Anda di halaman 1dari 2

Judul JurnalAnalisa Bencana Banjir di Kota Padang

(Studi Kasus Intensitas Curah Hujan Kota Padang 1980 – 2009 dan Aspek
Geomorfologi)
Vol -
Penulis Aprizon Putra, Triyatno, dan Semeidi Husrin
Terbit Agustus 2023
Abstrak Masalah banjir di Padang merupakan hal yang biasa, dimana hampir setiap
tahun terjadi banjir. Bahkan daerah banjir merupakan daerah yang sama dari
tahun ke tahun dan belum teratasi oleh masyarakat dan lembaga terkait.
Satuan pemetaan adalah satuan bentuklahan yang diperoleh dari interpretasi
citra satelit, peta topografi dan peta geologi. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metoda Purposive Sampling. Berdasarkan data curah hujan tahun
1980-2009, Rerata curah hujan mencapai 3583 mm/th ini berarti Padang
mempunyai curah hujan yang sangat besar. Hasil analisa dengan klasifikasi
iklim menurut Schmidt–Ferguson, menunjukkan bahwa Padang memiliki
tipe iklim A dengan kategori iklim sangat basah, dengan nilai Q = 3,90%.
Geomorfologi daerah banjir di Padang merupakan perpaduan antara
bentuklahan fluvial bagian tengah dan bentuklahan marin bagian barat.
Bentuklahan fluvial dan marin dilalui oleh 6 sungai (DAS) dan 23 aliran
dengan total panjang 155,40 km.
Pendahuluan Umumnya masalah banjir disebabkan oleh; a) akibat dari aktifitas manusia,
berupa; 1) timbulnya pemukiman baru di daerah bantaran sungai, 2)
perubahan tataguna lahan baik di daerah hulu maupun hilir, 3) kurangnya
pemeliharaan bangunan pengendalian banjir, 4) pembuangan sampah di
saluran drainase, 5) kerusakan hutan di daerah hulu, dan 6) pemadatan serta
penutupan permukaan tanah oleh bangunan. sedangkan b) akibat dari
kondisi alam, berupa; 1) curah hujan yang tinggi, 2) aliran anak sungai
tertahan oleh aliran induk sungai atau back water, dan 3) pembendungan
muara sungai akibat air pasang surut. Diharapkan penelitian ini mrnjadi
acuan dalam pengembangan penelitian khususnya penelitian yang terkait
dengan sumber daya dan kerentanan pesisir, di mana Kota Padang
merupakan salah kota pesisir pantai yang memiliki kerentanan tinggi
terhadap bencana di pesisir Barat pulau Sumatera.
Tujuan Bertujuan untuk mendapatkan data mengenai wilayah terkena bencana
banjir dan mendapatkan data kondisi geomorfologi berdasakan analisa
satuan bentuklahan
Metode Satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan bentuklahan, yang
diperoleh dari interprestasi citra satelit, peta topografi dan peta geologi.
Interpretasi ketiga data tersebut menghasilkan peta satuan bentuklahan
sementara (tentatif). Pengambilan sampel dilakukan dengan metoda
Purposive Sampling.
Hasil dan Padang memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai
pembahasan yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai
155.40 km. Curah hujan di Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th
dengan rata-rata hari hujan 16 hari perbulan. Kondisi Geomorfologi yang
rawan terkena banjir di Kota Padang berada pada satuan bentuklahan
dataran Aluvial pantai, Depresi antar beting, Rawa belakang, Dataran
banjir dan Gosong sungai. Kecamatan Koto tangah merupakan kecamatan
terluas terkena banjir di Utara Kota Padang 8.90 km ₂ dan yang terkecil
terdapat pada Kecamatan Lubuk Begalung dengan luas daerah 0.05 km₂.
Sehingga diharapkan, Masyarakat sebaiknya tidak mendirikan bangunan-
bangunan permanen pada sempadan-sempadan sungai, yaitu pada radius
tertentu dari tubuh sungai (biasanya 100-200 m). Kawasan ini umumnya
merupakan daerah limpah banjir sehingga sebaiknya dihindari. Dan
Pemerintah daerah setempat sebaiknya selalu melakukan monitoring di
kawasan yang berpotensi banjir untuk antisipasi kemungkinan terjadinya
bencana banjir.
Saran Penulis dapat memberikan interpretasi yang lebih kreatif tentang hasil
penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai