Anda di halaman 1dari 24

MERANCANG STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO

K3 DI TEMPAT KERJA
M.71KKK01.001.1
SAFETY INFORMATION
NAMA : Amir Machmud

SAAT INI :
 Staff HRD-GA

 Job Instruction Trainer

KONTAK :
 082232996671 (WA)

 Email : machmudamir6@gmail.com
WAKTU KEGIATAN
15:00-15:07 Pembuka
15:07-15:22 Pemamparan Materi
15:22:15:26 Tanya Jawab
15:26-15:30 Penutup
Sharing & Discuss
LISTEN
&
RESPECT
UNIT KOMPETENSI
M.71KKK01.001.1 M.71KKK01.002.1 M.71KKK01.003.1 M.71KKK01.004.1

Merancang
Merancang
Strategi Melakukan Mengawasi
Sistem
Pengendalian Komunikasi Pelaksanaan
Tanggap
Risiko K3 di K3 Izin Kerja
Darurat.
Tempat Kerja
UK.1. Merancang Strategi pengendalian Risiko K3 di tempat
kerja
EK.1. Merencanakan pengendalian
risiko K3 di tempat kerja
EK.2. Merancang pengendalian risiko
K3 di tempat kerja sesuai hirarki
EK.3. Meninjau kembali rancangan
pengendalian risiko K3 di tempat kerja
EK.4. Melaporkan hasil rancangan
pengendalian risiko K3
TUJUAN TRAINING
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di
tempat kerja
Setelah selesai mengikuti pelatihan ini,
peserta kompeten:
1. Mengkomunikasikan Rancangan pengendalian risiko K3
kepada pihak-pihak terkait.
2. Memperbaiki dokumen rancangan pengendalian risiko
k3 sesuai hasil komunikasi
SCHEDULE TRAINING

WAKTU KEGIATAN
15:00-15:07 Pembuka
15:07-15:22 Pemamparan Materi
15:22:15:26 Tanya Jawab
15:26-15:30 Penutup
HASIL TRAINING
Pre Test Daring Post Test Feed Back

LULUS:
Score Post test ≥ 80 point

Re Training:
Score Post Test < 80 point sertifikat

Yess... Beerrhassil..!!
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

KUK-3.1 Mengkomunikasikan Rancangan pengendalian risiko K3 kepada pihak-pihak terkait.

Guna menjamin keberhasilan Strategi Pengendalian Risiko K3 maka Perusahaan perlu


menyusun sistem komunikasi untuk mengevaluasi pelaksanaan Strategi Pengendalian
Risiko K3 di Tempat Kerja.

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam buku Human Behavior: An


Inventory of Scientific Finding (1964) menyebutkan bahwa komunikasi
merupakan proses transmisi informasi, gagasa, emosi, keterampilan, dan lain-lain
melaui penggunaan kata, angka, simbol, gambar, dan lain sebagainya.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Tujuan komunikasi
Tujuan berkomunikasi untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, dan sosial.
Komunikasi dapat merubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang hingga sosial
masyarakat seseorang sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh pemberi
informasi.

Sehingga pada hakikatnya, komunikasi bertujuan menyampaikan suatu informasi yang


dapat dimengerti oleh orang lain. Informasi tersebut kemudian diharapkan
menghasilkan umpan balik berupa perubahan positif dari si penerima informasi.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja
Jenis-jenis komunikasi
Berdasarkan media penyampaiannya, komunikasi dibedakan menjadi :

• Komunikasi verbal, adalah komunikasi yang


menggunakan bahasa dalam bentuk lisan untuk
bertukar informasi.

Contoh komunikasi verbal adalah berbincang tatap


muka, berbincang melalui telepon, pengumaman
menggunakan pengeras suara, hingga pidato.
Misal: Pre-start Briefing, Sosialisasi • Komunikasi nonverbal, adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa dalam bentuk bukan lisan.

Contoh komunikasi nonverbal adalah komunikasi melalui


tulisan seperti surat-menyurat, membaca buku, koran, juga
website. Misal: Poster dan Rambu-rambu K3
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Berdasarkan ruang lingkupnya, komunikasi dibedakan menjadi :

• Komunikasi internal, terbagi menjadi tiga yaitu:


Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang
terjadi antara orang-orang yang berbeda kedudukan
namun tidak pada jalur yang sama sehingga tidak
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antar
memiliki kewenangan untuk saling memengaruhi.
orang dalam posisi yang lebih tinggi dan orang dengan
Misalnya komunikasi antar anggota satu
posisi yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Misalnya
departemen dengan kepala departemen yang
komunikasi antar pemimpin organisasi dan anggotanya.
bukan dibidangnya.

