Anda di halaman 1dari 9

SUMBER-SUMBER ILMU KALAM

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam


Dosen Pengampu: Bintan Taskurina H, M.Pd

Disusun oleh:

1. Ahmad Tegar Safruddin


2. Any Aulia Nur Azizah
3. Iqlima Yuabad
4. Isna ‘Imadu Shidqiya
5. Reni Rosidhah

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO (IAI PD)
NGANJUK

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahiim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Sumber-sumber ilmu
kalam” dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan


terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak H. Moh Ali Yusron, M.A, Rektor IAI Pangeran Diponegoro


Nganjuk.
2. Dr. H. Soim, M.Pd.I, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAI
Pangeran Diponegoro Nganjuk.
3. Bintan Taskurina H, M.Pd Dosen Pengampu mata kuliah Ilmu Kalam.

Tak dapat dipungkiri, keterbatasan penulis dalam menyusun makalah ini,


masih jauh dari sempurna, banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
segala saran dan kritikan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk kepentingan kemajuan dunia
pendidikan.

Nganjuk, 12 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Al-Quran..........................................................................................................2

B. Hadits...............................................................................................................3

C. Pemikiran Manusia..........................................................................................3

BAB III PENUTUP.................................................................................................5

A. Kesimpuan.......................................................................................................5

B. Penutup............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber ilmu kalam dapat diklasifikasikan menjadi 2, yakni dalil naqli (Al-
Qur’an dan Hadits)dan dalil aqli (akal pemikiran manusia). Al-Qur’an dan Hadits
merpakan sumber utama yang menerangkan mengenai wujud Allah, sifat-sifat-
Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan permasalahan aqidah islamiyah lainnya. Para
mutakallimun tidak pernah lepas dari nash-nash al-qur’an dan hadits ketika bicara
terkait ketuhanan.

Masing-masing kelompok dalam ilmu kalam mencoba memahami dan


menafsirkan Al-Qur’an dan hadits lalu kemudian menjadikannya sebagai penguat
argumentasi mereka. Selain itu, dalil-dalil naqli tentu saja diperkuat dengan dalil
aqli atau alur pikir logis. Dalil aqli ini ada yang berasal dadri ilmu keislaman
murni dan ada yang diadopsi dari pemikiran-pemikiran diluar islam. Jadi, kurang
tepat kalau dikatakan bahwa ilmu kalam itu merupakan ilmu keislaman murni,
dan tidak benar juga kalau dikatakan bahwa ilmu kalam itu timbul dari pemikiran
di luar islam seperti filsafat yunani.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Kalam
2. Bagaimana Peran Hadits Sebagai Sumber Ilmu Kalam

3. Bagaimana Peran Pemikiran Manusia Sebagai Sumber Ilmu Kalam

C. Tujuan
1. Mengetahui Peran Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Kalam

2. Mengetahui Peran Hadits Sebagai Sumber Ilmu Kalam

3. Mengetahui Peran Pemikiran Manusia Sebagai Sumber Ilmu Kalam

1
Fikri Amiruddin, https://www.fikriamiruddin.com/2020/08/sumber-ilmu-kalam.html diakses
pada 20-08-2022
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Quran
Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari
segala sumber, basis bagi segala ilmu pengetahuan. Menurut Mulyani
Kartanegara, Al-Qur’an adalah buku induk ilmu pengetahuan, dimana tidak ada
satu perkara apapun yang terlewatkan. Semuanya telah tercover di dalam Al-
Qur’an, baik yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (habl min Allah),
hubungan manusia dengan sesama manusia (habl min an-naas), ataupun
hubungan manusia dengan alam lingkungan.2 Dengan demikian, Al-Qur’an dapat
menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya beragam ilmu pengetahuan, baik ilmu-
ilmu sosial, ilmu ilmu budaya dan humaniora, ilmu-ilmu alam, terutama ilmu-
ilmu agama, sebagaimana tertera dalam (Q.S Al-An’am:38) “Dan Tiadalah
bintang-bintang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab” .3
Lebih lanjut, Achmad Baiquni menegaskan bahwa “Sebenarnya segala ilmu
yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”. Ayat rujukan yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan tidak dimiliki leh agama ataupun kebudayaan
lain. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya imu pengetahuan bagi kehidupan
manusia. Sekaligus juga membuktikan betapa pentingnya kedudukan sains dan
ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an. Dalam konteks ini, Al-qur’an tah
memeribntahkan kepada manusia selalu mendayagunakan potensi, akal,
pengamatan, pendengaran dengan semaksinal mungkin, sehingga melahirkan
beragam ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia itu sendiri.4

2
Mulyadhi Kartanegara, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam (Jakarta:Baitul Ihsan, 2006), h.119

3
Suparmin dan Toto Suharto, Ayat-ayat Al-Qur’an tentang rumpun ilmu agama perspektif
epistemologi integrasi-interkoneksi (Jakarta: FATABA Press, 2013), h.1

