Anda di halaman 1dari 19

88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

IMPLEMENENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN


KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 DAN
PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI
MADRASAH

Muh. Afroji
Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan
Email: muhafroji@yahoo.co.id

ABSTRAK
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program
program bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 dan
profesionalisasi Bimbingan dan konseling (BK) di madrasah. Bagaimana
gap antara teori-teori yang terdapat dalam buku-buku maupun regulasi
yang terkait dengan bimbingan dan konseling dan realita pelaksanaannya
di madrasah. Metode penulisan ini adalah library research yaitu dengan
mengkaji buku-buku dan regulsasi yang terkait dengan bahasan. Tulisan
ini diharapkan akan bermanfaat bagi Guru BK/Konselor untuk menambah
wawasannya, bagi kepala madrasah untuk dapat dijadikan pengambilan
kebijakan dalam menyusun program kegiatannya, dan bagi Kementerian
Agama untuk dapat dilakukan kebijakan penyetaraan Guru BK yang tidak
memiliki ijazah BK. Kurikulum 2013 terbit karena mengingat adanya
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupuan tantangan
eksternal. Selain itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman
dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalam dan perluasan materi. Tema kurikulum 2013
yaitu mengasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melaui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Program bimbingan dan konseling yang seharusnya dibuat
oleh Guru BK/Konselor madrasah apakah telah mengikuti sesuai dengan
pedoman yang telah diterbitkan oleh pemerintah yang meliputi konsep
dasar BK, prinsip-prinsip BK, bidang layanan BK, dan jenis-jenis layanan
dapat dilihat dari uraian implementasi program BK. Demikian juga
mengenai profesionalisi BK di madrasah, idealnya profesi seorang Guru BK/
Konselor memiliki kualifikasi profesi sesuai dengan peraturan pemerintah,
dimana sekurang-kurangnya berpendidikan S-1 dari program bimbingan
dan konseling. Implementasi program BK dalam Kurikulum 2013 dan

188 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

profesionalisasi guru BK dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan


yang dimiliki guru BK, walaupun berbagai keterbatasan yang ada.
Kata kunci: kurikulum 2013, program BK, profesionalisasi BK.

ABSTRACT
This paper aims to elaborate on the long-term education program for the
implementation of guidance and counseling in the 2013 curriculum and
professionalization Guidance and Counseling (GC) in madrasas, gap theories
available in books or regulations related to guidance and counseling and the
reality of their implementation in madrasas. This research method is library
research that is by reviewing books and regulations related to the discussion.
This writing is expected to be useful for counselors / counselors to add insight,
to madrasah heads to be used in the preparation of their activity programs,
and for ministries to be carried out policy of equalizing BK Teachers who do
not have a BK diploma. The 2013 curriculum was issued because considering
there were challenges, both internal challenges and external challenges. In
addition, in colliding with time that is felt necessary to improve the pattern
of the pokir and strengthen the governance of curriculum and depth and
material. The 2013 curriculum theme is to produce productive, creative,
innovative, affective Indonesian people through integrated attitudes, skills
and knowledge. Guidance and counseling programs made by madrasah GC
/ Counselor teachers are in accordance with the guidelines issued by the
government which cover the concept of GC, GC principles, GC services, and
various types of programs. GC. Likewise regarding the professionalism of BK
in madrasas, ideally the profession of a counselor / counselor has professional
qualifications in accordance with government regulations, where at least S-1
education from guidance and counseling programs. The implementation of
the GC program in 2013 Kjrikulum and the professionalization of the BK
teacher can be carried out in accordance with their abilities, despite various
limitations.
Keywords: 2013 curriculum, GC program, GC professionalization.

A. PENDAHULUAN Undang-Undang Negara Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun

B
imbingan dan
2003 tentang Sistem Pendidikan
konseling diposisikan
Nasional bahwa Pendidik adalah
secara legal formal
tenaga kependidikan yang
sebagai profesi dalam dunia
berkualifikasi sebagai guru,
pendidikan telah tercantum dalam

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 189


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

dosen, konselor, pamong belajar, itu mengandung harapan


widyaiswara, tutor, instruktur, bahwa komponen-komponen
fasilitator, dan sebutan lain yang yang diperlukan dalam proses
sesuai dengan kekhususannya, pendidikan yaitu administrasi
serta berpartisipasi dalam dan supervisi, pengajaran dan
menyelenggarakan pendidikan. pembinaan siswa dapat berjalan
sebagai suatu sistem yang saling
Terkait dengan implementasi
menunjang.
kurikulum 2013, garapan guru
bimbingan dan konseling Bimbingan dan konseling
adalah peminatan siswa. sebagai komponen pelayaan dan
Madrasah sebagai salah satu pembinaan siswa, pada pelaksana
lembaga pendidikan masyarakat di madrasah belum berjalan secara
Indonesia merupakan penunjang baik. Keadaan ini memerlukan
pembangunan nasional di bidang usaha-usaha penyempurnaan
pendidikan yang berlandaskan seperti pengadaan tenaga
agama dan dapat dijadikan wadah bimbingan yang profesional,
untuk mengatasi pergeseran dan penyediaan sarana dan prasarana
perubahan nilai-nilai negatif yang yang memadai, serta program
mungkin muncul pada masa kini. bimbingan yang baik.
Program Bimbingan dan Konseling
Bertolak dari latar belakang
Madrasah (Madrasah Ibtidaiyah,
masalah yang telah diuraikan di
Tsanawiyah dan Aliyah) terus
atas, dapat diidentifikasi masalah
mendapat perhatian, dengan
sebagai berikut:
harapan lulusan Madrasah memiliki
kompetensi sesuai dengan 1. Bagaimana bimbingan dan
harapan masyarakat, yaitu mampu konseling di Madrasah?
menjadi manusia yang ber takwa, 2. Bagaimana seharusnya
mandiri, memiliki pengetahuan petugas bimbingan/konselor
dan keterampilan, memahami melaksanakan bimbingan di
diri sendiri dan menyadari madrasah?
martabatnya.
3. Bagaimana implemenentasi
SK Madrasah Nomor 0489/U/ kurikulum 2013 dan
I993 pasal 1 butir 6, yang profesionalisasi bimbingan
menyatakan bahwa madrasah dan konseling di madrasah?
adalah sekolah umum yang
berciri khas agama Islam yang 4. Bagaimana implemenentasi
diselenggarakan oleh Departemen program bimbingan dan
Agama. Oleh karena itu, adanya konseling dalam kurikulum
persamaan dalam pelaksanaan 2013 dan profesionalisasi
pendidikan pada madrasah dengan bimbingan dan konseling dapat
sekolah-sekolah umum. Persamaan dilaksanakan di Madrasah?

