HASIL PENELITIAN
A. Upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anaknya membaca Al-
sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti dapan menjabarkan data hasil
penelitian.Data dibawah ini adalah data yang dihasilkan dari wawancara sebagian
para murid dan orang tua murid TPQ Baiturrahman Cipayung Jakarta Timur. Dan
observasi yang dilakukan peneliti secara langsung di lapangan serta hasil dokumentasi
yang sebagai ketua R.W dan pengasuh TPQ Baiturrahman tentang upaya apa yang
dilakukan pihak TPQ/ yayasan untuk memotivasi para anak-anak agar giat datang ke
“Usahanya ada beberapa salah satunya kami sudah menyiapkan buku juz amma
gratis bagi yang sudah lulus iqro 6.Jadi disini bagi siapa yang sudah selesai iqro 6
tidak langsung ke Al-Qur’an tapi kita haruskan ke juz amma supaya lebih lancar.”1
“Tapikan semua itu kembali lagi orang tuanya mas, kalo orang tuanya tidak
menyuruh/memaksa anaknya untuk datang mengaji, TPQ nya tetap sepi kan tidak
mungkin kita marah-marah ke anaknya karena tidak mau ngaji atau telet datang, telat
1
Wawancara dengan bapak Mansuri, pengasuh TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
2
Wawancara dengan bapak Mansuri, pengasuh TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
saja kita sudah bersyukur dia datang palingan kita menasihati agar lebih rajin lagi
datangnya.Niatnya kita Cuma membantu masyarakat.”3
Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan bapak mansuri diatas dapat kita
ambil kesimpulan walaupun pihak yayasan atau pengelola melakukan atau membuat
banyak program supaya anak-anak bersemangat mengaji, peran orang tua dalam
memotivasi anaknya belajar membaca Al-Qur’an sangat besar karena yang bisa
menyuruh anak-anak agar mengaji adalah orang tuanya karena orang tua sebagai
pengasuh dan pembimbing di rumah.Ketegasan orang tua juga sangta penting agar
anak-anak menurut perkataan mereka memang agak terlalu memaksa tetapi semua itu
adalah sikap kepedulian orang tua kepada anaknya agar dapat bersikap baik dan serta
Pendidikan pertama yang diterima seorang anak adalah dari orang tuanya,
maka orang tua harus mendidik anaknya ke arah yang baik, orang tua mempunyai
menjadi baik. Jika orang tua mendidik anaknya dengan cara yang baik maka anaknya
akan menjadi baik, sebaliknya jika orang tua mendidik anaknya dengan cara yang
Selain kepada pihak yayasan peneliti juga mewawancarai beberapa orang tua
murid yang anaknya mengaji di TPQ tentang upaya orang tua dalam memotivasi
“Tidak ada mas,ibu sama bapak lulusan SMA kalo tentang agama ibu cuma bisa
sedikit-sedikit.biasanya ibu sering dengerin ceramah-ceramah di TV.”4
3
Wawancara dengan bapak Mansuri, pengasuh TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
4
Wawancara dengan ibu Yuni,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
Ibu Lisa mengatakan :
“Kalo lulusan tidak ada, tapi kalo ngaji ibu bisa walaupun tidak bagus-bagus
banget.kan seminggu sekali di masjid ini ada pengajian ibu-ibu nah ibu ikut itu.”5
““Tidak ada, cums paham sekedarnya.kalo ngaji ibu tidak bisa sama sekali kalo bapak
palingan ikut pengajian bapak-bapak setiap malam rabu di masjid.”6
“Tidak ada yang lulusan pesantren saya sama suami saya dulu sekolah umum.kalo
tentang agama kami palingan sering dengar ceramah-ceramah ustad di youtube dan di
TV.”7
“Tidak ada, kalo mengaji ibu bisa sedikit-sedikit.iya saya juga ikut pengajian
mingguan di masjid bareng ibu-ibu lainnya.”8
Dari hasil wawancara dengan para orang tua murid TPQ Baiturrahman
bahwasannya orang tua yang memiliki latar belakang agama sangat sedikit.Mereka
dari ceremah-ceramah di youtube atau TV dan dari pengajian yang di ikuti seminggu
kesiapan naluriah spiritual anak melalui bimbingan agama dan pengamalan ajaran
agama yang sesuai dengan usia anak, sehingga membantu memperoleh pengetahuan
dasar agama yang berpengaruh sejak lahir. Kesadaran seorang anak akan pelaksanaan
ajaran agama yang baik dan benar. Keluarga berperan penting dalam mengajarkan
anak pengetahuan dasar agama oleh karena itu mereka mengirim anaknya belajar
5
Wawancara dengan ibu Lisa,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
6
Wawancara dengan ibu Lilis,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
