Psikologi Kognitif
2. Imajery Ukuran
3. Imajery Bentuk
6. Imajery Intervensi
Jarak
Bentuk
Posisi Relatif:
Vilayanur Ramachandran dan Brain and Perception Laboratory (UC San Diego)
mengatakan bahwa otak manusia disetel secara genetis sedemikian rupa sehingga
konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan nama-nama objek secara rutin saling terhubung
bersama satu sama lain, sehingga memunculkan metafora-metafora yang digunakan
bersama secara luas – seperti baju berwarna “meriah atau keju berbau “tajam”.
II. Working Memory
Working Memory adalah
memori singkat dimana materi
sesegera mungkin diproses dan
juga mengkoordinasi rangkaian
aktivitas mental. Working memory
menyimpan informasi aktif dan
dapat digunakan, maka informasi
tersebut dapat digunakan dalam
berbagai kegiatan kognitif (Cowan,
2001; Engle, 2001; E.E.Smith,
2000)
Penelitan Terdahulu mengenai
Working Memory
1. “The Magical
Number Seven”
oleh George Miller
2. The Brown/
Peterson & Peterson
Technique
3. Primary & Recency
Effect
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kapasitas
Working Memory
1. Waktu pengucapan
2. Kesamaan Sematik/
Makna
1. Verbal Fluency:
Virginia Rosen dan Randall Engle (1997) berspekulasi bahwa kapasitas working
memory berhubungan dengan satu bentuk tertentu dari kemampuan bahasa-
khususnya, level umum orang dari kelancaran verbal.
2. Kemampuan Kognitif:
Pengukuran lain dari working memory, serupa dengan tes Rosen dan Engle, berhubungan dengan
kemampuan orang untuk membuat catatan, mengikuti arahan, dan melakukan tugas penalaran
(Engle, 2002)
3. Memory Experts:
K. Anders Ericsson telah mempelajari ahli-ahli mengingat (memory experts) sekitar 25 tahun dan
dianggap sebagai studi klasik mengenai dua individu yang mampu memperluas rentang memory
mereka secara dramatis (Chase &Ericsson, 1981)
III. Kaitan Visual Imagery dengan
Working Memory
Proses terjadinya representasi mental atau mental imagery ialah merupakan sebuah kegiatan yang
melibatkan stimuli, panca indera dan memori. Mata dan telinga yang menerima informasi dari stimuli
dikirimkan ke korteks visual dan korteks auditorik secara berturut-turut (Solso dkk, 2008: 182).
Selanjutnya informasi-informasi yang sudah berhasil dipahami maknanya kemudian akan masuk atau
tersimpan didalam short term memory (STM) atau disebut juga working memory sebagai tempat
penyimpanan transitorik atau sementara (Solso, 2008: 181).
Ketika seseorang merasa informasi yang telah diterimanya tersebut merupakan pengalaman yang
menyenangkan ataupun yang bersifat traumatik karena mudah diingat dibandingkan pengalaman yang lain,
maka informasi yang tersimpan di dalam STM akan di rehearsed (diulang-ulang) untuk kemudian di simpan
kedalam long term memory (LTM).
Dari proses inilah manusia dapat membayangkan atau menggambarkan ulang kembali dan menampilkan
kembali suatu informasi maupun kejadian di masa lalu dalam ingatan memori serta menghubungkannya
dengan kejadian di masa sekarang ataupun masa depan.
Hal ini sesuai dengan pengertian dari mental imagery itu sendiri, yaitu suatu representasi mental mengenai
objek atau peristiwa yang tidak eksis pada saat terjadinya proses pembayangan (Solso, 2008: 297).
Thank You. Any Questions?