Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODUL 9 (HORMON DAN METABOLISME)

SKENARIO 4
TUAN BAKDU YANG TAMBUN

KHOLISA MAHDA
71220811112
SGD 5

DOSEN TUTOR: Aulia Fuad , S.Si , M.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
2023/2024

1
LEMBAR PENILAIAN MAKALAH

NB : LO = Learning Objective

Medan, 18 November 2023

Dinilai oleh:
Tutor

( Aulia Fuad , S.Si , M.Sc )

2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara dapat menyelesaikan masalah ini yang alhamdulillah tepat waktunya.
Makalah ini yang berjudul “Tuan Bakdu Yang Tambun”
Makalah ini berisikan tentang materi . Saya menyadari dalam pembuatan makalah
ini belum sempurna. Sehingga, sumbang saran, kritik dan masukkan akan kami terima
dengan penuh rasa terima kasih. Selain itu, saya dan teman sgd 15 juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada Aulia Fuad , S.Si , M.Sc yang sudah bersedia membimbing
saya dan teman sgd saya sehingga makalah ini dapat di selesaikan.

Saya juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi referensi bagi teman
teman sekalian untuk bahan belajar. Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Medan, 18 November 2023

KHOLISA MAHDA

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 4
SKENARIO-4 ..................................................................................................................................... 5
BAB I ................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 6
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................................... 6
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................................. 7
1.3. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................................ 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 8
2.1 Patofisiologi, Faktor Resiko, Tanda & Gejala, Dan Tatalaksana Sindroma
Metabolic .......................................................................................................................... 8
2.2 Prinsip Dan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium ............................................................ 11
2.3 Faktor Terjadinya Hiperlipidemia Dan Jenis-Jenis Agen Hipolipidemik ....................... 12
2.4 Memberikan Edukasi Yang Baik Dari Segi Aspek Sikap Dan Perilaku Pencegahan
Terhadap Masalah Gizi, Gangguan Metabolisme Serta Gangguan Hormonal ............... 13
BAB III ............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 15

4
SEMESTER 3 - MODUL 9 (HORMON DAN METABOLISME)
SKENARIO – 4
“TUAN BAKDU YANG TAMBUN”

Tuan Bakdu 40 Tahun datang ke Poliklinik RS. FKUISU dengan masalah berat badan
yang semakin bertambah. Sebenarnya Tuan Bakdu sudah tergolong gemuk sejak masa
remajanya, namun usaha untuk menurunkan berat badannya belum berhasil. Tuan Bakdu juga
tergolong gemuk. Konsultasi dengan dokter penyakit dalam pun sudah pernah dilakukannya,
namun dokter penyakit dalam tidak menyarankan untuk tindakan intervensi.
Di poliklinik Tuan Bakdu meminta medical checkup untuk mengetahui apa
sebenarnya masalah kesehatannya. Dari pemeriksaan dokter diperoleh tekanan darah 150/95
mmHg, lingkaran perut 120 cm,pemeriksaan laboratorium Kadar Gula Darah sewaktu 170
mg/dl, Trigliserida total 230 mg/dl.
Dokter menerangkan pada Tuan Bakdu , bahwa Tuan Bakdu menderita Sindroma
Metabolik, dan semua komponen Sindroma Metabolik harus dikoreksi. Untuk itu dokter
memberi beberapa macam obat seperti Simvastatin dan Captopril serta menganjurkan
pengaturan diet dan exercise.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Tuan Bakdu ?

