Anda di halaman 1dari 31

A.

Identitas Subjek

Nama : Nisa

Usia : 24 tahun

Usia kehamilan : 5 bulan / 24 minggu

Profesi : Guru SD

Tempat wawancara : D’Kastel Caffee

Pukul : 20.00

Lama waktu : 15 menit

Subjek : ke-1

Wawancara : Ke-1

B. Verbatim

Tanya
Uraian Baris Analisis
Jawab

P Selamat malam Mba Nisa, gimana 1


kabarnya?

S Alhamdulillah baik

P Menurut Mba Nisa, bagaimana


pengaruh kehamilan terhadap 5
emosional anda? Apakah menjadi
mudah marah atau tidak?

S Kata orang sih, mempengaruhi Subjek merasa lebih


banget. Tapi selama ini ya kadang capek ketika hamil, yang

1
terpengaruh kadang enggak, karena 10 membuatnya lebih mudah
kalo misalnya hamil itu kan kerasa marah.
lebih cepat capek ya, jadinya (KB: W1/S1/NS/h.1-
biasanya masih bisa sabar ini nggak 2/b.10-14)
bisa sabar.

P Biasanya tidak bisa menahan sabar 15


ketika ada peristiwa seperti apa
Mba?.

S Kalau misal di sekolah, dulu Subjek yang sebelum


sebelum hamil kalau ada siswa yang hamil masih bisa meng-
bandel atau bebuat onar itu saya 20 handle siswa yang
masih bisa, bahkan sangat bisa berbuat onar, namun
meng-handle, tapi sekarang kalau sekarang subjek selalu
ada yang berbuat onar, rasanya tu merasa ingin
harus langsung pakai nada tinggi menggunakan nada tinggi
biar siswa tu jadi tenang, tapi tidak 25 setelah ada siswa yang
sampai benar-benar marah ya, berbuat onar. Perilaku
cuman memberikan sedikit subjek menunjukkan
penekanan saja. bahwa subjek merasa
mudah terpancing
amarahnya.

(KB: W1/SI/NS/h.2/b.18-
28)

P Tapi kondisi itu juga terjadi di


rumah ketika dengan suami atau 30
tidak Mba?

2
S Iya terjadi juga sih, tapi kalau ini Perilaku mudah marah
kasusnya beda, kala di rumah subjek ketika dirumah
biasanya kalau ada sesuatu yang setelah kehamilan, ketika
tidak ditempatnya, misal baju suami 35 suami tidak menaruh baju
tidak ditaruh ditempatnya itu ditempatnya.
rasanya udah sebel gitu, padahal
(KB: W1/SI/NS/h.3/b.33-
sebelumnya tidak langsung kayak
37)
gitu.

P Oh gitu ya, terus selanjutnya Mba, 40


apakah ketika anda hamil, anda
mengurangi kegiatan anda dalam
sehari-hari?

S Enggak sih mas, biasa saja, cuman


ritmenya sedikit lebih diatur, biar 45
tidak mudah capek.

P Berarti untuk kegiatan diluar


kegiatan pokok misal kerja atau
beres-beres rumah, Mba jadi lebih
diatur ya? 50

S Iya mas, jadi lebih jarang keluar Subjek menunjukkan


rumah misal main sama temen, perilaku menghindar,
karena dulu kan temen juga sering yang dapat dilihat dari
ngajak keluar. sosialisasi dengan
temannya yang
berkurang.

3
(KB: W1/SI/NS/h.3/b.51-
54)

P Keluarnya itu sekedar main aja atau 55


emang ada kegiatan apa gitu?

S Biasanya main aja sih mas, renang


atau ke Gramedia lihat-lihat buku
gitu.

P Oh begitu, terus apakah anda 60


merasakan perbedaan perilaku
ketika anda hamil dan sebelum
hamil?

S Ngga tau ya ini karena hamil apa


karena punya suami, karena kan 65
enggak lama pas punya suami kan
langsung hamil, jadi apa karena
punya suami apa karena hamil
jadinya belum merasakan
perbedaannya apakah yang 70
berpengaruh itu karena punya suami
atau hamil.

P Contohnya kayak apa?

S Kan biasanya kalau belum punya Subjek menunjukkan


suami tidurnya sendiri, kalo udah 75 perilaku dependen yang
punya suami ada yang gangguin dapat dari kelekatan
gitu, terus kalau berangkat kerja subjek dengan suami
juga jadi ada yang nganterin. yang selalu ingin

4
bersama.

(KB: W1/SI/NS/h.4-
5/b.74-78)

P Tentang fisik nih Mba, keluhan fisik


apa yang mba rasakan selama mba 80
hamil?

S Pinggangnya sering sakit, kan


karena orang hamil ini kan bentuk
tubuhnya akan berbeda dengan
orang yang nggak hamil, kayak yaa 85
apa skoliosis gitu, jadi tulang
belakangnya membengkok ke
depan, jadi dari posisi kita normal
menuju kesitu kan ada perubahan
fisik jadinya. 90

P Merasa pusing atau mual juga atau


tidak?

S Kalau bau-bau yang tidak enak jadi


mudah mual, karena saya ngerasa
penciumannya jadi lebih tajam. 95

P Terus bagaimana anda menyikapi


perubahan fisik yang anda alami?

S Sebenarnya sih saya lebih kalem ya, Subjek tidak


suami saya aja yang kadang menunjukkan kegelisahan
“tanyain dulu ke bidannya, nggak 100

5
apa-apa enggak?” gitu, ya kadang akan perubahan fisiknya.
kayak gitu.
(KB: W1/SI/NS/h.6/b.98-
101)

P Terus pada saat anda hamil,


perbandingannya sebelum anda
hamil ya, apakah anda merasa kayak 105
malas keluar kamar gitu?

S Enggak sih biasa aja, aktivitasnya


biasa aja.

P Oh begitu, terus apakah anda


mengalami penurunan kondisi 110
kesehatan pada saat anda hamil?

S Mungkin karena kecapean itu, Subjek menunjukkan


pertama kan lebih sering capek, bahwa subjek merasa
karena sering capek kan jadinya lemas dengan
imunitasnya turun, nah itu yang 115 menurunnya kondisi
kadang misal ada virus-virus delalah kesehatan.
langsung kena. Soalnya kemarin
(KB:
waktu murid saya ada yang sakit
W1/SI/NS/h.6/b.112-117)
cacar, kan saya yang handle, selang
beberapa hari malah saya kena cacar 120
juga.

P Dalam pekerjaan sehari-hari apakah


konsentrasi anda berpengaruh?

S Konsentrasi sih enggak, cuman Subjek tidak mengalami


karena ya itu kembali lagi karena 125 penurunan konsentrasi

6
capek itu jadinya kan jam kerja yang karena sudah diatur
awalnya biasanya kita delapan jam polanya.
masih fit, itu paling enggak sampai
(KB:
delapan jam itu kita udah capek,
W1/SI/NS/h.7/b.124)
bukan nggak konsentrasi tapi sudah 130
ditinggalkan, maksudnya udah
nggak ngerjain apa-apa kita istrahat
gitu lho, daripada nggak konsen gitu
P Terus perihal persalinan ya, apa
yang ada dipikiran anda tentang 135
proses persalinan?

S Belum tau sih belum Subjek menunjukkan ada


membayangkan, cuman kata orang perasaan khawatir tentang
lebih enak normal daripada harus persalinan caesar.
caesar, walaupun sakitnya diawal 140
(KB:
itu kebih sakit normal karena kita
W1/SI/NS/h.7/b.138-146)
kan berjuang, jadi ya mengeluarkan,
kalau caesar kan anteng-anteng aja
tapi setelah itu perawatan setelah
caesar-nya yang … ya itu aja sih 145
mengusahakan bisa normal.

P Sekarang sudah mulai berpikir misal


nanti persalinannya “gimana-
gimana” gitu, udah mulai
membayangkan belum? 150

7
S Belum sih, tapi ya tetap dipikirin
soal kesehatan janin.

P Bagaimana kesiapan anda dalam


proses persalinan?

S Belum, karena kan ini ka masih mau 155 Subjek menunjukkan ada
ke-6 (bulan) mungkin nanti kalau perasaan khawatir tentang
udah tujuh atau delapan baru persalinan caesar dan
mungkin mempersiapkan kayak soal biaya persalinan.
baju-baju atau ... mungkin kalau
(KB:
sekarang sih dananya yang perlu 160
W1/SI/NS/h.8/b.164-171)
disiapkan, ya kan memang kita kan
harus mempersiapkan segala
kemungkinan ya, walaupun kita
pengennya normal, tapi semisal
nanti diperjalanan ternyata kita 165
harus caesar jadinya kan harus
mempersiapkan semuanya, ya yang
awal dipersiapkan ya itu.. bismilah
dananya ya kan.. ya maksudnya ya
untuk baju-baju kan kita memang 170
belum persiapan.

P Semisal nih, misal ya semoga tidak


ya, semisal memang harus di caesar
ya itu gimana?

S Ya nggak apa apa, bismillah semua 175


yang terbaik, daripada kita
memaksakan harus normal (lahir)

8
kan malah ada apa-apa ya kan, kita
mempercayakan kepada yang ahli
saja.
180
P Ya sudah kalau begitu terimakasih
ya mba, atas waktunya.

S Iya sama-sama

*Keterangan:

P : Pewawancara

S : Subjek

Kesimpulan

Dari hasil analisis wawancara tersebut, dapat kami ambil kesimpulan bahwa subjek
menunjukkan gejala kecemasan. Seperti pada gejala behavioral. Subjek mengatakan
bahwa subjek menjadi mudah marah, menunjukkan perilaku menghindar, dan
menunjukkan perilaku dependen. Pada gejala kognitif, bahwa subjek menunjukkan
perasaan khawatir terhadap persalinan, khususnya caecar. Namun pada gejala fisik
tidak ditemukan adanya kecemasan yang dirasa oleh subjek.

9
C. Identitas Subjek

Nama : Yeyen

Usia : 23 tahun

Usia kehamilan : 4 bulan / 20 minggu

Profesi : Karyawan Pabrik

Tempat wawancara : Jl. Kauman. Srubug, Bergas Kidul (rumah ibu subjek)

Pukul : 20.40

Lama waktu : 10 menit

Subjek : ke-2

Wawancara : Ke-2

D. Verbatim

Tanya
Uraian Baris Analisis
Jawab

P Selamat malam Mba Yeyen 1

S Malam mas

P Gimana kabarnya?

S Alhamdulillah sehat wal afiat

P Ini kehamilan yang ke berapa bulan? 5

10
S pertama, yang ke empat bulan

P Ini kita ngobrol-ngobrol biasa aja ya


mba

S iya mas

P Langsung saja ya mba, pada 10


kehamilan ini, mba yeyen punya
keluhan fisik nggak yang dirasakan?

S eemm keluhan fisik ada, nyeri


pinggang, kalau sampai saat ini baru
nyeri pinggang sih 15

P Cuma nyeri pinggang mba? Kalo


kayak pusing gitu atau lainnya
mungkin?

S Ohh iya, pusing juga kadang saya Subjek menunjukkan


rasain sih mas. Ngga tau, atau karna 20 gejala kecemasan, yaitu
capek kali ya. Sama mual sih mas pusing dan mual.

(KB:
W1/S2/YY/h.11/b.19-21)

P Terus pada saat kehamilan, ada


penurunan kondisi kesehatan nggak

S Penurunan kondisi kesehatan.. ada,


jadi susah makan 25

11
P Padahal kalau hamil itu kan justru
harus makan lebih banyak

S Tapi malah susah makan kok mas, Subjek mengatakan


jadinya kalau mau makan harus bahwa subjek merasakan
mutah dulu, baru mau masuk 30 mual. Maka harus nunggu
makannya. mutah dulu, baru makan

(KB:
W1/S2/YY/h.12/b.29-31)

P Terus kalau mutah itu, emm pada


bulan-bulan ke berapa?

S dua sampai tiga

P Berarti pada bulan keempat sudah 35


nggak terlalu ya? Tapi masih ada
rasa-rasa kayak gitu?

S Udah enggak

P Oh udah enggak ya, Alhamdulillah


kalau gitu. Terus emm.. ada nggak 40
perubahan-perubahan fisik missal,
udah mulai.. kakinya mulai agak
gemuk atau badannya mungkin?

S kalau saya belum ada, mungkin kan Subjek menunjukan


karena saya kecil kenaikan berat 45 kegelisahan terutama
badan juga baru dua kilo kemarin terhadap kakinya yang
(tertawa kecil). Tapi kaki udah membengkak
mulai membengkak sih mas, jadi

12
gimana ya.. kayak aneh aja gitu kalo (KB: W1/S2/YY/h.12-
kegiatan. Takutnya bakal ngeganggu 13/b.47-52)
kerja gitu sih mas, apalagi saya kan 50
kerja pabrik kan gitu.

P Terus emm.. pada masa kehamilan


ini ada nggak rasa males keluar
kamar, gitu? Karena lemes atau apa 55
gitu?

S Ada sih mas, ngga tau karna apa ya. Subjek mengatakan
Rasanya tu sekarang kayak lemes, bahwa subjek merasa
capek gitu mas. Jadi bener, males lemas, mudah capek, dam
keluar kamar itu 60 malas untuk keluar
kamar.

(KB:
W1/S2/YY/h.13/b.58-60)

P Terus, emm.. untuk perilaku nih, ada


nggak perubahan emm
emosionalnya, jadi mungkin mudah
marah atau emosional mudah nangis
gitu, ada perubahan? 65

S ada, cepet hawa.. emm apa ya, . Subjek menunjukkan


perasaan tu cepet sedihnya, gimana perilaku sensitif, yaitu
ya.. mudah sedih.

(KB:
W1/S2/YY/h.13/b.67)

13
P Jadi mudah sedih gitu ya?

S oh iya jadi mudah sedih pokoknya, 70


sedih sedikit yaa sedih gitu, nggak
tau kenapa

P Nggak ada penyebabnya pun juga


kayak gitu?

S iya, tiba-tiba. Kerja juga sering 75 Subjek memberi contoh


begitu, tiba-tiba pengen nangis sedih kesedihannya, seperti
nanti ujung-ujungnya keinget orang teringat orang tua.
tua, keinget yaa (tertawa kecil).
(KB:
W1/S2/YY/h.14/b.76-78)

P Emm.. terus emm untuk kegiatan


sehari-hari, kan udah mulai hamil 80
ya, biasanya kan ada mungkin emm
mengurangi kegiatan yang berat-
berat atau apa gitu, ada yang
dikurangi nggak? Atau sama aja?

S sama aja mas, tapi paling sekarang 85 Subjek menunjukkan


tuh kayak ngerasa males gitu kalo perilaku menghindar,
misal biasanya kalo di pabrik sering yang dapat dilihat dari
ngobrol-ngobrol atau ngegosip gitu males ngobrol-ngobrol
apalagi kalo pulang kerja. Tapi banyak dengan teman

14
sekarang kayak males aja mas. Ngga kerja lainnya.
tau kenapa, mungkin sih karna 90
(KB:
capek
W1/S2/YY/h.14/b.87-90)

P Lalu dalam aktivitas sehari-hari,


apakah ada perbedaan perilaku yang
dirasa ketika hamil saat ini? 95

S Apa ya, mungkin yang paling jelas Subjek menunjukkan


kayak lebih manja aja sih mas sama perilaku dependen. Yaitu
suami. Bawaan bayi, hehe lebih merasa manja pada
saat hamil.

(KB:
W1/S2/YY/h.15/b.96-98)

P Sekarang kita coba bayangin yang


kedepannya misal, untuk persalinan 100
nih, ada bayangan nggak soal proses
persalinan, atau udah ada bayangan
belum?

S sedikit ada, takut, deg-degan Subjek menunjukkan


(tertawa kecil), kalu orang.. 105 perasaan ketakutan
kebanyakan orang ngeden itu lho
terhadap sesuatu yang
mas, ada yang nggak kuat gitu, terus
pengen nyerah katanya gitu.. terjadi di masa depan.

15
(KB:
W1/S2/YY/h.15/b.104-
108)

P Oh begitu, tapi kan biasanya kalau


orang hamil kan ada senam ibu 110
hamil, kalau untuk bulan-bulan
empat itu ada atau nggak ya?

S saya belum pernah itu mas

P Terus untuk.. apa namanya,


bagaimana kesiapan mba yeyen 115
untuk menghadapi proses
persalinan? Mungkin persiapan
mentalnya gitu, ya memang masih
jauh ya, tapi sudah diperkirakan
belum nanti persiapannya kira-kira 120
apa aja nanti?

S persiapan mental apa persiapan


perlengkapan?

P Bisa mental, bisaperlengkapan, bisa


dijawab semua 125

S kalau persiapan mental sekarang Subjek pasrah akan


masih berpikir lillahi ta’ala hehe ketentuan-Nya,
menunjukkan ketakutan
akan ketidakmampuan
untuk mengatasi suatu

16
masalah.

(KB:
W1/S2/YY/h.16/b.126-
127)

P Lillahi ta’ala ya, pasrah ya..

S iya pasrah hehe, tapi untuk


persiapan perlengkapannya belum 130
(tertawa ringan)

P Terus.. oh ya ini untuk dalam


melakukan pekerjaan sama kegiatan
sehari-hari, ada perubahan
konsentrasi nggak? Emm fokusnya 135
atau missal apa gitu?

S mungkin belum ada mas, tapi sering


ngantuk

P Sering ngantuknya karena apa?


Mungkin kurang tidurnya atau apa? 140

S enggak, kalau kurang tidur enggak,


soalnya kalau malam juga tidurnya
gasik kok.

P Tapi, emm tetep bisa lah ya


meskipun ngantuk, tapi mengurangi 145
konsentrasi juga waktu kerja?

17
S iya mengurangi konsentrasi juga Subjek menunjukkan
penurunan konsentrasi.

(KB:
W1/S2/YY/h.17/b.147)

P Cukup berpengaruh nggak berarti


itu? Pengaruhnya besar nggak
dipekerjaannya? 150

S kalau ngantuk dalam menghitung


label, ngecek label pengaruhnya
besar mas

P Tapi sampai ada miss nggak gitu?


Karena ngantuk itu tadi 155

S belum, Alhamdulillah belum

P Belum lah ya, semoga jangan ya

S aamiin hehe

P Emm yasudah pertanyaannya cuman


itu aja, yang ingin kita ketahui, dan 160
sekali kami ucapkan terimakasih
untuk waktunya, semoga nanti
kecapean-kecapean yang bulan-
bulan ini lah ya, sama nanti semoga
proses persalinannya lancar,
165
dimudahkan riskinya, kesehatannya.
Sekali lagi ucapkan terimakasih ya

18
Mba yeyen

S aamiin, sama-sama mas

*Keterangan:

P : Pewawancara

S : Subjek

Kesimpulan:

Dari hasi analisis wawancara pada subjek kedua, dapat diambil kesimpulan bahwa
subjek menunjukkan dengan lebih jelas akan adanya kecemasan. Gejala kecemasan
yang dirasakan subjek seperti gejala fisik, bahwa subjek menunjukkan gejala
kecemasan seperti mual dan pusing. Menunjukkan kegelisahan terhadap kakinya
yang mulai membengkak, dan mengatakan bahwa subjek merasa lemas. Pada gejala
behavioral, subjek menunjukkan perilaku sensitif, yaitu mudah sedih, kemudian
subjek menunjukkan perilaku menghindar dan perilaku dependen. Gejala kognitif,
subjek menunjukkan kekhawatirannya, ketakutan terhadap proses persalinan, subjek
juga menunjukkan ketakutannya akan ketidakmampuannya untuk mengatasi suatu
masalah, dan terjadi adanya penurubab konsentrasi yang dialami subjek.

