Kode etik guru di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Guru. Kode etik guru tersebut terdiri dari beberapa butir, yaitu:
1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila
2) Guru harus memiliki rasa cinta dan pengabdian yang tinggi kepada siswa, serta
memiliki komitmen untuk membentuk siswa menjadi manusia yang berjiwa
Pancasila.
3) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
4) Guru harus selalu bersikap jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, serta
menghindari segala bentuk kecurangan dan penipuan.
5) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan
6) Guru harus memahami karakteristik dan kebutuhan siswa, serta berusaha untuk
membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
7) Guru menciptakan suasana belajar yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dan dialogis
8) Guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendorong siswa untuk
aktif dan kreatif dalam belajar.
9) Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensinya, baik psikis
maupun fisik
10) Guru harus membantu siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal, baik
dari segi intelektual, emosional, sosial, maupun fisik.
11) Guru memberikan keteladanan dalam berperilaku sehari-hari
12) Guru harus selalu berperilaku yang baik dan pantas sebagai teladan bagi siswa.
13) Guru menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan orang tua/wali peserta didik
serta komite sekolah
14) Guru harus menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan orang tua/wali siswa dan
komite sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
15) Guru berperan aktif dalam pengembangan profesi
16) Guru harus selalu meningkatkan kompetensinya melalui berbagai kegiatan
pengembangan profesi, seperti pelatihan, seminar, dan workshop.
17) Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
18) Guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik secara
profesional maupun personal.
Selain kode etik yang tertulis dalam peraturan menteri, ada juga kode etik guru yang tidak
tertulis, yaitu norma-norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat. Beberapa
contoh kode etik guru yang tidak tertulis, antara lain:
1) Guru harus menghormati siswa
2) Guru harus menjaga rahasia siswa
3) Guru harus menghindari konflik kepentingan
4) Guru harus bersikap objektif dalam menilai siswa
Dengan mematuhi kode etik, guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan profesional, serta menjaga kepercayaan masyarakat.
Hak Cipta
Hak cipta dalam pendidikan adalah hak eksklusif pencipta untuk mengatur ciptaannya,
baik secara ekonomis maupun moral. Hak cipta ini berlaku bagi semua ciptaan, termasuk
ciptaan di bidang pendidikan, seperti buku, modul, jurnal, karya ilmiah, dan lain-lain.
Hak cipta dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi, antara lain:
● Melindungi hak-hak pencipta. Hak cipta melindungi hak-hak pencipta atas
ciptaannya, seperti hak untuk memperbanyak, menyebarkan, dan mempertunjukkan
ciptaannya.
● Mendorong kreativitas. Hak cipta mendorong kreativitas pencipta dengan
memberikan perlindungan hukum atas ciptaannya.
● Meningkatkan kualitas pendidikan. Hak cipta menjamin tersedianya bahan ajar yang
berkualitas dan beragam, karena pencipta berhak untuk memperbanyak dan
menyebarkan ciptaannya.
Berikut adalah beberapa penerapan hak cipta dalam pendidikan:
● Pembuatan dan penggunaan bahan ajar
Guru dan siswa berhak membuat dan menggunakan bahan ajar untuk kepentingan
pendidikan, dengan ketentuan sebagai berikut:
* Bahan ajar harus dibuat sendiri atau dengan mengolah bahan ajar yang sudah ada.
* Bahan ajar yang dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumbernya.
* Bahan ajar tidak boleh digunakan untuk kepentingan komersial.
● Penggunaan buku teks
Sekolah berhak menggunakan buku teks untuk keperluan pendidikan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
* Sekolah harus memiliki izin dari penerbit buku teks.
* Sekolah tidak boleh memperbanyak buku teks tanpa izin dari penerbit.
* Sekolah tidak boleh menjual buku teks yang dipinjamkan kepada siswa.
● Penggunaan karya ilmiah
Siswa dan guru berhak menggunakan karya ilmiah untuk kepentingan pendidikan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
* Karya ilmiah yang dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumbernya.
* Karya ilmiah tidak boleh digunakan untuk kepentingan komersial.
● Publikasi karya ilmiah
Siswa dan guru berhak mempublikasikan karya ilmiahnya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
* Karya ilmiah harus orisinal dan tidak melanggar hak cipta orang lain.
* Karya ilmiah harus diterbitkan di jurnal ilmiah yang bereputasi baik.
Dengan memahami dan menerapkan hak cipta dalam pendidikan, kita dapat melindungi
hak-hak pencipta, mendorong kreativitas, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Tabel 2.3 Tulisan singkat
Teknologi yang Format media Bahan ajar yang
digunakan digunakan