190 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Di antara sejumlah masalah di penelitian dengan mengkaji


atas, penulis hanya akan membahas buku-buku dan regulsasi yang
“Bagaimana implemenentasi terkait dengan bahasan. Studi
program bimbingan dan konseling kepustakaan adalah kegiatan
dalam kurikulum 2013 dan untuk menghimpun informasi yang
profesionalisasi bimbingan dan relevan dengan topik atau masalah
konseling dapat dilaksanakan di yang menjadi obyek penelitian.
madrasah?” Informasi tersebut dapat diperoleh
dari buku-buku, karya ilmiah, tesis,
Tujuan tulisan ini adalah
disertasi, ensiklopedia, internet,
untuk mengetahui sejauh
dan sumber-sumber lain.
mana implementasi program
BK dalam Kurikulum 2013 dan Penelitian Literatur juga
profesionalisasi BK di Madrasah. sering disebut dengan istilah
penelitian kepustakaan (library
Penulisan karya ilmiah ini
research). Menurut Noeng
diharapkan dapat bermanfaat,
Muhadjir, penelitian kepustakaan
antara lain:
itu lebih memerlukan olahan
1. Bagi guru bimbingan dan filosofis dan teoritis daripada
konseling sebagai bahan uji empiris di lapangan (Noeng
masukan dalam upaya Muhadjir, 1996:169). Karena
memberikan layanan sifatnya teoritis dan filosofis,
bimbingan dan konseling di penelitian kepustakaan ini sering
madrasah; menggunakan pendekatan
2. Bagi widyaiswara, dapat filosofis (philosophical approach)
dijadikan bahan diklat materi daripada pendekatan yang lain.
bimbingan dan konseling; dan Metode penelitiannya mencakup
sumber data, pengumpulan
3. Bagi lembaga diklat dapat data, dan analisis data (http://
dijadikan bahan pengambilan whiteacademic.blogspot.
kebijakan dalam melaksanakan com/2015/03/pengertian-dan-
diklat guru bimbingan dan jenis-jenis-penelitian.html)
konseling.
Peneliti berusaha untuk
memperoleh sumber data
B. METODE PENELITIAN dengan membaca buku-buku
ilmiah, peraturan atau peundang-
Metode penulisan ini adalah
undangan, dan buku-buku
library research (studi kepustakaan)
pedoman yang terkait dengan
atau penelitian literature, yaitu
permasalahan.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 191


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

C. PEMBAHASAN Bimbingan dan konseling


tidak termasuk ke dalam strukutur
1. Kurikulum 2013 dan
kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan
Bimbingan Konseling
bimbingan dan konseling bukanlah
a. Kurikulum 2013 mata pelajaran yang diberikan
Pengembangan kurikulum melalui proses pembelajaran,
2013 telah dilakukan Kementerian akan tetapi lebih pada proses
Pendidikan dan Kebudayaan pemberian layanan. Pelayanan
mengingat adanya tantangan yang bimbingan dan konseling lebih
dihadapi, baik tantangan internal pada tindakan pemberian bantuan
maupuan tantangan eksternal. kepada peserta didik agar mampu
Selain itu, dalam menghadapi mengembangkan potensi, bakat,
tuntutan perkembangan dan minat mereka secara optimal,
zaman dirasa perlu adanya seperti membantu mereka dalam
penyempurnaan pola pokir dan pengembangan kehidupan
penguatan tata kelola kurikulum pribadi, sosial, pembelajaran, serta
serta pendalaman dan perluasan perencanaan dan pengembangan
materi. Tema kurikulum 2013 yaitu karier. Pelayanan bimbingan
menghasilkan insan Indonesia dan konseling dilakukan secara
yang produktif, kreatif, inovatif, dan individual, kelompok, atau klasikal
afektif melaui penguatan sikap, sesuai dengan kebutuhannya.
keterampilan, dan pengetahuan Bimbingan dan konseling juga
yang terintegrasi. membantu peserta didik untuk
mengatasi kelemahan atau
Kurikulum 2013 merupakan hambatan serta masalah yang
kurikulum yang berbasis dihadapinya.
kompetensi, oleh karena itu
pengembangan kurikulum b. Bimbingan dan Konseling
diarahkan pada pencapaian Bimbingan merupakan
kompetensi yang dirumuskan terjemahan dari bahasa Inggris
dalam Standar Kompetensi “guidance” yang berasal dan kata
Lulusan. Struktur kurikulum terdiri kerja “to guide”, yang mempunyai
atas sejumlah mata pelajaran, arti menunjukkan, memberikan
beban belajar, dan kalender jalan, atau menuntun orang lain
pendidikan. Mata pelajaran terdiri ke arah tujuan yang bermanfaat.
atas: (1) mata pelajaran wajib Bimbingan yang tercantum dalam
diikuti oleh seluruh peserta didik surat al-fātiĥah ayat 6:

َ ‫ٱلص َ� ٰ َط ٱل ۡ ُم ۡس َت ِق‬
ّ َ ۡ
pada satu satuan pendidikan pada
setiap satuan pendidikan, (2) mata ٦ ‫يم‬ ِ ‫ٱهدِنا‬
pelajaran pilihan yang diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan pilihan “Bimbinglah kami ke jalan yang
mereka masing-masing. lurus”. (Q. S. 1: 6).
ۡ ۡ َ َ �ٰ َ ‫ع إ‬ ُ ۡ
ِ‫يـل َر ّ ِ�ـك ِبـٱ� ِك َمة‬
ِ ِ ‫ب‬‫ــ‬
‫ـ‬ ‫س‬ ِ ‫ٱد‬
َّ ۡ َ َ َ َ َۡ َ ۡ
�ِ ‫�ٰدِل ُهم بِٱل‬ ‫َوٱل َم ۡوعِظةِ ٱ�ســنةِ� و‬
192 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018

