17
Iqbal, “Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam Perspektif
Ekonomi Islam”, jurnal, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, 2020

Zaini, Syahminan, 1996. Isi Pokok Ajaran Al Qur’an, Jakarta: Kalam Mulia.

18

Anda mungkin juga menyukai