SOSIOLOGI GENDER
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. A. Suarda, M.Si
Oleh:
Kelompok 3
1. Muh. Wajdy Ahmar NIM 60700122036
2. Muthahharah NIM 60700122032
3. Muhammad Nurfaidil NIM 60700122029
4. Rahmat Syafii NIM 60700122037
5. Andi Uyaina Alfirqa NIM 60700122039
6. Dhela Dwi Nasri NIM 60700122042
7. Hatijah NIM 60700122050
8. Herwanti NIM 60700122051
KELAS B
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelas, seksualitas dan dimensi identitas yang lain? Bagaimana realitas gender
dalam keluarga, pendidikan, politik dan ekonomi? Oleh karena itu, berikut ini kita
perempuan yang kurang lebih telah diperbincangkan sejak dua puluh tahun
dalam konteks sosial telah berkembang sejak kurang lebih seabad lamanya.
2
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosiologi
berbagai macam fenomena, seperti struktur dan fungsi masyarakat sebagai sebuah
formalnya bisa dikatakan bahwa sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu sosial yang
kelompok terhadap perilaku individu dan sebaliknya serta interaksi antara satu
sistematis tentang masyarakat manusia’ (Macionist dalam Marvasti, tt: 3). Hanya
saja definisi ini cukup problematik paling tidak karena dua alasan. Pertama,
batasan disiplin ilmu sosiologi ini menjadi kabur. Masyarakat, sebagai kajian
disiplin ilmu, menawarkan sejumlah topik yang tidak terbatas. Adalah tidak
5
6
Dengan definisi ini, subjek matter dari kajian sosiologi bisa termasuk di dalamnya
mulai dari isu kesehatan, ras, gender sampai isu kriminal dan isu-isu lainnya yang
sebagai studi tentang segala sesuatu yang bersifat sosial, tidak bisa menjelaskan
bagaimana riset sosiologi berbeda dengan riset atau investigasi ilmu psikologi
atau antropologi.
a. Auguste Comte
Menurut Comte, sosiologi merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu kata
socius yang berasal dari Bahasa Latin yang mengandung beberapa arti seperti
logos yang secara literal berarti to speak about (untuk membicarakan tentang)
atau word (kata). Hanya saja secara umum kata logos ini sering diartikan sebagai
study (kajian) atau science. Oleh karenanya secara etimologis, sosiologi adalah
b. Amir B. Marvasti
ini terdapat dua hal penting: Pertama, sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu sosial
(artinya dia harus mengikuti prosedur yang ketat dalam prasyarat ilmiah, yaitu
7
adanya observasi sistematik dan penjelasan yang logis). Kedua, definisi di atas
c. Anthony Giddens
sangatlah menarik dan memesona ketika yang menjadi subject matter kajiannya
adalah perilaku kita sendiri sebagai makhluk sosial. Dari definisi ini, cakupan
jalanan sampai kajian tentang proses-proses sosial yang ada di seluruh dunia. Di
Tony Lawson dan Joan Garrod dalam bukunya The Complete A-Z
dengan cara sistematis yang tumbuh karena mencari pemahaman yang berkaitan
dengan revolusi industri dan ilmiah pada abad delapan belas dan sembilan belas.
dengan melihat tiga pertanyaan tentang sosiologi yaitu apa itu sosiologi?
Bagaimana riset tentang sosiologi dilakukan? dan apa yang dilakukan oleh para
8
sosiologi, BSA menguraikan latar belakang dan sejarah sosiologi yang dibagi
kepada sejarah awal dan sosiologi modern. Menurut BSA, latar belakang sosiologi
lahir pada abad sembilan belas ketika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mendorong manusia untuk percaya bahwa harus ada penjelasan rasional untuk
segala sesuatu dan studi ilmiah bisa memecahkan semua masalah yang dihadapi
umat manusia. Dalam menjawab soal nomor dua tentang riset sosiologi, BSA
menjelaskan bahwa sosiologi adalah konsep yang di dalamnya ada ide-ide tentang
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sedangkan menjawab pertanyaan apa yang
individu maupun institusi– yang pasti sosiolog tertarik untuk melakukan kajian
2. Sosiologi Gender
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Istilah gender ini pertama kali dikemukakan
oleh para ilmuwan sosial, mereka bermaksud untuk menjelaskan perbedaan laki-
laki dan perempuan yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan
subbidang ilmu sosial yang memetakan situasi problematik dan mengkaji realitas
isu gender dalam kehidupan sosial. Dalam kajian ini, teori dan penelitian
dengan kekuatan sosial dan struktur sosial. Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh
Vina Salviana sebagaimana dijelaskan menurut Jary dan Jary dalam Dictionary of
Sociology (1991: 254) ada dua pengertian mengenai sosiologi gender. Pertama,
kata gender biasa digunakan untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan
para sosiolog dan psikolog bahwa gender lebih diartikan ke dalam pembagian
masculine dan feminine melalui atribut-atribut yang melekat secara sosial dan
bentuk dari bagaimana masyarakat memandang laki-laki dan perempuan. Hal ini
disebut dengan gender roles atau peran gender. Sebagai konstruksi sosial,
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َيْسَخْر َقْو ٌم ِّم ْن َقْو ٍم َع ٰٓس ى َاْن َّيُك ْو ُنْو ا َخْي ًرا ِّم ْنُهْم َو اَل ِنَس ۤا ٌء ِّم ْن ِّنَس ۤا ٍء َع ٰٓس ى
َاْن َّيُك َّن َخْيًرا ِّم ْنُهَّۚن َو اَل َتْلِم ُزْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم َو اَل َتَناَبُز ْو ا ِباَاْلْلَق اِۗب ِبْئَس ااِل ْس ُم اْلُفُس ْو ُق َبْع َد اِاْل ْيَم اِۚن
ٰۤل
١١ َو َم ْن َّلْم َيُتْب َفُاو ِٕىَك ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik
olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu
saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat,
dan saling mengenal antara manusia yang berasal dari berbagai latar belakang
seluruh manusia berasal dari sepasang laki-laki dan perempuan, dan bahwa
perbedaan gender merupakan bagian dari penciptaan Allah yang harus dihormati
dan diterima.