َ ۡ َ ُ َ َّ َّ ۡ َ
Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Berbagai batasan tentang “konseling” disebabkan alasan


bimbingan telah dikemukakan oleh profesional dan bukan semata-
para ahli bimbngan dan konseling, mata soal bahasa atau istilah.
yang pada umumnya terdapat
Dalam kamus bimbingan
kesesuaian dalam memberikan
dan konseling dijelaskan tentang
batasan-batasan itu.
batasan konseling. Konseling
Prayitno & Erman Amti (2015: adalah hubungan timbal balik di
99) mengemukakan: “Bimbingan antara dua individu yang seorang
adalah proses pemberian bantuan karena keahliannya (konselor)
yang dilakukan oleh orang yang dapat membantu klien (yang
ahli kepada seorang atau beberapa mempunyai problem). Melalui
orang individu, baik anak-anak, pertemuan atau hubungan timbal
remaja, maupun dewasa; agar balik itu, konselor berupaya
orang yang dibimbing dapat menolong klien untuk memahami
mengembangkan kemampuan dirinya dan probelemnya agar
dirinya sendiri dan mandiri; klien dapat mengatasi problem
dengan memanfaatkan kekuatan yang sedang dihadapinya.
individu dan sarana yang ada dan
Konseling merupakan bagian
dapat dikembangkan; berdasarkan
program bimbingan di sekolah/
norma-norma yang berlaku.”
madarsah, merupakan inti
Bimbingan merupakan bimbingan yaitu sebagai salah
suatu proses bantuan yang satu jenis layanan bimbingan yang
diberikan kepada individu (siswa) merupakan inti dan bimbingan.
agar dapat memperkembangkan Apabila bimbingan bersifat
potensi-potensi yang dimiliki, preventif sedangkan konseling
mengenali dirinya sendiri, bersifat kuratif yaitu usaha untuk
mengatasi persoalan-persoalan memberikan bantuan terhadap
sehingga mereka dapat individu yang sedang menghadapi
menentukan sendiri jalan hidupnya masalah yang kemudian konselor
secara bertanggungjawab tanpa memberikan pandangan-
bergantung kepada orang lain. pandangan dengan menunjukkan
beberapa alternatif yang akan
Konseling merupakan kata
diambil klien.
serapan dari bahasa Inggris
“counseling” yang berarti Konseling dapat diartikan
penyuluhan. Upaya untuk sebagai suatu pertemuan langsung
membedakan pengertian bidang antara konselor yang berusaha
pertanian, penyuluhan hukum, menolong klien dalam menghadapi,
penyuluhan agama maka istilah menjelaskan, memecahkan dan
penyuluhan di sekolah diganti mengulangi masalah penyesuaian
pada tahun 1980-an dengan istilah diri. Agar proses konseling dapat

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 193


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

berjalan dengan baik dan mencapai mengucapkan salam dan mencium


sasaran yang diinginkan diperlukan tangan gurunya itu. Hal sernacam
keahlian tertentu yang dimiliki oleh ini jarang terlihat pada siswa
seorang konselor. Ahli memahami sekolah umum. Mengucapkan
siswa, ahli dalam menemukan salam dan mencium tangan guru
dan mencari kemungkinan yang seperti contoh tersebut merupakan
tersedia bagi klien dan sebagainya hal seperti itu, berarti ada sesuatu
tanpa melupakan bahwa klien yang ‘terjadi’ pada dirinya.
hidup dalam masyarakat yang Peristiwa seperti itu merupakan
mempunyai norma-norma kepedulian konselor untuk
tertentu. berusaha mengetahui mengapa
siswa tersebut demikian. Oleh
Bimbingan dan Konseling
karena itu konselor di samping
merupakan proses bantuan atau
memiliki kualifikasi tertentu juga
pertolongan yang diberikan oleh
dituntut memiliki pengetahuan
pembimbing (konselor) kepada
agama yang memadai, sehingga
individu (konseli) melalui pertemuan
dapat dikatakan seorang konselor
tatap muka atau hubungan timbal
yang bertugas di madrasah
balik antara keduanya, agar
hendaklah dapat memberikan
konseli memiliki kemampuan
layanan bimbingan yang religius
atau kecakapan melihat dan
Islami.
menemukan masalahnya serta
mampu memecahkan masalahnya Pendekatan yang dilakukan
sendiri. Atau proses pemberian konselor secara khusus, artinya di
bantuan atau pertolongan yang samping pendekatan-pendekatan
sistematis dari pembimbing yang ada pada teori-teori konseling,
konselor juga menggunakan
pendekatanَ َ yang ۡ َ ۡ
ّ diwarnai
‫ٱلص َ� ٰ َط ٱل ُم ۡس‬
(konselor) kepada konseli (siswa)
melalui pertemuan tatap muka ٦ ‫ت ِقيم‬agama.
oleh ajaran ‫ٱهدِنا‬
ِ Misalnya
atau hbungan timbal balik antara pendekatan yang terdapat dalam
keduanya untuk mengungkap Alquran sebagaimana tertuang
masalah konseli sehingga konseli dalam surat annahl ayat 125:
ۡ ۡ َ َ �ٰ َ ‫ع إ‬ُ ۡ
ِ‫يـل َر ّ ِ�ـك ِبـٱ� ِك َمة‬
mampu melihat masalah sendiri,
mampu menerima dirinya sendiri
ِ ِ ‫ب‬‫ــ‬
‫ـ‬ ‫س‬ ِ ‫ٱد‬
sesuai dengan potensinya, dan
َّ ۡ َ َ َ َ َۡ َ ۡ
mampu memecahkan sendiri
�ِ ‫�ٰدِل ُهم بِٱل‬ ‫َوٱل َم ۡوعِظةِ ٱ�ســنةِ� و‬
َ ۡ َ َ ُ َ َّ َ َّ ُ َ ۡ َ َ
masalah yang dihadapinya.
(Tohirin, 2009: 26) َ ُ
‫ِ� أحســنۚ إِن ر�ك هو أعلم بِمن‬
َۡ َ ُ
Norma-norma yang berlaku
َ َّ َ
‫ضــــل عن َســـبِيل ِـهِۦ َوه َو أعل ُم‬
bagi siswa Madrasah memiliki
ciri khusus, misalnya apabila
seorang siswa bertemu dengan
١٢٥ ‫ِين‬ َ ‫بٱل ۡ ُم ۡه َتد‬
guru sendirinya maka ia akan ِ

