Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Lokasi Produksi Perusahaan

Perusahaan adalah tempat dimana perusahaan menjalankan aktivitasnya.

Pemilihan lokasi perusahaan yang strategis menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi

usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh

terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula sebaliknya, jika lokasi usaha yang

dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus.

CV.Forward adalah distributor Nestle di Kediri yang terletak di Jl. Mataram No.

02 Kota Kediri, Jawa Timur. Saat ini, jumlah keseluruhan tenaga kerja yang ada

pada perusahaan ini adalah sebanyak 75 orang.

Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain:

a. Lahan

Lahan produksi perusahaan yang dimaksud adalah lahan sebagai gudang

penyimpanan produk-produk Nestle, di mana produk-produk tersebut dikirim

dari pabrik pusat produksi produk Nestle. Di samping itu mempunyai lahan

parkir yang luas untuk tempat mobil box untuk pengiriman barang yang akan

disalurkan ke toko-toko.

b. Dekat dengan wilayah pemasaran

Lokasi perusahaan ini memudahkan perusahaan di dalam pendistribusian

produk Nestle, meliputi 2 wilayah yaitu wilayah Kediri dan wilayah Pare.

45
46

Lokasi di jalan Mataram No 02 di Kediri berada di antara kedua wilayah

tersebut sehingga dalam kegiatan distribusinya lebih efektif dan efisien. Biaya

yang dikeluarkan untuk operasional juga relatif rendah.

c. Sumber Daya Manusia

Lokasi ini memberikan kemudahan dalam memperoleh sumber daya manusia,

yaitu tenaga kerja dari warga sekitar lokasi perusahaan.

d. Sarana dan Prasarana

Pada lokasi ini telah tersedia sarana dan prasarana yang memadai. Diantaranya

seperti air, listrik, gedung kantor, dan gudang penyimpanan yang luas.

4.1.2 Daerah Pemasaran

a. Wilayah Kediri

Wilayah pemasaran di area Kediri meliputi toko-toko besar maupun kecil,

antara lain

1) Golden swalayan Kediri

2) Mekar swalayan Kediri

3) Mina swalayan Kediri

b. Wilayah Pare

Di wilayah Pare toko-toko yang bekerja sama dengan Distributor Nestle antara

lain:

1) Dinasti swalayan Pare

2) Top swalayan Pare

3) Berdikari swalayan Pare


47

Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan wilayah pemasaran ini

diharapkan penempatan lokasi perusahaan mampu memberikan total biaya

produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

4.1.3 Tujuan Perusahaan

Setiap perusahaan yang berdiri mempunyai tujuan yaitu untuk

menyediakan barang kebutuhan masyarakat dengan motivasi keuntungan. Dimana

sebelum dilaksanakannya aktifitas atau kegitan-kegiatan yang ada hubunganya

dengan perusahaan, tentunya perusahaan terlebih dahulu menetukan tujuan yang

hendak dicapai sesuai dengan rencana yang diingikan. Atas dasar tersebut maka

perusahaan harus mampu mengatasi atau menghadapi hambatan dan rintangan

yang terjadi, dimana hl ini dapat berpengaruh pada laba atau rugi perusahaan.

Dalam menentukan setiap tujuan, perusahaan harus terlebih dahulu

menentukan sasarannya, sehingga tujuan perusahaan lebih terarah dan terkendali.

Demikian pula dengan perusahaan Nestle yang mempunyai tujuan bersifat jangka

pendek dan jangka panjang.

a. Tujuan jangka pendek

1) Meningkatkan volume penjualan

Upaya meningkatkan volume penjualan oleh perusahaan merupakan hal

yang sangat pokok karena sangat berpengaruh pada pencapaian

keuntungan sebagai aktifitas dan kelangsungan hidup perusahaan yang

terkendali dan terjamin.

2) Menjaga kontinuitas perusahaan

Diharapkan kontinuitas perusahaan tetap terjaga, dan seluruh aktifitas

yang bersifat rutinitas berjalan dengan lancar dalam mencapai tujuan


48

perusahaan. Hal ini sangat penting sebab dapat berpengaruh terhadap

peningkatanvolume penjualan perusahaan. Jadi orientasinya berupaya

memperbaiki, merubah, memperbaharui hal-hal atau kondisi yang kurang

baik bagi perkembangan perusahaan.

3) Mempertahankan Posisi Perusahaan dalam Persaingan

Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha, maka

dibutuhkan keterampilan dan keuletan perusahaan dalam mempertahankan

posisinya diantara para pesaing. Hal ini sangat penting untuk menjaga

kelangsungan perusahaan yang akan datang. Persaingan yang ketat akan

terjadi diantara pesaing dari segi kualitas maupun kuantitas.

b. Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang merupakan Kelanjutan dari tujuan jangka pendek yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan jangka panjang ini dapat dicapai

dalam waktu lebih dari satu tahun. Adapun tujuan jangka panjang yang ingin

dicapai oleh perusahaan antara lain adalah :

1) Mencapai laba yang maksimal

Pada dasarnya tujuan suatu perusahaan didirikan adalah sama yaitu untuk

memperoleh keuntungan dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang

diperlukan oleh masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Dengan

adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan maka kontinuitas

perusahaan akan terus berjalan. Dengan tujuan tersebut diharapkan

perusahaan akan menghasilkan:

a) Dengan laba yang maksimal dapat diharapkan kegiatan-kegiatan

perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


49

b) Dengan laba yang besar berati dapat menambah modal pemilik

perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan

perusahaan salam meningkatkan taraf hidup sehingga dalam

lingkungan yang kecil telah ikut serta dalam meningkatkan

pendapatan.

