Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN PIUTANG DAN KAS

C. ANGGARAN KAS
Anggaran kas ini sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Dengan menyusun anggaran kas dapat diprediksi kapan perusahaan mengalami deficit dan
kapan perusahaan mengalami surplus kas. Anggaran kas biasanya disusun untuk periode
bulanan, dan pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua bagian yaitu :
1. Estimasi penerimaan – penerimaan kas
Yaitu proyeksi penerimaan pada periode tertentu baik yang berasal dari penerimaan dari
penjualan tunai, penerimaan piutang, penerimaan bunga, hasill penjualan aktiva tetap,
maupun penerimaan – penerimaan lainnya.
2. Estimasi pengeluaran kas
Yaitu berupa proyeksi pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan perusahaan, seperti
pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji, pengeluaran tunai untuk biaya
pemasaran, biaya administrasi, pembayaran bonus, pembayaran hutang, pembayaran pajak
dan pembayaran – pembayaran lainnya yang besrifat tunai.
Setelah mengadakan estimasi pada masing – masing periode, langkah selanjutnya
membandingkan hasil estimasi penerimaan dengan estimasi pengeluaran kas. Apabila hasil
pembandingan tersebut penermaan kas lebih besar disbanding pengeluaran kas. Artinya
periode tersebut mengalami surplus. Sedangkan bila penerimaan kasnya lebih kecil dibanding
dengan pengeluaran kas maka periode tersebut mengalami deficit.
Pembahasan soal.
1. Perusahaan "Widi" menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selama semester
pertama tahun ini sebagai berikut :
Estimasi penerimaan
a. Hasil penjualan tunai yang diterima setiap bulan
Januari Rp 400.000 April Rp 960.000
Februari Rp 500.000 Mei Rp 800.000
Maret Rp 730.000 Juni Rp 900.000
b. Piutang yang terkumpul setiap bulannya
Januari Rp 400.000 April Rp 760.000
Februari Rp 500.000 Mei Rp 660.000
Maret Rp 650.000 Juni Rp 670.000
c. Penerimaan lainnya
Januari Rp 200.000 April Rp 180.000
Februari Rp 200.000 Mei Rp 140.000
Maret Rp 220.000 Juni Rp 124.000
Estimasi pengeluaran
a. Pembelian bahan mentah secara tunai tiap bulan
Januari Rp 600.000 April Rp 550.000
Februari Rp 600.000 Mei Rp 600.000
Maret Rp 500.000 Juni Rp 600.000
b. Pembayaran upah buruh tiap bulan
Januari Rp 250.000 April Rp 250.000
Februari Rp 250.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 300.000
c. Pengeluaran untuk biaya penjualan
Januari Rp 200.000 April Rp 200.000
Februari Rp 300.000 Mei Rp 250.000
Maret Rp 200.000 Juni Rp 230.000
d. Pengeluaran untuk biaya administrasi/umum
Januari Rp 350.000 April Rp 400.000
Februari Rp 350.000 Mei Rp 400.000
Maret Rp 400.000 Juni Rp 420.000
e. Pembayaran pajak perseroan dalam bulan Maret Rp 100.000
Diminta : Susunlah Budget Kas tahap pertama
Jawab :
Tabel : Penerimaan Kas Sementara

Untuk keperluan penyusunan skedul tersebut diperlukan tambahan data sebagai


berikut :
a. Estimasi saldo kas pada akhir bulan Desember tahun sebelumnya adalah sebesar Rp
100.000.
b. Persediaan minimal kas sebesar Rp 50.000
c. Pinjaman dari Bank X diterima pada permulaan bulan dan pembayaran bunga dilakukan
pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan pada permulaan bulan, bunga
bank ditetapkan sebesar 2 % perbulan.
Dengan tambahan data ini kita dapat mengetahui besar pinjaman dari bank untuk Januari
dan Pebruari yaitu :
 Defisit bulan Januari Rp 400.000
 Persediaan minimal kas Rp 50.000
 Pennulaan Januari kas tersedia Rp 100.000
 Bunga kredit 2 % dibayar akhir bulan.
Besarnya pinjaman atau kredit yang diperlukan untuk menutupi defisit yang dialami
adalah:
Defisit + Kas Minimal - Kas Awal Bulan + bunga kredit
400.000 + 50.000 - 100.000 + 0,02 X = X
350.000 + 0,02 X = X
X – 0,02 X = 350.000
0,98 X = 350.000
X = 350.000 / 0,98
X = 357.143
Adapun perhitungannya :
Saldo kas pada permulan bulan Januari Rp 100.000
Pinjaman dari Bank Rp 357.143
Kas yang tersedia Rp 457.143
Defisit bulan Januari Rp 400.000
Bunga dibayar akhir bulan Januari
(2 % x Rp 357.143) Rp 7.143
Rp 407.143
Saldo kas akhir Januari Rp 50.000
Defisit Februari
Defisit + Kas Minimal - Kas Awal Bulan + bunga kredit
300.000 + 50.000 - 50.000 + 0,02 X = X
300.000 + 0,02 X = X
X – 0,02 X = 300.000
0,98 X = 300.000
X = 300.000 / 0,98
X = 306.123
Dalam contoh ini misalnya ditetapkan besar jumlah kredit yang diminta dari bank X untuk
bulan Januari adalah Rp 357.143 digenapkan menjadi Rp 360.000, dan bulan Februari Rp
306.123 digenapka menjadi Rp 330.000. Pembayaran kembali kredit tersebut sebagian
akan dilakukan pada permulaan April Rp 200.000 dan sisanya Rp 490.000 permulaan
bulan Mei.
Susunlah skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga.
Jawab :
Tabel : Penerimaan, pembayaran pinjaman dan bunga
D. MODEL MANAJEMEN KAS
Dalam rangka pengelolaan kas, terdapat 2 model manajemen kas yang dikembangkan oleh
William J. Baumol, Merton H. Miller, dan Daniel Orr. Model – model ini selalu mengaitkan
antara kas dan surat berharga, yakni dengan mengadakan trade-off antara tingkat bunga yang
hilang karena mneyimpan uang dengan biaya transaksi.
1. Model Baumol
William Boumal (1952) merupakan seorang ekonom pertama yang menjelaskan mengenai
model formal dari manajemen kas yakni dengan memasukkan opportunity cost dan trading
cost. Model ini biasa digunakan untuk menentukan suatu target saldo kas. Menurut Boumal,
kebutuhan kas dalam perusahaan hampir mirip dengan pemakaian persediaan. Maka dari itu,
Boumal berkata jika manajemen kas dan manajemen perusahaan memiliki suatu kesamaan
jika ditinjau dari aspek keuangan. Jika sebuah perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi,
maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana yang
dimilikinya tersebut jika terdapat kesempatan investasi lain yang akan lebih menguntungkan
begitupun juga sebaliknya.
Model Economic Order Quantity (EOQ) dipergunakan untuk menghitung pesanan barang
yang paling ekonomis. Konsep ini juga berlaku untuk memperhitungkan persediaan kas
yang paling ekonomis atau disebut dengan saldo kas yang ditargetkan. Model Baumol
mengasumsikan bahwa pemakaian kas selalu konstan setiap waktu, sehingga bila
digambarkan akan terlihat sebagai berikut:
Karena baumol mengangap manajemen kas seperti manajemen persediaan, maka untuk
mencari berapa jumlah kas yang optimal pada setiap mengubah sekuritas menjadi kas
adalah:

C=
√2 OD
i
Dimana :
O : Biaya Transaksi
D : Kebutuhan kas setahun
I : Bunga sekuritas

Contoh soal :
Perusahaan ANCIKA setiap tahun membutuhkan kas sebesar Rp 2.400.000.000,- dengan
pemakaian setiap periodenya secara konstan. Biaya transaksi untuk mengubah kas menjadi
sekuritas setiap transaksi sebesar Rp 125.000,0 tingkat bunga yang diperoleh karena
memiliki sekuritas adalah 15% per tahun. Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat
dihitung jumlah sekuritas yang harus dijadikan kas setiap kali adalah sebesar :

C:
√2 X 2.400 .000 .000 x 125.000
0 ,15
: Rp 63.245.553,20,-
Ini berarti perusahaan harus manjual sekuritasnya senilai Rp 63.245.553,20,- pada setiap kali
jumlah kas yang dimiliki mendekati nol. Sedangkan biaya yang dikeluarkan atas
pengelolaan kas tersebut adalah :
1. Biaya kehilangan kesempatan = C/2 x i : Rp 63.245.553,20 x 15%
: Rp 4.743.416,50
2. Biaya transaksi = D/C x O : (2.400.000.000/63.245.553,20) x Rp 125.000
: Rp 4.743.416,50
Total biaya pengelolaan kas tersebut adalah 2 x Rp Rp 4.743.416,50 = Rp 9.468.833. jika
diperhatikan antara biaya transaksi dengan opportunity costnya sama.

Anda mungkin juga menyukai