َ َ ۡ َ ۡ َ َ
194 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018

َ َ ۡ ٗ َ ّ
‫ِين حن ِيفـا ۚ ف ِطرت‬
ِ �ِ ‫فـأق ِم وجهـك ل‬
Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Serulah (manusia) kepada jalan dan berbagai aspek


Tuhan-mu dengan hikmah dan perkembangan individu.
pelajaran yang baik dan bantahlah
d. Bimbingan dan konseling
mereka dengan cara yang baik.
memberikan perhatian
(Q.S. 15:125)
utama kepada perbedaan
Ayat tersebut menjelaskan individual yang menjadi
tentang dakwah. Bagi konselor orientasi pokok
dapat mengambil pelajaran pelayanannya.
ayat dengan cara melaksanakan
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan
tugas hendaklah menggunakan
dengan permasalahan individu.
perkataan yang mengandung
hikmah, tegas dan benar, penuh a. Bimbingan dan konseling
bijaksana, berdiskusi yang sehat, berurusan dengan hal-hal
sehingga klien memahami dan yang menyangkut pengaruh
mengetahui keadaan dirinya kondisi mental/fisik individu
dan dapat memutuskan sesuatu terhadap penyesuaian dirinya
tindakan yang akan diambilnya. di rumah, di sekolah serta
dalam kaitannya dengan
Mengutip buku Petunjuk
kontak sosial dan pekerjaan
Pelaksanaan Bimbingan dan
dan sebaliknya pengaruh
Konseling Kurikulum 2004
lingkungan terhadap kondisi
disebutkan bahwa pelayanan
mental dan fisik individu.
bimbingan dan konseling
mendasarkan layanan dan b. Kesenjangan sosial, ekonomi
kegiatannya pada sejumlah prinsip dan kebudayaan merupakan
yaitu: faktor timbulnya masalah
pada individu dan kesemuanya
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan
menjadi perhatian utama
dengan sasaran layanan.
pelayanan bimbingan.
a. Bimbingan dan konseling
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan
melayani semua individu
dengan program layanan:
tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku, agama a. Bimbingan dan konseling
dan status sosial ekonomi. merupakan bagian
integral dan pendidikan
b. Bimbingan dan konseling
dan pengembangan
berurusan dengan pribadi
individu; oleh karena
dan tingkah laku individu
itu program bimbingan
yang unik dan dinamis.
harus disesuaikan dan
c. Bimbingan dan konseling dipadukan dengan
m em perhati kan program pendidikan serta
sepenuhnya tahap pengembangan peserta
didik.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 195


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

b. Bimbingan dan konseling d. Kerjasama antara


harus fleksibel, disesuaikan pembimbing, guru
dengan kebutuhan dan orang tua amat
individu, masyarakat dan menentukan hasil
kondisi lembaga. pelayanan bimbingan.
c. Bimbingan dan e. Pengembangan program
konseling disusun secara pelayanan bimbingan
berkelanjutan dan dan konseling ditempuh
jenjang pendidikan yang melalui pemanfaatan
terendah sampai yang yang maksimal dan hasil
tertinggi. Terhadap isi pengukuran dan penilaian
dan pelaksanaan program terhadap individu yang
bimbingan dan konseling terlibat dalam proses
perlu adanya penilaian pelayanan dan program
yang teratur dan terarah. bimbingan dan konseling
itu sendiri.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan pelaksanaan pelayanan Suharsimi Arikunto (2011:
61–64) menguraikan tujuh jenis
a. Bimbingan dan konseling
kegiatan layanan bimbingan
harus diarahkan untuk
adalah sebagai berikut:
pengembangan individu
yang akhirnya mampu 1. Layanan orientasi.
membimbing diri sendiri Kegiatan layanan orientasi
dalam menghadapi diberikan kepada siswa kelas I
permasalahannya. pada hari-hari pertama masuk
sekolah.
b. Dalam proses bimbingan
dan konseling keputusan 2. Layanan informasi.
yang diambil dan hendak Kegiatan layanan informasi
dilakukan oleh individu diberikan kepada siswa yang
hendaknya atas kemauan membutuhkan. Layanan ini
individu itu sendiri, bukan dapat dilaksanakan secara
karena kemauan atas individual maupun kelompok.
desakan dan pembimbing Materi layanan diperlukan
atau pihak lain. oleh siswa kelas I, II, atau III
yang mempunyai kebutuhan
c. Permasalahan individu
khusus.
harus ditangani oleh
tenaga ahli dalam bidang 3. Layanan bimbingan
yang relevan dengan penempatan dan penyaluran.
permasalahan yang Kegiatan layanan ini baru
dihadapi. dapat dilakukan apabila

196 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

guru pembimbing sudah pribadi tetapi ada persamaan


mengenal siswa dengan siswa lain. Layanan konseling
baik dan atau mempunyai kelompok dapat dilakukan
catatan yang lengkap tentang ketika pembimbing membantu
kondisi dan keunikan siswa. siswa yang mengalami masalah
Layanan penempatan juga akademik.
dapat dilakukan pada akhir
c. Profesionalisasi Bimbingan
tahun pelajaran ketika terjadi
dan Konseling
penggeseran tempat siswa di
kelas tertentu. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
4. Layanan pembelajaran
menuntut konsekuensi, persyaratan
Kegiatan layanan pembelajaran
yang semakin berat dan kompleks
dimaksudkan untuk
terhadap petugas bimbingan
memberi bantuan kepada
dan konseling di madrasah.
siswa berkenaan dengan
Pembimbing madrasah adalah
permasalahan bantuan kepada
pembimbing yang profesional,
siswa berkenaan dengan
personal dan sosial, memiliki
permasalahan akademik.
persyaratan dasar, keterampilan
5. Layanan konseling perorangan. teknis serta didukung sikap
Kegiatan layanan konseling kepribadian yang mantap.
perorangan dilakukan terhadap
Guru bimbingan dan konseling/
siswa yang mengalami masalah
konselor yang profesional harus
pribadi, masalah sosial,
memiliki:
masalah belajar, dan masalah
karier. 1. Kompetensi profesional, artinya
ia memiliki pengetahuan yang
6. Layanan bimbingan kelompok.
luas dan mendalam tentang
Kegiatan layanan bimbingan
bimbingan dan konseling.
kelompok dilakukan apabila
ada permasalahan secara 2. Kompetensi personal, artinya
umum. Layanan bimbingan memiliki sikap kepribadian
kelompok dapat dilakukan yang mantap, berarti ia memiliki
terhadap kelompok kecil atau sikap kepribadian yang patut
kelompok besar misalnya diteladani sehingga ia mampu
kelas. Layanan kelompok ini melaksanakan kepemimpinan
sebaiknya dilakukan melalui yang dikemukakan oleh Ki
dinamika kelompok. Hajar Dewantara yaitu “Ing
Ngarsa Sung Tulada, Ing
7. Layanan konseling kelompok.
Madya Mangun Karsa, dan Tut
Kegiatan layanan konseling
Wuri Handayani”.
kelompok dilakukan apabila
ada persamaam masalah 3. Kompetensi sosial, artinya ia