2) Mempertahankan Citra Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai citra yang disadari atau tidak telah melekat

pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yang dihasilkan

perusahaan begitu kuat citranya dibenak konsumen.

Citra dapat dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya

pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu

sendiri terhadap perusahaan, sehingga aspek fasilitas yang dimiliki

perusahaan, dan layanan yang disampaikan karyawan kepada konsumen

dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra

Dengan demikian citra merupakan salah satu aset terpenting perusahaan

atau organisasi yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara.

Citra yang baik merupakan perangkat kuat bukan hanya untuk menarik

konsumen dalam memilih produk atau perusahaan, melainkan juga dapat

memperbaiki sikap dan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan.

Perusahaan yang telah mendapat kepercayaan dari masyarakat atau

konsumen mempunyai kedudukan yang kuat dalam dunia bisnis, jika

dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis yang kurang mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu perusahaan


50

harus menjaga citranya dihadapan konsumen, mengingat tidak mudah

meraih suatu citra yang baik.

3) Mengadakan Perluasan Usaha

Berhasilnya perusahaan meningkatkan volume penjualan dan meraih citra

yang baik dihadapan konsumen bukan berarti perusahaan harus puas

dengan keadaan tersebut, kan tetapi perusahaan hars selalu berorientasi

dalam upaya pengembangan usahanya dapat terwujud.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu organisasi dengan segala aktivitasnya terdapat hubungan

antara bagian satu dengan bagian lainnya dalam menjalankan aktivitas tersebut.

Semakin banyak kegiatan yang dilakukan, maka semakin kompleks hubungan

yang ada. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan

hubungan antara masing-masing fungsi dan kegiatan. Bagian yang dimaksud

tersebut dinamakan bagan organisasi atau struktur organisasi. Struktur organisasi

merupakan gambaran sistematis tentang tugas dan tanggung jawab masing-

masing bagian, dengan demikian menjalankan perusahaan perlu diorganisir

dengan baik.

Struktur organisasi merupakan acuan dalam menentukan tugas dan

tanggung jawab atas tiap jabatan yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi

pada CV. Forwad Distributor Nestle Kediri adalah garis di mana semua perintah

mengalir langsung dari atas kebawah. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan

dengan bagan struktur organisasi serta uraian tugas dan tanggung jawab masing-

masing bagan di bawah ini:


51

Pimpinan

Bagian Administrasi Bagian Pemasaran Bagian Gudang dan


dan Keuangan Pengiriman

Bagian Pasar Bagian Pasar Bagian Toko Eceran


Moderen Tradisional

Gambar 4.1: Struktur Organisasi CV. Forwad Distributor Nestle Kediri

Sumber: Dokumentasi CV. Forwad Distributor Nestle Kediri, (2023).

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing

personel dalam struktur organisasi CV. Forwad Distributor Nestle Kediri adalah

sebagai berikut:

a. Pimpinan

1) Mengendalikan

2) Bertanggungjawab atas segala kegiatan perusahaan dan menentukan

kebijakan didalam pengelolaan perusahaan.

3) Memimpin, membina, dan memberikan pengarahan terhadap bawahan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

4) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

5) Mengkoordinasi serta memberikan tugas-tugas dan meminta

tanggungjawab pada masing-masing bagian.

b. Bagian Administrasi dan Keuangan

1) Menginput semua data barang baik barang yang masuk maupun yang

keluar dari perusahaan.


52

2) Membuat surat jalan untuk barang-barang yang keluar dari perusahaan.

3) Mencatat dan menghitung pengeluaran kas.

4) Menyimpan uang tunai, bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran.

c. Bagian Pasar Moderen

1) Bertanggungjawab atas pendistribusian produk ke toko-toko atau swalayan

moderen.

2) Mengoordinasi target penjualan setiap salesman

d. Bagian Pasar Tradisional

1) Bertanggungjawab atas pendistribusian produk ke wilayah pasar

tradisional.

2) Memonitoring produk yang masuk ke pasar tradisional.

3) Mengoordinasi target penjualan ke setiap sales tradisional

e. Bagian Toko Pengecer

1) Bertanggungjawab atas pendistribusian produk ke toko-toko kecil atau

pengecer

2) Memonitoring produk yang ada di toko-toko eceran

f. Kepala Bagian Gudang dan Pengiriman

1) Bertanggungjawab atas produk yang disimpan di gudang

2) Mengatur arus pengiriman barang dari gudang

g. Karyawan

1) Melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebaik-baiknya sesuai dengan

bidangnya.

2) Bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan kepada atasan.


