Anda di halaman 1dari 16

PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN

FREEDOM INSTITUTE
Makalah ini Disusun untuk memenuhi Penilaian Akhir Semester Mata Kuliah Sumber Informasi

Disusun oleh :
Mila Hamidah 11210251000097
Nur Kholifah Septiani 11210251000079
Fidia Layyina 11210251000067
Muhammad Adi Nugraha 11210251000147
Rendy Maulana 11210251000014

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Riyan Adi Putra, M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
Kata Pengantar
Pertama-tama penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul
“Pemenuhan Kebutuhan Informasi pada Perpustakaan Freedom Institute” yang disusun secara
seksama. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ryan Adi Putra, M.Hum selaku dosen
pengampu mata kuliah Sumber Informasi atas bimbingannya dalam penyelesaian makalah ilmiah
ini. Penulis mengucapkan terima kasih pula kepada Bapak Ujang Saripudin selaku staf
perpustakaan atau pustakawan yang telah memberikan luang waktu dalam memberikan sebuah
informasi yang bermanfaat terkait perpustakaan freedom institute.

Penulis berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
salah satu referensi dan acuan dalam memahami perpustakaan freedom institute. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna dan memohon maaf
apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Daftar Isi

Halaman Judul…………………………………………………………………………….......... 1

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….... 3
BAB 1……………………………………………………………………………………………. 4
Pendahuluan…………………………………………………………………………………….. 4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………..
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………
E. Metode Penelitian………………………………………………………………………….
BAB II…………………………………………………………………………………………….
Teori………………………………………………………………………………………………
BAB III……………………………………………………………………………………………
Profil Singkat Perpustakaan Freedom Institute………………………………………………
BAB IV…………………………………………………………………………………………….
Pembahasan………………………………………………………………………………………
A. Kebutuhan Informasi yang dipenuhi pada Perpustakaan Freedom Institute………………
B. Analisis Kebutuhan Informasi terhadap Pemustaka di Perpustakaan Freedom Institute….
C. Penerapan Sumber Informasi yang Terbuka (Open Acces) di Perpustakaan Freedom
Institute…………………………………………………………………………………….
D. Pengetahuan Tacit yang dimiliki Oleh Pustakawan di Perpustakaan Freedom Institute….
E. Jenis-Jenis Sumber Informasi Elektronik atau Digital pada Perpustakaan Freedom
Institute…………………………………………………………………………………….
F. Jenis-Jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang digunakan pada
Perpustaakaan Freedom Institute…………………………………………………………..
BAB V……………………………………………………………………………………………
Penutup………………………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
B. Dokumentasi Foto Perpustakaan Freedom Institute…………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan informasi apa saja yang dapat dipenuhi pada perpustakaan tersebut ?
2. Apakah perpustakaan pernah melakukan analisis kebutuhan informasi pemustakanya,
bagaimana caranya ?
3. Apakah perpustakaan memiliki sumber informasi yang terbuka (open access) dapat diunduh
melalui web perpusnya, jika ada jelaskan ?
4. Pengetahuan tacit apa saja yang dimiliki salah satu atau beberapa pustakawan atau staff
perpustakaan tersebut ?
5. Jenis-jenis sumber informasi elektronik atau digital yang tersedia pada perpustakaan tersebut
?
6. Jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan pada perpustakaan
tersebut (hardware dan software) ?

C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Operasional
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi penilaian ujian akhir semester satu mata
kuliah Sumber Informasi.
B. Tujuan Teoritis
Tujuan teoritis dalam makalah ini adalah untuk menganalisis dalam pemenuhan
kebutuhan sumber informasi khususnya di Perpustakaan Freedom Institute baik dari sudut pandang
pemustaka maupun sudut pandang perpustakaanya, dalam ruang lingkup pembahasan yakni :
1. Mengetahui kebutuhan informasi yang dapat dipenuhi pada Perpustakaan Freedom
Institute.
2. Mengetahui apa saja analisis kebutuhan informasi yang pernah dilakukan pada
Perpustakaan Freedom Institute.
3. Mengetahui apakah Perpustakaan Freedom Institute memiliki sumber informasi yang
terbuka (open access).
4. Mengetahui tacit yang dimiliki salah satu atau beberapa pustakawan atau staff perpustakaan
tersebut.
5. Mengetahui jenis-jenis sumber informasi elektronik atau digital yang tersedia pada
Perpustakaan Freedom Institute.
6. Mengetahui jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan pada
Perpustakaan tersebut (baik hardware maupun software).

D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis dari penulisan ini adalah penulis berharap hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat dan sebagai salah satu pengetahuan pada mata kuliah Sumber Informasi
terkait pemenuhan kebutuhan informasi pada Perpustakaan Freedom Institute terutama untuk
menambah referensi dan informasi perpustakaan tersebut.
Manfaat Praktis dari penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
mahasiswa ataupun masyarakat luas dalam hal terkait kebutuhan informasi yang diberikan dan
dipenuhi pada Perpustakaan Freedom Institute sebagai perpustakaan yang berdiri secara mandiri
dan dibuka untuk umum bagi para pemustaka yang membutuhkan terkait informasi dan sumber
ilmu.

E. Metode Penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Bagi
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.1 Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Beberapa
pengertian penelitian deskriptif juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya.2

1
(Samsu, 2017)
2
Ibid. Hlm. 65.
Upaya yang digunakan oleh peneliti dalam menemukan data terkait permasalahan yang
akan diteliti sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan, yakni menggunakan teknik
wawancara (interview). Wawancara ini dilakukan untuk mengubah data menjadi informasi secara
langsung yang diberikan oleh subjek penelitian di lapangan. Pendekatan wawancara ini dilakukan
untuk mengukur apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui subjek penelitian mengenai
informasi atau pengetahuan atau sejumlah data yang diperlukan terhadap sikap dan kepercayaan
yang dianut oleh yang diteliti (subjek).3 Dengan melakukan sebuah wawancara dan disandingkan
dengan sebuah teori yang tekah dipelajari, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjawab
semua pertanyaan dan informasi seputar Perpustakaan Freedom Institute.

3
Ibid. Hlm. 96.
BAB II

Teori

Dalam melakukan penelitian tidak terlepas dari sebuah teori. Teori diibaratkan sebagai
pijakan awal bagi sang peneliti untuk menemukan kebenaran maupun terhadap suatu kejadian
yang realistis. Penggunaan teori sangat diperlukan bagi seseorang yang hendak melakukan
penelitian. Dengan adanya teori maka sebuah penelitian dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atas penelitiannya tersebut. Sebuah teori biasanya dikemukakan oleh seorang ahli
pakar pada bidang tertentu yang telah diuji akan keabsahannya, maka tidak sembarangan orang
dapat mengemukakan teori.

Teori dapat dipahami sebagai seperangkat konsep/konstruk, pemikiran kritis, atau definisi
untuk menjelaskan suatu peristiwa, kejadian, atau fakta. Teori juga dapat dipahami sebagai
deskripsi terhadap sesuatu yang dibangun melalui hipotesis, analisis, proposisi, dan variabel yang
ada.4 Agar sebuah penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan, maka untuk merumuskan masalah
peneliti menggunakan sebuah teori yang akan disandingkan kepada data hasil informasi yang telah
didapatkan melalui wawancara. Berikut beberapa teori yang digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan sumber informasi :

A. Sumber Informasi

Menurut Wilson (2000,) Pada dasarnya setiap orang membutuhkan informasi sebagai
bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kehidupannya. Dalam
kajian mengenai perilaku informasi, informasi merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk
menjawab situasi ketidakpastian yang dihadapinya. Kebutuhan akan informasi sangat dirasakan
ketika seseorang, di dalam dirinya, merasakan suatu kondisi kesenjangan (gap) mengenai
informasi, yang harus dipenuhi dan dipuaskan

Krikelas (1983) menyatakan bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan


yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk
mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya tersebut. Kebutuhan informasi adalah
suatu keadaan di mana seseorang merasakan dan menyadari adanya kesenjangan antara

4
Ibid. Hlm. 30
pengetahuan yang ia miliki pada saat itu, di mana seseorang tersebut merasa bahwa informasi yang
ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya.