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 197


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

menunjukkan kemampuan adalah:


berkomunikasi yang sebaik-
1. Sarjana pendidikan (S-1)
baiknya yang berarti
dalam bidang bimbingan dan
mengutamakan nilai
konseling; dan
kemanusiaan dari pada nilai
kebendaan/material). 2. Berpendidikan profesi konselor.
Selain persyaratan yang Rumusan Standar Kompetensi
dimiliki oleh konselor tersebut, Konselor telah dikembangkan dan
konselor hendaklah juga memiliki dirumuskan atas dasar kerangka
sifat-sifat yang dapat dilihat dari pikir yang menegaskan konteks
kematangan emosinya, seperti tugas dan ekspektasi kinerja
tampak dalam pengaturan hidup konselor. Namun, bila ditata ke
pribadinya. Ia menunjukkan sifat dalam empat kompetensi pendidik
sabar, bijaksana, tenang, memiliki sebagaimana tertuang dalam PP
perasaan humor, harga diri dan 19/2005, maka rumusan kompetensi
sosial serta kemampuan untuk akademik dan profesional konselor
menerima kritik-kritik dengan dapat dipetakan dan dirumuskan
hati terbuka. Ia harus memiliki ke dalam kompetensi pedagogik,
kesehatan yang baik, suara yang kepribadian, sosial, dan profesional
menyenangkan dan daya tarik. sebagai berikut.
Ia harus mampu menempatkan 1. Kompetensi Pedagogik:
diri dalam suatu sikap yang a. Menguasai teori dan
memungkinkan ia dapat melihat praksis pendidikan
dan memahami keadaan-keadaan kompetensi kepribadian;
dan dorongan di rumah (keluarga) b. M e n g a p l i k a s i k a n
serta kehidupan masyarakat yang perkembangan fisiologis
membuat anak melakukan hal- dan psikologis serta
hal yang tidak diinginkan atau perilaku konseli; dan
mengalami kegagalan dalam c. Menguasai esensi
belajarnya atau yang lainnya. pelayanan bimbingan dan
Guru BK/Konselor harus konseling dalam jalur,
berusaha memenuhi standar jenis, dan jenjang satuan
profesi sebagaimana yang pendidikan.
termaktub dalam Peraturan 2. Kompetensi kepribadian:
Menteri Pendidikan Nasional a. Beriman dan bertakwa
Nomor 27 Tahun 2008 tentang kepada Tuhan Yang Maha
Standar Kualifikasi Akademik Esa;
dan Kompetensi Konselor bahwa b. Menghargai dan
kualifikasi akademik konselor menjunjung tinggi
dalam satuan pendidikan pada jalur nilai-nilai kemanusiaan,
pendidikan formal dan nonformal

198 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

individualitas dan Guru BK atau konselor harus


kebebasan memilih; memiliki profesionalisme di
c. Menunjukkan integritas dalam menjalankan profesinya.
dan stabilitas kepribadian Profesionalisme menunjuk kepada
yang kuat; dan komitmen guru BK atau konselor
d. Menampilkan kinerja sebagai anggota profesi untuk
berkualitas tinggi. meningkatkan strategi-strategi
yang digunakannya dalam
3. Kompetensi sosial
melakukan pekerjaan yang sesuai
a. Mengimplementasikan
dengan profesinya. Wujud dari
kolaborasi intern di tempat
profesionalisme guru BK atau
bekerja;
konselor yaitu melakukan
b. Berperan dalam organisasi
profesionalisasi diri untuk dapat
dan kegiatan profesi
melaksanakan kinerja yang
bimbingan dan konseling;
bermutu sesuai dengan sifat, tugas
dan
dan kegiatannya (P4TK Pendidikan
c. Mengimplementasikan
Jasmani dan Bimbingan Konseling,
kolaborasi antarprofesi.
2013:119).
4. Kompetensi profesional:
A. Implemenentasi Program
a. Menguasai konsep dan
Bimbingan dan Konseling
praksis asesmen untuk
dalam Kurikulum 2013 dan
memahami kondisi,
Profesionalisasi Bimbingan
kebutuhan, dan masalah
dan Konseling
konseli;
b. Menguasai kerangka Implementasi kurikulum 2013
teoretik dan praksis akan dapat menimbulkan masalah
bimbingan dan konseling; bagi peserta didik di madrasah,
c. Merancang program baik di madrasah tsanawiyah
bimbingan dan konseling; maupun aliyah, manakala tidak
d. Mengimplementasikan mampu menentukan pilihan
program bimbingan arah peminatan kelompok mata
dan konseling yang pelajaran dan mata pelajaran
komprehensif; secara tepat, sehinga akan
e. Menilai proses dan hasil menimbulkan kesulitan dalam
kegiatan bimbingan dan belajar dan kecenderungan gagal
konseling; dalam belajar.
f. Memiliki kesadaran dan
Penentuan arah peminatan
komitmen terhadap etika
kelompok mata pelajaran dan
professional; dan
mata pelajaran hendaknya sesuai
g. Menguasai konsep dan
dengan kemampuan dasar umum
praksis penelitian dalam
(kecerdasan), bakat, dan minat
bimbingan dan konseling.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 199


