Anda di halaman 1dari 2

Teori Pendukung Resistensi

1. Teori Kotter
Menurut John P. Kotter (Kotter, 1996), suatu tindakan perubahan yang dilakukan tanpa
dukungan koalisi yang cukup bisa jadi sukses namun tidak akan bertahan lama, kemudian
akan muncul perlawanan-perlawanan yang akan membuat usaha dari perubahan menjadi
lemah.
Kotter mengajukan empat penyebab resistensi dalam sebuah perubahan organisasi, yaitu
kepentingan pribadi parokial, kesalahpahaman dan kekurangan kepercayaan, perhitungan
konsekuensi yang berbeda, dan toleransi yang rendah pada perubahan.
2. Teori Maslow
Teori Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia dapat diurutkan ke dalam hierarki,
dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih
sayang, kebutuhan akan harga diri, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri. Dalam
konteks resistensi terhadap perubahan, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan
harga diri dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan resistensi. Ketika individu
merasa perubahan dapat mengancam rasa aman atau harga dirinya, mereka cenderung
resisten terhadap perubahan tersebut.
3. Teori Konflik
Teori konflik Marxian adalah pendekatan yang menyoroti konflik yang terjadi akibat
adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai dalam masyarakat. Dalam teori konflik
Marxian, resistensi merujuk pada perlawanan atau tindakan yang dilakukan oleh
kelompok yang lebih lemah, seperti buruh atau pedagang, terhadap eksploitasi dan
ketidakadilan yang dilakukan oleh kelompok yang lebih kuat, seperti pemilik modal atau
pemerintah. Teori ini menyoroti pentingnya resistensi dalam memperjuangkan perubahan
sosial dan ekonomi yang lebih adil. Resistensi juga dipandang sebagai bagian integral
dari dinamika konflik antar kelas sosial dan merupakan upaya untuk mengubah tatanan
sosial yang tidak adil. Teori konflik Marxian dapat menjelaskan bahwa resistensi
terhadap perubahan dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara kelompok-
kelompok sosial dalam organisasi.
Menurut Ralf Dahrendorf, konflik akan muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sistem.
Teori konflik Ralf Dahrendorf membantu dalam memahami dinamika resistensi yang
muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan dan penindasan dalam hubungan
kekuasaan antar-kelompok.

Anda mungkin juga menyukai