7
Wawancara dengan ibu Dwi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
8
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
mengaji di TPQ itu menunjukkan bahwasannya orang tua masih peduli dengan
Pertanyaan kedua yang peneliti ajukan kepada orang tua adalah apa alasan
“Kitakan mau anaknya bisa baca Al-Qur’an biar bisa doain orang tuanya kalo udah
meninggal nanti.Dan jadi anak yang soleh dan soleha biar bisa bermanfaat dunia dan
akherat.”9
“Biar anaknya pintar ngaji apa lagi anak ibu kan laki-laki biar bisa doain bapak
ibunya.”10
“Biar bisa ngaji agar tidak seperti ibunya ga bisa ngaji.agar menjadi anak yang soleh
terus doain ibu bapaknya setiap hari biar ibu juga dapet pahala nantinya karena punya
anak yang soleh yang bisa ngaji.”11
“Supaya nanti kalo sudah pintar ngaji kan bisa doain kedua orang tuanya.biar bisa
ngaji dirumah biar adem rumahnya yang penting agar orang tuanya di doain di dunia
dan akherat.”12
“Sebagai orang tua saya ingin anak saya menjadi anak yang soleh dan soleha agar
selalu bisa doain kedua orang tuanya sama supaya taat selalu kepada Allah.”13
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasannya alasan orang tua
mengirim anaknya mengaji di TPQ agar anaknya pandai mengaji, supaya dapat
mendoakan kedua orang tuanya baik di dunia dan di akhirat, dan menjadi anak yang
9
Wawancara dengan ibu Yuni,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
10
Wawancara dengan ibu Lisa,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
11
Wawancara dengan ibu Lilis,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
12
Wawancara dengan ibu Dwi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
13
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
soleh dan soleha agar bermanfaat di masyarakat.Setiap orang tua mendambakan
anaknya agar pintar karena suatu kebanggan bagi orang tua itu sendiri, maka dari itu
orang tua harus lebih berusaha agar anaknya mendapatkan pembelajaran yang
berguna baginya nanti.Seorang anak yang taat mendoakan kedua orang tuanya
merupakan jaminan (garansi) bahwa berkah mereka tidak akan terputus setelah
kematian kedua orang tuanya. Jadi orang tua mana yang tidak ingin melakukan
investasi jangka panjang di akhirat dengan memiliki anak yang saleh? Mungkin hanya
orang tua yang tidak rasional yang tidak mau. Sementara itu, untuk dunia investasi,
terlihat jelas bahwa anak yang saleh akan bersyukur dan berbakti kepada orang tuanya
dalam segala hal. Dia tidak akan melanggar atau menyakiti orang tuanya.
TPQ.
Zen mengatakan :
“Mama dan papa selalu bilang, agama itu ngajarin kita bagaimana hidup yang
bener.Biar selalu dijaga sama Allah.”14
Rahman mengatakan “
“Disuruh sama bapak sama ibu biar bisa doain kalo udah pintar.”15
Sansan mengatakan :
“Mama bilang agama itu penting buat tahu yang baik dan yang buruk. Dia pengen aku
belajar biar jadi anak yang bisa bantu orang lain dan selalu ingat Allah.”16
Dandi mengatakan :
“Disuruh sama ibu sama bapak biar pntar ngaji supaya masuk surga.”17
sudah sejalan apa yang orang tua inginkan yaitu anak-anak ini mengungkapkan bahwa
14
Wawancara dengan Zen,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
15
Wawancara dengan Rahman,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
16
Wawancara dengan Sansan,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
17
Wawancara dengan Dandi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
motivasi mereka untuk belajar di TPQ berasal dari dorongan orangtua, keyakinan
akan pentingnya nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan, serta aspirasi untuk
Pertanyaan ketiga yang peneliti ajukan adalah apa yang orang tua lakukan agar
“Biasanya jika setiap pergi mengaji saya kasih uang saku biar bisa jajan disana,kan
anak kecil sukanya jajan tapi harus ngaji.”18
“Kalo ke TPQ saya antar setiap sore.saya tungguin sampai selesai ngaji dan saya
kasih uang jajan juga biar seneng.19
“Kalo anaknya tidak mau mengaji saya marahin, Saya selalu berbicara dengan anak-
anak tentang pentingnya mempelajari dan memahami Al-Quran.ya karena jika dia
tidak mau mengaji lalu dengan siapa dia belajar dirumah karena tidak ada yang dapat
mengajarinya.”20
“Saya memberi penghargaan kepada mereka yang rajin mengikuti pengajian dengan
cara yang positif, seperti memuji mereka atau memberikan hadiah kecil.seperti baju
koko baru jika anak saya pindah iqro ke al-quran atau uang jajan tambahan.”22
manfaat spiritual dan moral dari kegiatan tersebut dapat memberikan motivasi yang
lebih dalam. Pemberian reward, pujian, dan dorongan positif untuk terus membaca Al
Quran dapat memotivasi anak untuk terus berlatih. Memberikan keteladanan yang
baik bagi orang tua Amalan beribadah dan menaati Al-Qur’an serta
Qur’an dan menjelaskan manfaat spiritual dan moral dari kegiatan tersebut dapat
Ada juga beberapa orang tua yang Memberikan uang saku sebagai insentif
untuk membaca Al-Quran bisa menjadi pilihan, tetapi perlu dipertimbangkan dengan
hati-hati. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :uang saku bisa menjadi
motivasi awal yang mendorong anak untuk membaca Al-Quran dengan rajin. Namun,
ini mungkin hanya efektif dalam jangka pendek.Penghargaan dalam bentuk uang saku
bisa membuat anak merasa pencapaian mereka diakui dan dihargai, memberikan
dorongan positif untuk melanjutkan usaha mereka.akan tetapi Memberikan uang saku
mungkin membuat anak-anak lebih tertarik pada imbalan materi daripada pada tujuan
motivasi intrinsik (motivasi yang berasal dari dalam diri) untuk membaca Al-Quran
22
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
lebih bernilai dalam jangka panjang, karena mengutamakan pemahaman dan
Pertanyaan ke empat yang peneliti ajukan adalah bagaimana cara orang tua
“saya pastikan suasana di rumah tenang dan nyaman. Saya menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk belajar dengan mematikan gangguan seperti televisi atau
perangkat elektronik lainnya. Ini membantu anak-anak saya fokus sepenuhnya pada
pembelajaran mereka.”23
“Saya membiasakan mengaji sebagai bagian dari rutinitas harian. Misalnya, kami
menetapkan waktu tetap setiap hari untuk belajar mengaji. Ini membantu menciptakan
kebiasaan belajar yang konsisten.”24
“Palingan kalo ibu Cuma bisa nyuruh ngaji abis magrib sambil diputerin murottal di
youtube karena ibu tidak bisa makannya ibu mengirim anak saya ke TPQ biar ada
yang ngajarin ngaji.”25
23
Wawancara dengan ibu Yuni,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
24
Wawancara dengan ibu Lisa,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
25
Wawancara dengan ibu Lilis,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
26
Wawancara dengan ibu Dwi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
“Metode saya adalah saya membaca Alquran dulu, kemudian anak saya bergantian
membacanya. Saya juga mengajari anak saya untuk hafalan ayat lalu saya mengoreksi
yang salah, saya juga mengajarkan tajwid.”27
merupakan aspek penting dalam membentuk karakter dan moral anak-anak. Dalam
sebuah wawancara dengan beberapa ibu, berbagai pendekatan yang digunakan untuk
yang ada.
Salah satu pendekatan yang diungkapkan oleh Ibu Yuni adalah pentingnya
dan perangkat elektronik lainnya menjadi langkah penting untuk membantu anak-
rutinitas harian menjadi fondasi penting dalam menciptakan kebiasaan belajar yang
konsisten. Dengan menetapkan waktu tetap setiap hari untuk belajar mengaji, anak-
anak menjadi terbiasa dan memiliki struktur yang membantu mereka lebih mudah
Tetapi tidak semua ibu memiliki kemampuan pribadi dalam mengajar agama. Ibu
Lilis menghadapi situasi ini dan memilih untuk mengirim anaknya ke Tempat
Pendidikan Al-Quran (TPQ), tempat anaknya bisa belajar dari pengajar yang
27
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
Sebaliknya, Ibu Dwi mengambil pendekatan lebih intensif dengan menyewa
guru privat untuk anaknya. Ia berpendapat bahwa pengajaran langsung dari guru
privat membantu anaknya lebih memahami dan lebih fokus dalam belajar membaca
Al-Qur’an. Dukungan dan bimbingan intensif semacam ini menciptakan fondasi yang
Pendekatan lain yang ditemukan adalah yang diakui oleh Ibu Farida. Ia
Melalui metode ini, ibu dan anak saling berpartisipasi dalam membaca Al-Qur’an,
harian, dan dukungan eksternal, sementara yang lain lebih fokus pada bimbingan
menegaskan komitmen para ibu untuk memberikan pendidikan agama yang terbaik
kepada anak-anak mereka, sesuai dengan kemampuan dan lingkungan yang ada.