19
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang
ada di Dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan
penatalaksanaan yang benar, karena hal ini bias mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas ibu, hal tersebut terbukti dari angka kematian ibu masih tinggi yaitu 307
per 100.000 kelahiran hidup dengan keadaan tersebut memacu kita untuk
memberikan penatalaksanaan yang benar pada saat kehamilan. Kehamilan pertama
merupakan kehamilan yang pertama kalinya dirasakan oleh seorang ibu mulai dari
ovulasi sampai partus (280 hari/40 minggu). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari 40 minggu atau 9
bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dimulai dari 4 bulan sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan 7 sampai 9
bulan.2,3 Penjelasan pada ibu kehamilan pertama, mengenai perubahan alat
kandungan sangatlah penting dan perlu karena masih banyak ibu Kehamilan
pertama belum mengetahui tentang perubahan pada diri mereka, baik alat
kandungan yang berada di dalam ataupun yang ada di luar. Maka dari itu peran dari
bidan sangatlah penting untuk menjelaskan tentang perubahan yang terjadi pada
tubuh ibu yang sedang hamil dan juga memberikan pelayanan kesehatan
biopsikologis, sosial dan spiritual pada ibu hamil. Perubahan kondisi fisik dan
emosional yang kompleks pada wanita hamil memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Pada trimester
pertama sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi gangguan kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya. Salah satu gangguan psikologis adalah reaksi cemas yang ditandai
dengan munculnya rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama sekali
terhadap hal- hal yang masih tergolong wajar. Kebijakan Departemen Kesehatan
tahun 2002 dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis yang disebut dengan Empat Pilar Motherhood
yaitu KB, ANC, persalinan bersih dan aman, pelayanan pelayanan obstetri, dimana
pilar kedua adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk memantau perkembangan
kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai kehamilan
secara dini dan ditangani secara benar. Kecemasan merupakan reaksi normal

20
terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau
tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang
mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang
individu atau kelompok biososialnya. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya suatu perilaku seseorang. Pengetahuan ibu tentang
kehamilan akan mendasari kecemasan dalam menghadapi kehamilan trimester
pertama. Kecemasan pada ibu Kehamilan pertama didasarikan pada ketidaktahuan
dalam mengatasi kecemasan dalam menghadapi kehamilan trimester pertama.
Paritas, usia, kunjungan ANC serta tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan
kurangnya pengetahuan kehamilan pertama dalam menghadapi kecemasan pada
kehamilan trimester pertama. Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil
hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan
itu sangat penting bagi ibu hamil sebab keluarga menjadi bagian integral atau tak
terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat
dipengaruhi oleh keluarga. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanan. Data kematian
ibu di Provinsi Aceh jumlah yang dilaporkan adalah 163 orang dari perhitungan
AKI tahun 2011 sebesar 158/100.000 LH. Sementara AKI di Aceh, bila
dibandingkan pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 193/100000 LH menjadi
158/100.000 LH di tahun 2011. Fenomena psikologis yang menyertai persalinan
bermacam-macam, setiap wanita memiliki disposisi kepribadian yang definitif dan
mewarnai proses kelahiran bayinya. Wanita yang bersikap pasif secara total sejak
semula sudah mempunyai anggapan bahwa mereka tidak perlu takut dan cemas,
sebab mereka tidak akan banyak menderita sesuai dengan nasihat atau sugesti pada
bidan dan dokter. Namun setelah merasakan sendiri kesakitan yang bertubi-tubi dan
semakin hebat mereka menjadi sangat marah dan tidak sabar. Sebaliknya, tipe yang
aktif menjadi semakin gelisah dan meningkatkan berbagai aktifitas sehari-hari.
Tahun 2012-2013 di Kabupaten Aceh Barat cakupan K1 sebesar 87,42% dari
jumlah ibu hamil sebesar 22,403 dan cakupan K4 sebesar 12,53% dengan target
cakupan adalah 95%. Berdasarkan data awal dari Puskesmas Meureubo Tahun 2015
Jumlah ibu hamil sebanyak 710 orang dan Jumlah ibu Kehamilan pertama dari
bulan Juni sampai dengan November 2015 sebanyak 125. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa ibu Kehamilan pertama mengatakan cemas dengan
kehamilan yang dialami. Kecemasan itu meliputi kecemasan terhadap keadaan diri
sendiri dan keadaan janinnya.

21
B. Rumusan Masalah

1. Apakah calon ibu pada kehamilan pertamanya mengalami kecemasan?

2. Bagaimana sikap calon ibu pada kehamilan pertama dalam mengelola

kecemasan?

