Anda di halaman 1dari 5

SRIWIJAYA JOURNAL OF MEDICINE

Kasus Porensefali pada Seorang Anak Laki-Laki Berusia 12 Tahun

Nurcahaya Sinaga

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan,
Indonesia
E-mail: Sinaganurcahaya8@gmail.com

Abstrak

Kista porensefali merupakan keadaan terdapatnya celah kavitas kistik pada otak atau lebih spesifik menunjukkan
adanya area kistik fokal dari encephalomalasia yang berhubungan dengan ventrikel dan atau ruang subarachnoid.
Manifestasi klinis dari kista porensefali sangatlah beragam, tergantung dari ukuran kista dan lokasi pada hemisfer
otak. Bisa asimtomatik sampai pada sangat terganggu. Porensefali klinis harus dicurigai jika pasien menunjukkan
hemiplegia spastik, makrosefali asimetris, transiluminasi tengkorak unilateral, atau terdapatnya supresi tegangan pada
satu sisi pada EEG. Pada laporan kasus ini dilaporkan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan kista porensefali
yang telah dilakukan drainase dan menunjukkan perbaikan klinis. Diagnosis porensefali dikonfirmasi dengan CT scan.
Tatalaksana dan pathogenesis porensefali masih sedikit diketahui. Perlu penelitian dan evaluasi lanjut terhadap
perkembangan kedepannya.

Kata kunci: Laporan kasus, porensefali, kista

Abstract

Porencephaly cyst are the presence of the clefts of the cystic cavity in the brain or more specifically suggesting the
presence of a focal cystic area encephalomalacia associated with ventricles or subarachnoid space. The clinical
manifestations of porencephaly cyst extract are very diverse, depending of the cyst and the location of the
hemispheres of the brain. It can be asymptomatic until it is very disturbed. Clinical porencephaly should be suspected
if the patient shows spastic hemiplegia, unilateral asymmetrical macrocephaly or presence of suppression on one side
of the EEG. The case reported here are a case of porencephalic cyst formation in a 12-year-old male after drainage
that shows clinical improvement. The diagnosis of porencephaly was confirmed by CT scan. Little is known about the
pathogenesis and appropriate management of porencephaly. Further studies of the implications of porencephaly for
neurodevelopment and behavior are needed.

