Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

KELAS
PERCOBAAN 8 TPS 1A
ANALISIS SPEKTROPHOTOMETRI UV-VIS
PENETAPAN KADAR KAROTEN CPO

Tanda
Nama Praktikan Nim Tanggal Kumpul
Tangan
1. Adi Ridlha T.H 202111005
2. Samsul Bahri 202111003
3. Cici Finasti 202111002

Tanda
Nama Instruktur Tanggal Koreksi Nilai
Tangan

Hanifah Khairiah, S,ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT


POLITEKNIK KAMPAR
2022
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui kadar karoten menggunakan metode porim
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar karoten menggunakan metode kurva
standar

II. LANDASAN TEORI


Karoten atau dikenal juga sebagai pigmen warna jingga, menyebabkan
warna minyak sawit menjadi kuning jingga, Warna minyak sawit yang
demikian ini kurang disukai konsumen, sehingga dalam proses di pabrik,
karoten ini biasanya dibuang. Padahal sebenarnya karoten ini menyimpan
potensi yang cukup berharga karena para peneliti berhasil membuktikan bahan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker paru-paru dan payudara.
Kandungan karoten dalam minyak sawit mencapai 0,05 - 0,18%. Adanya
karotenoid menyebabkan warna kuning kemerahan. Karetenoid yang larut
dalam minyak dan merupakan hidrokarbon dengan banyak ikatan tidak jenuh.
Bila minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi karetenoid dan
warna merah dan berkurang. Selain itu, bila dilakukan pemanasan juga akan
mengurangi warna pigmen, karena karetenoid tidak stabil pada suhu yang
tinggi. Pigmen ini mudah teroksidasi sehingga minyak akan mudah tengik.
Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan perlakuan absorben
seperti arang aktif dan bleaching earth. Kandungan karotenoid jarang
dihilangkan sepenuhnya karena merupakan provitamin a (Winarno, 1992).
Struktur beta karoten dengan ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal
yang berselang-seling ditunjuk dengan warna merah. Beta karoten menyerap
sinar pada ultra violet tetapi lebih kuat pada daerah tampak 400 dan 500 nm
dengan puncak 470 nm.
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,
dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.

1
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).

III. BAHAN DAN ALAT ALAT


A. Alat
1. Labu takar 10 mL 5 buah
2. Labu Takar 25 mL
3. Pipet mohr 5 mL
4. Erlenmeyer 100 mL
5. Batang pengaduk
6. Bulb
7. Pipet tetes
8. Kaca arloji
9. Spatula
10. Botol Semprot
11. Hot plate

B. Bahan
1. Heksana (C6H14)
2. CPO

IV. CARA KERJA


A. Metode PORIM
1. Timbang 0,05 gr CPO kedalam Erlenmeyer 100 mL
2. Panaskan sampel menggunakan hotplate pada suhu 70oC hingga CPO
mencair

2
3. Tambahan heksana untuk melarutkan CPO dan membilas erlenmeyer
dan masukkan kedalam labu takar 25 mL, kemudian himpitkan dengan
heksana sampai miniskus pada garis tanda tera.
4. Baca absorbansi di Spcktrofotometer pada 𝜆 = 446 nm.

B. Metode kurva standar


1. Timbang 0.05 gr CPO dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
2. Tambahkan heksana sampai tanda garis, pindahkan kedalam
erlenmeyer
3. Pipet larutan diatas sebanyak 0.5; 1, 2 dan 5 ml dimasukkan ke dalam
masing-masing labu takar 10 mL.
4. Lalu tambahkan heksana Sampai garis tanda tera, kocok hingga
homogen.
5. Kemudian baca absorbansi pada 𝜆 = 446 nm.