4
Dr. H. Jamaludin, M.Us, Ilmu Kalam Khazanah Intelektual Pemikiran dalam Islam (Riau: PT.
Indragiri.com, 2020), h.6
2
B. Hadits
Hadits secara bahasa (etimologi) adaah segala sesuatu yang diperbincangkan
yang disampaikan baik dengan suara maupun dengan tulisan. Secara istilah
(terminologi) oleh jumhur ulama dikatakan bahwasannya hadits merupakan
sinonim dari sunnah. Namun sebagaian ulama membatasi pengertian hadits
terhadap apa-apa yang merupakan pekataan beliau semata, dan di dalamnya tidak
tercakup perbuatan maupun takrir (pernyataan) beliau.5

Tetapi yang benar bahwasannya sunnah itu secara bahasa hanya mencakup
dua hal yaitu perbuatan dan pernyataan. Sedangkan asal dari hadits adalah
perkataan. Namun mengingat keduanya merupakan sesuatu yang disadarkan
kepada Nabi SAW, maka kebanyakan ulama hadits lebih condong menjadikan
keduanya sebagai suatu yang memiliki pengertian yang sama tanpa menghiraukan
pengertian kedunya secara bahasa. Mereka lebih condong untuk mengkhususkan
pengertian hadits Marfu’ sebagai hadits yang bersumber dari Nabi SAW dan tidak
menetpkan terhadap hadits yang berasal dari selain bel iau kecuali dengan
mentayidnya (seperti dengan mengatakan hadits ini marfu’ kepada sahabat fulan).6

C. Pemikiran Manusia
Sebagai salah satu sumber ilmu kalam, pemikiran manusia berasal dari
pemikiran umat islam sendiri dan pemikiran yang berasal dari luar umat islam. Di
dalam Al-Qur’an, banyak sekali terdapat ayat-ayat yang memerintahkan manusia
untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Dalam hal ini, biasanya al-qur’an
menggunakan tafakkar, tadabbar, tadhakkar, nazar, fahima, ‘aqala, ulu al-albab,
ulu al-ilm, ulu al-absar, dan ulu an-nuha.

Karena itu, jika umat islam sangat termotivasi untuk memaksimalkan


penggunaan rasionya, hal itu bukan lantaran ada pengaruh dari pihak luar saja,
melainkan karena adanya perintah langsung dari ajaran agama mereka. Hal inilah
yang akhirnya menyebabkan rasio dan logika dalam pembahasan ilmu kalam.
5
Muhammad Nashiruddin Al-Abani, hadits sebagai landasan akidah dan hukum (Jakarta: Pustaka
Azzam,2022), h.20

6
Dr. H. Jamaludin, h.7
3
Ahmad Amin mengungkapkan bahwa setelah umat islam selesai menaklukan
negeri-negeri baru dan keadaan mulai stabil dan mereka hidup dengan rezeki yang
melimpah, mulailah mereka memikirkan mengenai ajaran-ajaran agama mereka.
Mereka sungguh-sungguh membahasnya dan mempertemukan nash-nash agama
yang kelihatannya bertentangan. Keadaan seperti ini hampir merupakan gejala
umum pada setiap agama.

Pada awalnya agama itu hanyalah kepercayaan yang sederhana dan kuat, tidak
perlu diperselisihkan dan tidak memerlukan penyelidikan. Pemeluk-pemeluknya
melaksanakan apa yang diajarkan agama dan mengimaninya. Kemudian datanglah
fase pembahasan dan pemikiran dalam membicarakan soal-soal agama secara
ilmiah dan filosofis. Penelaahan mendalam seperti ini tentu lantaran adanya
ajaran-ajaran islam yang memerintahkan manusia untuk belajar dan menggunakan
pikirannya7.

7
Fikri Amiruddin, https://www.fikriamiruddin.com/2020/08/sumber-ilmu-
kalam.html diakses pada 02-08-2020
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
B. Penutup

5
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin Fikri, https://www.fikriamiruddin.com/2020/08/sumber-ilmu-kalam. ,
2020

Jamaludin, ilmu kalam khazannah intelektual pemikiran dalam islam, Riau,


Pt.Indragiri, 2020

Kartanegara Mulyadhi, reaktualisasi tradisi ilmiah islam, Jakarta: Baitul


Ihsan,2006

Nashiruddin Al-Abani Muhammad, hadits sebagai landasan akidah dan hukum,


Jakarta: Pustaka azzam, 2022

Suparmin dan Suharto Toto, ayat-ayat Al-qur’an tentang rumpun ilmu agama,
Jakarta: FATABA press, 2013

Anda mungkin juga menyukai