Adapun pertanyaan ke lima yang diajukan oleh peneliti adalah berapa lama
waktu yang orang tua luangkan untuk anaknya belajar dan membaca al-qur’’an di
rumah ?
“Saya ingin anak saya bebas menentukan kapan ia ingin belajar. Saya merencanakan
sesi mengaji selama 20-30 menit setiap hari, tetapi jika anak saya ingin mengaji lebih
lama, saya dengan senang hati mendukungnya.”28
28
Wawancara dengan ibu Yuni,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
“Dalam keluarga kami, membaca Al-Quran adalah rutinitas harian yang penting.
Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam setiap hari, terutama di pagi setelah
subuh.”29
“Saya biasanya menyuruh anak saya mengaji di rumah sehabis magrib sampai isya.”30
Ibu Dwi mengatakan :
“Saya biasanya ngasih waktu sampai satu jam bisa setelah magrib atau setelah isya
sekalian saya temani dengan menyetel murottal.”31
Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran agama yang efektif bagi anak-
menit hingga satu jam setiap hari untuk mengajar mengaji di rumah. Dia berupaya
menjaga kualitas dan fokus dari setiap sesi pembelajaran. Selain itu, ia memberikan
merencanakan sesi mengaji selama 20-30 menit, tetapi siap mendukung jika anaknya
Pendekatan rutinitas harian juga diungkapkan oleh Ibu Lisa. Bagi keluarganya,
membaca Al-Quran adalah suatu hal yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
29
Wawancara dengan ibu Lisa,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
30
Wawancara dengan ibu Lilis,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
31
Wawancara dengan ibu Dwi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
32
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
Mereka mengalokasikan waktu sekitar satu jam setiap hari, terutama di pagi setelah
rumah sehabis magrib sampai isya. Dengan cara ini, ia memanfaatkan waktu setelah
Sementara itu, Ibu Dwi memberikan waktu sekitar satu jam setiap hari untuk anaknya
belajar setelah magrib atau isya. Ia juga mendukung anaknya dengan menyetel
penting dalam pendidikan agama. Mereka menghabiskan sekitar 45 menit setiap hari,
bahkan lebih banyak di akhir pekan, untuk memastikan anaknya terlibat dalam
waktu yang sesuai dan konsistensi dalam upaya membentuk pembelajaran agama
yang berarti bagi anak-anak mereka. Pendekatan yang berbeda ini mencerminkan
pemahaman individu mereka tentang kebutuhan dan preferensi anak, serta usaha
keluarga.
Dari wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan garis umum dari latar
belakang para orang tua hingga upaya yang dilakukan untuk memotivasi anaknya
(TPQ) adalah agar mereka dapat membaca Al-Quran dengan baik. Orang tua
berharap anak-anak mereka dapat berdoa untuk mereka dan untuk masa depan
yang lebih baik. Mereka juga menginginkan anak-anak menjadi individu yang
d) Metode bimbingan orang tua dalam mengarahkan anaknya agar Belajar Al-
Qur’an:
iv. Guru Privat: Pendekatan yang lebih intensif diambil oleh beberapa
v. Bergantian Membaca
ini termasuk:
anak.
belajar.
B. Analis data tentang upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
Timur.
Mayoritas orang tua dalam studi ini tidak memiliki latar belakang pendidikan
kurangnya pendidikan formal, orang tua tetap memiliki tekad untuk mendidik anak-
anak dalam hal agama. Hal ini mencerminkan pentingnya nilai-nilai agama dalam
Salah satu alasan utama orang tua mengirim anak-anak mereka ke Tempat
membaca Al-Qur’an dengan baik. Ini bukan hanya tujuan agama semata, tetapi juga
memiliki dimensi spiritual dan sosial. Orang tua berharap anak-anak mereka akan
mendoakan mereka dan memiliki masa depan yang lebih baik. Selain itu, mereka
ingin anak-anak tumbuh menjadi individu yang cerdas, taat agama, dan berbakti
berbagai strategi. Beberapa memberikan uang jajan sebagai insentif, sementara yang
lain secara rutin mengantar anak-anak ke TPQ. Namun, tidak hanya itu saja.
Komunikasi tentang manfaat agama dan dukungan positif juga menjadi bagian
penting dalam mendorong anak-anak untuk terlibat aktif. Hal ini menunjukkan
bahwa orang tua tidak hanya berharap anak-anak hadir fisik di TPQ, tetapi juga ingin
elektronik, sehingga anak-anak dapat fokus dalam belajar. Rutinitas harian juga
menjadi pendekatan umum, di mana membaca Al-Qur’an dijadikan bagian dari
rutinitas keluarga.