C. Tujuan Wawancara

1. Untuk mengetahui apakah wanita mengalami kecemasan pada kehamilan


pertamanya.
2. Untuk memahami dan melakukan eksplorasi terhadap kecemasan yang
dialami oleh wanita pada kehamilan pertama.

D. Pedoman Wawancara

Nevid, Rathus, & Beverly (2005: 164) menjelaskan bahwa ciri-ciri dari
kecemasan, yaitu :
1. Fisik
Gejala fisik dari kecemasan yaitu : Kegelisahan, anggota tubuh
bergetar,banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
merasalemas, panas dingin, pening, sering buang air kecil.
Pertanyaan :
1. Keluhan fisik apa yang anda rasakan selama anda hamil ?
2. Apakah pada saat kehamilan, anda mengalami penurunan kondisi
kesehatan tubuh? Bila ada, dapatkah anda menjelaskannya ?
3. Bagaimana anda menyikapi tentang perubahan fisik yang anda
alami ketika hamil ?
4. Ketika hamil apakah anda merasa malas keluar kamar?

22
2. Behavioral
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : Perilaku menghindar, perilaku
melekat dan dependen, perilaku terguncang, sensitif dan mudah marah.
1. Bagaimana pengaruh kehamilan terhadap emosional anda saat ini ?
2. Apa anda mengurangi kegiatan sehari-hari anda ketika hamil ?
3. Dalam aktivitas sehari-hari, apakah anda merasakan perbedaan
perilaku ketika hamil dengan sebelum anda hamil ?
3. Kognitif
Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : Khawatir tentang sesuatu, perasaan
terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan
akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur
aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
1. Apa yang ada di bayangan anda mengenai proses persalinan?
2. Bagaimana kesiapan anda dalam menghadapi proses persalinan?
(arahkan ke persiapan mental)
3. Bagaiamana konsentrasi anda dalam melakukan pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari ketika anda hamil?

23
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Kehamilan merupakan sebuah proses alami bagi seorang wanita, yaitu


dikandungnya seorang janin dalam rahimnya selama kurang lebih 280 hari atau
kurang lebih empat puluh minggu sesudah hari pertama menstruasi berakhir (Johar,
1998). Kehamilan dan kelahiran bayi pada umumnya memberikan arti emosional dan
penekanan-penekanan.Pada dasarnya seorang wanita yang tengah hamil melanjutkan
kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku yang dimiliki sebelum hamil.
Yang jelas kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosi dan tekanan batin
pada kehidupan psikis wanita dan setiap wanita mempunyai reaksi yang sangat
individual dan bergantung pada kepribadiannya dalam menghadapi proses kehamilan
tersebut (Kartono, 1992).

Kehamilan dan melahirkan bayi merupakan perjuangan yang mengandung


resiko, maka seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa proses kehamilan akan
menambah intensitas emosi dan tekanan batin bagi setiap wanita. Sebagai contoh,
seorang wanita hamil sering kali merasa cemas dan takut apakah nantinya dia akan
melahirkan dengan selamat atau tidak, apakah dia akan mengalami keguguran atau
bayi lahir sebelum saatnya (prematur). Lazimnya seorang wanita yang hidup bahagia,
dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan saat melalui proses kehamilan dan
persalinannya. Karena bangga akan dirinya, akan kesuburannya dan sangat bahagia
menyambut anak yang akan dilahirkan. Terlebih jika hal itu merupakan peristiwa
pertama, maka kehamilan tersebut akan dianggap sebagai fajar baru dalam
perkembangan hidup kaum wanita (Kartono, 1992).

Keadaan fisik dan psikologis yang sehat akan membuat proses kehamilan dan
persalinan berlangsung dengan aman tanpa gangguan (Moeloek, 1979). Kesiapan

24
seorang wanita untuk hamil dipengaruhi oleh kematangan fungsi-fungsi seksualnya
dan juga oleh kematangan psikis yang dimilikinya dalam menerima seorang
anak.Selain itu status dan kondisi perkawinan juga berperan dalam menentukan
kesiapan seorang wanita untuk hamil. Usia sehat antara 20-30 tahun adalah saat yang
tepat untuk hamil dan melahirkan. Usia dibawah 20 tahun akan beresiko tinggi karena
pada usia tersebut fungsi-fungsi seksual wanita belum tumbuh secara sempurna
termasuk ukuran pinggulnya sehingga ada kemungkinan mengalami kesulitan ketika
melahirkan. Sedangkan usia diatas 30 tahun akan beresiko tinggi cepat mengalami
pendarahan dan bila tidak segera diatasi akan mengakibatkan kematian ibu hamil
(Koesnadi, 1987). Bahaya-bahaya dalam dunia medis pada wanita hamil secara
langsung berhubungan dengan kondisi psikis ibu hamil yaitu dapat menimbulkan
kecemasan.

Bahaya psikologis yang ditimbulkan kehamilan pada usia remaja atau di


bawah 20 tahun akan lebih besar daripada bahaya biologis, hal ini karena ada masalah
ketergantungan remaja pada kehidupan emosi, keuangan, pendidikan, dan
kebudayaan yang berlaku pada ibu-ibu muda (Eckholm & Newland, 1984). Johar
(1998) dalam penelitiannya mengatakan bahwa usia wanita saat hamil berpengaruh
terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi proses persalinan. Dimana lebih
lanjut hasil perhitungan akhir dari penelitian tersebut mengatakan bahwa wanita
hamil pada usia 30 tahun keatas mempunyai nilai kecemasan paling tinggi dibanding
pada wanita hamil pada usia 15-19tahun dan pada usia 20-30 tahun. Peristiwa hamil
di atas 35 tahun umumnya bukan merupakan pengalaman pertama bagi seorang
wanita tetapi seringkali hal ini merupakan peristiwa yang tidak direncanaka
sebelumnya. Meskipun pada usia tersebut seorang wanita telah siap menerima
kehadiran seorang anak dan menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu tetap saja
kehamilan pada usia di atas 35 tahun berpotensi menimbulkan kecemasan.

25
Kecemasan

Menurut Atkinson (1996), Daradjat (1985), dan Corey (1997), secara umum
kecemasan merupakan emosi yang bisa memotivasi individu untuk melakukan
sesuatu hal, berhubungan dengan rasa takut, dimana dalam keadaan wajar kecemasan
bermanfaat bagi individu tetapi bila sebaliknya akan berpegaruh negatif bagi
individu. Kecemasan berfungsi untuk memberi peringatan kepada ego tentang adanya
ancaman bahaya.

Gejala-gejala Kecemasan

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164)mengklasifikasikan


gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala,diantaranya yaitu :

a) Fisik

Gejala fisik dari kecemasan yaitu : Kegelisahan, anggota tubuh


bergetar,banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasalemas,
panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

b) Behavioral
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : Perilaku menghindar, perilaku
melekat dan dependen, perilaku terguncang, sensitif dan mudah marah.
c) Ciri-ciri Kognitif

Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : Khawatir tentang sesuatu,


perasaanterganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa
depan,keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutanakan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampuraduk atau
kebingungan, sulit berkonsentrasi.

26
Shah (dalam Ghufron & Rini, 2010: 144) membagi kecemasan menjadi tiga
komponen, yaitu:
1) Fisik
Seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut mual, mulut kering, grogi
dan lain-lain
2) Emosional
Seperti panik dan takut
3) Mental atau kognitif
Seperti gangguan perhatian dan memori, kekhawatiran, ketidakteraturan dalam
berfikir dan bingung.

Gejala-gejala kecemasan juga dikemukakan oleh Maher (dalam Calhoun &


Acocella, 1990: 208) yaitu yang berupa:
1. Gejala Emosional : Orang tersebut mempunyai ketakutan yang amat
sangat dan secara sadar.
2. Gejala Kognitif : Ketakutan tersebut meluas dan sering berpengaruh
terhadap kemampuan berfikir jernih, memecahkan dan mengatasi tuntutan
lingkungan.
3. Gejala psikologis :Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa
pengerasan diri untuk bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak.

Dampak Kecemasan

Kecemasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada masa kehamilan.


Hense (dalam Ghufron &Rini, 2010: 134-135) melaporkan bahwa semua wanita
hamil mengalami kecemasan pada masa kehamilan dan melahirkan, dan mereka
menghubungkan proses melahirkan dengan kematian, bukannya dengan kehidupan.

27
Padahal kemungkinan hidup dan mati di saat melahirkan tetaplah sama dengan
kondisi normal lainnya. Karena dalam kehidupan manusia berada pada dua
kemungkinan tersebut. Terhubungkannya proses melahirkan dengan kematian
karena beratnya beban dan sakit yang dirasakan pada saat melahirkan.
Kecemasan, ketakutan dan panik berdampak negatif pada ibu sejak masa
kehamilan sampai persalinan. Secara psikologis, ibu yang tidak tenang dapat
menurunkan kondisi tersebut kepada bayinya sehingga bayi mudah merasa gelisah,
yang akhirnya berdampak pada kesehatannya seiring ia tumbuh besar (Andriana,
20011:51).
Brewer (dalam Aprilia & Ritchmond, 2011: 127) menjelaskan bahwa
kecemasan dan stres berlebihan pada saat hamil sama bahayanya dengan wanita
hamil yang perokok. Karena pada dasarnya, sejak mulai hamil tubuh wanita akan
memproduksi suatu zat bernama Prenanolone, yang berfungsi sebagai obat penenang
atau pereda stres alami. Tetapi jika wanita hamil mengalami kecemasan yang
berlebihan dan selalu panik selama kehamilannya, maka pregnanolone dalam
tubuhnya tidak akan cukup untuk mengatasi. Akibatnya risiko kemungkinan anak
dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (BBLR), ukuran kepalanya kecil
(macrosomia), perkembangan sarafnya tidak seimbang, serta lahir prematur menjadi
lebih tinggi dibanding dengan ibu yang menjalani kehamilan dengan hati dan pikiran
yang penuh sukacita.