Selain itu, ayat ini juga menekankan bahwa ketakwaan adalah faktor
baik laki-laki maupun perempuan dapat mencapai keutamaan yang sama di sisi
Dalam konteks ini, ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi
berdasarkan gender dalam Islam, dan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan
sama di hadapan Allah. Semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan, harus
terjadi sedemikian rupa dengan proses yang panjang dan terbentuknya perbedaan
gender ini diakibatkan oleh berbagai faktor. Bahkan konstruksi sosial ini
diperkuat oleh ajaran keagamaan dan dapat pula dibentuk oleh negara. Di samping
itu, konstruksi sosial mengenai gender ini tumbuh dan berkembang secara
evolusional dan memengaruhi secara biologis baik pada laki-laki maupun pada
perempuan itu harus bersifat lemah lembut maka kaum perempuan terdidik dan
tersosialisasi sesuai dengan sifat gender yang telah ditentukan oleh masyarakat.
Sebaliknya, konstruksi sosial terhadap kaum laki-laki itu harus bersifat kuat,
rasional, dan agresif maka kaum laki-laki terdidik dan tersosialisasi sesuai apa
yang ditentukan masyarakat pula. Oleh karena proses ini berlangsung terus
akhirnya konstruksi ini menjadi mapan dan sulit dibedakan apakah sifat-sifat
perbedaan kedua gender ini adalah hasil bentukan masyarakat (konstruksi sosial)
a. Era Awal: Pada awalnya, sosiologi gender terfokus pada perbedaan biologis
peran sosial masing-masing gender. Pada masa ini, fokus sosiologi gender
adalah pada peran tradisional laki-laki dan perempuan di dalam keluarga dan
masyarakat.
c. Perluasan Studi Gender: Pada akhir tahun 1970-an, sosiologi gender mulai
berkembang ke studi gender yang lebih luas. Fokusnya tidak hanya pada
peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat, tetapi juga
pada peran gender dalam hubungan internasional, media massa, dan bidang-
bidang lain.
seperti ras, kelas, dan orientasi seksual dalam memahami pengalaman sosial
individu.
identitas gender. Hal ini melibatkan pemikiran yang lebih luas tentang
yang mendapatkan ilmu pelajaran dari Wulang Reh mengenai tata hubungan
antara anggota masyarakat Jawa. Dalam ajaran tersebut banyak ilmu aspek
organisasi pendidikan Taman Siswa. Saat itu sosiologi masih dianggap tidak
penting, karena banyak orang Belanda yang menulis tentang sosiologi. Namun,
dikupas secara ilmiah dari non-sosiologis dan belum menjadi ilmu pengetahuan.
Tingkat pendidikan yang mengajarkan ilmu sosiologi kala itu hanya Sekolah
RA Kartini sejak tahun 1908. Perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan
wujud perlawanan atas ketidakadilan terhadap kaum perempuan pada masa itu.
kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu. Jadi, bila saat ini marak isu Pengarus
14
Utamaan Gender (PUG), nampak bahwa kesetaraan dan keadilan gender tidak
muncul begitu saja, melainkan dari zaman kolonial sudah muncul, dipelopori oleh
sosok perempuan (RA Kartini). Sehingga sampai sekarang antara laki-laki dan
perempuan memiliki peran yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, namun
tidak terlepas dari konteks cara pandang harus tetap disesuaikan dengan “kodrat
perempuan”.
masih kurang, dan adanya budaya (adat istiadat) yang bias akan gender. Contoh
masyarakat akan akibat dari adanya sistem struktur sosial dimana salah satu jenis
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi manusia. Hak untuk
hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan
hidup. Tidak hanya diperuntukkan bagi para laki-laki, pada hakikatnya perempuan
pun mempunyai hak yang sama. Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai
hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Kesetaraan
gender juga tidak diartikan segala sesuatunya harus mutlak sama dengan laki-laki.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan perubahan keputusan bagi
PENUTUP
A. Kesimpulan
gender dibentuk oleh faktor sosial dan budaya, dan bagaimana gender
kerja, keluarga, politik, agama, media, dan budaya populer. Dalam praktiknya,
sosiologi gender telah membantu mendorong perubahan sosial yang lebih inklusif
dan adil, termasuk dalam hal penghapusan diskriminasi gender, pengakuan hak-
hak LGBT, dan peningkatan akses perempuan ke sumber daya dan kesempatan
gender dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua
orang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dewayani, T. 2021. Kartini dan Kesetaraan Gender, No One Left Behind. Artikel
DJKN: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13859/Kartini-dan-
Kesetaraan-Gender-No-One-Left-Behind.html#:~:text=Keadilan%20dan
%20kesetaraan%20gender%20di,kaum%20perempuan%20pada%20masa
%20itu (Diakses: 5 April 2023)
16