Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GANGGUAN PENGLIHATAN ATAU KEBUTAAN

DISUSUN OLEH:

M AKBAR TAUFIQ 210301501139

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa. Karena berkat
serta penyertaan-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“Gangguan penglihatan dan kebutaan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah yaitu Pendidikan jasmani Adiktif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini. Semoga Tuhan.memberikan balasan yang
berlipat ganda. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat
memahami tentang gangguan penglihatan atau kebutaan Pembelajaran Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya penulis pada

Makassar, 24 Oktober 2023

M Akbar Taufiq

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
A. PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1. Latar Belakang..........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
3. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
B. PEMBAHASAN....................................................................................................................7
1. Pengertian Tuna netra................................................................................................7
2. Karakteristik Tuna netra............................................................................................7
3. Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra..................................................8
4. Jenis olahraga yang cocok bagi penderita tuna netra................................................9
5. Macam-macam metode pengajaran bagi penderita tuna netra................................10
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan atau komunikasi dengan

anak- anak untuk membimbing jasmani dan rohani ke arah kedewasaan, Pendidikan pada

dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak

didik dalam mempersiapkan menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Kegiatan

olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan dapat dikatakan

bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup

masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan kepada siswa-siswa, maka kegiatan

latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh

dari siswa itu sendiri. Tidak semua siswa dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada

sebagian kecil yang mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik

maupun dalam perkembangan mental. Siswa yang demikian diklasifikasikan sebagai

siswa luar biasa (berkebutuhan khusus ) Istilah anak berkebutuhan khusus penggunaannya

masih belum begitu popular di kalangan masyarakat. Hanya mereka yang bergelut dengan

dunia pendidikan khusus, juga mereka yang telah mendapatkan mata kuliah pendidikan

anak berkebutuhan khusus mulai mengenal dan mampu menjelaskan secara konsep.

Meski demikian tidak sedikit pemahaman mereka terhadap konsep anak

Tunanetra merupakan merupakan anak yang mengalami kehilangan penglihatan

sehingga memberikan dampak baik secara lamgsung maupun tidak langsung bagi

perkembangannya.

4
Dampak yang nyata dari ketunanetraan tersebut adalah keterbatasan atau kehilangan

alat orientasi yang utama, kesulitan dalam melakukan mobilitas dan kesulitan bahkan

tidak mampu membaca dan menulis huruf (bagi tunanetra yang sangat berat). Orang

awam dapat dengan mudah melakukan orientasi atu pengenalan lingkungan melalui

penglihatannya. Oleh karena kehilangan penglihatan maka anak tunanetra melakukan

orientasi dengan menggunakan indra lainnya, seperti pendengaran, perabaan atau

perasaan, dan penciuman. Namun, untuk dapat melakukan orientasi dengan baik,

diperlukan suatu proses melalui latihan. Kehilangan penglihatan menyebabkan anak

tunanetra sulit dalam melakukan mobilitas, artinya sulit untuk bergerak, dari satu tempat

ke tempat lain yang diinginkan. Oleh karena itu, kepada mereka perlu diberikan suatu

keterampilan khusus atau sebuah layanan pendidikan agar dapat melakukan mobilitas

dengan cepat, tepat, dan aman.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian tuna netra
2. Jelaskan Karakteristik tuna netra
3. Sebutkan Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra
4. Sebutkan Jenis olahraga bagi mereka yang mengalami tuna netra
5. Jelaskan Macam-macam metode pengajaran bagi mereka yang mengalami tuna
netra

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tuna netra
2. Untuk mengetahui Karakteristik tuna netra
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra
5
4. Untuk mengetahui Jenis olahraga bagi mereka yang mengalami tuna netra
5. Untuk mengetahui Macam-macam metode pengajaran bagi mereka yang
mengalami tuna netra

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian tunanetra

Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak dapat

melihat,menurut Hallahan dan Kauffman, seseorang dinyatakan tunanetra jika setelah

dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap kemampuan visualnya, ternyata ketajaman

visualnya, tidak melebihi 20/200 atau setelah dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap

kemampuan visualnya ternyata pandangannya tidak melebihi 20 derajat,sedangakan

menurut Sutjihati dalam bukunya Psikologi Anak Luar Biasa mendefinisikan tunanetra

adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai

saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas, dapat

di simpulkan bahwa tunanetra adalah seseorang yang mengalami gangguan fungsi

penglihatan sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan indera penglihatannya

secara fungsional dan dalam proses pendidikan diperlukan pelayanan khusus.

2. karakteristik tunanetra
tunanetra adalah salah satu jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan

seseorang untuk melihat, baik menyeluruh (total blind) ataupun sebagian (low vision)

dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka masih tetap

memerlukan pendidikan khusus.Sehingga diklasifikasi tunanetra menjadi dua macam

yaitu; Tunanetra Total (Totally Blind) dan Kurang Awas (Low Vision). Hal ini untuk

menjelaskan kedua klasifikasi tersebut ada dua jenis definisi yang biasa digunakan

untuk memberi batasan tentang ketunanetraan, yaitu batasan legal yang digunakan

untuk layanan medis dan rehabilitasi serta batasan yang digunakan untuk

pendidikan.
7
a. Tunanetra Total (Totally Blind)

 Menurut batasan legal yang dimaksud tunanetra total adalah mereka yang memiliki

ketajaman penglihatan tidak lebih dari 20/200 dan luas pandang tidak lebih dari 20

derajat meski telah mendapat upaya perbaikan terhadap kemampuan

penglihatannya.

 Menurut batasan pendidikan yang dimaksud dengan tunanetra adalah seseorang

yang tidak dapat lagi menggunakan penglihatannya untuk tujuan belajar dengan

huruf awas dan harus menggunakan Braille sebagai media belajarnya

b. Kurang Awas (Low Vision)

 Menurut batasan legal yang dimaksud low vision adalah bila anak masih

mampu memerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari

6/21, atau berdasarkan tes anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6

meter yang oleh orang awas dapat dibaca pada jarak 21 meter.

 Menurut batasan pendidikan yang dimaksud dengan low vision adalah

seseorang yang masih dapat menggunakan huruf awas tetapi dengan

penyesuaian besar huruf tergantung tingkat hambatan yang dimiliki anak.

Selain itu anak low vision memerlukan perhatian khusus dalam pendidikannya,

seperti pencahayaan yang kuat, meja dan lingkungan diberi warna yang ringan,

kapur dengan papan tulis berwarna hijau atau dengan kontras yang besar.

3. Ciri-ciri utama mereka yang mengalami tuna netra

Ciri utama dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan/tuna netra adalah ketidak

normalan dalam melihat, yang dilihat dari :

8
 Penglihatan samar-samar untuk jarak dekat dan jauh. Hal ini dijumpai pada kasus

myopia, hyperopia, ataupun astigmatismus. Semua ini masih dapat diatasi dengan

menggunakan kacamata ataupun lensa kontak.

 Medan penglihatan yang terbatas, misalnya hanya jelas melihat tepi/perifer atau

sentral. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua bola mata.

 Tidak mampu membedakan warna

 Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. Banyak terjadi pada proses penuaan

 Sangat sensitive/peka terhadap cahaya atau ruang terang atau photophobic. Orang-

orang Albino biasanya merasa kurang nyaman berada dalam ruangan yang terang.

4. Jenis olahraga bagi mereka yang mengalami tuna netra

Jenis olahraga yang cocok bagi penderita gangguan penglihatan adalah olahraga yang

dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan jantung paru, hal ini sesuai dengan

kebutuhan dan kebiasaan hidup sehari-hari yang memerlukan tingkat kebugaran yang lebih

baik dibandingkan dengan anak normal. Sebab dalam melaksanakan tugas sehari-hari,

mereka yang mengalami gangguan penglihatan memerlukan usaha-usaha yang lebih

banyak dan kompleks, serta memerlukan energi yang lebih besar pula. Oleh karena itu

olahraga yang disarankan adalah olahraga yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani,

misalnya lari di tempat, atau lari menempuh jarak tertentu melalui berbagai penyesuaian

alat bantu.

Olahraga untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar, juga perlu diberikan kepada

mereka, misalnya bagaimana cara dan langkah berjalan yang efisien. Sebab umumnya

penderita gangguan penglihatan berjalan dengan posisi kedua tungkai agak lebar dengan

langkah panjang. Kebiasaan ini erat kaitannya dengan kurangnya keseimbangan tubuh dan
9
kurang percaya diri sehingga mengangkat kaki agak tinggi dalam berjalan.

Contoh cabor yang dapat di mainkan oleh penderita tunanetra yaitu Goalball

Selain Goalball, biasanya cabor ini juga disebut bola gawang. Goalball bahkan sudah

sering dipertandingkan pada ajang olahraga bergengsi seperti Paralimpik. Pada ajang

ASEAN Para Games 2022 pun goalball masuk ke dalam cabor yang dipertandingkan.

5. Macam-macam metode pengajaran bagi mereka yang mengalami tuna netra

a. Metode ceramah

Metode pendidikan dengan ceramah bagi anak tunanetra hanya berupa sebuah

penyampaian materi dengan beberap penjelasan secara lisan. Metode pendidikan ini

sangat tepat diterapkan bagi mereka anak tunanetra yang tidak bisa melihat. Sebab,

penyandang tunanetra sangat menonjolkan indera pendengaran mereka. Oleh sebab itu

metode ceramah sangat cocok digunakan oleh para guru yang mengharuskan siswanya

menyimak.

b. Metode tanya jawab.

Metode tanya jawab merupakan metode lanjutan untuk proses pendidikan dengan

metode ceramah. Metode tanya jawab ini bertujuan manakala guru ingin membuat
10
siswa mereka turut aktif di dalam kelas. Metode seperti ini juga dapat diterpkan bagi

anak tunanetra karena metode seperti Ini adalah tambahan dari metode ceramah yang

membutuhkan indera pendengaran.

c. Metode diskusi

Metode diskusi ini bisa diterapkan bagi anak tunanetra karena dengan cara ini mereka

bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi tersebut. Dalam metode diskusi,

kemampuan anak tunanetra dalam hal daya pikir guna memecahkan suatu persoalan

lebih diutamakan. Metode diskusi ini juga bisa dikuti tanpa menggunakan indera

penglihatan.

d. Metode sorogan

Metode sorogan dapat diterapkan bagi anak tunanetra karena adanya bimbingan

langsung dan guru kepada siswa atau anak didik mereka. Selain itu, para guru juga

dapat mengetahui dengan langsung sejauh mana kemampuan siswanya dalam

memahami suatu materi pelajaran

e. Metode bandongan

Metode seperti ini bisa diterapkan kepada siswa tunanetra inti dimana guru

memberikan suatu penjelasan kepada anak didik mereka yaitu anak tunanetra tidak

secara perorangan. Metode bandongan ini merupakan kebalikan dari metode sorogan.

Penyandang tunanetra bisa mengikuti metode ini karena metode ini bisa dikuti tanpa

menggunakan indera penglihatan.

11
f. Metode drill

Metode drill ini bisa diterapkan untuk anak tunanetra jika materi yang disampaikan

oleh guru dan media yang digunakan mampu mendukung anak tunanetra dalam

memahami materi pembelajaran. Metode drill ini juga bisa disebut dengan metode

praktek atau latihan secara langsung.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting yang seharusnya dilakukan seseorang untuk

mengembangkan potensi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Setiap anak berhak untuk

mendapatkan pendidikan yang sama. Dengan adanya pendidikan, diharapkan anak akan

mempersiapkan masa depannya dengan baik.Namun, yang menjadi permasalahan adalah

tidak semua anak yang dilahirkan memiliki kesempurnaan, mereka biasa disebut dengan

penyandang disabilitas. Sekitar 15 persen jumlah penduduk di dunia adalah penyandang

disabilitas, salah satunya tunanetra, Pendidikan bagi anak sangatlah krusial dan penting.

Pendidikan yang baik dapat merangsang pertumbuhan pengetahuan dan kemampuan anak

sedari dini. Setiap anak perlu menerima pendidikannya dengan baik, tak terkecuali anak

tunanetra.

13
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching,

Tarigan, Beltasar, (2000) Penjaskes Adaptif, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D III,

Jakarta.

Tarigan, Beltasar. (2002). Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Adaptif di Indonesia, FPOK UPI
Bandung. Tarigan, Beltasar. (2003). Profil Guru Pendidikan Jasmani dan

Kebugaran Jasmani Siswa Tuna Netra, Tuna Rungu, dan Tuna

Grahita, FPOK UPI Bandung.

Winick, Joseph P. (1990), Adapted Physical Education and Sport, Human Kinetic Books,
Champaign, Illinois.

https://bisamandiri.com/macam-macam-metode-pengajaran-bagi-anak-tunanetra.html
https://www.liputan6.com/citizen6/read/5237887/tunanetra-definisi-penyebab-hambatan-dan-
layanan-pendidikan-bagi-anak-tunanetra?page=3

14

Anda mungkin juga menyukai