Keywords: Case report, porencephaly, cyst

63
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 63-67, DOI: SJM.v1i3.51

Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun Pascacraniotomi, keluhan kelemahan
dibawa ke rumah sakit karena keluhan berkurang dengan kekuatan ekstremitas kiri
kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak 1 lebih baik dibanding sebelumnya. Keluhan sakit
tahun. Keluhan kelemahan semakin memberat kepala juga sudah mulai berkurang dan pasien
dalam 3 bulan ini sehingga anak sulit bangkit mulai dapat bangkit dari berbaring keduduk
dari tidur dan ketika berjalan menyeret anggota tanpa dibantu. Namun parese nervus fasialis
gerak bawah sebelah kirinya. Selain kelemahan masih menetap. Kemudian pasien kemudian
anggota gerak, pasien juga mengeluhkan sakit dipulangkan untuk perawatan lanjutan di poli
kepala dalam 2 tahun ini. Terdapat riwayat rawat jalan neurologi anak.
kejang bersifat umum tanpa didahului demam Setelah 2 minggu pascacraniotomi pasien
sebanyak 2 kali dengan durasi 5 menit, anak menunjukkan perbaikan yang pesat dimana
masih bisa berbicara dan tidak ada keluhan kemampuan berjalan membaik terlihat dari
buang air besar maupun buang air kecil. kaki tidak diseret lagi. Namun parese nervus
Pada pemeriksaan fisik di rumah sakit, anak fasialis masih menetap. Ibu penderita
tampak lemah tanpa ditemukan sesak dengan melaporkan tidak terdapat kejang dan keluhan
frekuensi pernapasan 24 x/menit, tidak sakit kepala. Kemudian pasien dianjurkan
terdapat napas cuping hidung maupun retraksi. berobat ulang setelah 1 bulan.
Suhu pasien 37,20 C dan sirkulasi stabil. Pada Pada kunjungan berikutnya penderita
pemeriksaan kepala, lingkaran kepala 52 cm mengeluhkan kelemahan anggota gerak timbul
(normosefal) dengan refleks cahaya normal, kembali. Penderita menjadi kesulitan untuk
pupil isokor. Terdapat parese nervus fasialis beraktifitas seperti awal sebelum dilakukan
kanan sentralis. Tidak terdapat tanda rangsang tindakan craniotomi. Terdapat kejang sebanyak
kaku kuduk. Pemeriksaan ekstremitas bawah 2 kali dan sakit kepala yang timbul kembali.
sinistra dijumpai kekuatan otot +4 +3+3+3 . Tindakan pemeriksaan CT scan ulang dilakukan
Pasien menjalani pemeriksaan CT scan dan didapatkan gambaran radiologi seperti
kepala tampak multiple kistik di daerah gambar 2.A dan 2.B.
periventrikuler dengan adanya hidrosefalus. Tindakan craniotomy dilakukan kembali
Pemeriksaan EEG menunjukkan kesan dan dilakukan insisi pada kedua kista dan cairan
abnormal dengan terdapatnya hipofungsi kista dianalisis. Penderita menunjukkan
umum sedang. perbaikan yang signifikan setelah tindakan
Pasien didiagnosis dengan hemiparese operasi, kelemahan anggota gerak menjadi
sinistra et causa kista multipel dan hidrosefalus. berkurang sehingga gerakan normal dapat
Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan hasil dilakukan kembali. Analisis sitologi cairan kista
normal. Kemudian dilakukan craniotomy dilaporkan berupa cairan jernih kekuningan
dengan mengalirkan cairan kista dengan drain. yang sesuai dengan massa kistik di ventrikular.
Berdasarkan tindakan bedah disebut kista Porensefali atau disebut sebagai kista
berada intraventrikular berjumlah dua dan porensefali adalah suatu istilah yang digunakan
insisi pada kista yang berukuran paling besar secara luas dan bervariasi. Secara luas
yang berisi cairan jernih kekuningan. Terapi menunjukkan adanya celah dari kavitas kistik
yang diberikan yaitu antibiotik berspektrum pada otak atau lebih spesifik menunjukkan
luas cefriaxon per 12 jam, phenobarbital 2 x 30 adanya area kistik fokal dari encephalomalasia
mg dan tatalaksana fisioterapi 2 kali seminggu. yang berhubungan dengan ventrikel dan atau
ruang subarachnoid.

SJM (2019) 64
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 63-67, DOI: SJM.v1i3.51

Porensefali merupakan gangguan yang subarachnoid sebagai tanda dari porensefali


sangat jarang yang mengenai sistem saraf pusat masih merupakan perdebatan. Penggunaan
yang mana akan terbentuk kista atau kavitas istilah kista tanpa memandang ada atau
yang terisi oleh cairan serebrospinal dan tidaknya hubungan. Sehingga terbagi atas
berkembang di dalam otak. Kondisi ini dapat internal porencephalic cyst jika terdapat
terjadi setelah serangan stroke, tetapi yang hubungan dengan ventrikel, external
paling sering adalah infeksi setelah lahir, tetapi porencephalic cystjikaberhubungan dengan
dapat juga disebabkan oleh perkembangan ruang subarachnoid dan other porencephalic
abnormal sebelum lahir (merupakan penyakit jika berhubungan dengan keduanya baik
genetik dan lebih jarang). ventrikel dan subarachnoid.
Adanya suatu kista yang berhubungan
dengan ventrikuler dan atau ruang

A B
Gambar 1. A. Kista multipel; B. Hidrosefalus sebelum dilakukan tindakan drainage pertama kali

A B
Gambar 2. A. Kista multipel; B. Hidrosefalus setelah drainage dilakukan

SJM (2019) 65
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 63-67, DOI: SJM.v1i3.51

Manifestasi klinis dari kista porensefali Diagnosis porensefali dikonfirmasi


sangatlah beragam. Manifestasi klinis dengan pemeriksaan USG, CT dan MRI. Kista
tergantung dari ukuran kista dan lokasi pada porensefali terlihat sebagai kista intrakranial
hemisfer otak, dapat asimtomatik sampai yang memiliki batas yang tegas dan
pada sangat mengganggu.1 Porensefali pada tengahnya mengalami atenuasi yang sama
bayi bisa terlihat sebagai retardasi dengan cairan serebrospinal. Biasanya tidak
psikomotor dengan berbagai tingkatan. ditemukan adanya efek massa pada parenkim
Gejala dapat juga bersama dengan yang berdekatan, walaupun kista dapat
hemiparesis, bangkitan motor fokal dan meluas dan menghasilkan efek massa yang
gejala lainnya. Disfungsi mental berat dan luas. Tidak terdapat peningkatan dengan
kelainan motor berkisar dari tetraplegia kontras dan tidak ada komponen solid.3,7-9
spastik hingga rigiditas deserebrasi dapat Pada awalnya kasus ini dicurigai merupakan
terjadi pada porensefali yang displastik. abses cerebri dengan ditemukan batas yang
Gangguan fungsional susunan saraf pusat tegas pada pemeriksaan CT scan dengan
lebih berat pada kasus dengan hidrosefalus. kontras.Diagnosis banding porensefali adalah
Porensefali klinis harus dicurigai jika pasien kista neuroglial, kista arachnoid, schizensefali
menunjukkan hemiplegia spastik, makrosefali dan holoprosensefali.4
asimetris, transiluminasi tengkorak unilateral, Tatalaksana porensefali sebagian besar
atau terdapatnya supresi tegangan pada satu merupakan tindakan konservatif, berupa
sisi pada EEG. Porensefali sering juga disertai terapi medikamentosa maupun fisioterapi.
dengan gangguan sensori seperti Terapi medikamentosa yang digunakan
hemianastesi dan hemianopia selain meliputi obat-obatan antiepilepsi yang
gangguan motorik. Pada umumnya gejala biasanya efektif mengontrol gejala epilepsi.
porensefali bersifat unilateral.2-4 Pada kasus Namun pada beberapa keadaan dimana
ini kista yang ditemukan bersifat multipel epilepsi sulit terkontrol dibutuhkan tindakan
dengan ditemukan secara klinis kelemahan operasi. Beberapa tehnik operasi dapat
anggota gerak dan kejang. Pada pemeriksaan dilakukan untuk penanganan porensefali
EEG ditemukan perlambatan yang seperti callostomy, temporal lobectomy
merupakan hipofungsi umum sedang. maupun fungtional hemispherectomy.
Menurut Oprigan A dkk, tanda dan gejala Sebagian ahli menggunakan tehnik operasi
awal yang ditimbulkan akibat porensefali ini yang lain seperti menghubungkan
muncul dengan jelas pada tahun pertama pembuatan shunt antara kista porensefali
kehidupan, berupa spastisitas dan kejang. dengan ventrikel lateralis.1,5,6,8 Pada kasus ini
Gangguan berbahasa, retardasi mental dan tindakan craniotomy sebanyak dua kali
defisit neurologi biasanya muncul setelahnya. dilakukan karena tindakan drainase pertama
Selain itu porensefali juga dihubungkan hanya mengurangi gejala obstruksi selama 6
dengan gangguan psikotik pada saat minggu.
dewasa.1-6 Prognosis tergantung lokasi dan luasnya
Lingkar kepala sangat bervariasi, dapat kista atau kavitas yang ditimbulkan. Beberapa
normal atau kecil atau sinekia alternative anak dengan kelainan porensefali dapat
dapat membuat suatu katup satu arah yang berkembang dengan problem neurologis
berefek pada pelebaran kista dan ekspansi yang kecil dan memiliki intelegensi normal,
tulang atau hidrosefalus yang menyebabkan sedangkan yang lainnya tidak dapat
kepala menjadi lebih besar.1,7 Pada kasus ini berkembang dan meninggal sebelum dekade
tidak ditemukan makrosefali. kedua kehidupannya.5,9-13 Pada kasus ini tidak

SJM (2019) 66
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 63-67, DOI: SJM.v1i3.51

ditemukan gangguan perilaku, tumbuh malfunction.Childs Nerv Syst. 1991


kembang. Penderita merupakan anak kelas 5 Nov;7(7):394-8.
Sekolah Dasar. Tindakan craniotomy 7. Kakisaka Y, Wang ZI, Shibata S, Takahashi
sebanyak 2 kali yang dilakukan memerlukan Y, Mosher JC, Alexopoulus AV, Burgess
konfirmasi ulang pemeriksaan CT scan. RC. MEG may reveal hidden population
Apakah kondisi perkembangan cairan yang of spikes in epilepsy with porencephalic
mengisi kista porensefali akan berulang cyst/encephalomalacia. J Clin
kembali? Pada kasus ini tindakan operasi Neurophysiol.2017;34:546-549.
drainase kedua dapat mengurangi efek massa 8. Santin-Amo JM, Rico-Cotelo M,
lebih dari 6 bulan. Pasien masih mendapat Serramito-Garcia R, Gelabert-Gonzalez
obat antiepilepsi untuk mengontrol M, Allut AG. Reversible porencephalic
kejangnya. Namun dibutuhkan pemantauan cyst related to shunt dysfungction. Rev
jangka panjang terhadap kasus ini untuk Neurol.2014;58:255-8
evaluasi tumbuh kembang dan prognosis 9. Ozeki M, Funato M, Teremoto T,
anak kedepannya. dkk.Reversible cerebrospinal fluid edema
and porencephalic cyst, a rare
Daftar Pustaka complication of ventricular catheter :
1. Oprigan A, Popescu B. Intracranial cysts : Case Reports. Journal of Clinical
an imagery diagnostic challenge. The Neuroscience.2009; 17: 658–661
Scientific World Journal, 2013 :1-9 10. Blumkin L1, Watemberg N, Lev
2. Brian V, Ahed N, Darbar A, Acute D, Malinger G, Luckman Y, Ben-Zeev
hydrocephalus secondary to obstruction B, Lerman-Sagie T.Nonprogressive
of the foramen of Monro and cerebral Familial Leukoencephalopathy With
aqueduct caused by a choroid plexus cyst Porencephalic Cyst and Focal
in the lateral ventricle : a case report. J SeizuresNeurol 2006;21:145–148;
Neurosurg pediatrics.2007:107:236–239. 11. Ou SF1, Chi CS, Shian WJ, Mak SC, Wong
3. Pappalardo EM, Militello M, Rapisarda G. TT. Unilateral porencephalic cyst
Fetal intracranial cysts : prenatal presenting as infantile spasms: a case
diagnosis and outcome.Journal of report. Zhonghua Yi Xue Za Zhi
Prenatal Medicine 2009; 3 (2): 28-30 (Taipei). 1995 Feb;55(2):203-8.
4. Osborn A, Preece MT. Intracranial cyste: 12. James A. Blackman, MD, MPH; Gail A.
Radiology-patology correlation imaging McGuinness, MD; James F. Bale, Jr, MD;
approach. Radiology 2006:3:650-657. Wilbur L. Smith, Large Postnatally
5. Park HY, Lee SH, Shin SH.A porencephalic Acquired Porencephalic Cysts:
cyst formation in a 6-year-old female Unexpected Developmental Outcomes. J
with a functioning ventriculoperitoneal Child Neurol 1991;6:58-64).
shunt: a case-based review. Child's 13. Abergel A; Lacalm A; Massoud M;
Nervous System.2018 ; 34:611–61 Massardier J; des Portes V; Guibaud L.
6. Sugimoto K1, Enomoto T, Nose Expanding Porencephalic Cysts: Prenatal
T.Reversible porencephaly. Alteration of Imaging and Differential Diagnosis.Fetal
the cerebrospinal fluid flow after shunt Diagn Ther. 2017; 41(3):226-233

SJM (2019) 67

Anda mungkin juga menyukai