Selain itu, TPQ memiliki peran sentral dalam pendidikan agama anak-anak.
beberapa orang tua memilih pendekatan lebih intensif dengan menyewa guru privat.
Tidak hanya bergantung pada lembaga pendidikan formal, ibu-ibu juga terlibat
Qur’an dengan anak-anak, di mana ibu membaca dan anak bergantian membaca,
Selain teknik membaca, pemberian hadiah dan pujian juga digunakan sebagai
strategi motivasi. Orang tua memberikan hadiah materi sebagai insentif bagi
meningkatkan rasa percaya diri, dan menguatkan semangat mereka untuk terus
belajar.
latar belakang agama yang beragam berupaya mendidik anak-anak mereka dalam
orang tua dalam mendidik anaknya belajar membaca Al-Qur’an, maka dari itu peneliti
juga mewawancarai apa saja kendala yang dihadapi para orang tua.
yang membuat anda tidak mau atau merasa malas belajar membaca Al-Quran ?
Zen mengatakan :
Rahman menengatakan :
Sansan mengatakan :
Dandi mengatakan :
33
Wawancara dengan Zen di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
34
Wawancara dengan Rahman di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
35
Wawancara dengan Sansan di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
36
Wawancara dengan Dandi di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
Lalu peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada orang tua.Pertanyaan yang
diajukan peneliti adalah apa saja kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi
“Tergantung anaknya mas, kalo dia semangat rajin tapi kalo meles susah
diajak.tergantung moodnya (suasana hati) kalo baik rajin kalo buruk ya susah.”37
“Palingan HP.jika sudah maen HP susah diajak ya mungkin salahnya saya sendiri
“Susahnya anak saya ga bisa ngatur waktu.jadi kalo main tidak ingat kalo sorenya itu
harus mengaji.”39
“Anak ibu kebanyakan main game onlain itu yang susah ibu kendalikan.”40
“Mungkin ibu kurang konsisten bimbing anak karena ibu juga suka sibuk ngurus
rumah tangga.”41
Dari wawancara di atas peneliti mendapatkan data dari Salah satu ibu yang
37
Wawancara dengan ibu Yuni,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
38
Wawancara dengan ibu Lisa,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
39
Wawancara dengan ibu Lilis,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
40
Wawancara dengan ibu Dwi,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
41
Wawancara dengan ibu Farida,orang tua di TPQ Baiturrahman tanggal 10 Agustus 2023
sangat dipengaruhi oleh semangat dan suasana hati mereka. Ketika anak-anak merasa
bersemangat, mereka cenderung rajin dan aktif dalam berbagai kegiatan. Namun,
ketika suasana hati mereka buruk, mengajak mereka berpartisipasi dalam aktivitas
menjadi lebih sulit. Pernyataan ini menunjukkan betapa kompleksnya interaksi antara
anaknya. Ia mengamati bahwa anaknya menjadi kurang responsif ketika terlalu sering
terlibat dalam bermain HP. Observasi ini memberikan peringatan tentang dampak
negatif dari terlalu banyak paparan teknologi pada anak-anak, yang dapat
mengganggu komunikasi dan partisipasi mereka dalam aktivitas lain yang lebih
bermanfaat.
anaknya dalam mengatur waktu. Anaknya sering kali lupa untuk beralih dari aktivitas
bermainnya dan melibatkan diri dalam kegiatan penting seperti belajar atau mengaji.
manajemen waktu sejak dini, agar mereka dapat mengembangkan kedisiplinan dalam
Dari perspektif Ibu Dwi, masalah muncul dari kecenderungan anaknya yang
gemar bermain game online. Ibu Dwi mengakui kesulitan dalam mengendalikan
kecanduan anak pada jenis hiburan ini. Ketergantungan pada permainan daring dapat
Melalui wawancara dengan para ibu ini, tergambar betapa kompleksnya peran
anak-anak. Oleh karena itu, para orang tua dituntut untuk memiliki kesabaran,
D. Analilis data tentang kendala yang di hadapi orang tua dalam meningkatkan
Jakarta Timur.
menyimpulkan poin-poin kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak
panduan orang tua berdasarkan mood dan semangat mereka. Ketika semangat
tinggi, mereka lebih rajin dan mudah diajak berpartisipasi, sementara saat
game online bisa menjadi tantangan besar. Anak-anak bisa terlalu terikat
bermain.
menjadi kendala dalam mendidik. Hal ini bisa berdampak pada pilihan anak
anak-anak.