Anda di halaman 1dari 8

METODE SENSUS HEWAN

- Menganalisis jumlah burung terhadap waktu dan perhitungan tingkat perjumpaan


setiap spesies
- Tujuan:
1. Mengamati keanekaragaman dan kelimpahan burung pada lokasi
pengamatan
2. Menghitung encounter rate individu per spesies yang dijumpai di lokasi
3. Menentukan skala ordinal kelimpahan berdasarkan encounter rate
- Langkah kerja:
1. mencatat koordinat lokasi pengambilan data
2. spesies burung diamati menggunakan binokuler dan diidentifikasi dengan
bantuan buku identifikasi
3. jumlah burung dari setiap spesies dihitung selama 15 menit
4. jumlah butung serta gedung dicatat dan disatukan dalam data paralel untuk
dilakukan perhitungan
- Alat dan bahan:
1. HP
2. Binokular
3. Alat tulis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑖
- Rumus Encounter Rate Spesies i = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑥 10

Kategori (jumlah individu skor kelimpahan skala ordinal


per waktu)

<0.1 1 Rare

0.1– 2.0 2 Uncommon

2.1– 10.0 3 Frequent

10.1– 40.0 4 Common

40.0+ 5 Abundant

- Indeks keberagaman H’= -∑ 𝑝𝑖 𝑥 𝑙𝑛 𝑝𝑖, pi (proporsi spesies dengan rumus jumlah

spesies i dibagi total spesies keseluruhan)


- Indeks ekuabilitas J = H’ / ln s (total berapa spesies yang ditemukan)
nilai hasil 0 (ekuabilitas rendah) – 1 (ekuabilitas tinggi)

PENENTUAN POLA SEBARAN


- Populasi dikarakterisasikan dengan faktor ukuran dan kepadatan populasi
- Tujuan praktikum: mengetahui populasi dan pola sebaran butung yang ada di lokasi
penelitian
- Langkah kerja:
1. mencatat koordinat lokasi pengambilan data
2. spesies burung diamati menggunakan binokuler dan diidentifikasi dengan
bantuan buku identifikasi
3. jumlah burung dari setiap spesies dihitung selama 15 menit
4. jumlah butung serta gedung dicatat dan disatukan dalam data paralel untuk
dilakukan perhitungan
- Alat dan Bahan: lensa binokuler, kamera, ponsel, laptop
- 3 tipe pola distribusi:
1. regular
2. random
3. agregat (berdekatan)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
- Rata- rata (m) spesies yang ditemui= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖
Rumus apabila N<30, N= titik lokasi
2 1 2
- Varians (𝑆 ) = 𝑁−1
∑(𝑥𝑖 − 𝑚)
2
𝑆
- Index of Dispersion (ID)= 𝑚
- Degree of freedom= N-1, nilai x untuk grafik
2
- Uji goodness of fit 𝑋 = ID(N-1), nilai y untuk grafik

Untuk titik lokasi N≥ 30


2
- d= 2𝑥 - 2(𝑁 − 1) − 1
|𝑑| ≤ 1. 96 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑑 <− 1. 96 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑟
𝑑 > 1. 96 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑐𝑙𝑢𝑚𝑝𝑒𝑑
- Grafik pola sebaran
ANALISIS KORELASI DAN
ASOSIASI
- Asosiasi dalam ekologi adalah ketika dua atau lebih variabel dalam komunitas
menempati titik geografis yang sama
- Korelasi dalam ekologi adalah interaksi antara dua variabel yang saling
mempengaruhi
- Tujuan:
1. mengetahui asosiasi burung dengan keberadaan variabel struktural berupa
gedung
2. mengetahui korelasi antara jumlah burung dengan jumlah pohon pada titik
yang sama
- Langkah kerja:
1. mencatat koordinat lokasi pengambilan data
2. spesies burung diamati menggunakan binokuler dan diidentifikasi dengan
bantuan buku identifikasi
3. jumlah burung dari setiap spesies dihitung selama 15 menit
4. jumlah butung serta gedung dicatat dan disatukan dalam data paralel untuk
dilakukan perhitungan korelasi dan asosiasi menggunakan excel
- data kontinu

- Spearman’s rank correlation


2
6∑𝑑𝑖
𝑟𝑠 = 1 − 3
𝑛 −𝑛
𝑟𝑠 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑎𝑟𝑚𝑎𝑛
n = jumlah paired value (jumlah titik, misal kelompok 1 itu 2 titik maka 2 dan kalo 10
kelompok berarti 20 titik)
di= perbedaan ranking x dan y, hasil dari peranking an jumlah pohon (x) dan jumlah
spesies (y)

- Hipotesis
H0: tidak ada korelasi antara kedua faktor
H1: terdapat korelasi antara kedua faktor
Jika rs Hitung > rs Tabel → H0 ditolak
Jika rs Hitung < rs Tabel → H0 diterima
- nilai rs tabel

- Contoh tabel perhitungan

- chi square asosiasi

ada spesies tidak ada spesies jumlah

ada bangunan a c

tidak ada b d

jumlah n

2
2 𝑛(𝑎𝑑−𝑏𝑐)
- 𝑛 ≥ 200: 𝑥 = (𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)
2
2 𝑛(|𝑎𝑑−𝑏𝑐|−0.5𝑛)
- 𝑛 < 200: 𝑥 = (𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)
, n disini adalah jumlah dari total tabel uji chi square
- Hipotesis
2 2
𝑥 hitung < 𝑥 tabel → H0 diterima (tidak terjadi asosiasi antara kedua faktor)
2 2
𝑥 hitung >𝑥 tabel → H0 ditolak (terjadi asosiasi antara kedua faktor)