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sindroma metabolik merupakan suatu faktor risiko multipel untuk penyakit
kardiovaskular, dan sindrom ini berkembang melalui kerjasama yang saling terkait antara
obesitas dan kerentanan metabolik. Sindroma ini merupakan salah satu risiko untuk
penyakit kardiovaskular aterosklerotik – atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD).
Faktor resiko tersebut antara lain obesitas abdominal, kenaikan kadar gula darah
(hiperglikemik), kenaikan kadar trigliserida dan penurunan kadar kolesterol HDL.
Penderita sindrom metabolik beresiko tinggi menderita penyakit diabetes tipe 2 dan
penyakit kardiovaskular serta berbagai gangguan kesehatan lainnyaseperti cholesterol
gallstones, fatty liver, radang paru, gangguan tidur dan beberapa jenis kanker.
Sindroma ini pertama kali diamati dan dilaporkan pada tahun 1923 yang
mengkategorikannya sebagai gabungan dari hipertensi, hiperglikemia, dan gout. Berbagai
abnormalitas metabolik lain dikaitkan dengan sindroma ini diantaranya obesitas, mikro
albuminuria, dan abnormalitas fibribolisis dan koagulasi. Pada tahun 1998, World Health
Organization (WHO) memperkenalkan istilah sindroma metabolik. Beberapa kriteria
diagnosa untuk menegakkan sindrom ini kemudian dikemukakan diantaranya kriteria
WHO dan kriteria dari The Third Report of the National Cholesterol Education Program
(NCEP) Adult Tretment Panel III.
WHO sendiri menyebutnya dengan nama sindrom metabolik yang ditandai paling
sedikit tiga di antara lima kriteria dalam NCEP-ATP III (The National Cholesterol
Education Program – Adult Treatment Panel III). Menurut Profesor Askandar, lingkar
perut yang melebihi 90 cm (pada laki- laki) atau 80 cm (pada wanita) dengan kadar
trigliserida di atas normal (lebih dari 175 mg%) sudah menunjukkan kemungkinan besar
adanya sindrom metabolik.

6
1.2 Rumusan Masalah
1. Tuan Bakdu tergolong BMI 31
2. Pemeriksaan diperoleh tekanan darah 150/95 mmHg, lingkaran pinggang 120 cm,
pemeriksaan laboratorium KGD puasa 170 mg/dl, trigliserida total 230 mg/dl, HDL 25
mg/dl , LDL 130 mg/dl
3. Tuan bakdu menderita sindroma metabolik

1.3 Tujuan Masalah


Mahasiswa Mampu Mengetahui Dan Menjelaskan :
1. Patofisiologi, Faktor Resiko, Tanda & Gejala, Dan Tatalaksana Sindroma Metabolic
2. Prinsip Dan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium
3. Faktor Terjadinya Hiperlipidemia Dan Jenis-Jenis Agen Hipolipidemik
4. Memberikan Edukasi Yang Baik Dari Segi Aspek Sikap Dan Perilaku Pencegahan
Terhadap Masalah Gizi, Gangguan Metabolisme Serta Gangguan Hormonal

