Jasmani Adiktif Tunanetra
Jasmani Adiktif Tunanetra
DISUSUN OLEH:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa. Karena berkat
serta penyertaan-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“Gangguan penglihatan dan kebutaan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah yaitu Pendidikan jasmani Adiktif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini. Semoga Tuhan.memberikan balasan yang
berlipat ganda. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat
memahami tentang gangguan penglihatan atau kebutaan Pembelajaran Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya penulis pada
M Akbar Taufiq
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
A. PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1. Latar Belakang..........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
3. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
B. PEMBAHASAN....................................................................................................................7
1. Pengertian Tuna netra................................................................................................7
2. Karakteristik Tuna netra............................................................................................7
3. Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra..................................................8
4. Jenis olahraga yang cocok bagi penderita tuna netra................................................9
5. Macam-macam metode pengajaran bagi penderita tuna netra................................10
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan atau komunikasi dengan
anak- anak untuk membimbing jasmani dan rohani ke arah kedewasaan, Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak
olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan dapat dikatakan
bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup
latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh
dari siswa itu sendiri. Tidak semua siswa dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada
siswa luar biasa (berkebutuhan khusus ) Istilah anak berkebutuhan khusus penggunaannya
masih belum begitu popular di kalangan masyarakat. Hanya mereka yang bergelut dengan
dunia pendidikan khusus, juga mereka yang telah mendapatkan mata kuliah pendidikan
anak berkebutuhan khusus mulai mengenal dan mampu menjelaskan secara konsep.
sehingga memberikan dampak baik secara lamgsung maupun tidak langsung bagi
perkembangannya.
4
Dampak yang nyata dari ketunanetraan tersebut adalah keterbatasan atau kehilangan
alat orientasi yang utama, kesulitan dalam melakukan mobilitas dan kesulitan bahkan
tidak mampu membaca dan menulis huruf (bagi tunanetra yang sangat berat). Orang
awam dapat dengan mudah melakukan orientasi atu pengenalan lingkungan melalui
perasaan, dan penciuman. Namun, untuk dapat melakukan orientasi dengan baik,
tunanetra sulit dalam melakukan mobilitas, artinya sulit untuk bergerak, dari satu tempat
ke tempat lain yang diinginkan. Oleh karena itu, kepada mereka perlu diberikan suatu
keterampilan khusus atau sebuah layanan pendidikan agar dapat melakukan mobilitas
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian tuna netra
2. Jelaskan Karakteristik tuna netra
3. Sebutkan Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra
4. Sebutkan Jenis olahraga bagi mereka yang mengalami tuna netra
5. Jelaskan Macam-macam metode pengajaran bagi mereka yang mengalami tuna
netra
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tuna netra
2. Untuk mengetahui Karakteristik tuna netra
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra
5
4. Untuk mengetahui Jenis olahraga bagi mereka yang mengalami tuna netra
5. Untuk mengetahui Macam-macam metode pengajaran bagi mereka yang
mengalami tuna netra
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian tunanetra
Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak dapat
visualnya, tidak melebihi 20/200 atau setelah dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap
menurut Sutjihati dalam bukunya Psikologi Anak Luar Biasa mendefinisikan tunanetra
saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas, dapat
2. karakteristik tunanetra
tunanetra adalah salah satu jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan
seseorang untuk melihat, baik menyeluruh (total blind) ataupun sebagian (low vision)
dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka masih tetap
yaitu; Tunanetra Total (Totally Blind) dan Kurang Awas (Low Vision). Hal ini untuk
menjelaskan kedua klasifikasi tersebut ada dua jenis definisi yang biasa digunakan
untuk memberi batasan tentang ketunanetraan, yaitu batasan legal yang digunakan
untuk layanan medis dan rehabilitasi serta batasan yang digunakan untuk
pendidikan.
7
a. Tunanetra Total (Totally Blind)
Menurut batasan legal yang dimaksud tunanetra total adalah mereka yang memiliki
ketajaman penglihatan tidak lebih dari 20/200 dan luas pandang tidak lebih dari 20
penglihatannya.
yang tidak dapat lagi menggunakan penglihatannya untuk tujuan belajar dengan
Menurut batasan legal yang dimaksud low vision adalah bila anak masih
mampu memerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari
6/21, atau berdasarkan tes anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6
meter yang oleh orang awas dapat dibaca pada jarak 21 meter.
Selain itu anak low vision memerlukan perhatian khusus dalam pendidikannya,
seperti pencahayaan yang kuat, meja dan lingkungan diberi warna yang ringan,
kapur dengan papan tulis berwarna hijau atau dengan kontras yang besar.
Ciri utama dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan/tuna netra adalah ketidak
8
Penglihatan samar-samar untuk jarak dekat dan jauh. Hal ini dijumpai pada kasus
myopia, hyperopia, ataupun astigmatismus. Semua ini masih dapat diatasi dengan
Medan penglihatan yang terbatas, misalnya hanya jelas melihat tepi/perifer atau
sentral. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua bola mata.
Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. Banyak terjadi pada proses penuaan
Sangat sensitive/peka terhadap cahaya atau ruang terang atau photophobic. Orang-
orang Albino biasanya merasa kurang nyaman berada dalam ruangan yang terang.
Jenis olahraga yang cocok bagi penderita gangguan penglihatan adalah olahraga yang
dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan jantung paru, hal ini sesuai dengan
kebutuhan dan kebiasaan hidup sehari-hari yang memerlukan tingkat kebugaran yang lebih
baik dibandingkan dengan anak normal. Sebab dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
banyak dan kompleks, serta memerlukan energi yang lebih besar pula. Oleh karena itu
olahraga yang disarankan adalah olahraga yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani,
misalnya lari di tempat, atau lari menempuh jarak tertentu melalui berbagai penyesuaian
alat bantu.
Olahraga untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar, juga perlu diberikan kepada
mereka, misalnya bagaimana cara dan langkah berjalan yang efisien. Sebab umumnya
penderita gangguan penglihatan berjalan dengan posisi kedua tungkai agak lebar dengan
langkah panjang. Kebiasaan ini erat kaitannya dengan kurangnya keseimbangan tubuh dan
9
kurang percaya diri sehingga mengangkat kaki agak tinggi dalam berjalan.
Contoh cabor yang dapat di mainkan oleh penderita tunanetra yaitu Goalball
Selain Goalball, biasanya cabor ini juga disebut bola gawang. Goalball bahkan sudah
sering dipertandingkan pada ajang olahraga bergengsi seperti Paralimpik. Pada ajang
ASEAN Para Games 2022 pun goalball masuk ke dalam cabor yang dipertandingkan.
a. Metode ceramah
Metode pendidikan dengan ceramah bagi anak tunanetra hanya berupa sebuah
penyampaian materi dengan beberap penjelasan secara lisan. Metode pendidikan ini
sangat tepat diterapkan bagi mereka anak tunanetra yang tidak bisa melihat. Sebab,
penyandang tunanetra sangat menonjolkan indera pendengaran mereka. Oleh sebab itu
metode ceramah sangat cocok digunakan oleh para guru yang mengharuskan siswanya
menyimak.
Metode tanya jawab merupakan metode lanjutan untuk proses pendidikan dengan
metode ceramah. Metode tanya jawab ini bertujuan manakala guru ingin membuat
10
siswa mereka turut aktif di dalam kelas. Metode seperti ini juga dapat diterpkan bagi
anak tunanetra karena metode seperti Ini adalah tambahan dari metode ceramah yang
c. Metode diskusi
Metode diskusi ini bisa diterapkan bagi anak tunanetra karena dengan cara ini mereka
bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi tersebut. Dalam metode diskusi,
kemampuan anak tunanetra dalam hal daya pikir guna memecahkan suatu persoalan
lebih diutamakan. Metode diskusi ini juga bisa dikuti tanpa menggunakan indera
penglihatan.
d. Metode sorogan
Metode sorogan dapat diterapkan bagi anak tunanetra karena adanya bimbingan
langsung dan guru kepada siswa atau anak didik mereka. Selain itu, para guru juga
e. Metode bandongan
Metode seperti ini bisa diterapkan kepada siswa tunanetra inti dimana guru
memberikan suatu penjelasan kepada anak didik mereka yaitu anak tunanetra tidak
secara perorangan. Metode bandongan ini merupakan kebalikan dari metode sorogan.
Penyandang tunanetra bisa mengikuti metode ini karena metode ini bisa dikuti tanpa
11
f. Metode drill
Metode drill ini bisa diterapkan untuk anak tunanetra jika materi yang disampaikan
oleh guru dan media yang digunakan mampu mendukung anak tunanetra dalam
memahami materi pembelajaran. Metode drill ini juga bisa disebut dengan metode
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting yang seharusnya dilakukan seseorang untuk
mengembangkan potensi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Setiap anak berhak untuk
mendapatkan pendidikan yang sama. Dengan adanya pendidikan, diharapkan anak akan
tidak semua anak yang dilahirkan memiliki kesempurnaan, mereka biasa disebut dengan
disabilitas, salah satunya tunanetra, Pendidikan bagi anak sangatlah krusial dan penting.
Pendidikan yang baik dapat merangsang pertumbuhan pengetahuan dan kemampuan anak
sedari dini. Setiap anak perlu menerima pendidikannya dengan baik, tak terkecuali anak
tunanetra.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Beltasar, (2000) Penjaskes Adaptif, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D III,
Jakarta.
Tarigan, Beltasar. (2002). Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Adaptif di Indonesia, FPOK UPI
Bandung. Tarigan, Beltasar. (2003). Profil Guru Pendidikan Jasmani dan
Winick, Joseph P. (1990), Adapted Physical Education and Sport, Human Kinetic Books,
Champaign, Illinois.
https://bisamandiri.com/macam-macam-metode-pengajaran-bagi-anak-tunanetra.html
https://www.liputan6.com/citizen6/read/5237887/tunanetra-definisi-penyebab-hambatan-dan-
layanan-pendidikan-bagi-anak-tunanetra?page=3
14