2
- 𝑥 tabel sama seperti korelasi namun n nya ini jumlah hasil chi square pada tabel

- Perhitungan asosiasi negatif dan positif


(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑐)
𝐸𝑎 = 𝑛
apabila Oa > Ea maka positive association
apabila Oa < Ea maka negative association

ANALISIS VEGETASI: METODE


KUADRAT PETAK TUNGGAL
- vegetasi: komponen ekosistem yang menggambarkan pengaruh dari kondisi faktor
lingkungan dari sejarah dan faktor mudah diukur dan nyata
- Analisis vegetasi: cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk vegetasi
tumbuhan
- Tujuan praktikum:
1. mengetahui jenis tumbuhan yang mendominasi suatu komunitas
2. membandingkan nilai penting antar jenis di suatu komunitas
- Alat: meteran, tali rafia, gunting, patok, alat tulis, LK dan kalkulator
- Tumbuhan dibagi menjadi 4:
1. semai: anakan pohon setinggi≤ 1, 5𝑚
2. pancang: pemudaan yang tinggi nya ≥ 1, 5𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 < 10𝑐𝑚
3. tiang: pohon muda yang diameter 10cm– 20cm
4. pohon: pohon dewasa diameter ≥ 20𝑚
- Langkah kerja:
1. Buat petak ukur untuk semai dengan luas 2mx2m
2. Buat petak ukur untuk pancang seluas 5mx5m
3. Buat petak ukur untuk tiang seluas 10m10m
4. Buat petak ukur untuk pohon seluas 20mx20m
5. catat data vegetasi untuk semai catat jenis dan jumlahnya sedangkan untuk
pancang, tiang dan pohon jenis dan diameternya saja
- Parameter abiotik:
1. suhu
2. kelembapan udara %
3. elevasi

- Yang perlu dihitung: LBDS (Luas Bidang Dasar), K, KR, F, FR, D, DR, INP
- Rumus:
1. Diameter batang = keliling/π (cm)
2. Diameter (m)= diameter batang/100
2
3. LBDS= (¼)(3.14)(Diameter batang)
4. Kerapatan (K)= jumlah spesies/ total luas (20x20m)
5. KR= Kerapatan tiap jenis/ kerapatan total semua jenis x 100%
6. Frekuensi (F)= Jumlah kuadran ditemukannya sebuah jenis/ total kuadran
7. FR= frekuensi sebuah jenis/ frekuensi total semua jenis x 100%
8. Dominansi jenis= LBDS/Luas total area pengambilan sampel (20x20m)
9. DR= dominansi satu jenis/ dominansi total semua jenis x 100%
10. INP:
- INP semai= KR+FR
- INP pancang, tiang, pohon= KR+FR+DR
- Diagram fitograf:

ANALISIS GRK
- Yang terjadi pada proses efek rumah kaca:
1. panas matahari merambat melalui atmosfer
2. sebagian panasnya disserap oleh bumi dan memanasinya
3. panas matahari sebagian dipantulkan kembali ke bumi
4. sebagian dipantulkan bumi diserap oleh gas gas di atmosfer sehingga
menahan panas keluar atmosfer
5. panas matahari dipantulkan kembali oleh atmosfer dan bumi
- Faktor penyebab GRK:
1. aktivitas manusia: industri, pembakaran bbm, pertanian dan pembuangan
sampah yang melebihi batas penyerapan CO2
2. aktivitas alam: aktivitas mikroba dalam tanah, proses pembusukan kimia dan
respirasi akar
- Tujuan praktikum
1. mengetahui cara menganalisa gas rumah kaca
2. mengetahui sifat fisika kimia tanah dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi aliran grk
3. mengetahui cara menghitung fluks emisi grk yang dipengaruhi oleh fisika
kimia tanah dan faktor lingkungannya
- Peralatan:
a. cangkul
b. botol vial 10 ,l
c. label kertas
d. klip
e. syringe 20 ml
f. jarum suntik
g. tutup chamber
h. soil ph moisture meter
i. thermohygrometer digital (kelembapan)
j. soil tester temprature
k. papan jalan
l. gas chromatography
- Cara kerja:
1. cangkul tanah seukuran diameter alas chamber lalu masukan chamber
sebatas permukaan tanah
2. tutup chamber dan jepit dengan klip sisi kanan dan kiri agar kedap udara
3. pengambilan gas dilakukan ketika chambers tertutup rapat dengan
menggunakan syringe sebanyak 3x pada 0 menit, 10 dan 20 menit
4. gas dimasukan ke botol vial dengan jarum suntik
5. pengecekan kimia fisika tanah dan faktor lingkungan dilakukan bersamaan 3x
diluar area alas chamber
6. vial yang berisi gas dianalisa di lab.grk atau di teknik industri ui

- Rumus menghitung aliran dengan satuan (gco2 m-2 hari-1)

F1 = ((44,01×P)/(0,082×(273,15+T))×H×1440×F2) / 1000

Dimana:

F1 – aliran (gco2 m-2 hari-1);

44,01 – massa molar CO2;

P – tekanan atmosfer (atm);

0,082 – konstanta gas universal (atm L K-1 mol-1);

273.15 – parameter konversi suhu dari °C;

T – suhu udara (dalam °C);

H – tinggi dari permukaan tanah ke atas ruang (m);

1440 – faktor konversi menit per hari;

F2 – aliran dalam ppm / menit (diperoleh di atas);

1000 – faktor konversi dari ltr ke m3

Anda mungkin juga menyukai