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Patofisiologi, Faktor Resiko, Tanda & Gejala, Dan Tatalaksana Sindroma
Metabolic
> Patofisiologi
Patofisiologi sindrom metabolik didasari oleh tiga mekanisme utama, yaitu
resistensi insulin, aktivasi neurohormonal, dan inflamasi kronis. Ketiganya akan
berkontribusi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Pemicu paling
dominan untuk terjadinya ketiga kondisi tersebut adalah obesitas atau intake kalori
yang tinggi.
1. Resistensi Insulin
Resistensi insulin memediasi peningkatan free fatty acid (FFA).
Peningkatan free fatty acid diyakini memegang peran penting dalam
patogenesis sindrom metabolik. Proses ini diawali dengan peningkatan uptake
glukosa pada sel otot dan hepar oleh insulin.
Kemudian, insulin juga menginhibisi lipolisis dan glukoneogenesis
hepar. Resistensi insulin pada sel adiposit mengganggu lipolisis dan
menyebabkan peningkatan free fatty acid sirkulasi, yang akan semakin
mengganggu efek antilipolisis dari insulin. Free fatty acid dapat menginhibisi
aktivasi protein kinase pada otot, yang menyebabkan penurunan uptake
glukosa. Free fatty acid juga meningkatkan aktivasi protein kinase di hepar,
glukoneogenesis, serta lipogenesis. Seluruh kejadian tersebut akan
menyebabkan hiperinsulinemia sebagai kompensasi untuk mencapai kadar
gula darah yang normal. Akhirnya, kompensasi tersebut gagal dan sekresi
insulin akan menurun. Free fatty acid juga bersifat toksik pada sel beta
pankreas dan bisa menurunkan produksi insulin.
Resistensi insulin pada akhirnya juga menyebabkan hipertensi karena
hilangnya efek vasodilatasi insulin, adanya efek vasokonstriksi oleh free fatty
acid, serta reabsorpsi natrium di ginjal. Resistensi insulin juga menyebabkan
peningkatan viskositas darah, kondisi protrombotik, serta pelepasan sitokin
proinflamasi dari jaringan adiposa.
2. Aktivasi Neurohormonal
Aktivasi neurohormonal yang berkaitan dengan sindrom metabolik
adalah adiponektin leptin, dan aktivasi sistem renin-angiotensin.
 Adipokin Leptin merupakan adipokin yang mengontrol homeostasis energi
yang dimediasi oleh hipotalamus. Leptin juga mampu menstimulasi sel
imun dan mengaktivasi jalur Th1. Kadar leptin meningkat pada obesitas
dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Adiponektin merupakan hormon adipokin yang bersifat antiinflamasi
dan antiaterogenik, serta berfungsi melawan efek leptin. Adiponektin dapat
menurunkan reaktivasi vaskular dan proliferasi otot polos, serta
meningkatkan stabilitas plak. Oleh karena itu, hormon ini merupakan
faktor protektif terhadap diabetes, hipertensi, dan infark miokard akut.

8
Peningkatan adiposa berkaitan dengan penurunan adiponektin dan
peningkatan leptin, sehingga pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.
 Sistem Renin-Angiotensin
Selain adipokin, aktivasi sistem renin-angiotensin juga penting dalam
patogenesis sindrom metabolik. Angiotensin II dihasilkan oleh aktivasi
angiotensinconverting enzyme serta produksi oleh jaringan adiposa. Oleh
karena itu, obesitas dan resistensi insulin akan meningkatkan produksi
angiotensin II. Selanjutnya, angiotensin II akan mengaktivasi reseptor tipe
1, yang akan mengaktivasi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
oxidase dan menyebabkan pembentukan reactive oxygen species (ROS).
Reactive oxygen species mendorong oksidasi low density lipoprotein
(LDL), kerusakan endotel, agregasi platelet, dan pembentukan NF-kB.
Selain itu, ROS juga mendorong pembentukan lectin-like oxidized low-
density lipoprotein receptor-1 (LOX1) Fakultas Kedokteran UISU Page 12
pada sel endotel dan sel-sel otot polos vaskular. Keseluruhan proses ini
akan menyebabkan siklus inflamasi, kerusakan endotel, serta proliferasi
fibroblast, yang menyebabkan hipertensi, dislipidemia, diabetes, hipertrofi
jantung, dan pada akhirnya penyakit kardiovaskular.
3. Inflamasi
Inflamasi merupakan proses akhir dari patofisiologi sindrom metabolik
yang selanjutnya akan menyebabkan manifestasi klinis yang ada. Inflamasi
disebabkan oleh aktivasi berbagai jalur proaterogenik ditambah dengan stres
oksidatif sistemik yang disebabkan oleh obesitas dan resistensi insulin.
Keduanya akan mempermudah atherogenesis dan fibrosis jaringan.

> Faktor Resiko


Berikut ini faktor-faktor yang meningkatkan risiko sindrom metabolik:
a. Umur
Prevalensi sindrom metabolik meningkat dengan bertambahnya usia, diderita
kurang dari 10 persen pada orang berusia 20-an dan 40 persen orang berusia
60-an.
b. Ras
Orang-orang Hispanik dan Asia memiliki risiko lebih besar untuk mengalami
sindrom metabolik dibanding ras lain.
c. Berat badan
Sindrom metabolik terjadi pada sekitar 5% orang dengan berat badan normal,
22% pada orang yang kelebihan berat badan, dan 60% pada orang obesitas.
d. Obesitas
Indeks massa tubuh (IMT)-ukuran persentase lemak tubuh yang diukur dari
berat badannya (kg) berdasarkan tinggi badan kuadrat (m2)-lebih dari 25
meningkatkan risiko sindrom metabolik. Begitu juga obesitas perut memiliki
bentuk apel dan bukan bentuk pir-memiliki risiko sindrom metabolik lebih
besar.

9
e. Riwayat diabetes
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2 atau riwayat
diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional) memiliki kemungkinan
mengalami sindrom metabolik lebih besar.
f. Penyakit lain
Diagnosis tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, atau sindrom
ovarium polikistik (gangguan metabolisme yang memengaruhi hormon dan
sistem reproduksi wanita) juga mempunyai risiko sindrom metabolik lebih
tinggi.
g. Aktivitas fisik yang rendah
Olah raga kontinu, minimal 30 menit selama 5 hari dalam seminggu
merupakan aktivitas fisik yang dianjurkan dan menurunkan risiko terjadinya
sindrom metabolik. Aktivitas yang rendah meningkatkan terjadinya sindrom
metabolik.
h. Diet
Saat ini ada kecenderungan penggunaan diet Mediterania yang kaya lemak
baik (mengandung asam lemak jenuh rantai pendek) dan mengandung
karbohidrat dan protein dalam jumlah yang wajar dengan penekanan konsumsi
buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, dan
makanan laut dibakar atau dikukus dapat menurunkan risiko sindrom
metabolik.
i. Gaya hidup
Merokok, diet tinggi karbohidrat, dan alkohol meningkatkan risiko sindrom
metabolik.
j. Faktor genetik
Faktor genetik yang dibawa oleh seseorang merupakan faktor yang tidak dapat
diubah sehingga faktor lain yang dapat diubah merupakan terapi yang
dianjurkan seperti diet dan olahraga sebagai sasaran utama menurunkan risiko
sindrom metabolik selain pemakaian obat.

> Tanda & Gejala


a. Nyeri dada dan Nafas pendek
b. Riwayat merokok dan minum alcohol
c. Pasien obesitas biasanya mengalami gangguan tidur
d. Keluhan gejala hipertensi, hiperglikemi, dislipidemia, obesitas
Kumpulan gejala klinis meliputi rendahnya kadar HDL kolesterol, tingginya
trigliserida, meningkatnya kadar gula darah, meningkatnya tekanan darah dan
abdomen obesitas. Tanda kunci sindrom metabolik adalah obesitas sentral, juga
dikenal sebagai visceral adipositas pola pria atau berbentuk apel. Hal ini ditandai
dengan akumulasi jaringan adiposa terutama di sekitar pinggang dan badan.
Diperlukan 3 kriteria dari 5 kriteria berikut untuk mendiagnosa Sindroma
Metabolik:
1. Kadar Gula Darah puasa ≥100 mg/dl.
2. Tekanan darah ≥130/85.
3. Kadar Trigliserida serum ≥150 mg/dl.

10
4. Kadar HDL-C < 40 mg/dl pada pria, < 50 mg/dl pada wanita.
5. 5. Lingkar pinggang orang Asia:
• Pria: ≥ 90 cm (35 inci).
• Wanita: ≥80 cm (32 inci).

> Tatalaksana
Penatalaksanaan Sindroma Metabolik
a. Perubahan gaya hidup menuju gaya hidup sehat:
 Mengatur diet menuju pencapaian berat badan ideal (mengatur jumlah kalori,
 komposisi bahan makronutrisi)
 Latihan jasmani, teratur, terjadwal dengan intensitas yang direncanakan
 (setidaknya melakukan latihan jasmani 30-45 menit/hari dengan intensitas
sedang dengan jumlah total 150 menit/minggu. Bagi yang ingin melakukan
latihan jasmani yang lebih berat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli)
 Target penurunan BB sebesar 7-10% BB semula dalam kurun 6-12 bulan.
Diharapkan penurunan berat badan dapat mencapai indeks masa tubuh < 23
kg/m2, lingkar perut < 90 cm untuk pria dan < 80 untuk wanita.
b. Penatalaksanaan penyakit penyerta:
a. Hipertensi
 Membatasi asupan garam
 Menurunkan berat badan
 Obat golongan penghambat kanal kalsium (CCB), ACE-1, ARB. tiazid,
 penyekat-beta (ditentukan sesuai keadaan dan kebutuhan pasien)
 Target terapi tekanan darah < 130/80 mmHg
b. Dislipidemia
 Pada sindrom metabolik, dislipidemi yang terjadi terutama adanya
 peningkatan trigliserid dan penurunan HDL
 Penatalaksanaan dyslipidemia yang terjadi dapat menggunakan panduan
 ATP III 2001 atau ACC-AHA, 2013.
 Pada hipertrigliserid perlu mengurangi asupan karbohidrat dan bila perlu
menggunakan obat golongan fibrat
c. Gangguan Toleransi Glukosa
 Perubahan gaya hidup (mengatur diet, latihan jasmani, penurunan berat
 badan).
 Dapat diberikan metformin namun hasilnya kurang efektif dibanding hasil
perubahan gaya hidup.
d. Resistensi insulin
 Menurunkan berat badan
 Meningkatkan latihan jasmani
 Dapat diberikan TZD (tiazolidindion) atau metformin

2.2. Prinsip Dan Tujuan Pemeriksaan Laboratorium


1. Fungsi ginjal: meliputi ureum, kreatinin, asam urat
2. Fungsi tiroid: pemeriksaan ini perlu dinilai apabila gejala klinis mengindikasikan
diagnosis banding ke arah gangguan tiroid

11
3. High sensitivity C reactive protein (HS-CRP): dilakukan pada pasien dengan
risiko tinggi aterosklerosis
4. Radiologi: pemeriksaan radiologi biasanya tidak memiliki nilai diagnostik untuk
sindrom metabolik. Pemeriksaan ini mungkin hanya dilakukan untuk mendeteksi
kemungkinan komplikasi, terutama kompilasi kardiovaskular seperti penyakit
jantung koroner dan kardiomegali. Pemeriksaan yang dapat dilakukan sesuai
indikasi adalah stress electrocardiography, echocardiography, dan cardiac
positron emission tomography.
5. Polysomnography: pemeriksaan ini bisa digunakan untuk mendiagnosis
obstructive sleep apnea karena kondisi ini banyak dialami pasien dengan obesitas.
Adapun pemeriksaan lain seperti tes kadar gula darah, tekanan darah, kadar
trigliserida serum, kadar HDL-C: dimana semua pemeriksaan tersebut
berfungsinunyuk menilai apakah parameter yang diukur memenuhi kriteria
sindrom metabolik.

2.3. Faktor Terjadinya Hiperlipidemia Dan Jenis-Jenis Agen Hipolipidemik


Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia/ dislipidemia): keadaan yang ditandai
oleh peningkatan kadar lipid / lemak dalam darah melewati batas normal.
Hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Hiperlipidemia Primer → kelainan genetik.
Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak
adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder → diabetes militus, gangguan tiroid, penyakit hepar,dan
penyakit ginjal.
• Bersifat reversibel (berulang).
• Jenis kelamin pria → memiliki kadar LDL lebih tinggi(normal), Tetapi Pada
wanita
• menopause mulai ↑
• Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
• Obesitas
• Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh
• Kurang melakukan olahraga
• Penggunaan alkohol
• Merokok
Jenis-jenis Agen Hipolipidemic
a. Bile acid sequestran
• Menghambat sirkulasi enterohepatik asam empedu
• Meningkatkan sintesis asam empedu dan reseptor LDL
b. HMG-CoA reductase inhibitors
• Menurunkan sintesis kolesterol
• Meningkatkan reseptor LD
c. Derivat asam fibrat
• Meningkatkan LPL
• Meningkatkan hidrolisis trigliserida
• Menurunkan sintesis VLDL
• Meningkatkan katabolisme LDL

12
d. Asam nikotin
• Menurunkan sintesis VLDL
• Menurunkan sintesis LDL

e. Ezetimibe
• Menurunkan absorpsi kolesterol di usus halus f. Asam lemak omega 3
• Menurunkan sintesis VLDL

2.4. Memberikan Edukasi Yang Baik Dari Segi Aspek Sikap Dan Perilaku
Pencegahan Terhadap Masalah Gizi, Gangguan Metabolisme Serta Gangguan
Hormonal
Edukasi dan promosi kesehatan yang perlu dilakukan tentang sindrom
metabolik adalah perubahan gaya hidup karena perubahan ini memiliki porsi yang
besar dalam tata laksana sindrom metabolik, mengonsumsi pola makan seimbang,
melakukan aktivitas fisik yang rutin, dan menjaga berat badan ideal.
Dalam memberikan edukasi, beritahu pasien agar dapat mengetahui dengan pasti
tentang gaya hidup serta hambatan hambatan mereka dalam usaha modifikasi gaya
hidup tersebut. Memberikan pesan pesan tentang peran diet dan latihan fisik yang
teratur dalam menurunkan risiko penyakit sindrom metabolik. Dokter juga
diharapkan dapat mengetahui pengetahuan pasien tentang hubungan gaya hidup
dengan kesehatan, yang kemudian memberikan pesan pesan tentang peranan dan
latihan.
• Memeriksa berat badan secara berkala dan mengontrol berat badan
• Mengontrol gula darah, kolesterol, dan tekanan darah
• Mengatasi faktor risiko yang dimiliki sesuai anjuran dokter
• Mengonsumsi medikamentosa sesuai anjuran dokter

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sindrom metabolik merupakan keadaan klinis yaitu terdapatnya sekumpulan kelainan
metabolik antara lain obesitas, kelainan kadar lemak darah terutama kolesterol high
density lipoprotein (HDL) dan trigliserida, serta peningkatan tekanan darah dan kadar
glukosa darah puasa, yang dapat meningkatkan risiko terhadap berkembangnya penyakit
kardiovaskuler dan DM tipe 2. Faktor gaya hidup, terutama aktivitas fisik dan asupan,
dianggap sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap kejadian sindrom metabolik.
Pencegahan serta penanganan sindrom metabolik yang terbaik adalah dengan
mengatur pola hidup yang sehat, menjaga asupan nutrisi yang baik, berusaha mencapai
berat badan ideal, olahraga teratur serta pengobatan untuk penyakit yang menyertai
seperti hipertensi, kolesterol, diabetes, dan lain-lain. Orang yang gemuk, kurang olahraga,
hipertensi, usia tua disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk
cek laboratorium seperti kadar gula darah dan kolesterol.

3.2. Saran
Saya sebagai penulis berharap mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami tentang
modul Hormon Dan Metabolisme ini. saya sebagai penulis mengharapkan kiritik beserta
saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
pembaca karena saya sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penyajian bahan maupun dalam segi penulisan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II, Edisi VI


Halim Mubin, A. 2014. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan
Terapi, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Prof. Dr. dr. Achmad Rudijanto, SpPD-KEMD. 2019. Sistem Endokrin
Metabolisme dan Nutrisi.
Rochlani Y, et al. Metabolic syndrome: pathophysiology, management, and
modulation by natural compounds. Therapeutic Advances in Cardiovascular
Disease. 2017;11(8)
Rohman, M. S. 2007. Patogenesis dan Terapi Sindroma Metabolik. Jurnal
Kardiologi Indonesia, 28. 160-168.
Soegondo S,Purnamasari D. SINDROM METABOLIK. in Sudoyo AW et al,.
BUKU
Wang SS. Metabolic Syndrome. Medscape. 2017

15

Anda mungkin juga menyukai