Kecemasan Pada Ibu Hamil

Menurut Pleyte (1975) kecemasan pada ibu hamil dibagi menjadi dua yaitu

1. Kecemasan ibu hamil berkaitan dengan dirinya sendiri, meliputi cemas


terhadap kesehatan badannya, kematian yang mungkin menimpanya,
komplikasi persalinan (misalnya: tidak mencapai rumah sakit pada
waktunya), dan takut akan rasa sakit waktu melahirkan. Di samping itu ada

28
kecemasan yang secara langsung berhubungan dengan kehamilan, misalnya:
kesulitan perumahan, ekonomi dan perkawinan.
2. Kecemasan ibu hamil berkaitan dengan bayinya, meliputi: bayi yang lahir
akan mengalami deformitas atau trauma, lahir prematur, kematian bayi dalam
kandungan, kemampuan dan intelegensi dari anak yang akan lahir serta
kemungkinan mengandung anak kembar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi masa kehamilan,


yaitu:

1. Pengalaman; pada peristiwa kehamilan pertama wanita mengalami


kekhawatiran yang lebih besar dibandingkan dengan kehamilan dan
persalinan berikutnya karena belum ada pengalaman.
2. Kehamilan dari anak yang tidak dikehendaki; adanya penolakan terhadap anak
yang dikandung karena kehamilan yang tidak direncanakan akan berpengaruh
terhadap perlakuan dan emosi ibu selama hamil.
3. Kehamilan dari anak tidak sah atau anak di luar nikah; adanya penolakan
terhadap bayi dalam kandungan karena rasa malu terhadap anak tidak sah
akan mempengaruhi emosi ibu hamil dan menimbulkan kecemasan-
kecemasan tertentu.
4. Keturunan; sifat seorang anak berasal dari orang tuanya. Apabila orang tua
memiliki sifat pencemas maka hal ini akan dimiliki pula oleh anaknya. Jadi
sifat pencemas ini diturunkan dari orangtuanya kepada anaknya (Spielberg
and Saranson, 1982).

Selain faktor-faktor tersebut, menurut Sloane dan Benedict (1991) faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kecemasan pada wanita hamil adalah;

1. Pengambilan keputusan untuk mempunyai anak penting bagi kondisi


psikologis calon ibu karena keputusan ini merupakan pengalaman bersama
dan pihak suami istri harus sama-sama mempunyai kemauan.

29
2. Usia ibu hamil; usia terbaik untuk hamil yaitu antara 20-30 tahun, dengan
pertimbangan bahwa semakin dewasa individu semakin banyak cadangan
respon yang dapat digunakan untuk merespon stimulus-stimulus yang
dihadapi, oleh karena itu individu akan cenderung lebih matang dalam
usahanya untuk menyesuaikan diri terhadap kehidupan.
3. Kemampuan dan kesiapan keluarga; kondisi sosial ekonomi yang mapan
sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis ibu hamil. Ibu hamil yang
mempunyai kesiapan dan kemampuan yang cukup akan dapat menikmati
hakekat dirinya sebagai orang tua.
4. Kesehatan; kondisi tubuh yang baik dapat memperkecil rasa nyeri selama
hamil, memudahkan persalinan atau bahkan bedah caesar. Kondisi tubuh
yang sehat dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu hamil selama kehamilan
dan pada saat melahirkan.
5. Keguguran; pasangan yang pernah mengalami keguguran akan cemas untuk
mendapatkan janin yang sehat. Hal ini disebabkan karena setelah wanita
mengalami sekali keguguran, wanita tersebut tetap mempunyai kemungkinan
hamil lagi tetapi kemungkinan untuk mengalami keguguran akan lebih tinggi
lagi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Marniati.2017. ”Analisis Tingkat Kecemasan Ibu Kehamilan Pertama dalam Menghadapi


Persalinan”, (http://eprints.uad.ac.id/5408/1/15.%20ANALISIS%20TINGKAT
%20KECEMASAN%20IBU%20KEHAMILAN%20PERTAMA%20DALAM%20MENGHADAPI
%20PERSALINAN.pdf, Online, diakses, 5 Januari 2020).

Widyatun, Diah. “Konsep Dasar Kehamilan”,


(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html?m=1, Online, diakses 5 Oktober 2019)

Suharyanto, Arby. “Teori Kecemasan : Pengertian, Konsep dan Penerapannya”,


(https://dosenpsikologi.com/teori-kecemasan, Online, diakses, 5 Oktober 2019)

Pengertian kecemasan. http://eprints.undip.ac.id/51354/2/BAB_1.pdf, Online, diakses 17


November 2019

Tanda dan Gejala Kehamilan. http://eprints.umpo.ac.id/4194/3/3%20BAB%202.pdf, Online,


diakses 17 November 2019

31

Anda mungkin juga menyukai