V. DATA PENGAMATAN
A. Hasil penimbangan CPO
No Metode Hasil
1 Porim 0,0547 gr
2 Kurva standar 0,0548 gr

B. Hasil absorbansi spektrofotometer λ = 446 nm


No Larutan heksana + CPO Hasil (nm)
1 0,5 ml 0,045
2 1 ml 0,048
3 2 ml 0,087
4 5 ml 0,275
5 25 ml 0,738

3
VI. HASIL PERHITUNGAN
A. Metode porim
25 × A × 383
Kandungan karoten (ppm) = W × 100

Dimana :
A = absorbansi contoh
B = berat contoh (gr)
25 × A × 383
Kandungan karoten = W × 100
25 × 0,738 × 383
= 0,0547 × 100
7,066
= 5,47

= 1,291 ppm
B. Metode kurva standar λ = 446 nm
ax =y–b
𝑦−𝑏
x = 𝑎

dimana:
y = hasil absorbansi
a = - 0,000041gr
b = 0,0535 gr

0,045 − 0,0535 0,275 − 0,0535


X 0,5 = − 0,000041
X5 = − 0,000041
0,0085 0,2215
= − 0,000041 = − 0,000041

= 207,3170 ppm = 5,402,43 ppm


0,048 − 0,0535
X1 = − 0,000041
− 0,0055
= − 0,000041

= 134,1463 ppm
0,087 − 0,0535
X2 = − 0,000041
0,0335
= − 0,000041

= 817,0731 ppm

4
VII. PEMBAHASAN
A. Menentukan kadar karoten menggunakan metode PORIM
Pada percobaan kali ini pratikkan menentukan kadar karoten atau
dikenal juga sebagai pigmen warna jingga, menyebabkan warna
minyak sawit menjadi kuning jingga dengan menggunakan metode
PORIM (Palm Oil Research Institute of Malaysia) atau Institut
Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, kelebihan dalam
menggunakan metode PORIM adalah dapat digunakan untuk
menghitung DOBI. DOBI adalah perbandingan numerik dari
spectrophotometric penyerapan 446 nm dengan 269 nm. Metodenya
adalah melarutkan palm oil ke dalam hexane dan kemudian ditentukan
penyerapannya dengan menggunakan spectrophotometer. Dengan
menggunakan preparasi sampel yang sama, persiapan sampel lebih
mudah dapat dihitung dengan menggunakan rumus serta hasil
perhitungan lebih rendah namun metode ini juga memiliki kekurangan
yaitu tidak dapat digunakan untuk semua jenis spektrofotometer
dengan metode kurva standar.
Untuk melakukan metode PORIM pratikkan menggunakan
beberapa cara yang pertama yaitu timbang 0,05 gr CPO kedalam
Erlenmeyer 100 mL dan hasil penimbangan pratikkan adalah 0,0547gr
jika sampel beku panaskan sampel menggunakan hotplate pada suhu
70oC hingga CPO mencair jika sudah mencair tambahan heksana
untuk melarutkan CPO dan membilas erlenmeyer dan masukkan
kedalam labu takar 25 mL, kemudian himpitkan dengan heksana
sampai miniskus pada garis tanda tera. Kemudian Baca absorbansi di
Spcktrofotometer pada 𝜆 = 446 nm. Dengan cara spektrofotometer
dihidupkan dan tunggu sekitar 15 menit setelah itu kuvet dengan
aquades minimal 2 kali dan bilas kuvet 1 (blanko) dengan heksana
minimal 2 kali dan isi dengan heksana hingga setengah dari atas
kemudian bilas kuvet 2 dengan sampel minimal 2 kali dan isi dengan
sampel yang konsentrasinya 25 ml selanjutnya simpan kedua kuvet

5
kedalam wadah kuvet arahkan monokrometer pada kuvet 1 (blanko)
kemudian klik tombol A/T/C/F arahkan ke transmitance klik
A/100%/T hingga menunjukkan layar di angka 100 lanjut klik A/T/C/F
arahkan ke concentration klik 0%/T hingga kelayar menunjukkan
angka 0 setelah itu klik A/T/C/F arahkan ke absorbance catat hasil
absorbance. Hasil yang didapat pratikkan untuk konsentrasi absorbansi
metode PORIM adalah 0,738 nm. Dan didapatkan kadar karoten
sebesar 1,291 ppm.

B. Menentukan kadar karoten menggunakan metode kurva standar


Pada percobaan kali ini pratikkan juga menentukan kadar karoten
menggunakan metode kurva standar adalah sebuah metode utama yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu
sampel yang tidak diketahui dengan membandingkan yang tidak
diketahui dalam perangkat sampel standar dari konsentrasi yang telah
diketahui.
Untuk melakukan metode kurva standar pratikkan menggunakan
beberapa cara yang pertama yaitu timbang 0.05 gr CPO dimasukkan ke
dalam labu takar 10 mL kemudian tambahkan heksana sampai tanda
garis, heksana digunakan untuk melarutkan CPO. Setelah CPO larut
pindahkan larutan kedalam erlenmeyer kemudian pipet larutan
sebanyak 0.5; 1, 2 dan 5 ml dimasukkan ke dalam masing-masing labu
takar 10 mL. Lalu tambahkan heksana sampai garis tanda tera, kocok
hingga homogen. Kemudian baca absorbansi pada 𝜆 = 446 nm.
Dengan cara spektrofotometer dihidupkan dan tunggu sekitar 15 menit
setelah itu kuvet dengan aquades minimal 2 kali dan bilas kuvet 1
(blanko) dengan heksana minimal 2 kali dan isi dengan heksana
hingga setengah dari atas kemudian bilas kuvet 2 dengan sampel
minimal 2 kali dan isi dengan sampel yang konsentrasinya 0,5 nm
terlebih dahulu selanjutnya simpan kedua kuvet kedalam wadah kuvet
arahkan monokrometer pada kuvet 1 (blanko) kemudian klik tombol

6
A/T/C/F arahkan ke transmitance klik A/100%/T hingga menunjukkan
layar di angka 100 lanjut klik A/T/C/F arahkan ke concentration klik
0%/T hingga kelayar menunjukkan angka 0 setelah itu klik A/T/C/F
arahkan ke absorbance catat hasil absorbance dan lakukan hal yang
sama untuk sampel yang konsentrasinya 1, 2, 5 ml. Dan didapatkan
hasil absorbance 0,045; 0,48; 0,87; 0,275 nm.
Setelah mengetahui konsentrasi absorbansi pratikkan
menghitung dengan menggunakan kalkulator yakni klik mode dan klik
angka 3 (reg) selanjutnya klik 1 (linear) kemudian bersihkan data
dengan cara klik shif, klik mode, klik angka 1 (scl) klik =, klik AC dan
“klik volume, absorbansi klik M+” ulangi langkah sebelumnya yang
diberi tanda petik untuk semua data kemudian klik shif, klik angka 2
setelah itu cari A dengan mengklik tombol kanan 1 (A) klik = dan catat
hasilnya selanjutnya klik shif, klik angka 2 cari B dengan mengklik
tombol kanan klik 2 (B) klik = dan catat hasilnya, hasil yang didapat
pratikkan adalah A = -0,000041nm untuk B = 0,0535nm Kemudian
didapatkan kadar karoten dari sampel absorbansi X 0,5 = 207,3170, X
1 = 134,1463, X 2 = 817,0731, X 5 = 5.402,43.
Berikut ini adalah kurva standar dari hasil kadar karoten diatas

Y
0,8

0,7

0,6 Series 1
0,5 Series 2
Series 3
0,4
Series 4
0,3
Series 5
0,2

0,1

0 X
x 0,5 x1 x2 x5 x 25

7
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kadar karoten yang dihasilkan dari metode PORIM adalah 0,738 nm.
2. Kadar karoten yang dihasilkan dari metode kurva standar adalah
207,3170; 134,1463; 817,0731 dan 5.402,43.
B. Saran
1. Pratikkan harus lebih memahami cara menetapkan kadar karoten
menggunakan metode PORIM dan metode kurva standar
2. Pratikkan harus lebih kondusif lagi dalam melakukan pratikum

8
DAFTAR PUSTAKA

Khairiah, Hanifah. 2022.penuntun praktikum kimia analitik. Politeknik kampar:


bangkinang
Budiatma, Hisam. 2022. pengertian-heksana-dan-penggunaan. usaha321. Diakses
dari https://usaha321.net/kimia/pengertian-heksana-dan-penggunaan-
heksana.html

Anda mungkin juga menyukai