Kebutuhan informasi menurut Belkin dalam Yusup terjadi karena keadaan tidak menentu
yang timbul akibat terjadinya kesenjangan (gap) dalam diri manusia antara pengetahuan yang
dimiliki dengan yang dibutuhkannya. Sehingga pemakai akan mencari informasi untuk memenuhi
kebutuhannya. Sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain adalah: a) Mempunyai konsep yang
relatif berubah pada periode tertentu, b) berbeda antara satu orang dengan orang lain, c)
Dipengaruhi oleh lingkungan, d) Sulit diukur secara kuantitas, e) Sulit diekspresikan, f) Seringkali
berubah setelah seseorang menerima informasi lain.

Menurut Yusup, cara-cara yang dilakukan dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi
pengguna perpustakaan adalah dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi
pengguna perpustakaan dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaaan.
Yusup menyatakan bahwa, memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam
informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepantingan
umat manusia, yaitu sumber informasi terekam yang bisa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan
dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
penelitian dan ilmu pengetahuan), dan sumber informasi yang bersifat non-ilmiah sepeti informasi
tentang keluarga, berita kematian, dan iklan komersial yang biasanya terdapat di terbitan berseri
seperti majalah, surat kabar, tabloid, dan lainnya.

B. Open Access

Menurut Budapest Open Access Initiative mendefinisikan OA (Open Access) dalam


kalimat ini: “By ‘open access’ …, we mean its free availability on the public internet, permitting
any users to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of these articles,
crawl them for indexing, pass them as data to software, or use them for any other lawful purpose,
without financial, legal, or technical barriers other than those inseparable from gaining access to
the internet itself. The only constraint on reproduction and distribution, and the only role for
copyrights in this domain, should be to give authors control over the integrity of their work and
the right to be properly acknowledged and cited.” (Dengan ‘open access’… yang kami maksudkan
adalah ketersediaan artikel-artikel secara cuma-cuma di Internet, agar memungkinkan semua orang
membaca, mengambil, menyalin, menyebarkan, mencetak, menelusur, atau membuat kaitan
dengan artikel-artikel tersebut secara sepenuhnya, menjelajahinya untuk membuat indeks,
menyalurkannya sebagai data masukan ke perangkat lunak, atau menggunakannya untuk berbagai
keperluan yang tidak melanggar hukum, tanpa harus menghadapi hambatan finansial, legal, atau
teknis selain hambatan-hambatan yang tidak dapat dilepaskan dari kemampuan mengakses
Internet itu sendiri.5

Menurut Peter Suber (2013) menjelaskan pengertian ‘open access’ dengan mengatakan
bahwa “open access (OA) merujuk pada cara akses terhadap publikasi, yaitu dalam bentuk digital
online, bebas biaya, dan tidak terikat dengan masalah copyright serta aturan lisensi.6

Menurut Keith G Jeffery (2006), presiden dan peneliti di EuroCRIS (Current Research
Information System), mendefinisikan “Open Access (OA) sebagai berikut ; “open access means
that electronic scholary articles are available freely at the point use,”. Yaitu bahwa akses
dimaksud adalah akses terhadap karya ilmiah secara gratis.7

C. Manajamen Pengetahuan

Menurut Liebowiz (1999), Knowledge is the whole set of insight, experiences and
procedures that are considered correct and true and that therefore guide the thought, behavior
and communication of people. Yang artinya pengetahuan adalah seluruh rangkaian wawasan,
pengalaman, dan prosedur yang dianggap benar dan oleh karena itu memandu pemikiran, perilaku,
dan komunikasi orang.