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang


terjadi antara orang-orang dalam posisi sederajat
dalam suatu organisasi. Misalnya komunikasi antar
anggota dalam satu departemen.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Komunikasi eksternal, adalah komunikasi yang terjadi antara


organisasi dengan lingkungan di luarnya. Misalnya komunikasi
perusahaan dengan perusahaan lainnya atau dengan masyarakat
sekitar.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

KUK-3.2 Memperbaiki dokumen rancangan pengendalian risiko k3 sesuai hasil komunikasi

Matriks Risiko adalah sarana untuk menggabungkan • melakukan penyaringan awal terhadap risiko yang
peringkat kemungkinan kualitatif atau semi-kuantitatif dan teridentifikasi,
konsekuensi untuk menghasilkan tingkat risiko atau • analisis lebih lanjut atau lebih rinci dan risiko mana
peringkat risiko yang biasanya digunakan untuk: yang perlu dimitigasi terlebih dahulu;
• memilih risiko mana yang tidak perlu
dipertimbangkan lebih lanjut saat ini;
• menentukan apakah risiko yang diberikan dapat
ditoleransi secara luas, dapat diterima jika serendah
mungkin secara wajar, atau tidak dapat diterima
menurut zona di mana ia berada pada matriks;
• Membantu mengomunikasikan tingkat risiko di
seluruh organisasi.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Tujuan dari analisis ini adalah


untuk mengevaluasi kekritisan
untuk setiap peristiwa/skenario.
Untuk melakukan ini,

Selama Penilaian Risiko HSSE, Tim akan


mengevaluasi kemungkinan dan
konsekuensi dari masing-masing rencana
kegiatan.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Contoh format rancangan pengendalian risiko K3. Untuk menentukan kategori suatu resiko dapat
menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel matriks resiko di bawah :

Likelihood atau kemungkinan adalah kemungkinan


terjadinya suatu bahaya. Bahaya itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai sumber potensial terjadinya
accident/kecelakaan. Jika dalam pendefinisian risiko
menggunakan sudut pandang likelihood, maka risiko dengan
nilai probabilitas mendekati 1 (mengingat nilai probabilitas
antara 0 dan 1) dapat dikatakan sebagai risiko dengan
kategori tinggi.
Tingkat keparahan (severity) adalah sebuah penilaian
pada tingkat keparahan pada suatu efek atau akibat dari
potensi kegagalan pada suatu komponen yang berpengaruh
pada suatu hasil kerja/kegiatan yang diperiksa atau
dianalisa.
EK.3. Meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat kerja

Hasil rancangan pengendalian resiko kemudian diperbaiki dan


dikomunikasi baik secara pasif maupun aktif.
Sehingga dapat mendorong setiap pekerja untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kinerja
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan dilingkungan pekerjaan.

komunikasi secara pasif dan aktif berupa pemasangan banner atau rambu-
rambu terkait K3, mengadakan pelatihan maupun briefing terkait K3 untuk komunikasi
aktif.
Sehingga perusahaan mampu melakukan perbaikan secara berkelanjutan serta menjaga
komitmen dalam meningkatkan kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. Perbaikan berkelanjutan juga dapat berdasarkan hasil dari konsultasi dengan pihak
eksternal
KESIMPULAN:
1. SEBAGAI BENTUK INTERAKSI DENGAN ORANG LAIN.
2. UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGETAHUAN AKAN SESUATU HAL. JADI,
MELALUI KOMUNKASI NANTINYA AKAN TERJADI TRANSFER ILMU ANTARA PIHAK SATU
DENGAN PIHAK LAINNYA.
3. SEBAGAI KARYAWAN AGAR BISA MENGKOMUNIKASIKAN RANCANGAN PENGENDALIAN RISIKO K3
KEPADA PIHAK-PIHAK TERKAIT
POST TEST
1. Apa tujuan utama dari meninjau kembali rancangan pengendalian risiko K3 di tempat
kerja?
2. Kapan sebaiknya dilakukan tinjauan ulang rancangan pengendalian risiko K3?
3. Apa yang perlu dievaluasi dalam tinjauan ulang rancangan pengendalian risiko K3?
4. Siapa yang sebaiknya terlibat dalam proses meninjau kembali rancangan
pengendalian risiko K3?
5. Apa yang harus dilakukan jika hasil tinjauan menunjukkan bahwa pengendalian risiko
tidak efektif lagi?
FEEDBACK

Anda mungkin juga menyukai