Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3 FILSAFAT ILMU

TENTANG
SEJARAH FILSAFAT ILMU
SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT ; ALIRAN DAN MAZHAB DALAM
FILSAFAT

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


FILSAFAT ILMU

Dosen :
Prof. Dr. M.Zaim, M.Hum.

Oleh :

DERI ZALMI
NPM: 2210018312025

MAGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2022
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

 Perkembangan Awal Pemikiran Filsafat Ilmu

Periode Filsafat Yunani merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola fikir manusia dari
mitosentris menjadi logosentris. Pola fikir mitosentris adalah pola fikir masyarakat yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan
pelangi. Perubahan pola fikir itu terlihat sederhana tetapi implikasinya tidak sesederhana
yang dibayangkan kerena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian di dekati bahkan
dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih
proaktif dan kreatif sehingga alam dijadikan obyek penelitian dan pengkajian. Dari proses
inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim Filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam
bentuk teknologi. Karena itu periode perkembangan Filsafat Yunani merupakan entri poin
untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Terjadinya perubahan yang besar dalam lapangan pengetahuan empiris yang
berdasarkan sikap receptive attitude mind. Bangsa Yunani tak dapat menerima empirirs
tersebut secara pasif-reseptif karena bangsa Yunani memiliki sikap jiwa: “an inguiring
attitude, an inguiring mind”. Dengan demikian lahirlah pengetahuan filsafat yang pada zaman
itu mempunyai arti yang lebih luas dari pada sekarang, yaitu meliputi semua bidang ilmu
sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientarum).
Seperti yang kita ketahui bahwa secara bahasa Filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan/ kebenaran/ pengetahuan. Mencintai pengetahuan adalah awal proses manusia
mau menggunakan daya fikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil dan
mana yang ilusi. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhayul, tetapi
lama kelamaan, terutama setelah mereka mampu membedakan yang riil dan yang ilusi,
mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah.
Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan
dirinya dan alam jagat raya.

DERI ZALMI
2210018312025 1
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A mengutip dari buku Sejarah Filsafat Yunani karangan
K. Bertens dikatakan bahwa setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540SM).
Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak
terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur utama alam adalah salah satu dari
unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah. Unsur utama alam harus yang mencakup
segalanya di atas segalanya, yang dinamakan apeiron. Jika ia adalah air, maka air harus
meliputi segalanya termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal tidak mungkin air
menyingkirkan unsur api. Karena itu Anaximandros tidak puas dengan mnunjukkan salah
satu unsur sebagai prinsip alam, tetapi ia mencari yang lebih dalam yaitu zat yang tidak dapat
diamati oleh panca indra.
Berbeda dengan Thales dan Anaximandros, Heraklitos (540-480SM) melihat alam
semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang
panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa apa apabila kita hendak memahami kosmos,
kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Segala sesuatu yang saling bertentangan dan
dalam pertentangan itulah kebenaran. Karena itu dia berkesimpulan, tidak ada satu pun yang
benar-benar ada, semuanya menjadi. Ungkapan yang terkenal dari Heraklitos dalam
menggambarkan perubahan ini adalah panta uden menei (semuanya mengalir dan tidak ada
satupun yang tinnggal mantap).
Itulah sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta
ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur
yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan dari sisi lain
dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah pada alam ini, sehingga api pantas
dianggap sebagai symbol perubahan itu sendiri.
Filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Parmanides (515-440SM) yang lebih
muda umurnya dibandingkan Heraklitos. Pandangannya bertolak belakang dengan
Heraklitos. Menurut Heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari pada
gerak dan perubahan, sedangkan menurut parmanides, gerak dan perubahan tidak mungkin
terjadi. Menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak
berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada. Inilah kebenaran. Coba bayangkan apa
konsekuensi bila ada orang yang memungkiri kebenaran itu. Ada dua pengandaian, yang
pertama adalah orang bisa mengemukakan bahwa yang ada itu tidak ada. Kedua, atau orang

DERI ZALMI
2210018312025 2
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

dapat mengemukakan bahwa yang ada itu serentak ada dan serentak tidak ada. Pengandaian
pertama tertolak dengan sendirinya karena yang tidak ada memang tidak ada. Yang tidak ada
tidak dapat dipikirkan dan menjadi obyek pembicaraan. Pengandaian yang kedua tidak dapat
diterima karena antara ada dan tidak ada tidak terdapat jalan tengah, yang ada akan tetap ada
dan yang tidak ada tidak mungkin menjadi ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang ada itu
ada dan itulah satu-satunya kebenaran.
Phytagoras (580-500SM) mengembalikan segala sesuatu pada bilangan. Baginya
tidak ada satu pun yang di alam ini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan
bilangan (kuantitas). Karena itu ia berpendapat bahawa bilangan adalah unsur utama dari
alam dan sekaligusa menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas
alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan. Kalau
segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan merupakan juga unsur yang
terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan
tidak terbatas. Demikian juga seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang
mendamaikan hal-hal yang berlawanan. Artinya, segala sesuatu berdasarkan dan dapat
dikembalikan pada bilangan.
Jasa Phytagoras ini sangat besar dalam perkembbangan ilmu, terutama ilmu pasti dan
ilmu alam. Ilmu yang dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat tergantung pada
pendekatan matematika. Galileo menegaskan bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika.
Dalam Filsafat ilmu, matematika merupakan sarana ilmiah yang terpenting dan akurat karena
dengan pendekatan matematikalah ilmu dapat diukur dengan benar dan akurat. Disamping
itu, matematika dapat menyederhanakan uraian yang panjang dalam bentuk symbol sehingga
lebih cepat dipahami.

DERI ZALMI
2210018312025 3
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT


(Aliran dan Mahzab dalam Filsafat)

A. Pengertian Filsafat

Secara etimologis kata filsafat dalam bahasa Yunani adalah philosophia, yaitu
gabungan dari dua kata philia atau philen yang berarti cinta atau mencintai dan sophos yang
berarti kebijaksanaan. Sementara dalam bahasa Inggris, filsafat berasal dari kata philosophy
yang bisa diartikan sebagai mencintai kebajikan.

Secara terminologis, dalam Kamus Filsafat (Loren Bagus, 1996:42) dijelaskan


beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof, yaitu: Pertama, filsafat
merupakan upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap
tentang suatu realitas; Kedua, merupakan upaya melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar
serta nyata; Ketiga, filsafat merupakan upaya menentukan batas-batas dan jangkauan dari
pengetahuan baik itu tentang sumber, hakikat,, keabsahan, dan nilainya; Keempat,
penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan
oleh berbagai bidang pengetahuan; Keenam, filsafat merupakan disiplin ilmu yang berupaya
untuk membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk mengatakan apa yang dilihat.

Endang Saifuddin Anshari (1987: 83) mengutip pernyataan Al Farabi bahwa


pengertian filsafat adalah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.

Sedangkan Sumarno, Karimah, dan Damayani dalam buku Filsafat dan Etika
Komunikasi (2004: 13-14) pengertian filsafat dapat dibedakan menjadi:

1. Filsafat sebagai suatu sikap. Filsafat merupakan sikap terhadap kehidupan dan alam
semesta. Bagaimana manusia yang berfilsafat dalam menyikapi hidup dan alam
sekitarnya.
2. Filsafat sebagai suatu metoda. Berfilsafat artinya berpikir secara reflektif, yakni
berpikir dengan memerhatikan unsure di belakang objek yang menjadi pusat

DERI ZALMI
2210018312025 4
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

pemikirannya.
3. Filsafat sebagai kumpulan persoalan. Befilsafat artinya berusaha untuk
memecahkan persoalan-persoalan hidup

4. Filsafat merupakan sistem pemikiran. Socrates, Plato, atau Aristoteles merupakan


tokoh filsafat yang menghasilkan sistem pemikiran yang menjadi acuan dalam
menjawab persoalan, sebagai metode, dan cara bersikap kenyataan.
5. Filsafat merupakan analisis logis. Filsafat berarti berbicara tentang bahasa dan
penjelasan makna-makna yang terkandung dalam kata dan pengertian. Hampir setiap
filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa.
6. Filsafat merupakan suatu usaha memperoleh pandangan secara menyeluruh.
Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai macam ilmu
serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh.

Sementara Muntasyir dan Munir (2002: 3) memberikan klasifikasi pengertian tentang


filsafat, sebagai berikut :

1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).

2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat kita junjung tinggi (arti formal).

3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat


berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman
kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti spekulatif).

4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentris.

5. Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari
manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.

DERI ZALMI
2210018312025 5
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

B. Mazhab Filsafat

Dalam realitasnya, filsafat terbagai ke dalam beberapa mazhab. Kemunculan mazhab


ini terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-
golongan pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap tokoh-
tokoh filsafat atau filsuf. Mazhab-mazhab dalam filsafat terbagai atas rasionalisme,
positivisme, empirisme, idealisme, pragmatisme, fenomenologi, dan eksistensialisme.

Rasionalisme muncul pada abad ke-17 dan tokoh yang dikenal dalam mazhab ini
adalah Rene Descrates (1596-1650) yang memopulerkan ungkapan cogito ergo sum yang
berarti aku berpikir maka aku ada. Menurut Descrates, manusia memiliki kebebasan dalam
berkehendak oleh karena itu manusia dapat merealisasikan kebebasannya tersebut dan
kebebasanlah yang merupakan cirri khas kesadaran manusia yang berpikir. Mazhab ini
menekankan metode filsafatnya pada rasionalitas dan sumber pengetahuan yang dapat
dipercaya adalah rasio atau akal. Metode deduktif menjadi metode yang popular dalam
mazhab ini. Metode tersebut menggunakan pola penalaran dengan mengambil kesimpulan
dari suatu yang umum untuk diterapkan kepada hal-hal yang khusus.

Empirisme merupakan mazhab yang menekankan pada pengalaman nyata atau


empiris yang menjadi sumber dari segala pengetahuan. Bahwa sebuah pengalaman yang
khusus merupakan kesimpulan dari kebenaran-kebenaran yang bersifat umum. Ini merupakan
kebalikan dari mazhab rasionalisme, seiring pula kemunculan mazhab empirisme pada abad
yang sama dengan rasionalisme. Tokoh yang terkenal dalam mazhab ini adalah Thomas
Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704). Menurut kedua tokoh ini, pengalaman
adalah awal dari semua pengetahuan dan dapat memberikan kepastian. Pengalaman ini bisa
berupa pengalaman lahiriah maupun batin yang keduanya saling berhubungan. Pengalaman
lahiriah menghasilkan gejala-gejala psikis yang harus ditanggapi oleh pengalaman batiniah.

Idealisme merupakan istilah yang digunakan oleh Leibniz pada abd ke-18. Merujuk
pada pemikiran Plato bahwa idealisme memfokuskan pemikiran bahwa seluruh realitas itu
bersifat spiritual atau psikis, dan materi yang bersifat fisik sebenarnya tidaklah nyata.
Pemikiran ini didukung oleh George Wilhem Friederch Hegel (1770-1831) di Jerman yang

DERI ZALMI
2210018312025 6
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

memiliki pendapat bahwa yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan dirinya di dalam
alam dengan maksud agar dapat sadar akan dirinya sendiri dan hakikat dari roh itu adalah
idea tau pikiran. Menurut Hegel, semuanya yang real bersifat rasional dan semuanya yang
rasional bersifat real. Metode dialektik diperkenalkan oleh Hegel dengan menerapkan tiga
proses dialektik, yaitu teas, antitesa, dan sintesa dimana ia mengusahakan kompromi antara
beberapa pendapat yang berlawanan satu sama lainnya.

Positivisme merupakan mazhab yang menekankan pemikiran pada apa yang telah
diketahui, yang faktual, nyata, dan apa adanya. Postivis mengandalkan pada pengalaman
individu yang tampak dan dirasakan dengan pancaindera. Sehingga segala sesuatunya yang
bersifat abstrak atau metafisik tidak diakui. August Comte (1798-1857) merupakan tokoh
mazhab ini yang menyatakan bahwa manusia tidak mencari penyebab yang berada di
belakang fakta dan dengan menggunakan rasionya manusia berusaha menetapkan relasi-relasi
antarfakta.

Pragmatisme muncul pada awal abd ke-20. Mazhab ini menegaskah bahwa segala
sesuatunya haruslah bernilai benar apabila membawa manfaat secara praktis bagi manusia.
Artinya, pengetahuan yang berasal dari pengalaman, rasio, pengamatan, kesadaran lahiriah
maupun batiniah, bahkan yang bersifat abstrak atau mistis pun akan diterima menjadi sebuah
kebenaran apabila membawa manfaat praktis. John Dewey (1859-1852) merupakan tokoh
dalam mazhab ini yang berpendapat bahwa filsafat tidak boleh hanya mengandalkan
pemikiran metafisis yang tidak bermanfaat praktis bagi manusia, melainkan harus berpijak
pada pengalaman yang diolah secafa aktif kritis dan memberikan pengarahan bagi perbuatan
manusia dalam kehidupan nyata.

Fenomenologi merupakan mazhab yang bersandar pada kemunculan fenomena-


fenomena baik yang nyata maupun semu. Fenomena tidak hanya bisa dirasakan oleh indera,
juga dapat digapai tanpa menggunakan indera. Tokoh dalam mazhab ini adalah Edmund
Husserl (1859-1938) yang menegaskan hukum-hukum logika yang memberi kepastian
sebagai hasil pengalaman bersifat a priori dan bukan bersifat a posteriori.

DERI ZALMI
2210018312025 7
TUGAS FILSAFAT ILMU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Eksistensialisme dipelopori oleh Jean Paul Sartre (1905-1980) yang mengembangkan


pemikiran bahwa filsafat berpangkal dari realitas yang ada dan manusia itu memiliki
hubungan dengan keberadaannya dan bertanggung jawab atas keberadaan tersebut. Mazhab
ini menekankan pada bagaimana cara manusia berada di dunia yang berbeda dengan benda-
benda atau objek lainnya. Dengan kata lain, eksistensialisme menegaskan tentang bagaimana
cara manusia bereksistensi dan bukan sekadar hanya berada sebagai mana benda-benda
lainnya.

DERI ZALMI
2210018312025 8

Anda mungkin juga menyukai