53

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu perlu

dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun karakteristik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia responden,

pendidikan, lama kerja, dan penghasilan. Berikut adalah hasil pengelompokan

responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.1: Jenis Kelamin Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Laki-laki 60 80,0 80,0 80,0
Perempuan 15 20,0 20,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa respinden dengan jenis kelamin

laki-laki sebsar 60 0rang dengan persentase 80% dan perempuan 15 orang dengan

persentase 20%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan CV. Forwad Distributor

Nestle Kediri lebih banyak laki-laki.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat

dari tabel berikut ini:


54

Tabel 4.2: Usia Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
18-20 2 2,7 2,7 2,7
21-30 16 21,3 21,3 24,0
31-40 44 58,7 58,7 82,7
41-50 13 17,3 17,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terbanyak

adalah berumur antara 31-40 tahun sebanyak 44 orang atau (59%), diikuti dengan

usia responden berumur antara 21-30 tahun sebanyak 16 orang atau (21%),

sebanyak 13 orang atau (17%) yang berumur antara 41-50 tahun dan 2 orang atau

(4%) antara umur 17-20 tahun.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.3: Tingkat Pendidikan Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
SD 5 6,7 6,7 6,7
SMP 16 21,3 21,3 28,0
SMA 53 70,7 70,7 98,7
S1 1 1,3 1,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebanyak 53 responden atau 71%

berpindidikan SMA, diikuti oleh responden yang berpendidikan SMP 16 atau

21%, 5 orang atau 7% berpendidikan SD dan 1 orang atau 1% yang berpendidikan

S1.
55

4.3 Deskripsi Jawaban Responden

4.3.1 Variabel Pemberian Upah

Adapun bentuk pernyataan-pernyataan pemberian upah dalam angket

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemberian upah yang diberikan perusahaan sesuai standar UMK

Kota/Kabupaten.

2. Besarnya pemberian upah sesuai dengan peraturan perusahaan.

3. Pemberian upah saya setara dengan apa yang orang lain terima untuk

pekerjaan yang sama dalam perusahaan.

4. Perusahaan menggunakan prosedur pemberian upah yang baik.

5. Pemberian upah perusahaan sebagian besar telah memenuhi kebutuhan hidup.

6. Pemberian upah yang saya terima sesuai dengan hasil pekerjaan saya.

7. Pemberian upah yang diberikan perusahaan telah disamakan dengan

perusahaan lain yang sejenis.

8. Tingkat pembayaran upah tepat pada waktunya.

9. Upah yang diberikan perusahaan dapat meningkatkan semangat kerja.

Tabel 4.4: Persepsi Responden terhadap Variabel Pemberian Upah

SS S KS TS STS Total Total


Butir
F % F % F % F % F % F %
X1.1 0 0 26 35 28 37 18 24 3 4 75 100
X1.2 0 0 13 17 27 36 28 37 7 9 75 100
X1.3 0 0 15 20 30 40 25 33 5 7 75 100
X1.4 0 0 12 16 34 45 27 36 2 3 75 100
X1.5 0 0 14 18 32 43 24 32 5 7 75 100
X1.6 0 0 11 15 29 39 31 41 4 5 75 100
X1.7 0 0 18 24 27 36 25 33 5 7 75 100
X1.8 0 0 20 27 31 41 20 27 4 5 75 100
X1.9 0 0 17 23 26 35 22 29 10 13 75 100
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).
56

Berdasarkan variabel di atas dapat diketahui pernyataan variabel

pemberian upah adalah:

1. Untuk item pernyataan ke-1 (X1.1) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

37% (kurang setuju), kemudian frekuensi 35% (setuju), frekuensi 24% (tidak

setuju), frekuensi 4% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

2. Untuk item pernyataan ke-2 (X1.2) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

37% (tidak setuju), kemudian frekuensi 36% (kurang setuju), frekunsi 17%

(setuju), frekuensi 9% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

3. Untuk item pernyataan ke-3 (X1.3) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

40% (kurang setuju), kemudian frekuensi 33% (tidak setuju), frekuensi 20%

(setuju), frekunsi 7% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

4. Untuk item pernyataan ke-4 (X1.4) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

45% (kurang setuju), kemudian frekuensi 36% (tidak setuju), frekunsi 16%

(setuju), frekuensi 3% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

5. Untuk item pernyataan ke-5 (X1.5) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

43% (kurang setuju), kemudian frekuensi 32% (tidak setuju), frekuensi 18%

(setuju), frekuensi 7% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling besar

0% (sangat setuju).
57

6. Untuk item pernyataan ke-6 (X1.6) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

41% (tidak setuju), kemudian frekuensi 39% (kurang setuju), frekuensi 15%

(setuju), frekuensi 5% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

7. Untuk item pernyataan ke-7 (X1.7) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

36% (kurang setuju), kemudian frekuensi 33% (tidak setuju), frekuensi 24%

(setuju), frekuensi 7% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju).

8. Untuk item pernyataan ke-8 (X1.8) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

41% (kurang setuju), kemudian frekuensi 27% (setuju dan tidak setuju),

frekuensi 5% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

0% (sangat setuju).

9. Untuk item pernyataan ke-9 (X1.9) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

35% (kurang setuju), kemudian frekuensi 29% (tidak setuju), frekuensi 23%

(setuju), frekuensi 13% (sangat tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 0% (sangat setuju)

4.3.2 Variabel Insentif

Adapun bentuk pertanyaan-pertanyaan insentif dalam angket tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan memberi insentif jika saya mampu mencapai kinerja yang

diharapkan.

2. Pemberian insentif sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.


58

3. Sistem insentif yang ditetapkan perusahaan dapat meningkatkan semangat,

prestasi dan kegairahan kerja karyawan.

