ASAL USUL DESA-WPS Office
ASAL USUL DESA-WPS Office
Anggota:
Puja puji syukur kami panjatkan pada ALLAH SWT. Hanya padanya lah kami memuji dan hanya
kepadanya lah kami memohon pertolongan tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita
semua sebagai petunjuk menjalini kehidupan.
Laporan “ASAL-USUL DESA GUNUNG WULED” disusun sebagai pemenuhan tugas mata
pelajaran Sejarah bagi siswa X PPLG 1 di SMK Negeri 1 Rembang kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi siswa umumnya dan kami pribadi khususnya.
Halaman judul.................................................................................................................... i
Kata pengantar.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................4
A. Pengertian desa.......................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
LAMPIRAN.............................................................................................................................6
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang tidak terjadi hanya
meliputi suatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya sejarah tentang suatu daerah
memuat suatu awal daerah tersebut dan bukti-bukti terhadap sejarah tersebut sampai kepada
perkembangan daerah itu pada masa berikutnya setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter
tersendiri hal ini disebabkan karena masing-masing wilayah di Indonesia terbentuk melalui
sejarah panjang yang berbeda-beda. Demikian pula dengan kebudayaan atau kebiasaan-
kebiasaan masyarakat di setiap wilayah yang berbeda-beda hal tersebut dapat terjadi karena
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan budaya dalam masyarakat seperti
perbedaan lokasi dan kondisi alam, perbedaan agama atau keyakinan yang mereka anut,
kebiasaan masyarakat setempat juga adat istiadat dan tradisi yang selalu secara turun
temurun di wilayah tertentu adat istiadat merupakan norma dan nilai sosial masyarakat
setempat. Sedangkan tradisi adalah kegiatan turun temurun atau diwariskan dari masa
lampau. Adat istiadat dan tradisi antar daerah berbeda tergantung dengan wilayah nenek
moyang di wilayah tersebut.
Sejarah pedesaan juga menjadi salah satu tujuan pemerintah Republik Indonesia dalam
pembangunan nasional agar masyarakat Indonesia khususnya pada daerah perdesaan dapat
mengetahui peristiwa sejarah yang ditempatinya. Akan tetapi sampai saat ini banyak generasi
muda tidak mengetahui sejarah desa yang ditempatinya, padahal sejarah juga harus diketahui
oleh masyarakat sendiri agar ketika orang asing yang bertanya tentang sejarah desa dapat
dijelaskan dengan baik tentang bagaimana sejarah terbentuknya desa yang ditempatinya.
Gunung Wuled adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga. Gunung Wuled sendiri sebagian besar wilayahnya berada pada
daerah ketinggian dengan luas wilayahnya mencapai 543 hektare dengan jumlah penduduk
mencapai 5376 jiwa yang komprehensif dalam 1259 kepala keluarga.
Gunung Wuled kini dikenal sebagai Desa Wisata yang sering dikunjungi oleh para turis lokal
sekitar wilayah Kabupaten Purbalingga maupun Banjarnegara. Bentangan alam yang berada
pada daerah ketinggian dan berbukit-bukit membuat wilayahnya mempunyai potensi alam
yang bisa dikembangkan menjadi daerah wisata.
Sebagaimana yang kami uraikan diatas maka kami mengangkat sebuah judul penelitian
yakni sejarah Desa gunung wuled yang menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi
di wilayah tersebut pada masa lampau.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian Desa
C.TUJUAN
4. Menambah wawasan, sejarah sebagai inspirasi dan melatih untuk lebih kritis.
BAB II LANDASAN TEORI
A.PENGERTIAN SEJARAH
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sejarah adalah kejadian dan
peristiwa benar yang terjadi pada masa lampau. Dengan kata lain, sejarah berkaitan dengan
peristiwa dalam kurun waktu tertentu.
Sejarah berasal dari kata syajaratun dalam Bahasa Arab yang artinya pohon kehidupan. Ini
adalah istilah yang berkaitan dengan asal usul suatu hal.