Menurut Carillo et all (2004), manajemen pengetahuan atau knowledge management di


organisasi dapat berupa tacit maupun explicit knowledge dan bisa bersifat individual maupun
organisasi. Berdasarkan sifatnya, sebenarnya tacit knowledge lebih bersifat personal,
dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan.

5
(7460036, 2012)
6
(Rifai, 2017)
7. Ibid, Hlm. 14.
Dalam manajemen pengetahuan dikenal juga memiliki sebuah definisi terkait
pengetahuan tacit. Menurut Groff and Jones (2003), tacit adalah pengetahuan perorangan yang
menyatu dengan pengalaman dan tidak berwujud.

Menurut Malthora (2005), tacit adalah pengetahuan tentang cara yang ada dalam benak
manusia. Hal yang berkaitan dengan pengetahuan tacit adalah pengetahuan mengenali,
menghasilkan, membagi dan mengatur sesuatu.

D. Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK)

Menurut Sulistyo Basuki (1993), teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan
untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi.

Menurut Koswara (1998), teknologi dalam bidang perpustakaan dibatasi pada teknologi
pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan
memanfaatkan komputer dan telekomunikasi.

Menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57), teknologi informasi adalah
suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

E. Perpustakaan

Menurut Sulistyo Basuku, perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah Gedung
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual

Menurut Lasa HS, perpustakaan merupakan kumpulan atau bangunan fisik sebagai
tempat buku dikumpulkan dan disusun berdasarkan sistem tertentu atau keperluan pengguna.
BAB III

Profil Singkat Perpustakaan Freedom Institute

Perpustakaan Freedom Institute berdiri sekitar akhir tahun 2001 dan awal tahun 2002.
Perpustakaan ini berada di bawah naungan Yayasan Freedom Institute yang bergerak di bidang
penelitian mengenai ekonomi pasar, demokrasi, dan nasionalisme. Freedom Institute adalah
lembaga swasta non-profit yang didirikan oleh seorang politis bernama Rizal Mallarangeng
dengan tujuan menampung ide, gagasan, dan semangat kebebasan dari intelektual muda. Akhirnya,
Rizal bersedia mendanai seluruh kebutuhan perpustakaan tersebut, bahkan dalam hal koleksi yang
ada di Perpustakaan Freedom pun semua milik pribadi.
Perpustakaan Freedom Institute berlokasi di Gedung Wisma Bakrie, Jl. H. R. Rasuna Said
No. Kav B1, Kuningan Menteng Jakarta Selatan 10320. Gedung ini persis berada di seberang
Gedung KPK dan di depan Halte Kuningan Madya. Jumlah koleksi pada tahun 2021 yang ada di
perpustakaan ini terdapat 14.000 buku dan hampir 25.000 jurnal. Sekitar kurang lebih 70-80 %
koleksi menggunakan Bahasa Inggris, dan sisanya menggunakan Bahasa Indonesia. Koleksi yang
ada di dalam perpustakaan ini tidak boleh di bawa pulang, pemustaka hanya boleh membaca di
perpustakaan dengan waktu yang telah di sediakan. Masyarakat dapat mengunjungi perpustakaan
ini di hari Senin sampai Jum’at pada pukul 09:00-16:00 WIB. Sedangkan, di hari Sabtu dan
Minggu Perpustakaan Freedom Institute tidak beroperasi.

A. Fasilitas Perpustakaan Freedom Institute

1. Penitipan Tas

Pengunjung diminta untuk menitipkan barang bawaannya, kecuali barang berharga. Penitipan
barang tersebut berada di meja petugas, sehingga barang yang dititipkan dapat terjaga dengan
baik.

2. Ruang Baca

Terdapat banyak meja dan kursi yang telah disediakan, baik yang panjang maupun yang untuk
satu orang. Bahkan terdapat sofa agar pengunjung dapat membaca dengan lebih nyaman. Jadi,
tidak usah takut untuk tidak mendapat tempat untuk membaca.
3. Internet Gratis

Perpustakaan Freedom menyediakan internet serta fasilitas jaringan computer nirkabel gratis
agar pengunjung dapat mengakses sumber informasi dengan lebih cepat dan mudah.

C. Program Perpustakaan Freedom


Misi utama Perpustakaan Freedom adalah menyebarkan ide dengan kegiatan yang
beragam, seperti diskusi public, kegiatan seminar,lokakarya, wawancara radio, menulis artikel,
menerjemahkan buku, penyelenggaraan perpustakaan publik, pelatihan, dan memberi apresiasi
berupa penghargaan.
BAB IV

Pembahasan

A. Kebutuhan Informasi yang dipenuhi pada Perpustakaan Freedom Institute

Perpustakaan yang sebagaimana kita ketahui yakni sebuah lembaga mandiri yang
mengelola koleksi karya tulis, karya cetak atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku
guna untuk memenuhi kebutuhan para pemustakanya. Ketika seseorang merasakan suatu kondisi
kesenjangan baik dalam informasi maupun pengetahuan maka timbullah dorongan keinginan
untuk mencari tahu informasi yang dirasakan belum terpenuhi.

Hadirnya sebuah perpustakaan menjadi suatu jawaban serta tujuan bagi para masyarakat
yang membutuhkan akan informasi. Salah satunya Perpustakaan Freedom Institute yang terletak
di Ibukota Jakarta Selatan dan dibuka secara umum. Perpustakaan Freedom Institue menjadi salah
satu tujuan bagi para pemustaka yang membutuhkan infromasi karena perpustakaan ini memiliki
sejumlah koleksi yang cukup banyak dan memiliki ruangan nyaman yang menjadi penilaian plus
terhadap perpustakaan tersebut.

Kebutuhan Informasi yang dipenuhi oleh Perpustakaan Freedom Institute adalah Terdapat
ribuan koleksi literature dari bidang ekonomi, sosial, agama, hubungan internasional dan bidang
humaniora. Ditambah lagi, perpustakaan ini juga memiliki berbagai jurnal internasional dan
nasional,8 dalam menyajikan kebutuhan informasi yang dapat digunakan sebagai media informasi
maupun referensi acuan dalam menemukan sebuah jawaban atas kurang atau belum terpenuhinya
Informasi. Perpustakaan Freedom Institute sangat cocok bagi para pemustaka yang menginginkan
referensi buku internasional dikarenakan perpustakaan tersebut menyediakan bahan pustaka yang
70-80% berbahasa Inggris dan sisanya berbahasa Indonesia .

Perpustakaan ini dapat dikatakan belum memenuhi kebutuhan informasinya, jika dilihat
dari perspektif jumlah koleksi yang terbatas dibandingkan dengan perpustakaan nasional yang
memilki koleksi yang lebih jauh lebih lengkap.

8
(institute, 2021)
B. Analisis Kebutuhan Informasi terhadap Pemustaka di Perpustakaan Freedom
Institute.

Agar perpustakaan menjadi sebuah lembaga yang profesional maka haruslah dikelola
secara profesional juga dengan baik dan benar. Pada dasarnya perpustakaan dibangun dan
diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan terkait informasi yang belum terpenuhi. Peran
utama suatu perpustakaan adalah sebagai interface yang mempertemukan dua dunia yaitu dunia
sumber informasi dan dunia masyarakat pengguna informasi.

Perpustakaan dapat berjalan dengan lancar jika mengikuti segala aturan dan kebijakan
yang telah dibuat oleh masing-masing perpustakaan. Tujuan utama dalam perpustakaan adalah
melayani dan memberikan informasi kepada pemustaka yang membutuhkan. Perpustakaan
memiliki berbagai macam bentuk layanan spesifik dalam bertanggungjawab menjalankan tugas
yang diembankan. Salah satunya layanan teknis (Technical Services) yang bertugas dalam
pengembangan koleksi pada perpustakaan. Pengembangan koleksi di perpustakaan bisa berupa
terkait pengadaan bahan perpustakaan, pengelolaaan bahan perpustakaan dan pelestarian bahan
pustaka.

Dalam kasus pengadaan bahan pustaka biasanya dilakukan dengan cara melakukan
analisis terhadap kebutuhan informasi para pemustaka yang berkunjung. Faktor pendorong
diadakannya sebuah analisis adalah mengingat bahwa setiap pemustaka yang berkujung ke
perpustakaan memiliki latar belakang yang berbeda baik dari segi umur,suku maupun pendidikan
yang mengakibatkan semakin banyak dan beragamnya kebutuhan informasi yang harus disediakan
di perpustakaan

Salah satu analisis kebutuhan informasi pemustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan
Freedom Institute adalah dengan memanfaatkan media sosial (sosmed) sebagai alat dalam
melakukan analisis terkait kebutuhan informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih
dan internet yang meluas ke seluruh lapisan masyarakat media sosial menjadi salah satu alternative
yang terbaik mengingat masyarakat kini dapar dikatakan tidak bisa terlepas dari alat gawai gadget.
Media sosial yang kerap kali digunakan dalam analisis kebutuhan informasi yakni dengan
mensosialisasikan melalui beberapa akun seperti 1)Facebook : @Perpustakaan Umum Freedom,
2)You Tube : @Freedom Institute, 3)Twitter : @perpus_freedom, dan 4)Instagram :
@freedominstitute.id. Selain menggunakan media sosial sebagai ajang analisis, perpustakaan
tersebut mengikuti kegiatan pameran dan memberikan kuesioner lembar pendataan kepada
pemustaka yang baru berkunjung untuk menjadi anggota perpustakaan. Biasanya dalam pengisian
data anggota tersebut terdapat sebuah pertanyaan berupa koleksi buku bidang apa saja yang
diminati oleh pemustaka.

C. Penerapan Sumber Informasi yang Terbuka (Open Access) di Perpustakaan Freedom


Institute.

Sebelum adanya internet yang menyebar luas ke seluruh lapisan masyarakat pemustaka
mencari kebutuhan informasi yang diinginkan harus melalui cara manual, yakni harus datang ke
perpustakaan dan mencari sendiri kebutuhan yang diinginkan. Namun, seiring berjalannya waktu
dan berkembangnya sistem internet memudahkan para pemustaka mencari buku maupun jurnal
bacaan secara mudah dan cepat.

Salah satu sistem portal web, yaitu open access yang menyediakan buku maupun jurnal
bacaan yang bisa dilihat serta diunduh secara gratis dan mudah berupa pdf. Open access sendiri
merupakan konsep tentang membuat semua konten ilmiah dapat diakses kapanpun dan dimanapun
secara daring. Atau seorang peneliti mempublikasikan hasil penelitian mereka di internet agar bisa
diginakanoleh siapapun, gratis dan bebas dari masalah copyright.

Perpustakaan Freedom Institute merupakan salah satu lembaga perpustakaan yang


terkenal dan lengkap dalam menyediakan berbagai fasilitas mencakup kebutuhan informasi
maupun pemustaka. Namun, sayangnya perpustakaan tersebut tidak memiliki sumber informasi
yang terbuka atau open access yang dapat digunakan oleh para pemustaka. Hal tersebut dapat
dilihat dari website Perpustakaan Freedom, Ketika sang peneliti hendak membuka OPAC (Online
Public Access Catalog) dan mengakses salah satu buku yang diinginkan, tetapi hanya sebatas
menunjukkan bahwa buku tersebut tersedia di perpustakaan dan tidak bisa diunduh secara bebas.
D. Pengetahuan Tacit yang dimiliki Oleh Pustakawan di Perpustakaan Freedom Institute.

Anda mungkin juga menyukai