4. Insentif yang diberikan perusahaan sudah sesuai dengan yang diharapkan

5. Insentif yang diberikan perusahaan dirasakan sesuai dengan prestasi kerja

saya.

6. Insentif yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kinerja saya.

Untuk lebih jelasnya mengenai variabel persepsi kepemimpinan, dapat

dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.5: Persepsi Responden terhadap Variabel Insentif

SS S KS TS STS Total Total


Butir F % F % F % F % F % F %
X2.1 16 21 33 44 17 23 8 11 1 1 75 100
X2.2 16 21 29 39 19 25 9 12 2 3 75 100
X2.3 10 13 32 43 28 37 5 7 0 0 75 100
X2.4 9 12 21 28 38 51 7 9 0 0 75 100
X2.5 14 17 25 33 29 37 8 11 1 1 75 100
X2.6 10 13 23 31 33 44 8 11 1 1 75 100
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan variabel di atas dapat diketahui pernyataan variabel insentif

adalah:

1. Untuk item pernyataan ke-1 (X2.1) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar

44% (setuju), kemudian frekuensi 23% (kurang setuju), frekuensi 21% (sangat

setuju), frekuensi 11% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

1% (sangat tidak setuju).

2. Untuk item pernyataan ke-2 (X2.2) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar

39% (setuju), kemudian frekuensi 25% (kurang setuju), frekuensi 21%


59

(setuju), frekuensi 12% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 3% (sangat tidak setuju).

3. Untuk item pernyataan ke-3 (X2.3) menunjukan frekuensi tertinggi adalah

sebesar 43% (setuju), kemudian frekuensi 37% (kurang setuju), frekuensi 13%

(setuju), frekuensi 7% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

0% (sangat tidak setuju).

4. Untuk item pernyataan ke-4 (X2.4) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar

51% (kurang setuju), kemudian frekuensi 28% (setuju), frekuensi 12% (sangat

setuju), frekuensi 9% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

0% (sangat tidak setuju).

5. Untuk item pernyataan ke-5 (X2.5) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar

37% (kurang setuju), kemudian frekuensi 33% (setuju), frekuensi 17% (sangat

setuju), frekuensi 11% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

1% (sangat tidak setuju).

6. Untuk item pernyataan ke-6 (X2.6) menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar

44% (kurang setuju), kemudian frekuensi 31% (setuju), frekuensi 13% (sangat

setuju), frekuensi 11% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah 1%

(sangat tidak setuju).

4.3.3 Variabel Produktivitas Kerja

Adapun bentuk pernytaan-pernyataan produktivitas kerja dalam angket

adalah sebagai berikut:

1. Saya mengerjakan pekerjaan saya secara tepat waktu


60

2. Saya selalu bersemangat dan berinisiatif dalam menjalankan pekerjaan

saya

3. Saya mampu bekerja sama dengan orang lain/karyawan lain dalam berbagai

tugas

4. Dalam menyelesaikan pekerjaan saya sangatlah memperhatikan kualitas dan

mutu dari pekerjaan yang dihasilkan

5. Sebelum melaksanakan pekerjaan saya selalu terlebih daluhu memeriksa

kelengkapan kerja untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan

Untuk lebih jelasnya mengenai variabel produktivitas kerja, maka dapat

dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.6: Persepsi Responden terhadap Variabel Produktivitas Kerja

SS S KS TS STS Total Total


Butir F % F % F % F % F % F %
Y1 8 11 46 61 16 21 5 7 0 0 75 100
Y2 13 17 31 41 23 31 7 9 1 1 75 100
Y3 15 20 31 41 23 31 6 8 0 0 75 100
Y4 13 17 35 47 20 27 4 5 3 4 75 100
Y5 12 16 38 51 19 25 5 7 1 1 75 100
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan variabel di atas dapat diketahui pernyataan variabel

produktivitas kerja yaitu:

1. Untuk item pernyataan ke-1 (Y1) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar 61%

(setuju), kemudian frekuensi 21% (kurang setuju), frekuensi 11% (sangat

setuju), frekuensi 7% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

0% (sangat tidak setuju).


61

2. Untuk item pernyataan ke-2 (Y2) menunjukan frekuensi tertinggi sebesar 41%

(setuju), kemudian frekuensi 31% (kurang setuju), frekuensi 11% (sangat

setuju), frekuensi 9% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah sebesar

1% (sangat tidak setuju).

3. Untuk item pernyataan ke-3 (Y3) menunjukan frekuensi yang paling tinggi

sebesar 41% (setuju), kemudian frekuensi 31% (kurang setuju), frekuensi 20%

(sangat setuju), frekuensi 8% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebear 0% ( sangat tidak setuju).

4. Untuk item pernyataan ke-4 (Y4) menunjukan frekuensi yang paling tinggi

sebesar 47% (setuju), kemudian frekuensi 27% (kurang setuju), frekuensi 17%

(sangat setuju), frekuensi 5% (tidak setuju) dan frekuensi yang paling rendah

sebesar 4% (sangat tidak setuju).

5. Untuk item pernyataan ke-5 (Y5) menunjukan frekuensi yang paling

tinggi sebesar 51% (setuju), kemudian frekuensi 25 % kurang setuju),

frekuensi 16% (sangat setuju), frekuensi 7% (tidak setuju) dan frekuensi yang

paling rendah sebesar 1% (sangat tidak setuju).

