Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN OLAHRAGA

MAKALAH
“Pengorganisasian”

Disusun Oleh Kelompok 2:


Firman NIM:22199013
Hamda Putra Darma NIM:22199015
Khairul Anwar NIM:22199025
Muhammad Al Zaki NIM:22199030

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Kamal Firdaus, M.Kes., AIFO.
Dr. Ronni Yenes, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S-2


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Penulis menyampaikan rasa syukur dan pujian kepada Allah Subhanahu wa


Ta’ala atas nikmat ilmu, petunjuk, kemudahan, dan berkat yang sudah diberikan-
Nya. Kemudian, penulis mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah mampu mengubah peradaban
jahiliah ke peradaban berilmu pengetahuan seperti sekarang ini sesuai dengan cara
yang terdapat dalam syariat Islam. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan morel
dan materiel penulisan makalah ini akan mengalami banyak kendala. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu
Penulis mengakui bahwa makalah ini mempunyai beberapa kekurangan,
baik dalam aspek teknik penulisan maupun isi materi. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran agar bisa lebih baik dalam membuat karya tulis
ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 10 September 2023

Penulis

i
DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi Garis .......................................................................7


2. Struktur Organisasi Garis dan Staf ..........................................................7
3. Struktur Organisasi Fungsional ...............................................................8
4. Struktur Organisasi Komite Olahraga Nasional ......................................9
5. Struktur Organisasi Panitia Besar PON XVIII ........................................10
6. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler Sekolah ..........................................11
7. Struktur Organisasi PPLP .......................................................................12

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian ...........................................3

B. Unsur Manusia dalam Organisasi ...........................................................3

C. Prinsip-Prinsip Organisasi ......................................................................4

D. Bentuk-Bentuk Organisasi ......................................................................6

E. Organisasi Olahraga ...............................................................................8

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................13

B. Saran ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang dengan orang yang lainnya tentu memiliki minat yang sama.
Kemudian, mereka juga ingin untuk bekerja sama supaya lebih mudah untuk mencapai
tujuan bersama. Oleh karena itu, organisasi merupakan tempat yang cocok untuk orang-
orang tersebut. Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan
bekerja sama sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih
yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran. Organisasi dalam arti
dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan,
pembatasan dan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, dan penetapan
hubungan di antara elemen organisasi. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih
cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah. Karena dalam organisasi terdapat
sekumpulan orang atau kelompok memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk
mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama. Melalui organisasi memungkinkan
masyarakat meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya tidak bisa tercapai oleh
individu-individu secara sendiri-sendiri. Untuk menyelesaikan masalah, ketika
dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan,
dibandingkan satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu persoalan akan selesai,
tatkala dikerjakan secara gotong royong (Nugroho, 2022 50-51).
Unsur penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang
berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsip
organisasi. Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem atau bagian-
bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya.
Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan
tetapi. Merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut- urutan yang dilakukan secara
relatif teratur dan berulang-ulang (Nugroho, 2022 51-52).
Supaya setiap anggota dapat bekerja dengan teratur maka diperlukan
pengorganisasian. Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-
hal tersebut ke arah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,
1
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya (Widodo dkk., 2020: 4). Pengorganisasian menyebabkan
timbulnya sebuah struktur organisasi yang dapat dianggap sebuah kerangka yang
merupakan titik pusat, sehingga manusia dapat menggabungkan usaha mereka dengan
baik. Salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan
suatu kelompok yang berbeda, mempertemukan berbagai macam kepentingan dan
memanfaatkan ke- mampuan yang kesemuanya itu menuju ke suatu arah tertentu
(Lismadiana, 2017: 27). Hasil dari pengorganisasian ialah terciptanya suatu organisasi
yang dapat di gerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka upaya pen- capaian tujuan
yang telah ditentukan, menurut perencanaan yang ditetapkan. Suksesnya administrasi
dan manjemen dalam melaksana- kan fungsi pengorganisasiannya dapat di nilai dan
kemampuannya untuk menciptakan suatu organisasi yang baik (Candra & Muhammad
2016: 53)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi dan pengorganisasian?
2. Bagaimana pengaruh unsur manusia dalam organisasi?
3. Apa prinsip-prinsip organisasi?
4. Apa bentuk-bentuk organisasi?
5. Bagaimana organisasi olahraga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi dan pengorganisasian
2. Untuk mengetahui pengaruh unsur manusia dalam organisasi
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip organisasi
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi
5. Untuk mengetahui organisasi olahraga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian


1. Organisasi
Organisasi adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mempermudah mencapai tujuan bersama. Organisasi berasal dari bahasan
Yunani “organon” yang berarti “alat”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
organisasi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Nugroho, 2022: 43).
Organisasi adalah suatu wadah yang di dalamnya terdiri atas orang, sarana, dan biaya
yang terorganisir dengan baik untuk mencapai suatu tujuan (Lismadiana, 2017:27).
Organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah.
Karena dalam organisasi terdapat sekumpulan orang yang memiliki tujuan tertentu dan
berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama. Melalui
organisasi, sekelompok orang akan lebih mudah untuk mencapai tujuan dibandingkan
mencapai tujuan secara sendiri-sendiri (Candra & Muhammad, 2016: 48)
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah upaya mengatur semua aktivitas anggota agar dapat
saling berinteraksi secara harmonis. Pengorganisasian berarti mempersatukan sumber-
sumber daya pokok dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang dalam pola
yang sedemikian rupa, hingga mereka dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Lismadiana, 2017: 28). Pengorganisasian
merupakan upaya penyatuan, pengaturan dan penyelarasan aspek-aspek yang ada
dalam organisasi (Abd. Rohman, 2017:28). Pengorganisasian adalah mempersatukan
orang-orang pada tugas yang saling berkaitan. Apabila suatu kelompok yang terdiri atas
dua orang atau lebih bekerja sama ke arah suatu tujuan bersama, maka hubungan antara
mereka dapat menimbulkan permasalahan, misalnya siapa yang mengambil keputusan
dan siapa yang melaksanakan pekerjaan (Nugroho, 2022: 45).

B. Unsur Manusia dalam Organisasi


Manusia merupakan unsur terpenting dalam organisasi, karena unsur lainnya
seperti uang, metode, material, mesin akan dapat memberi manfaat jika manusia
mampu mengaturnya. Sebaliknya, jika kualitas manusia dalam suatu organisasi rendah

3
maka unsur-unsur manajemen yang banyak pun tidak akan bisa dimanfaatkan secara
optimal. Selain itu, pemimpin sebagai unsur manusia, juga perlu untuk memberikan
pelimpahan wewenang kepada orang yang tepat dan mampu bertanggung jawab.
Seorang yang punya kewenangan tapi tidak punya tanggung jawab akan menimbulkan
kesewenang-wenangan. Dasar seorang pemimpin memberikan kewenangan kepada
anggotanya karena mendapat kepercayaan dari pemimpin (Kamal, 2018: 11). Manusia
dalam organisasi perlu untuk menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS)
1. Koordinasi
Usaha kerja sama antara unit/instansi dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu,
sehingga terdapat saling pengertian, saling melengkapi
2. Integrasi
Usaha untuk menyatukan unit/instansi untuk mencapai tujuan bersama
3. Sinkronisasi
Usaha untuk menyelaraskan kegiatan dari unit/instansi sehingga terjalin keserasian
(Kamal, 2018: 11)

C. Prinsip-Prinsip Organisasi
Hasil dari pengorganisasian ialah terciptanya suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka upaya pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Suksesnya administrasi dan manajemen dalam melaksanakan fungsi
pengorganisasiannya dapat di nilai dari kemampuannya untuk menciptakan suatu
prinsip-prinsip organisasi yang baik. Organisasi yang baik adalah suatu organisasi yang
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut (Handayaningrat dalam Candra & Muhammad
(2016: 53-56):
1. Memiliki Tujuan yang Jelas
Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas benar-benar urgen bagi
setiap organisasi agar terarah apa yang dicita-citakan oleh orang-orang yang berada
di organisasi tersebut.
2. Skala Hirarki
Skala hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan kekuasaan di setiap bagian yang
ada. Kekuasaan terukur, jika jelas berapa banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa
saja yang menjadi titik tumpu sebuah organisasi. Artinya, tidak sama antara
manajer dengan para bawahan dalam ukuran hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa
4
memerintah bawahan adalah atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di mana pun
organisasi itu berdiri.
3. Kesatuan Perintah
Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu terletak di pucuk pimpinan
tertinggi. Jika di organisasi, maka manajerlah yang bisa memerintah seluruh
komponen organisasi, tetapi untuk desentralisasi, wakil manajer yang punya peran
mengkomandokan bagian kekuasaannya.
4. Pelimpahan Wewenang
Dalam hal ini, ada 2 pelimpahan wewenang, yakni: (1)Secara Permanen yang
ditandai dengan Surat Keputusan Tetap (SK), dan (2) Secara Sementara yang
sifatnya dadakan.
5. Pertanggung Jawaban
Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggungjawab untuk melaksanakan
tugas dan hasil kerjanya. Atas juga bertanggung jawab atas kemajuan organisasi
kepada bawahannya. Jadi, semua pihak bertanggung jawab pada setiap apa yang
dikerjakannya.
6. Pembagian Pekerjaan
Pembagian pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi ketidakmampuan setiap
orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasi. Perlu
adanya spesialisasi pekerjaan yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
Kegiatan-kegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar lebih efektif dalam
mencapai tujuan organisasi.
7. Jenjang/Rentang Kendali
Jenjang atau rentang pengendalian artinya perlu jumlah bawahan dikendalikan oleh
seorang atasan secara rasional .Oleh karena itu, tingkat-tingkat kewenangan yang
ada harus dibatasi seminimal mungkin sehingga tidak semua merasa menjadi atas.
Ada dua rentang pengendalian, yaitu: (a) Rentang pengendalian Sempit yang terdiri
dari 4-8 orang, (b) Rentang pengendalian Luas yang terdiri dari 8-15 orang bahkan
lebih banyak lagi dari itu
8. Fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya serta tanggung jawabnya dalam
pencapaian tujuan organisasi.
5
9. Pemisahan
Bahwa beban tugas dari setiap orang tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Seseorang akan merasa kehilangan harga diri dengan mengerjakan pekerjaan orang
lain, kecuali adahal tertentu di luar kuasa manusia (sakit).
10. Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Keseimbangan antara beban tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil perkerjaan.
11. Fleksibilitas
Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi ter-gantung pada dinamika
kelompok. Keseimbangan penugasan dengan imbalan perlu diperhatikan dengan
baik dalam memenuhi tujuan organisasi.
12. Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua aktivitas dijalankan
oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung jawab atas kemajuan dan kemunduran
organisasi. Seluruh fungsi- fungsi manajemen akan dikendalikan sepenuhnya oleh
pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap sebagai inti dari manajemen

D. Bentuk-Bentuk Organisasi
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi ini mempunyai bentuk yang sederhana. Bentuk ini lebih banyak dipakai
di dalam organisasi Militer. Karena bentuk organisasi ini yang pertama kali yang
mengenalkannya adalah militer. Bawahan hanya mengenal satu atasan atau
komando sebagai sumber dari kewenangan dalam memerintah. Line diartikan
sebagai unit yang secara langsung ikut serta menghasilkan ketercapaian tujuan
organisasi (Kamal, 2018: 12).

6
1. Struktur Organisasi Garis
2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Bentuk ini pada umumnya digunakan semua organisasi atau perusahaan yang
bergerak di bidang apa pun. Organisasi ini terdiri dari unit Line dan unit Staff. Line
dalam organisasi diartikan sebagai orang-orang yang terlibat langsung dalam
pencapaian tujuan sedangkan Staff diartikan sebagai orang-orang yang membantu
dalam pencapaian tujuan organisasi. Staff dalam organisasi ini terbagi tiga yaitu
Staff Umum untuk pekerjaan yang bersifat umum. Contoh, bagian umumnya tata
usaha di perkantoran. Staff Ahli dikhususkan pada pekerjaan tertentu yang hanya
dikerjakan orang yang ahli saja. Contoh, pekerjaan perencanaan, penelitian, saran-
saran dan merumuskan pengambilan keputusan. Serta staff Pribadi yaitu sebagai
pembantu pribadi dalam bekerja (Candra & Wijaya, 2016: 58).

2. Struktur Organisasi Garis dan Staf

7
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan,
masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang
sungguh-sungguh. Dengan kata lain bahwa dalam organisasi fungsional, pimpinan
tidak memiliki staf yang jelas. Setiap atasan dapat memberikan perintah kepada para
bawahan selama masih dalam koridor wewenang tanggung jawabnya (Abd.
Rohman, 2017: 87).

3. Struktur Organisasi Fungsional

4. Organisasi Kepanitiaan (Committee Organization)


Kepanitiaan merupakan sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan khusus, yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau
sebuah dewan. Misalnya panitia untuk menyelesaikan dugaan pengaturan skor
dalam pertandingan sepak bola (Candra & Wijaya, 2016: 59).

E. Organisasi Olahraga
1. Organisasi Olahraga di Masyarakat
Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-
macam profesi yang ada di masyarakat, untuk membentuk organisasi cabang
olahraga sesuai yang diminatinya. Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu
organisasi cabang olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga
tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang berminat pada cabang
olahraga tertentu. Di samping itu kelompok orang yang berprofesi tertentu yang
selalu terlibat dengan kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional
8
(Muhammad dkk., 2020: 60-61). Kegiatan sejenis seperti cabang-cabang olahraga
dan badan fungsional mewadahi diri dalam organisasi seperti Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). Organisasi olahraga tersebut terdiri dari
a. Organisasi Olahraga yang Bersifat Tetap
Organisasi olahraga yang didirikan dalam waktu cukup lama (tidak terbatas)
dikendalikan oleh suatu ketentuan yaitu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dari organisasi tersebut. AD/ART tersebut merupakan tempat
berpijaknya anggota pengurus atau anggota organisasi untuk melangkah dan
bertindak dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Organisasi
induk cabang olahraga yang dibentuk oleh orang yang menggemari dan
berprestasi pada cabang olahraga tersebut, masih ada orang dengan profesi
tertentu dan memiliki kepentingan yang sama dan telah menjadi anggota KONI
adalah: (1) BAPOMI (mahasiswa); (2) BAPOPSI (pelajar); (3) SIWO(wartawan);
(4) BAPOR (pegawai); (5) BPOC (olahraga cacat);(6) PERWOSI (wanita); dan
(7) PP KORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia).Cabang
olahraga yang “berinduk” pada KONI umumnya bertujuan guna meningkatkan
prestasinya dengan demikian akan dapat menjunjung tinggi nama dan martabat
bangsa Indonesia dan dapat mempererat persahabatan dengan bangsa-bangsa
lainnya (Muhammad dkk., 2020: 61-62).

4. Struktur Organisasi Komite Olahraga Nasional


9
b. Organisasi Olahraga yang Bersifat Sementara
Organisasi olahraga yang bersifat sementara adalah organisasi cabang
olahraga yang dibentuk dalam waktu tertentu sesuai dengan tugas, fungsi dan
tujuan yang harus dicapai. Organisasi olahraga yang bersifat sementara
merupakan sebuah kepanitiaan yang dibentuk oleh organisasi olahraga yang
bersifat tetap, seperti: (1) Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PON);(2)
Panitia Penyelenggara Pekan Olahraga Pelajar Nasional(POPNAS); dan (3)
Kepanitiaan tersebut dibentuk berdasarkan Suatu Keputusan yang
dikeluarkan oleh KONI Pusat – organisasi Induk Cabang Olahraga. Perlu
dipikirkan organisasi yang dapat digunakan dalam kegiatan di sekolah
Panitia Penyelenggara Pertandingan dan Perlombaan untuk kelas atau antar
sekolah. Berkaitan dengan itu juri selalu memiliki struktur. Kegiatan dari
organisasi yang bersifat sementara ini pimpinan perlu memperhatikan fungsi
administrasi seperti: (a) Perencanaan (planning); (b) Pengorganisasian
(organizing); (c) Pelaksanaan (actuating); dan (d) Pengendalian
(controlling). Koordinasi merupakan kunci kelancaran jalannya organisasi
dalam mencapai tujuan (Muhammad dkk., 2020: 62-63).

5. Struktur Organisasi Panitia Besar PON XVIII


10
2. Organisasi Olahraga di Sekolah
Organisasi ini dibentuk guna menunjang proses pembinaan dan pembibitan
olahragawan yang potensial untuk olahraga prestasi, siswa-siswi sekolah, dari SD
hingga SMA. Karena kegiatan pendidikan jasmani di sekolah sangat terbatas
waktunya yaitu 2 jam pelajaran perminggu, maka di setiap sekolah perlu
diadakankegiatan ekstrakurikuler. Untuk itu perlu dibentuk organisasiolahraga
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut.Organisasi olahraga di sekolah
dapat berjalan dengan baikbila didukung oleh Kepala Sekolah dan guru-guru di
sekolahtersebut. Jadi kegiatan itu sebenarnya bukan hanya menjadibeban dan
tanggung jawab guru Penjas di sekolah, meskipunguru penjas dapat berinisiatif
untuk melaksanakan kegiatanorganisasi olahraga di sekolah.Pembentukan
organisasi olahraga di sekolah yang telahmendapat restu dan dukungan dari kepala
sekolah dan paragurunya, perlu disusun suatu struktur organisasi denganpersonilnya
sesuai kebutuhan minimal sebagai berikut:Selain mengorganisasikan para siswa
yang akan bertanding keluar, sekolah tersebut juga melaksanakan
pelatihan(ekstrakurikuler) serta penyelenggaraan pertandingan danperlombaan antar
kelas. Dari hasil pertandingan dan perlombaanantar kelas tersebut timbulnya bibit
atau anak didik yangpotensial di bidang olahraga. Organisasi olahraga di
sekalahtersebut melakukan pembinaan dan penyaluran anak tersebutuntuk
meningkatkan prestasinya, bekerja dengan induk cabangolahraga yang ada di
daerahnya (Muhammad dkk., 2020: 63-65).

6. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler Sekolah

11
Perlu kita ketahui juga bahwa Depdikbud telah berusaha sampai saat ini
dalam pembinaan siswa untuk bidang olahraga, telah dilaksanakan antara lain: a.
Pembentukan perkumpulan olahraga di sekolah dengan dukungan dana dari
Direktorat Jenderal Olahraga Depdikbud, meskipun sangat kurang tetapi hal ini
merupakan dorongan bagi guru pendidikan jasmani dalam membina siswa yang
berprestasi.b. Pengadaan SMP/SMU Negeri Ragunan Jakarta yangmembina para
pelajar yang berbakat dengan diseleksisecara berjenjang dari tingkat kecamatan
sampai padatingkat propinsi sesuai dengan persyaratan yang telahditentukan, baik
administratif maupun fisik teknis danprestasi dalam cabang olahraga dengan
dibantu olehPengurus cabang olahraga yang terkait.c. Pengadaan PPLP cabang
olahraga (Pusat Pendidikandan Latihan Pelajar). PPLP cabang olahraga
yangdiadakan di ibukota propinsi dibina mungkin para siswayang diseleksi secara
berjenjang dari kecamatan sampaitingkat kabupaten. Tidak semua ibukota
propinsimemiliki PPLP cabang olahraga. PPLP ini dikembangkanoleh Ditjen
Olahraga Depdikbud untuk membinaprestasi olahraga pelajar (Muhammad dkk.,
2020: 65-66)

7. Struktur Organisasi PPLP

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Organisasi adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mempermudah mencapai tujuan bersama. Sedangkan, Pengorganisasian adalah
upaya mengatur semua aktivitas anggota agar dapat saling berinteraksi secara
harmonis.
2. Unsur manusia dalam organisasi merupakan unsur terpenting dalam organisasi,
karena unsur lainnya seperti uang, metode, material, mesin akan dapat memberi
manfaat jika manusia mampu mengaturnya. Sebaliknya, jika kualitas manusia dalam
suatu organisasi rendah maka unsur-unsur manajemen yang banyak pun tidak akan
bisa dimanfaatkan secara optimal.
3. Prinsip-prinsip organisasi terdiri dari: 1) Memiliki tujuan yang jelas 2) Skala Hirarki
3) Kesatuan Perintah 4) Pelimpahan Wewenang 5) Pertanggung Jawaban 6)
Pembagian Pekerjaan 7) Jenjang/Rentang Kendali 8) Fungsional 9) Pemisahan 10)
Keseimbangan 11) Fleksibilitas 12) Kepemimpinan
4. Bentuk-bentuk organisasi terdiri dari: organisasi garis, organisasi garis dan staf,
organisasi fungsional, dan organisasi kepanitiaan
5. Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-
macam profesi yang ada di masyarakat, untuk membentuk organisasi cabang
olahraga sesuai yang diminatinya. Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu
organisasi cabang olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga
tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang berminat pada cabang
olahraga tertentu.

B. Saran
Setelah pembaca memahami tentang pengorganisasian, diharapkan
mempraktikkan pengetahuan tersebut di kehidupan sehari-hari. Penulis mengetahui
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap untuk
diberikan masukan guna memperbaiki makalah khususnya dalam segi isi ke depannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rohman. (2017). Dasar-Dasar Manajemen. Malang: Inteligensia Media.

Candra, W., & Muhammad., R. (2016). Dasar-Dasar Manajemen: Mengoptimalkan


Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien. Medan: Perdana Publishing

Kamal, F. (2018). Buku Ajar Manajemen Olahraga. Depok: Rajawali Pers.

Lismadiana. (2017). Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Yogyakarta: UNY Press

Muhammad, S., T., Adi, R., Muhammad, G., G., S., Tatang, I., Azi, F., R. (2020). Manajemen
Penjas. Indramayu: Penerbit Adab.

Nugroho, S. (2022). Buku Ajar Manajemen Olahraga. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah


Cemerlang Indonesia (PRCI)

Widodo, Z. D., Rumaningsih, M., & Sulistiyono, M. N. (2020). Impresi Covid-19 Terhadap
Manajemen Organisasi dan Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Pencak Silat di
Surakarta. Jurnal Widya Ganecwara, 10(4).

14

Anda mungkin juga menyukai