Sementara itu, dalam Bahasa Inggris sejarah adalah history yang diambil dari Bahasa Yunani
istoria. Kata ini memiliki makna orang pandai. Kata istoria pun mengalami perkembangan
makna, yaitu pembelajaran dan pengkajian terkait manusia secara kronologi atau menurut
urutan waktu.
1.W.J.S Poerwodarminta
Tokoh sastra Indonesia ini memaparkan bahwa sejarah memiliki tiga unsur pengertian, yaitu:
2.Herodotus
Tokoh sejarah berkebangsaan Yunani ini mendapat julukan The Father of History. Menurutnya
sejarah tidak berkembang ke depan dengan tujuan pasti, tetapi bergerak layaknya lingkaran
yang tinggi rendahnya dipicu oleh keadaan manusia.
3. R.Mohammad Ali
4. Ibnu Khaldun
Lewat bukunya yang berjudul Mukadimah, sejarawan Musim ini menjelaskan pengertian
sejarah merupakan catatan terkait peradaban atau umat manusia dan tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak mereka.
5. Moh.yamin
Sejarawan Inggris ini menganggap sejarah mempunyai konsep utama yang bermakna
berkesinambungan atau kontinyu.
Ia juga menjelaskan bahwa sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari secara
sistematis seluruh perkembangan dan proses perubahan serta dinamika kehidupan
masyarakat dengan segala aspek kehidupan yang berlangsung di masa lalu.
7. Norman E.Cantor
Di mata sejarawan asal Amerika Serikat ini, pengertian sejarah yaitu studi terkait apa yang
Pengertian penelitian sejarah adalah kumpulan yang sistematis, terdiri dari beberapa prinsip
dan beberapa aturan yang ditujukan untuk mengumpulkan bahan-bahan sumber sejarah
secara efektif serta mempermudah menilai dan menguji sumber-sumber secara kritis dan
menyajikan hasil dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang dicapai.
BAB III METODE
Pengertian penelitian sejarah adalah kumpulan yang sistematis, terdiri dari beberapa prinsip
dan beberapa aturan yang ditujukan untuk mengumpulkan bahan-bahan sumber sejarah
secara efektif serta mempermudah menilai dan menguji sumber-sumber secara kritis dan
menyajikan hasil dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang dicapai.
Pemilihan Topik
Sama seperti penelitian pada umumnya, langkah pertama yang harus dilakukan seorang
sejarawan dalam melakukan penelitian sejarah adalah menentukan judul dan topik yang akan
diteliti.
Dasar yang harus dimiliki peneliti dalam memilih topik adalah kedekatan emosional dan
kedekatan intelektual. Kedekatan emosional berarti topik yang dipilih harus disenangi.
Sementara kedekatan intelektual, peneliti harus menguasai topik yang dipilih.
Langkah kedua dari penelitian sejarah adalah mencari bukti-bukti atau bahan-bahan sumber
yang dibutuhkan ke depannya. Bukti atau bahan sejarah ini biasanya bersifat heuristik atau
memiliki hubungan dengan penemuan baru.
Hal-hal yang bisa dilakukan dalam langkah penelitian sejarah ini adalah mencatat bahan-
bahan sumber yang bisa didapat dari studi pustaka atau dokumen sejenisnya.
Dalam menilai tingkai otensitas sebuah bahan sumber, maka bisa dilakukan pengujian dengan
mendatangkan kritik luar (external critism) atau kritik dalam (internal critism).
Setelah menilai dan menguji bahan-bahan sumber, hasil analisis sejarawan biasanya
dituangkan atau dikonstruksi ke dalam sebuah tulisan. Dalam menuliskan hasil penelitian
sejarah, bahasa yang digunakan harus lugas, sederhana, dan ilmiah.
Historiografi
Hasil konstruksi dari sebuah penelitian sejarah disebut historiografi. Historiografi adalah
proses penulisan sejarah sekaligus menjadi akhir tahapan dari metode penelitian sejarah
Tertentu, yaitu mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari yang
Diwawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam
Yang kedua metode menyalin/mengutip data dari internet yang memiliki arti mengambil data
untuk dijadikan sebagai pelengkap informasi dari tugas penelitian sejarah ini
BAB IV PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN DESA
Jejak Kiai Wuled, pendiri Desa Gunungwuled memang tidak mudah dilacak. Tapi setidaknya
ada beberapa lokasi yang disebut-sebut masyarakat sekitar sebagi cikal bakal lahirnya desa
Gunungwuled ini. Di manakah tempatnya?
1. Perigi
Perigi mungkin tidak tepat disebut sebagai hutan Perigi karena tempat ini tidak terlalu luas.
Lokasinya berada di tepi sebelah barat sungai Bawang - Gunungwuled. Penanda tempat ini
adalah adanya beberapa pohon besar yang berusia ratusan tahun. Di sekitarnya sudah sangat
susah menemukan jenis dan usia pohon seperti itu.
Dahulu di tempat ini terdapat bangunan gubuk sebagai tempat istirahat orang yang berziarah
baik dari desa Gunungwuled atau warga luar desa. Tapi sejak sekitar sepuluh tahun lalu,
gubuk itu sudah tidak ada lagi. Lantas apa yang diziarahi? Ada dua makam di dalam Perigi -
Gunungwuled. Namun tidak ada batu nisan yang mejelaskan nama orang yang dimakamkan.
Tapi masyarakat Gunungwuled menyebut makam itu adalah makam Kiai Wuled dan
pengikutnya. Jika hal ini benar, maka inilah titik mula kita bisa menelusuri sejarah Kiai Wuled
serta asal usul desa Gunungwuled.
Perigi - Gunungwuled dikenal angker. Ada banyak cerita dan mitos yang beredar mengenai
tempat ini. Terlepas dari kesan angker yang ada, tapi adanya kepercayaan itu justru
menyelamatkan tempat ini dari kerusakan. Orang tidak berani berulah ditempat ini. Apalagi
menebang pohon sembarangan.
Dahulu ada sekitar sembilan atau sepuluh makam di sebelah timur Sungai Bawang -
Gunungwuled. Masyarakat sekitar menyebut makam tersebut merupakan makam para
pengikut Kiai Wuled. Tempat ini juga menjadi satu kesatuan lokasi ziarah dengan Perigi. Di
sebelah timurnya terdapat batu besar yang seolah bergantung di atas tebing tapi tidak pernah
jatuh. Orang yang mencoba menjatuhkan batu itu tidak pernah bisa.
3. Si Onje
Si Onje berada di tepi Sungai Gintung - Gunungwuled. Tempat ini berupa petilasan yang masih
ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah hingga saat ini. Kebanyakan pengunjung
justru dari luar desa Gunungwuled. Mereka biasanya berkunjung di hari Selasa atau Jumat
Kliwon.
Tempat ini berupa hutan kecil dimana terdapat sejumlah makam di dalamnya. Tidak jelas
makam siapa yang berada di sana. Tapi masyarakat Gunungwuled menyebutnya sebagai
makan dari Syeh Rubiyah Kembang. Tokoh itu sangat lekat dengan sejarah berdirinya
Kadipaten Purbalingga dan Kadipaten Pasirluhur (sekarang Kabupaten Banyumas). Jika benar,
maka pada zaman dahulu, Gunungwuled memiliki peran yang penting bagi pemerintahan
setempat.
Bagi para peziarah disediakan tempat istirahat berupa beberapa gubuk yang cukup luas.
Sebelum memasuki bulan Ramadhan digelar acara tutupan dimana acara ziarah tidak
diperbolehkan selama bulan Ramadhan.
4. Gunung Korakan
Menurut cerita tutur para sesepuh di desa Gunungwuled, Gunung Korakan yang berada di
sebelah selatan desa konon menjadi tempat pijakan kaki kiri Kiai Wuled ketika melakukan
tiwikrama karena murka terhadap anak dari Adipati Onje bernama Cakrakusuma.
5. Gunung Siringgeng
Gunung ini berada di sebelah selatan desa Gunungwuled. Konon gunung ini menjadi pijakan
kaki kanan Kiai Wuled saat menentang Cakrakusuma.
Mari kita jaga tempat bersejarah dan budaya yang menjadi tanda lahirnya desa Gunungwuled.
Jangan sampai tergusur seperti makam para pengikut Kiai Wuled. Tugas kita semua untuk
menjaganya.Sayangnya, peninggalan makam keramat itu kini tidak akan dijumpai lagi. Di atas
makam itu kini telah dibangun rumah bertingkat. Sementara makam telah dipindahkan ke
pemakaman umum Desa Gunungwuled, tapi tidak jelas lokasinya dimana.
Sama seperti daerah lain di Indonesia, khususnya di tanah Jawa, semua tempat pasti memiliki
cerita tersendiri. Begitu pula dengan Watu Geong. Menurut Juweni (75) warga desa Gunung
Wuled, “Watu Geong merupakan tempat bersemayamnya senjata dari para Pandawa,
sehingga puluhan tahun lalu diyakini sebagai tempat untuk mencari wangsit ataupun senjata
pusaka”
Selain cerita tersebut, Juweni menambahkan “Watu Geong merupakan tempat bertapa tokoh
pewayangan, yakni Pandawa dan Punakawan. Sehingga masyarakat Dusun Sirebut dan
sekitarnya tidak berani mengadakan pagelaran wayang kulit”
Konon kalau ada yang berani menggelar pagelaran wayang kulit, akan menimbulkan bencana.
Salah satunya adalah runtuhnya Watu Geong. Karena alasan tadi, hingga detik ini, penduduk
sekitar belum ada yang berani menggelar pagelaran wayang kulit di desanya.
Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di Gunung Wuled ini, salah
satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6
Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi beberapa rumah
warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah yang dihuni
masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso, Tunggul dan
juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang tadi.
Menurut penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit sebelum
kejadian salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian tradisional
lengger (Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak dilarang karena
memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled ini, akan tetapi
menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan Sangulara, warga
tersebut kurang mengindahkan imbauan yang disampaikan oleh Rasmudi. Rasmudi
mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger berupa
selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng ke
petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi.
Selain persyaratan ketiga tadi, pemilik hajat juga mengindahkan himbauan juru kunci petilasan
berupa larangan menyanyikan Kidung Baladewaan (Kidung yang dinyanyikan dalam pagelaran
wayang). Walhasil, pagelaran lengger diiringi oleh kidung tadi yang diidentikan dengan
pagelaran wayang pada umumnya.
Hujan disertai angin sepanjang siang dan sore hari tanggal 6 Januari 2010 pada puncak
gunung beriringan dengan pagelaran lengger yang meriah di desa ternyata membawa sebuah
bencana (entah ini memang murni bencana alam atau ada hal lain, penulis kurang tahu) suara
gemuruh dari puncak gunung membawa material berupa bebatuan dan batang kayu disertai
campuran air-tanah melewati sungai di tepi desa. Walhasil sungai kecil itu pun tertutup
material longsor dan mengakibatkan rumah di sekitarnya rusak parah.
C.MITOS YANG BERKEMBANG
Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di Gunung Wuled ini, salah
satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6
Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi beberapa rumah
warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah yang dihuni
masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso, Tunggul dan
juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang tadi Menurut
penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit sebelum kejadian
salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian tradisional lengger
(Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak dilarang karena
memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled ini, akan tetapi
menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan Sangulara, warga
tersebut kurang mengindahkan imbauan yang dikatakan oleh Rasmudi. Rasmudi
mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger berupa
selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng ke
petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi.
BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN
Gunung Wuled adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga. Gunung Wuled sendiri sebagian besar wilayahnya berada pada
daerah ketinggian dengan luas wilayahnya mencapai 543 hektare dengan jumlah penduduk
mencapai 5376 jiwa yang terbagi dalam 1259 kepala keluarga.Gunung Wuled kini dikenal
sebagai Desa Wisata yang sering dikunjungi oleh para turis lokal sekitar wilayah Kabupaten
Purbalingga maupun Banjarnegara. Bentangan alam yang berada pada daerah ketinggian dan
berbukit-bukit membuat wilayahnya mempunyai potensi alam yang bisa dikembangkan
menjadi daerah wisata. Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di
Gunung Wuled ini, salah satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang
terjadi pada tanggal 6 Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi
beberapa rumah warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah
yang dihuni masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso,
Tunggul dan juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang
tadi Menurut penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit
sebelum kejadian salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian
tradisional lengger (Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak
dilarang karena memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled
ini, akan tetapi menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan
Sangulara, warga tersebut kurang mengindahkan imbauan yang dikatakan oleh Rasmudi.
Rasmudi mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger
berupa selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng
ke petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi.Selain Punakawan,
sosok kelima Pandawa juga tidak bisa lepas dari cerita penduduk sekitar mengenai asal
muasal keberadaan Watu Geong ini. Dalam dunia perwayangan, kelima Pandawa tadi dikenal
sebagai sosok laki-laki gagah yang bersaudara dan mempunyai kesaktian tersendiri lengkap
dengan senjata pamungkasnya masing-masing.
Yudhistria/Puntadewa adalah anak sulung Prabu Pandu dan Dewi Kunti. Sebenarnya dia anak
kedua dari Kunti karena anak pertama yang bernama Karna diasuh oleh Adirata. Puntadewa
merupakan putra (titisan) Dewa Yama/Dharma karena Pandu menerima kutukan sebelum dia
sempat bercinta dengan istrinya. Yudhistira atau Puntadewa yang derajat keluhurannya
disamakan dengan derajat para dewata, tokoh ini dikenal memiliki senjata berupa Tombak
Jamus Kalimasada.
Bima adalah putra kedua dari Pandu dan Kunti yang notabene titisan Batara Bayu (dewa
angin). Dia merupakan yang terkuat di Pandawa karena secara fisik, dia memiliki postur yang
tinggi dan berotot. Bima memiliki senjata berupa sebuah Gada bernama Gada Rujakpala.
Arjuna merupakan putra ketiga Pandawa atau putra terakhir dari Pandu dan Kunti. Dia adalah
salah satu tokoh Pandawa yang paling tampan, Arjuna sendiri dikenal memiliki sebuah senjata
berupa busur panah bernama Pasupati.
Nakula dan Sadewa adalah anak dari Pandu dan Madri yang lahir karena bantuan Batara
Aswin (Dewa Tabib). Mereka adalah anak kembar dimana Nakula sebagai saudara yang lebih
tua. Masing-masing saudara kembar ini memiliki senjata pamungkasnya masing-masing
berupa Tirtamanik, adalah sebuah cupu yang berisi Air Kehidupan dan Maniktira adalah busur
panah yang memungkinkan pemakainya untuk mendatangkan hujan, atau mengeringkan
samudra.Sosok Punakawan dan Pandawa tadi yang tidak bisa dilepaskan dari cerita di balik
keberadaan Watu Geong berada membuat penduduk secara turun temurun percaya bahwa
Watu Geong merupakan lokasi kedua sosok tadi bersemedi dan tempat menyimpan pusaka
mereka masing-masing.
B.SARAN
Cerita rakyat selalu memiliki amanat dan nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan
Sehari-hari. Maka dari itu, sebaiknya dalam membaca cerita rakyat kita juga harus memahami
Makna dan amanat dalam cerita tersebut. Selain itu, harapannya dengan memahami makna
Dalam cerita rakyat, kita bisa menerapkan nilai baik dalam cerita tersebut ke kehidupan
seharihari
DAFTAR PUSTAKA
https://bingkaikhatulistiwa.wordpress.com/2017/03/26/watu-geong-antara-wayang-kulit-dan-
bencana-alam/
LAMPIRAN