Anda di halaman 1dari 4

KONSEP PENGUKURAN, ASSESSMENT/PENIALAIN DAN EVALUASI DALAM BK

Konsep Pengukuran,
Assessment/Penilaian
dan evaluasi dalam BK

Pengukuran adalah Penilaian yaitu sesuatu


membandingkan sesuatu Pengukuran yang ditempuh dalam
dengan satu ukuran rangka membuat
keputusan

Proses menentukan
sampai sejauh mana Penilaian
tujuan pendidikan dapat
dicapai

Evaluasi

NAMA : TITIK WIYUL FITHRI

NIM : 23151028

MATA KULIAH : Pengukuran dan


penilaian dalam BK
KONSEP PENGUKURAN, ASSESSMENT/PENILAIAN DAN EVALUASI DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat
kuantitatif. Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang
dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala, peristiwa atau benda, sehingga
hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:3) menyatakan bahwa mengukur adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, data yang diukur berupa:Intrumen tes (tes IQ, tes
hasil belajar, dll) sedangkan intrumen non tes (aum umum, sosiometri, angket, dll)
Sedangkan menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai
kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
B. Assessment/Penilaian
Assessment/Penilaian merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai proses yang
ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan
mengenai para siswa, kurikulum, program, dan kebijakan pendidikan metode atau intrumen
pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu.
Dinyatakan pula oleh Linn dan Grondlund bahwa assessment (penilaian) adalah suatu
istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan
belajar, Selain itu, Popham mengemukakan bahwa assessment dalam pembelajaran adalah suatu
proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variable-variabel
penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik, seperti
nilai yang akan diberikan atau juga keputusan tentang kenaikan kelas atau kelulusan (Arifin,
2014:4).
C. Evaluasi
Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, antara
lain definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu evaluasi ialah proses yang menentukan sampai
sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai (Tyler, 1950, hal 69) dikemukakan oleh Croncbach
(1963) Stuflebeam, (1971), juga alkin (1969). Maclcom, provus, pencetus Discrepancy evalution
(1971), mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk
mengetahui apakah ada selisih.
Menurut suharsimi Arikunto (2012:3) menyatakan mengadakan evaluasi yakni mengukur
dan menilai. Evaluasi yang dilakukan harus mendeskripsikan secara kuantitatif maupun kualitatif
informasi atau data yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling dan disertai
dengan pertimbangan nilai dan pengambilan keputusan.
Inti dari evaluasi adalah penyediaan infromasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan (Eko, 2009:3).
Menurut Eko (2014:4), dalam pelaksanakan evalusi ada tujuh elemen yang harus dilakukan,
yaitu:
a. Penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation)
b. Penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation)
c. Pengumpulan informasi (collecting information)
d. Analisis dan inteprestasi informasi (analyzing and interpreting)
e. Pembuatan laporan (reporting information)
f. Pengelolaan evaluasi (managing evaluation), dan
g. Evaluasi untuk evaluasi (evaluating evaluation).
Dalam pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan evaluasi, evaluator pada
tahap awal harus menentukan fokus yang akan dievaluasi dan desain yang akan digunakan.
D. Contoh pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam bimbingan dan konseling
1. Apabila ada seorang klien mempunyai masalah dan masalah tersebut dikonsultasikan
kepada konselor, maka konselor tersebut harus melihat terlebih dahulu sejauh mana
permasalahan yang dialami klien,apakah itu masalah berat atau masalah ringan, setelah
konselor memberikan arahan kepada klien tersebut, konselor akan memberikan penilaian
kepada klien, apakah dengan masalah yang dihadapi oleh klien tersebut sudah ada
perubahan,dan setelah itu baru mengevaluasikannya.
2. Apabila ada seorang siswa kelas 2 SMA ingin menduduki bangku kelas 3 , sebelum
menduduki bangku kelas 3 dimana pada saat itu mereka harus memilih jurusan antara
IPA dan IPS, sebelum memilih jurusan tersebut seorang guru harus melihat dulu potensi
yang dimiliki oleh siswa tersebut, apakah potensinya lebih ke IPA atau ke IPS, setelah itu
baru guru tersebut memberikan penilaian, dan setelah itu baru mengevaluasikan siapa
yang berhak menduduki kelas IPA dan kelas IPS.

Referensi
A.Muri Yusuf. 2005. Evaluasi pendidikan. Padang. Universitas Negeri Padang.
Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: bumi aksara.
Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto, H. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widoyoko, S., E., P., 2014. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai