Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah Kepemimpinan (D)

Kamis, 7 September 2023


Pukul 9.00 - 10.30
Notulensi Kelompok 1
● Fernandess Martianus Vincent (pemateri)
● Kautsar Febi Miranda (pemateri)
● Faiza Nur Fitria Ramdhani
● Rizka Putri Usfa
● Hanna Maulidaturrahmah
● Gezkya Safira

SESI DISKUSI

1. Priskania Dwi Lovita (kelompok 4)


Bagaimana seorang pemimpin harus bersikap ketika harus menghadapi masalah yang
bersinggungan dengan dengan prinsip pribadinya sendiri/ kepentingan pribadinya?

Dijawab oleh: Kautsar Febi Miranda


Seorang pemimpin seharusnya mengutamakan prinsip dan kepentingan organisasi atau
kelompoknya di atas kepentingan pribadinya. Ketika menghadapi masalah yang bersinggungan
dengan prinsip pribadinya, seorang pemimpin yang baik akan:
-Transparan: Terbuka dan jujur tentang konflik kepentingan yang mungkin timbul.
-Konsultasi: Mencari saran dari rekan-rekan atau penasehat untuk mendapatkan sudut pandang
yang berbeda.
-Etika: Mematuhi kode etik atau pedoman organisasi dalam mengambil keputusan.
-Kesetiaan: Menunjukkan kesetiaan kepada organisasi atau kelompok yang dipimpinnya.
-Kepemimpinan Berkelanjutan: Menyadari bahwa tindakan dan keputusan pemimpin dapat
mempengaruhi kredibilitas dan dukungan dari anggota tim atau kelompoknya.
Dalam banyak kasus, pemimpin yang baik akan menghindari konflik kepentingan dengan
menghindari situasi di mana prinsip pribadi mereka bisa bertentangan dengan kepentingan
organisasi. Jika konflik kepentingan tidak dapat dihindari, mereka akan berusaha menjaga
keseimbangan yang adil dan tetap fokus pada kepentingan yang lebih besar.

2. Lenny Firda Mumtazah (kelompok 3)


Pada Level Konseptualisasi terdapat proses intra individu, bagaimana jika suatu organisasi yang
menggunakan sistem turun temurun untuk kepemimpinannya akan tetapi pemimpin selanjutnya
sebenarnya belum siap untuk menjalankan tugasnya dan karakteristik individunya belum
terpenuhi. seberapa penting peran karakteristik individu dalam sebuah kepemimpinan?
Dijawab oleh: Faiza Nur Fitria Ramadhani
Peran karakteristik individu dalam sebuah kepemimpinan sangat besar dan penting. Proses
konseptualisasi di dalam organisasi seharusnya tidak hanya mempertimbangkan sistem turun
temurun, tetapi juga kemampuan dan karakteristik individu yang akan menjadi pemimpin
selanjutnya. Jika pemimpin selanjutnya belum siap atau karakteristik individunya tidak terpenuhi
untuk menjadi seorang pemimpin yang baik akan mengganggu kualitas kepemimpinan dan
kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, organisasi sebaiknya memastikan bahwa
pemimpin yang dipilih memiliki karakteristik yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
kepemimpinan yang akan dipilih. Selain itu, penting bagi organisasi untuk memastikan bahwa
pemimpin yang dipilih memiliki kualifikasi, kompetensi, dan karakteristik yang diperlukan untuk
memimpin dengan sukses dan membawa organisasi menuju tujuan yang diinginkan.

3. Ripan Tamba Tua Silaban (kelompok 2)


Di dalam kehidupan organisasi, kadang kala masing” individu memiliki rasa demotivasi. lalu apa
tanggapan kelompok pemapar materi jika, seorang pemimpin mengalami demotivasi? apakah
anggota dari pemimpin berperan besar dalam hal ini?

Dijawab oleh: Fernandess Martianus Vincent


1. Empati dan Dukungan: Anggota kelompok yang memiliki empati mungkin akan mencoba
memahami penyebab demotivasi pemimpin dan memberikan dukungan emosional.
2. Peningkatan Kolaborasi: Anggota kelompok yang proaktif dapat mencoba meningkatkan
kolaborasi di antara mereka untuk membantu pemimpin merasa lebih termotivasi.
3. Konflik atau Kesenjangan: Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa anggota kelompok mungkin
mengalami kesenjangan atau konflik dengan pemimpin yang demotivasi.
4. Peran Pemimpin dalam Memotivasi Anggota: Pemimpin yang demotivasi juga dapat
mempengaruhi motivasi anggota kelompok.
Intinya, hubungan antara pemimpin dan anggota kelompok serta dinamika kelompok dapat
berperan dalam mengatasi demotivasi pemimpin. Komunikasi yang terbuka, dukungan tim, dan
upaya kolaboratif dapat membantu mengatasi situasi ini, tetapi situasinya akan sangat bergantung
pada konteks spesifik dan individu yang terlibat.

4. Haryu Kusumo Mardi (kelompok 5)


Tadi dijelaskan bahwa pemimpin memiliki jabatan yang tidak terlalu formal, apakah itu berlaku
untuk setiap karyawan atau tidak? jika ya bagaimana dan jika tidak bagaimana?

Dijawab oleh: Rizka Putri Usfa


Ketika saya menyebutkan bahwa pemimpin memiliki "jabatan yang tidak terlalu formal," itu
merujuk pada situasi di mana seseorang mungkin memegang peran kepemimpinan di luar
hierarki formal organisasi. Ini berarti seseorang dapat menjadi pemimpin dalam konteks tertentu
tanpa memiliki gelar atau posisi formal sebagai pemimpin.
Ini tidak berarti bahwa semua karyawan dalam organisasi memiliki peran yang sama dalam
kepemimpinan. Dalam setiap organisasi, biasanya ada struktur hierarki dan peran yang
terdefinisi dengan jelas, termasuk posisi manajemen dan pemimpin formal. Namun, dalam
kehidupan sehari-hari di tempat kerja, pemimpin informal atau "pemimpin tanpa gelar" juga
dapat muncul.
Pemimpin informal bisa muncul karena mereka memiliki pengaruh yang kuat di antara rekan-
rekan mereka, memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dihormati, atau karena mereka
menjadi panutan dalam sikap atau perilaku mereka. Peran mereka mungkin tidak diakui secara
resmi dalam struktur hierarki, tetapi mereka mempengaruhi orang lain dan membantu mencapai
tujuan organisasi.
Jadi, tidak semua karyawan memiliki peran kepemimpinan formal, tetapi dalam setiap
organisasi, ada potensi untuk pemimpin informal yang dapat berperan penting dalam
memotivasi, menginspirasi, dan membimbing rekan-rekan mereka tanpa harus memiliki gelar
atau posisi formal sebagai pemimpin.

Tambahan Oleh: Bapak Dr. Drs. Heru Susilo, MA.


Pemimpin tidak boleh mengalami demotivasi, jika hal tersebut terjadi maka diperlukan
penggantian pemimpin. Kalau karyawan mengalami demotivasi kemungkinan dapat terjadi, dan
hal tersebut kesalahan pemimpin bagaimana cara mengatur dan memotivasi bawahannya yang
salah.

Anda mungkin juga menyukai