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

serta kecenderungan pemilihan Implementasi BK dalam


sekolah/madrasah bagi peserta Kurikulum 2013 mengamanatkan
didik tsanawiyah dan pemilihan layanan peminatan peserta didik.
jurusan pada fakultas atau karier Bukan berarti bahwa layanan BK
yang akan dipilihnya. hanya memuat layanan peminatan
tetapi layayanan peminatan
Pelayanan bimbingan
merupakan bagian dari pelayanan
konseling (BK) utamanya pelayanan
BK secara utuh.
peminatan diperlukan guru
bimbingan dan konseling yang Implementasi prinsip-prinsip
mumpuni. Pelayanan BK peminatan bimbingan dan konseling di
peserta didik telah diamanatkan madrasah belum sepenuhnya
dalam kurikulum 2013 bagian dilaksanakan karena adanya
integral dari pelayanan BK secara beberapa faktor yang kurang
keseluruhan pada setiap satuan menunjang, antara lain:
pendidikan. Kegiatan bimbingan
a. Tidak adanya tenaga yang
yang lebih luas diisi dengan layanan
profesional, petugas BK yang
terhadap arah peminatan yang
ada belum banyak mengetahui
menjadikan kemandirian peserta
seluk-beluk bimbingan dan
didik sesuai dengan potensi, bakat,
konseling;
dan minat meraka masing-masing.
Untuk itu, guru BK/konselor untuk b. Dukungan dari pihak sekolah
setiap tahunan menyusun program yang perlu ditingkatkan;
bimbingan dan konseling. c. Partisipasi kepala sekolah, guru
Program bimbingan dan dan staf sekolah lainnya;
konseling diartikan seperangkat d. Sarana dan prasarana yang
kegiatan bimbingan dan konseling belum memadai; dan
yang dirancang secara terencana,
terorganisasi, terkoordinasi selama e. Program bimbingan dan
periode waktu tertentu dan konseling yang belum berjalan
dilakukan secara kait mengait untuk sebagaimana mestinya.
mencapai tujuan (Kemendikbud, Untuk dapat melaksanakan
2013:14). prinsip-prinsip itu, konselor di
Sebelum melaksanakan madrasah perlu mengetahui dan
layanan bimbingan dan konseling, memahami hakikat bimbingan
guru BK/konselor terlebih dahulu dan konseling. Memahami hakikat
membuat program kerja yaitu bimbingan dan konseling tidak
program bimbingan dan konseling, dapat dipisahkan dan pandangan
program BK yang disusun memuat dasar bimbingan dan konseling
perencanaan, pelaksanaan, dan tentang manusia.
penilaian.

200 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Konselor memandang klien itu Muhammad Rasulullah Saw.


baik, artinya ia harus yakin bahwa pernah bersabda bahwa setiap
klien mengandung kebaikan- manusia yang dilahirkan di dunia
kebaikan pada dirinya yang perlu terbentuk dalam dirinya suatu
dikembangkan. Tugas konselor kemampuan dasar yang positif
ialah membantu klien dalam yang disebut “Fitrah”, kemudian
َ ۡ ّ َ ۡ
٦ ‫ٱلص َ� ٰ َط ٱل ُمستقِيم‬
َ ۡ
menemukan, mengungkapkan untuk perkembangan selanjutnya
dan mengembangkan ِ ‫ٱهدِنا‬
kebaikan- tergantung pada lingkungan
kebaikan pada din klien itu. dimana ia berada, terutama
lingkungan keluarga, yaitu orang
Manusia memiliki
tua.
ۡ ۡ positif, َ �ٰ َ ‫ع إ‬
kecenderungan-kecenderungan
َ ّ َ seperti ُ ۡ
‫ ِ�ـك ِبـٱ� ِك َمة‬yang
ِkejadiannya, ‫يـل ر‬ ‫ب‬ ‫ــ‬ ‫ـ‬‫س‬
ِ ِdalam ِ ajaran ‫ٱد‬
yang awal Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, sampai ia fasih
َّ ُIslam ۡ َ َdisebut ۡ َ fitrah ۡ
�ِ‫ســ َنة‬ َ �‫ٱ‬ ِ‫َوٱل َم ۡوعِظة‬
agama
berarti ‫�ٰدِله‬
�ِ ‫م بِٱل‬bersih, ‫و‬suci, َ “fitrah”,
kecenderungan
mengatakan sesuatu, maka orang
tuanyalah (ibu dan bapaknya) yang
untuk َ melakukan
َ ۡ َ ُ َ َّ َ yang َّ positifَ dan
َ ‫� أ ۡح‬
ُ َ ُ
menjadikan anak tersebut Yahudi,
‫و أعلم بِمن‬jiwa
memiliki ‫�ك ه‬untuk‫ســنۚ إِن ر‬ menerima َِ Nasrani atau Majusi.
َ َ
ُ‫ ُه َو أ ۡعلَم‬manusia
kebenaran. Kebenaran yang
َ َّ َ
َkebenaran K e c e n d e r u n g a n -
dimiliki
untuk menerima
‫ســـبِيل ِـهِۦ و‬agama,
adalah
‫ـــل عن‬ ‫ضـ‬
yang
kecenderungan yang positif
ۡ pada manusia dipertahankan
‫بِٱل ُم ۡه َت‬
merupakan fitrah yang َ dibentuk
oleh Tuhan sejak ١٢٥ ‫دِين‬berada dan dipelihara, tetapi kadang-
masa
kadang dalam perkembangannya
didalam kandungan. Pandangan
mengalami hambatan yang akan
ini bersumber dari Alquran surat
menimbulkan masalah bagi dirinya.
Ar-Rūm: 30 seperti berikut:
َ َ ۡ َ ۡ َ َ
Dalam hal ini, konselor bertugas
َ ٗ
‫ِين َحن ِيفـا ۚ ف ِۡط َرت‬
ِ
ّ ‫كل‬
�ِ ‫فـأق ِم وجهـ‬ memberikan bimbingan dan

َ
pengarahan kepada klien sehingga
َ َ َ َّ َ َ َ َّ َّ
� ۚ ‫اس عل ۡي َهـا‬ ‫ٱ�ِ ٱلـ ِ� �طر ٱ�ـ‬
masalah yang menjadi hambatan
bagi klien itu dapat teratasi.
َ ۡ ُ ّ َ ٰ َ َّ ۡ َ َ ۡ َ
‫ِين ٱلق ّي ِ ُم‬�‫�بـدِيل ِ�ل ِق ٱ�ِۚ �ل ِك ٱ‬ Pedoman petunjuk

َ ََُۡ َ َ ۡ َ َّ ٰ َ َ
pelaksanaan bimbingan dan
‫اس � �علمون‬ َّ َ
ِ �‫�ن أ�� ٱ‬ ِ �‫و‬ konseling disebutkan fungsi
bimbingan dan konseling sebagai
“Maka hadapkanlah wajahmu berikut:
dengan lurus kepada agama 1. Fungsi pemahaman,
(Allah); (Tetaplah atas) fitrah Allah yaitu fungsi bimbingan
yang telah menciptakan manusia dan konseling yang akan
menurut fitrah Allah. (Itulah) agama menghasilkan pemahaman
yang lurus; tetapi kebanyakan tentang sesuatu oleh pihak -
manusia tidak mengetahui.” (Q.S. pihak tertentu sesuai dengan
30:30).

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 201


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

keperluan pemahaman siswa; dalam rangka perkembangan


pemahaman yang meliputi: dirinya secara mantap dan
berkelanjutan.
a. Pemahaman tentang diri
siswa, terutama oleh siswa Fungsi-fungsi tersebut di atas
itu scndiri, orang tua, guru dapat diwujudkan di madrasah
dan pembimbing. melalui penyelenggaraan berbagai
layanan dan kegiatan pendukung
b. Pemahaman tentang
bimbingan dan konseling untuk
lingkungan siswa
mencapai hasil sebagaimana
(terutama didalamnya
terkandung di dalam masing-
lingkungan keluarga dan
masing fungsi itu.
sekolah), terutama oleh
siswa itu sendiri, orang tua, Individu akan menghadapi
guru dan pembimbing. berbagai tantangan dalam
kehidupan yang berbeda satu sama
c. Pemahaman tentang
lain. Oleh karena itu individu akan
lingkungan yang lebih
memperoleh bidang bimbingan
luas (termasuk didalamnya
yang berbeda pula, sesuai dengan
informasi pendidikan,
kebutuhan perkembangan individu
budaya atau nilai-nilai)
dan tantangan yang dituntut oleh
terutama oleh siswa.
masyarakat lingkungannya dalam
2. Fungsi pencegahan, yaitu mewujudkan dirinya.
fungsi bimbingan dan konseling
Oleh karena itu bimbingan
yang akan menghasilkan
dan konseling hendaknya
tercegahnya yang akan
memungkinkan peserta didik
mengganggu, menghambat
mengenal dan menerima
ataupun menimbulkan
lingkungannya secara positif
kesulitan-kesulitan dalam
dan dinamis, serta mengambil
proses perkembangannya.
keputusan-keputusan,
3. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi mengarahkan dan mewujudkan
bimbingan dan konseling diri sendiri secara efektif dan
yang akan menghasilkan produktif sesuai dengan peranan
terpecahnya atau teratasinya yang diinginkannya di masa depan.
berbagai permasalahan yang
Kegiatan bimbingan dan
dialami oleh siswa.
konseling secara keseluruhan
4. Fungsi pemeliharaan dan mencakup empat bidang, yaitu
pengembangan, yaitu fungsi bimbingan pribadi, bimbingan
bimbingan dan konseling sosial, bimbingan belajar, dan
yang akan terpelihara dan bimbingan karier.
berkembangnya berbagai
Implementasi bidang-bidang
potensi dan kondisi siswa
tersebut di Madrasah adalah

202 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

sebagai berikut: a. Mencarikan cara-cara


belajar efisien dan efektif
1. Bidang Bimbingan Pribadi.
bagi seorang anak atau
Pada bidang ini pelayanan sekelompok anak.
bimbingan dan konseling
b. Menunjukkan cara-cara
dapat berupa bantuan kepada
mempelajari sesuatu
siswa dalam menemukan dan
dan menggunakan buku
mengembangkan pribadi
pelajaran.
yang beriman dan bertakwa
terhadap Allah Swt., mantap c. Memberikan informasi
dan mandiri, serta sehat bagaimana memanfaatkan
jasmani dan rohani. perpustakaan.
2. Bidang Bimbingan Sosial. d. Mengerjakan tugas sekolah
dan mempersiapkan diri
Pelayanan bimbingan dan
dalam ulangan dan ujian.
konseling di madrasah juga
dapat membantu siswa e. Memilih suatu bidang
mengenal dan berhubungan studi (mayor atau minor)
dengan lingkungan sosial yang sesuai dengan bakat,
dilandasi ajaran agama Islam, minat, kecerdasan, cita-
akhlakul karimah, tanggung cita dan kondisi fisik atau
jawab terhadap masyarakat kesehatannya.
dan bangsa.
f. Menunjukkan cara-cara
3. Bidang Bimbingan Belajar. menghadapi kesulitan
dalam bidang studi
Madrasah bertujuan
tertentu.
membantu siswa untuk
menumbuhkan dan g. Menentukan pembagian
mengembangkan diri sebagai waktu dan perencanaan
muslim yang baik karakter, jadwal belajarnya.
memiliki sikap dan kebiasaan
h. Memilih pelajaran
belajar yang baik, menguasai
tambahan baik yang
ilmu pengetahuan dan
berhubungan dengan
keterampilan, mempersiapkan
pelajaran di sekolah
siswa untuk melanjutkan
maupun untuk
ke perguruan tinggi, serta
mengembangkan bakat
memiliki kepekaan terhadap
dan kariernya dimasa
perkembangan IPTEK. Untuk
depan.
memberikan bimbingan belajar
kepada siswa Madrasah secara Layanan bimbingan dan belajar
baik, dapat dilakukannya yang tersebut di atas, dapat
sebagai berikut: diberikan siswa madrasah