4.4 Analisa Data

4.4.1 Uji Instrumen

4.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan atau keabsahan

dari setiap pertanyaan dari indikator digunakan uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika nilai, Pearson Correlation (r hitung) > r tabel maka, item
62

pertanyaan dinyatakan valid namun jika nilai Pearson Correlation < r tabel item,

maka pertanyaan dinyatakan tidak valid dan dengan nilai signifikansi <0,05.

Tabel 4.7: Hasil Uji Validitas Pemberian Upah

Variabel Pernyataan r-hitung r-tabel Signifikan Ket.


Pemberian X1.1 0.549 0.227 0.000 Valid
Upah X1.2 0.653 0.227 0.000 Valid
X1.3 0.637 0.227 0.000 Valid
X1.4 0.570 0.227 0.000 Valid
X1.5 0.704 0.227 0.000 Valid
X1.6 0.703 0.227 0.000 Valid
X1.7 0.607 0.227 0.000 Valid
X1.8 0.620 0.227 0.000 Valid
X1.9 0.467 0.227 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa hasil perhitungan r

hitung semua lebih besar dari r tabel yaitu df = (n-2) yaitu: 75-2= 73, dan α = 5%

sebesar 0,227 dan nilai signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh pernyataan

pada variabel pemberian upah telah valid.

Tabel 4.8: Hasil Uji Validitas Insentif

Variabel Pernyataan r-hitung r-tabel Signifikan Keterangan


Insentif X2.1 0.531 0.227 0.000 Valid
X2.2 0.660 0.227 0.000 Valid
X2.3 0.662 0.227 0.000 Valid
X2.4 0.673 0.227 0.000 Valid
X2.5 0.708 0.227 0.000 Valid
X2.6 0.535 0.227 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa hasil perhitungan r

hitung semua lebih besar dari r tabel yaitu df = (n-2) yaitu: 75-2= 73, dan α = 5%
63

sebesar 0,227 dan nilai signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh pernyataan

pada variabel insentif telah valid.

Tabel 4.9: Uji Validitas Produktivitas Kerja

Variabel Pernyataan r-hitung r-tabel Signifikan Keterangan


Produktivita s 1 0.462 0.227 0.000 Valid
Kerja 2 0.666 0.227 0.000 Valid
3 0.690 0.227 0.000 Valid
4 0.669 0.227 0.000 Valid
5 0.702 0.227 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa hasil perhitungan r

hitung semua lebih besar dari r tabel yaitu df = (n-2) yaitu: 75-2= 73, dan α = 5%

sebesar 0,227 dan nilai signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh pernyataan

pada variabel produktivitas kerja telah valid.

4.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kendala atau konsistensi

instrumen yang digunakan. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan

mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan dalam setiap variabel. Di mana

pertanyaan-pertanyaan untuk masing-masing variabel sama seperti pertanyaan-

pertanyaan dan variabel-variabel pada pengukuran validitas. Koefisiennsi alpha

menunjukkan nilai reliabilitas masing-masing variabel penelitian ini. Nilai alpha

yang lebih besar dari α = 0,6, berarti bahwa semua variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah reliable. Suatu instrumen penelitian dinilai memiliki

konsistensi internal yang baik atau reliable jika (Coonbach alpha α > 0,6).
64

Tabel 4.10: Hasil Uji Reliabilitas

Cronbanch’s Alpha
No. Pemberian upah Produktivitas Keterangan
Insentif
Upah kerja
1. 0,787 0.685 0.643 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas konsistensi

internal untuk koefisien alpha dari masing-masing variabel dalam setiap variabel

dinyatakan reliabel diperoleh nilai koefisien alpha untuk variabel pemberian upah

(X1) sebesar 0,787, insentif (X2) sebesar 0,685, dan produktivitas kerja (Y)

sebesar 0,643. Dapat dinyatakan bahwa masing-masing variabel telah reliabel.

Dengan demikian, item-item dalam penelitian ini dapat diaplikasikan untuk

penelitian selanjutnya. Ini mengindikasikan bahwa seluruh item telah memenuhi

standar kelayakan untuk selanjutnya diaplikasikan kepada seluruh responden.

4.4.2 Uji Asumsi Klasik

4.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan SPSS Release

20.0 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik, yaitu analisa grafik histigram

dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan antara dua observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan dari

grafik-grafik tersebut.
65

Tabel 4.11: Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 75
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std.
2,07922507
Deviation
Absolute ,067
Most Extreme
Positive ,067
Differences
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,578
Asymp. Sig. (2-tailed) ,892
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

a. Grafik Histogram

Setelah melakukan pengolahan data menggunakan SPSS Release 20.0

ForWindows maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 4.2: Grafik Histogram


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).
66

Berdasarkan tampilan gambar di atas, dapat dilihat bahwa grafik histogram

berbentuk lonceng, grafik tersebut tidak miring kesamping kiri maupun kanan

yang artinya adalah data berdistribusi normal.

b. Grafik P-Plot

Setelah melakukan pengolahan data menggunakan SPSS Release 20.0 For

Windows maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 4.3: Grafik P-Plot


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

4.4.2.2 Uji Heeterokestisitas

Ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Lawan heterokedastisitas

adalah homoskedastisitas yang merupakan kesamaan varians dalam fungsi regresi.

Data yang baik adalah data yang tidak ada masalah heterokedastisitas (harus

homoskedastisitas).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat

Scatter Plot. Jika titik-titiknya menyebar di daerah + dan – serta tidak membentuk
67

pola, maka data tersebut tidak ada masalah heterokedastisitas. Jika titik-titiknya

menyebar di daerah + dan – serta membentuk pola maka dapat dikatakan data

tersebut ada masalah heterokedastisitas.

Setelah melakukan pengolahan data menggunakan SPSS Release 20.0

ForWindows maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 4.4: Grafik Scatterplot


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan

demikian maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas, hingga model regresi

yang baik dan ideal dapat dipenuhi.

4.4.2.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas


68

Tabel 4.12: Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized Standar dized T Sig. Collinearity


Coefficients Coeffici ents Statistics
B Std. Beta Toleran VIF
Error ce
(Constant) 2,517 2,205 1,142 ,257
Upah ,134 ,055 ,226 2,425 ,018 ,892 1,121
Insentif ,332 ,078 ,413 4,264 ,000 ,827 1,209

a. Dependent Varible: Produktivitas Kerja


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini bahwa besarnya koefisien regresi untuk mengetahui

apakah variabel pemberian upah, Insentif dan Jaminan Sosial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di CV. Forwad

Distributor Nestle Kediri. Persamaan regresi yang diperoleh nantinya dilakukan

pengujian pada koefisien regresi masing-masing variabel penelitian secara stastik

yaitu melalui uji F dan uji T yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

aplikasi sofware SPSS Statistics versi 20. Bentuk persamaannya adalah:

Y = α + β₁X₁+β₂X₂ + β₃X₃ + €

Maka berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS dapat

disajikan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:


69

Tabel 4.13: Analisis Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,517 2,205 1,142 ,257
Pemberian Upah ,134 ,055 ,226 2,425 ,018
Insentif ,332 ,078 ,413 4,264 ,000

a. Dependent Variabel: Produktivitas_Kerja


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Y = 2,517 + 0, 134 + 0,332

Berdasarkan hasil persamaan yang diperoleh dapat dijelaskan makna dan

arti dari koefisien regresi untuk masing-masing variabel pemberian upah dan

Insentif yaitu sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 2,517 hal ini berarti bahwa nilai variabel produktivitas

(Y) akan sebesar 2,517 dengan asumsi variabel bebas yaitu pemberian upah

(X₁), Insentif (X₂) tetap atau konstan.

2. Koefisien regresi variabel pemberian upah (X₁) bertanda positif (+) berarti

antara variabel pemberian upah (X₁) dengan variabel produktivitas (Y)

memiliki hubungan searah di mana jika variabel pemberian upah (X₁) sebesar

0,134 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel pemberian upah (X₁),

sebesar satu satuan akan memberikan perubahan nilai variabel produktivitas

(Y) sebesar 0,134, dengan asumsi bahwa variabel-variabel lainnya adalah

tetap atau konstan.

3. Koefisien regresi variabel Insentif (X₂) bertanda positif (+) yang berarti antara

variabel Insentif (X₂) dengan variabel Produktivitas (Y) memiliki hubungan


70

yang searah di mana jika variabel Insentif (X₂) meningkat maka variabel

Produktivitas (Y) juga meningkat atau sebaliknya dan diketahui nilai koefisien

regresi dari variabel Insentif (X₂) sebesar 0,332 berarti bahwa setiap

perubahan nilai variabel Insentif (X₂) sebesar satu satuan akan memberikan

perubahan variabel Produktivitas sebesar 0,332 dengan asumsi bahwa

variabel-variabel lainnya adalah tetap atau konstan.

4.4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien korelasi mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi simultan yang

merupakan hasil pengkuadratan koefisien korelasi menunjukkan presentase

pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat ditunjukkan

oleh tabel berikut ini:

Tabel 4.16: Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summary
b
R Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R
Square R Square the Estimate Watson
1 ,670a ,449 ,426 2,12270 1,562
a. Predictors: (Constant), Upah, Insentif
b. Dependent Variable: Produktivitas_Kerja
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah

0,670 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan yang kuat searah antara

variabel bebas pemberian upah (X1) dan Insentif (X2) dengan variabel

Produktivitas (Y) di CV. Forwad Distributor Nestle Kediri. Artinya jika variabel

pemberian upah (X1) dan Insentif (X2) ditingkatkan, maka Produktivitas (Y) di
71

CV. Forwad Distributor Nestle Kediri juga akan meningkat demikian pula

sebaliknya.

Persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang

ditunjukkan oleh koefisien determinasi simultan (R square) adalah sebesar 0,449.

Hal ini berarti bahwa naik turunnya variabel terikat yaitu Produktivitas (Y) di CV.

Forwad Distributor Nestle Kediri dipengaruhi oleh variabel bebas pemberian upah

(X1) dan Insentif (X2) sebesar 44,9% sedangkan sisanya sebesar 55,1%

dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji ttest (Uji Parsial)

Pada uji hipotesi II ini menggunakan Uji t, digunakan untuk mengukur

secara parsial tingkat pengaruh pemberian upah (X₁), dan Insentif (X₂) yang

berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas (Y).

Uji parsial ini menggunakan Uji t, yaitu: Ho diterima jika thitung<ttabel

pada α = 5% Ha diterima jika thitung>ttabel α = 5%

Tabel 4.14: Uji t

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,517 2,205 1,142 ,257
Pemberian Upah ,134 ,055 ,226 2,425 ,018
Insentif ,332 ,078 ,413 4,264 ,000

a. Dependent Variable: Produktivitas_Kerja


Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).
72

Rumus untuk mencari nilai ttabel

ttabel = α / 2; n- k- 1

Keterangan:

α = 0,05%

n = Jumlah responden

k = Jumlah variabel.

Jadi, t tabel 0,05/2 ; 75-4-1

0,025;75-4-1

0,025;70

Kemudian dicari pada distribusi nilai ttabel maka ditentukan nilai ttabel

sebesar 1,994. Hasil pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t diperoleh

thitung berdasarkan nilai koefisien yang dapat dilihat pada gambar di atas

menunjukkan bahwa:

a. Uji pengaruh variabel pemberian upah (X₁) terhadap Produktivitas (Y) di CV.

Forwad Distributor Nestle Kediri. Dari hasil perhitungan ternyata Hipotesis

diterima karena nilai thitung > ttabel di mana 2,425 > 1,994 dan nilai

signifikansi yang diperoleh adalah 0,018 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Dengan demikian berarti bahwa secara parsial variabel pemberian upah (X₁)

berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Karyawan (Y) di CV. Forwad

Distributor Nestle Kediri.

b. Uji pengaruh variabel Insentif (X₂) terhadap Produktivitas (Y) di CV. Forwad

Distributor Nestle Kediri. Dari hasil perhitungan ternyata Hipotesis diterima

karena nilai thitung > ttabel di mana 4,264 > 1,994 dan nilai signifikansi yang
73

diperoleh adalah 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Dengan demikian berarti

bahwa secara parsial variabel Insentif (X₃) berpengaruh signifikan terhadap

Produktivitas Karyawan (Y) di CV. Forwad Distributor Nestle Kediri

4.5.2 Uji Ftest (Uji Silmultan)

Pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari uji

F, adapun syarat dari uji F adalah:

a. Ho diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Berdasarkan hasil pengujian statistik (Uji Anova /Uji F) dilihat pada

tabel di bawah sebagai berikut:

Tabel 4.15: Uji Ftest (Uji Simultan)


ANOVAa

Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
Regression 260,832 3 86,944 19,296 ,000b
S
Residual 319,915 71 4,506
1
Total 580,747 74
a. Dependent Variable: Produktivitas_Kerja
b. Predictors: (Constant): Upah, Insentif
Sumber: Data primer yang diolah peneliti (2023).

Pada tabel di atas diperoleh bahwa nila F = 19,296 dengan tingkat

probability (0,000 < 0,05). Setelah mengetahui besarnya Fhitung maka akan

dibandingkan dengan Ftabel. Untuk mencari nilai Ftabel maka memerlukan rumus:

K; n

Keterangan:

k = Jumlah Variabel
74

n = Jumlah Responden

Jadi, Ftabel = 3 ;75-4

= 3; 71

Kemudian dicari pada distribusi nilai Ftabel dan ditemukan nilai Ftabel

sebesar 2,73. Karena nilai Fhitung 19,296 lebih besar dari Ftabel 2,73 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas X₁, X₂ dan X₃ secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat Y.

4.6 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian upah dan

insentif terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Forwad Distributor

Nestle Kediri. Maka penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan angket kepada

responden dan mengumpulkannya kembali. Peneliti melakukan pengujian analisis

data dengan menggunakan program SPSS versi 20 for windows.

Berdasarkan hasil uji hipotesis maka disimpulkan bahwa pemberian upah

dan insentif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

karyawan secara statistik. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang

menyatakan pemberian upah dan insentif berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan atau H1 diterima.

Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan bahwa pemberian upah

dan insentif secara simultan atau bersama-sama mampu menjelaskan produktivitas

kerja karyawan sebesar 44,9 %, sisanya sebesar 55,1% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain diluar model penelitian. Uji Reriabilitas yang dilakukan memperoleh

nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,787 pemberian upah, 0,685 Insentif 0,643
75

Produktivitas Kerja. Dari teori tersebut dapat dinyatakan bahwa seluruh

pernyataan dalam penelitian ini adalah reliabel. Dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti tentang pemberian upah dan insentif secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja

karyawan CV. Forwad Distributor Nestle Kediri. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji

F hitung yang menunjukkan bahwa F hitung pada kolom (F) adalah sebesar

19,296, lebih besar dari Ftabel sebesar 2,73. Nilai signifikan Fhitung pada kolom

(sig) adalah 0,000 nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,10. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari pemberian upah dan

insentif secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan hasil Uji t dapat diketahui bahwa dari

variabel pemberian upah, insentif dan jaminan sosial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

4.6.1 Pengaruh Pemberian Upah (X1) terhadap Produktivitas Kerja (Y)

Berdasarkan hasil uji hipotesis maka disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara pemberian upah terhadap produktivitas kerja

karyawan secara statistik. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang

menyatakan bahwa pemberian upah berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan.

Secara teoritis pemberian upah merupakan imbalan financial langsung

yang diberikan kepada pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang

dihasilkan atau banyaknya pelayanan diberikan. Ketika pemberian upah yang

diberikan adil dan dengan jumlah yang layak diterima oleh para pekerja atas jasa-
76

jasanya akan berpengaruh kuat terhadap produktivitas kerja seseorang dalam

mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik

pemberian upah yang diberikan kepada para karyawan maka akan mendorong

produktivitas kerja seseorang akan menjadi lebih baik.

Koefisien regresi variabel pemberian upah (X₁) bertanda positif (+) berarti

antara variabel pemberian upah (X₁) dengan variabel produktivitas (Y) memiliki

hubungan searah di mana jika variabel pemberian upah (X₁) sebesar 0,134 berarti

bahwa setiap perubahan nilai variabel pemberian upah (X₁), sebesar satu satuan

akan memberikan perubahan nilai variabel produktivitas (Y) sebesar 0,134,

dengan asumsi bahwa variabel-variabel lainnya adalah tetap atau konstan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian upah

terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Forwad Distributor Nestle

Kediri. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk variabel bukti fisik

dengan nilai t hitung sebesar 2.245 dengan nilai signifikansi sebesar 0,018 lebih

kecil dari 0,05 (0,018< 0,05), dan nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar

0,226. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan antara variabel pemberian upah terhadap produktivitas kerja karyawan

dengan kata lain Ha diterima. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa

semakin baik upah kerja yang diberikan, maka akan semakin tinggi produktivitas

kerja karyawan.
77

4.6.2 Pengaruh Insentif (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y)

Insentif merupakan bentuk pembayaran langsung yang didasarkan atau

dikaitkan langsung dengan kinerja dan gaing sharing yang dengan kinerja

dimaksudkan sebagai pemberian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan

produktivitas atau penghematan biaya. Dengan adanya pemberian insentif guna

untuk mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak perusahaan yang

menganut sistem insentif sebagai sistem imbalan yang berlaku bagi para

karyawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingginya insentif yang diberikan

merupakan strategi yang dibuat oleh perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, otomatis insentif akan berpengaruh besar terhadap

pekerjaannya dengan peberian insentif yang layak dan sesuai.

Hasil penelitian ini menjukkan bahwa ada pengaruh insentif terhadap

produktivitas kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk

variabel bukti fisik dengan nilai t hitung sebesar 4.264 dengan nilai signifikan

0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai koefisien regresi mempunyai

nilai positif sebesar 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa variabel insentif secara

parsial memiliki pengaruh yang signifikan antara variabel insentif terhadap

produktivitas kerja karyawan dengan kata lain Ha diterima. Dengan demikian

dapat diinterprestasikan bahwa semakin baik insentif kerja yang diberikan maka

akan semakin tinggi produktivitas kerja karyawan. Koefisien regresi variabel

Insentif (X₂) bertanda positif (+) yang berarti antara variabel Insentif (X₂) dengan

variabel Produktivitas (Y) memiliki hubungan yang searah di mana jika variabel

Insentif (X₂) meningkat maka variabel Produktivitas (Y) juga meningkat atau
78

sebaliknya dan diketahui nilai koefisien regresi dari variabel Insentif (X₂) sebesar

0,332 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel Insentif (X₂) sebesar satu

satuan akan memberikan perubahan variabel Produktivitas sebesar 0,332 dengan

asumsi bahwa variabel-variabel lainnya adalah tetap atau konstan.

4.6.3 Pengaruh Pemberian Upah dan Insentif terhadap Produktivitas Kerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara simultan

antara variabel pemberian upah, insentif dan jaminan sosial terhadap produktivitas

kerja karyawan pada CV. Forwad Distributor Nestle Kediri. Hal ini dibuktikan

dengan statistik Fhitung sebesar 19.296 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh

karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka penelitian ini

berhasil membuktikan hipotesis dengan uji F yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara pemberian upah, insentif dan jaminan sosial

terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Forwad Distributor Nestle Kediri

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,670 atau mendekati 1.

Artinya terdapat hubungan yang kuat searah antara variabel bebas pemberian

upah (X1), Insentif (Xdengan variabel Produktivitas (Y) di CV. Forwad

Distributor Nestle Kediri. Artinya jika variabel pemberian upah (X 1) dan Insentif

(X2) ditingkatkan, maka Produktivitas (Y) di CV. Forwad Distributor Nestle

Kediri juga akan meningkat demikian pula sebaliknya.

Persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang

ditunjukkan oleh koefisien determinasi simultan (R square) adalah sebesar 0,449.

Hal ini berarti bahwa naik turunnya variabel terikat yaitu Produktivitas (Y) di CV.

Forwad Distributor Nestle Kediri dipengaruhi oleh variabel bebas pemberian upah
79

(X₁) dan Insentif (Xsebesar 44,9% sedangkan sisanya sebesar 55,1% dipengaruhi

variabel lain diluar penelitian ini.

Variabel X2 yaitu Insentif memiliki nilai koefisien β (Beta) terbesar yaitu

0,413 dibandingkan dengan variabel bebas yang lainnya, maka X2 yaitu variabel

Insentif merupakan variabel bebas yang dominan mempengerahui variabel terikat

yaitu Produktivitas (Y) pada CV. Forwad Distributor Nestle Kediri.

Anda mungkin juga menyukai