Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

RENCANA USAHA BISNIS LAPET

Disusun oleh

Kelompok 4: Maret Pandiangan (21011076)

Devan Saragih (21011077)

Lince Dameria (210110179)

Gusni Mendrova (210110181)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

MEDAN

T.A 2023
Seperti yang kita ketahui bahwa makan adalah kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa
makan manusia akan terhabat melaksanakan kegistan sehari-harinya. Berbagai makanan
terhidang di bumi ini, dari yang fast food hingga makanan yang memerlukan waktu yang lama
dalam proses memasaknya. Dan salahsatu makanan yang ada di dunia ini adalah mie goreng.
Siapa yang tek kenal mie goreng, sesuai dengan perkembanganya mie goreng pun mengalami
penambahan variasi menu seperti mie goreng telor, mie goreng bakso hingga mie goreng sosis.

Asal mie goreng sendiri adalah dari Chov Mein, mie china, dan dipercaya dibawa oleh
para pendatang china ke Indonesia, Malaysia dan Singapura. Mie goreng juga mirip dengan
yakisoba dari Jepang. Sebagai contoh mie goreng membutuhkan kecap manis sebagai bahan
penting. Unutk menyesuaikan dengan masyarakat Indonesia yang kebanyakan muslim, mie
goreng biasanya tidak menggunakan daging babi. Biasanya mie goreng menggunakan daging
ayam.

Dari deskripsi di atas akhirnya saya memutuskan bahwa saya akan memulai usaha mie
goreng. Dari mie goreng tersebut nantinya akan variasikan dengan bakso, telor dan daging ayam.
Walaupun banyak pedagang pedagang mie goreng sekarang menjamur di pinggir pinggir jalan,
namun diharapkan dengan adanya variasi variasi dari mie goreng ini konsumen akan tertarik
mengkonsumsinya. Saya juga menamai usaha ini dengan nama mie goreng “niki eco” sebagai
indikasi bahwa mie goreng yang akan saya produksi enak dan lezat sesuai arti dari “niki eco”
yaitu “niki yang berarti ini” dan “eco yang artinya lezat”.

A, Visi

Menciptakan produk makanan yang unggulan, yang mengutamakan rasa, kualitas, serta
mutu terbaik. Dan menjadi salah satu makanan khas batak yang digemari banyak orang tidak
hanya di kalangan remaja saja, melainkan semua kalangan.

B. Misi

Ø Menciptakan usaha kuliner yang khas batak.

Ø Memberikan kemudahan dalam melayani kebutuhan pokok.

Ø Menciptakan lapangan pekerjaan.

Ø Membangun semangat berwirausaha untuk siswa.

Ø Membangun kemandirian siswa dalam menghadapi tantangan global.

Ø Menciptakan ekonomi yang mandiri.


C. Pemasaran

a. Konsumen
Mie goreng disukai oleh semua kalangan dan usia, dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
orang tua.
b. Target Pasar
Berdasarkan pengamatan pasar (market observation) yang dilakukan, mie goreng adalah
makananan yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun
dewasa. Pemasaran akan dilakukan di sekitar Kota Tegal.
c. Promosi
Promosi usaha mie goreng, antara lain dengan memasang spanduk atau papan nama di tempat
usaha. Menyediakan lampu dengan peneranagan yang cukup saat berjualan pad malam kejauhan.
D. Permodalan
a. Investasi
Selama proses produksi, peralatan yang dibutuh kan diantaranya:
- Gerobak : Rp. 1.200.000
- Kompor gas + tabug : Rp. 200.000
- Wajan : Rp. 50.000
- Susuk + serok : Rp. 10.000
- Meja + kursi : Rp. 200.000
- Piring + gelas : Rp. 65.000
- Sendok + garpu : RP. 30.000
- Tempat sendok + garpu : RP. 10.000
- Tempat bumbu : Rp. 20.000
- Tempat air : Rp. 10.000
- Tempat tisu : Rp. 10.000
- Lap : Rp. 10.000
- Pisau : Rp. 5.000 +
Jumlah biaya investasi Rp. 1.810.000,00
b. Modal Kerja
Bahan Baku
- 40 bks mie : Rp. 80.000
- 5 kg telur ayam : Rp. 55.000
- 1 kg daging ayam : Rp. 20.000
- 8 bks bakso : Rp 20.000
- Kecap : Rp. 9.000
- cesim + kol : Rp. 10.000
- timun + wortel : Rp. 10.000
- bawang merah+bawang putih :Rp. 10.000
- kemiri+ garam + vetsin : Rp. 10.000
- cabai + merica : Rp. 10.000
-1 kg minyak sayur : Rp. 11.000
- krupuk : Rp. 5.000 +
Jumlah biaya bahan baku : Rp. 300.000,00
Biaya Gaji Pegawai : Rp. 20.000,00
Biaya Operasional Lainnya : Rp. 20.000,00 +
Jumlah Modal Kerja : Rp. 340.000,00

Jadi, untuk memproduksi 80 porsi mie goreng/ hari dibutuhkan modal kerja sebesar Rp.
340.000,00.

c. Sumber Modal
Untuk memenuhi kebutuhan atas investasi dan modal kerja yang digunakan dengan
menggunakan modal sendiri tanpa meminjam dari pihak lain, dengan rincian sebagai berikut:

Modal Pribadi : Rp. 2.200.000,00

Dengan penggunaan modal sebagai berikut :


- Total Modal : Rp. 2.200.000,00
- Investasi : (Rp. 1.810.000,00)
- Modal Kerja : (Rp. 340.000,00)
Saldo / Kas : Rp. 50.000,00

E. Produksi

a. Proses Produksi
• Didihkan air, masukkan mie, masak selama 3 menit hingga lunak, angkat, dan tiriskan.
• Panaskan minyak sayur, lalu masukkan bawang merah, bawang putih dan kemiri yang telah
dihaluskan, tumis hingga harum dan layu.
• Masukkan telur, aduk rata, kemudian masukkan ayam dan bakso, aduk rata pula hingga
berubah warna, lalu masukkan merica bubuk, sawi, kol dan cabai , aduk rata, masak selama 2
menit.
• Masukkan mie tadi, auk rata, lalu tambahkan kecap, aduk rata hingga matang.
• Angkat, tiriskan tambahkan timun dan wortel yang telah dipotong-potong, kemudian taburi
bawang goreng dam krupuk di atasnya.
c. Biaya Produksi
Biaya produksi, terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variablel cost) dengan
rincian sebagai berikut:
Biaya Tetap ( Fixed Cost / FC)
Biaya Perawatan Peralatan : Rp. 20.000,00
Total FC Rp. 20.000.00

Biaya Variabel ( Variabel Cost / VC)


Bahan Baku
Untuk memproduksi 80 porsi mie gorent / hari, dibutuhkan:
- 40 bks mie : Rp. 80.000
- 5 kg telur ayam : Rp. 55.000
- 1 kg daging ayam : Rp. 20.000
- 8 bks bakso : Rp 20.000
- Kecap : Rp. 9.000
- cesim + kol : Rp. 10.000
- timun + wortel : Rp. 10.000
- bawang merah+bawang putih : Rp. 10.000
- kemiri+ garam + vetsin : Rp. 10.000
- cabai + merica : Rp. 10.000
- 1 kg minyak sayur : Rp. 11.000
- krupuk : Rp. 5.000 +
Jumlah biaya bahan baku : Rp. 300.000,00
Biaya Gaji Pegawai : Rp. 20.000,00
Biaya Operasional Lainnya : Rp. 20.000,00 +
Jumlah Biaya Variabel : Rp. 340.000,00 +
Total Cost (FC+ VC) Rp. 360.000,00

c. Penetapan Harga Jual


1 hari memproduksi = 80 porsi mie goreng
Taksiran Penjualan 90% x 80 = 72 porsi / hari
Harga Jual = Rp. 7.000,00
P > AVC
AVC = VC = Rp. 340.000 = Rp. 4.800,00
Q 72
Taksiran Pendapatan Rp. 7.000 x 72 = Rp. 504.000,00

d. Break Even Point (BEP)


v BEP setiap hari
- TR = TC
P.Q = FC + VC
7.000 Q = 20.000 + 340.000
7.000 Q = 360.000
Q = 52 porsi
-TR = TC
P.Q = FC + VC
P.72 = 20.0000 + 340.000
72 P = 360.000
P = Rp. 5000,00
Jadi, untuk mencapai BEP tiap hari, harus menjual 52 porsi dengan harga Rp. 7.000 / porsi
atau harus menjual Rp. 5.000 / porsi jika memperoleh 72 porsi.
e. BEP Modal Usaha
Total Modal (Peralatan + Modal kerja) Pendapatan tiap hari
Rp. 1.810.000 + Rp. 360.000 = Rp 2.170.000 Rp. 504.000
BEP = Total Modal
Pendapatan setiap hari
BEP = Rp. 2.170.000 = 5 hari
Rp. 504.000
Jadi, untuk mencapai BEP modal usaha, harus memproduksi mie goreng selama 5 hari

F. Laba – Rugi
Q = 72 porsi
P = Rp. 7.000,00
FC = Rp. 20.000,00
VC = Rp. 340.000,00
TC = FC + VC
= 20.000 + 340.000
= Rp. 360.000,00
TR = P x Q
= 7.000 x 72
= Rp. 504.000,00
Laba = TR - TC
= 504.000 - 360.000
= Rp. 144.000,00

Jadi, laba yang diperoleh dari usaha dagang mie goreng ini adalah Rp. 144.000,00 per hari.
*Ket :
P = harga TC = total biaya
Q = jumlah barang FC = biaya tetap
TR = total penerimaan VC = biaya variabel
G. Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha
dagang mie goreng ini sangat profitable, dan dapat memanfaatkan peluang pasar seoptimal
mungkin.

b. Saran
Kelebihan
Menu mie goreng, biasa dicari orang yang lapar dan malas memasak pada sore hari hingga
malam hari. Selain itu, cocok juga dimakan saat cuaca dingin, membuat hangat badan, karena
dimasak pada waktu itu juga. Oleh karena itulah mie goreng ini banyak dicari orang.

Kekurangan
Kebosanan pengunjung terhadap makanan ini dianggap sebagai kekurangan dari usaha ini karena
tidak adanya variasi yang terbilang cukup menarik para konsumen selain adanya persaingan yang
ketat dari sesama penjual mie goreng.

Anda mungkin juga menyukai