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 203


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

untuk meningkatkan prestasi dalam memilih dan menetapkan


siswa dan kualitas sekolah, kelompok peminatannya
sehingga eksistensi ilmu berdasarkan data prestasi
pengetahuan yang dimiliki akademik dan non akademik serta
oleh mereka tidak berbeda dukungan orang tua.
dengan siswa sekolah umum.
Pelayanan peminatan peserta
4. Bidang Bimbingan Karier. didik menuntut guru BK/konselor
dalam melaksanakan tugasnya
Pada bidang bimbingan
secara professional. Guru BK/
karier, pelayanan bimbingan
konselor harus berusaha memenuhi
dan konseling di madrasah
standar profesi sebagaimana
ditunjukkan untuk mengenali
yang termaktub dalam Peraturan
potensi diri, mengembangkan
Menteri Pendidikan Nasional
dan memantapkan pilihan
Nomor 27 Tahun 2008 tentang
karier, serta mengembangkan
Standar Kualifikasi Akademik
keterampilan sebagai muatan
dan Kompetensi Konselor bahwa
lokal yang menunjang
kualifikasi akademik konselor
kemandirian dan kreatif yang
dalam satuan pendidikan pada jalur
dicanangkan sejak kurikulum
pendidikan formal dan nonformal
madrasah tahun 1984, bahwa
adalah:
bimbingan karier diberikan
kepada siswa agar mereka 1. Sarjana pendidikan (S-1)
memiliki wawasan lebih dalam bidang Bimbingan dan
awal dan luas mengenai Konseling. Guru BK/Konselor di
pendidikan lanjutan dan dunia madrasah masih banyak yang
kerja dalam batas tertentu. berpendidikan bukan dari S-1
Bimbingan karier diperlukan Bimbingan dan Konseling,
di madrasah antara lain dari beberapa madrasah
dikarenakan beberapa faktor, memberikan informasi bahwa
seperti perkembangan sosial guru BK-nya bukan dari S-1
budaya, peranan sekolah Program BK atau Psikologi.
dan tanggungjawab pada Dalam hal ini, Kementerian
umumnya, cita-cita siswa Agama dalam bidang ini adalah
terhadap pekerjaan, harapan Direktorat Guru dan Tenaga
orang tua dan sebagainya. Kependidikan Madrasah sudah
selayaknya untuk melakukan
Layanan peminatan menjadi hal
pendidikan dan pelatihan
yang mendapat perhatian khusus
bimbingan dan konseling bagi
dalam kurikulum 2013. Layanan
guru BK, atau short course BK,
peminatan yang dilaksanakan
atau dikuliahkan pada Program
oleh guru BK/konselor adalah
BK.
untuk memfasilitasi peserta didik

204 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

2. Berpendidikan profesi konselor. menunjukkan sifat positif yang


ada pada diri siswa itu, berilah
Rumusan Standar Kompetensi
pandangan yang menyebabkan
Konselor telah dikembangkan
mereka senang dan penuh percaya
dan dirumuskan atas
diri, seperti sabda Nabi Saw.:
dasar kerangka pikir yang
“Permudahkanlah dalam urusan
menegaskan konteks tugas
mereka dan janganlah mempersulit,
dan ekspektasi kinerja
gembirakanlah mereka dan
konselor yang dirumuskan ke
janganlah melakukan tindakan
dalam kompetensi pedagogik,
yang menyebabkan mereka lari
kepribadian, sosial, dan
dari dirimu.” (Hadis)
profesional.
A. Kesimpulan
Persyaratan lebih khusus yang
harus dimiliki oleh pembimbing Implemenentasi program
yang bertugas di madrasah antara bimbingan dan konseling dalam
lain: kurikulum 2013 dan profesionalisasi
bimbingan dan konseling masih
1. Meyakini akan kebenaran
dapat dilaksanakan di madrasah,
agamanya, menghayati dan
meskipun program BK yang telah
mengamalkannya.
dibuat masih terbartas pada
2. Mempunyai keyakinan bahwa pemenuhan administrasi. Tidak
setiap siswa dasarnya baik sedikit Guru BK yang telah bertugas
dan dapat dibimbing kearah sesuai dengan ijazah pendidikan
perkembangan yang optimal. formalnya atau Sertifikasi Pendidik
3. Memiliki cinta yang mendalam, sebagai guru BK, namun beberapa
ketulusan, pengertian, lemah hal perlu ditingkatkan misalnya
lembut, dan bijaksana terhadap meningkatkan untuk guru BK yang
siswa yang dibimbingnya. bukan dari jurusan BK. Pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang
Namun demikian, implementasi selama ini telah dilakukan oleh
dalam layanan bimbingan masih pembimbing dengan baik walaupun
dapat dilaksanakan walaupun di antara mereka tidak banyak
dengan keterbatasan dan yang telah memiliki kualifikasi
kemampuan yang dimiliki guru tertentu, sehingga ia memberikan
BK di madrasah, mereka dalam bimbingan secara alamiah dan
proses memberikan bimbingan berdasarkan pengalaman.
dan konseling seorang konselor
memerlukan teknik komunikasi B. Rekomendasi
yang tepat, menyenangkan dan Agar pelaksanaan bimbingan
dapat membangkitkan kesadaran dan konseling di madrasah dapat
siswa untuk berubah kearah yang berjalan sebagaimana mestinya,
lebih baik, dengan salah satu cara maka pembimbing/konselor

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 205


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

berupaya untuk meningkatkan Kepala madrasah harus proaktif


pemahaman bimbingan dan untuk melakukan pembinaan
konseling melalui upaya pelatihan, terhadap guru BK/konselor
workshop, dan membaca referensi dalam rangka peningkatan
BK baik berupa buku atau regulasi. kompetensinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2011, Penilaian & Penelitian Biang Bimbingan dan


Konseling, Yogyakarta: Aditya Media.
Aqib, Zaenal, 2012, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling, Bandung: Yrama
Widya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2004, Kurikulum Sekolah
Menengah Umum (SMU). Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling, Jakarta.
http://whiteacademic.blogspot.com/2015/03/pengertian-dan-jenis-jenis-
penelitian. html diunduh tanggal 4 November 2018.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Modul Diklat Peningkatan
Kompetensi Guru BK/Konselor: Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: P4TK Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan Konseling.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Modul Diklat Peningkatan
Kompetensi Guru BK/Konselor: Implementasi Program Bimbingan dan
Konseling Dalam Kurikulum 2013, Jakarta: P4TK Pendidikan Jasmani
dan Bimbingan Konseling.
Prayitno dan Erman Amti, 2015, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sabarti Bahreisy, 1987, Riadus Shalihin, Bandung : PT. Al-Ma’arif.
Tohirin, 2009, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), Jakarta: Raja Grafindo Persada.

206 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai