Laporan Praktikum 8
Laporan Praktikum 8
KIMIA ANALITIK
KELAS
PERCOBAAN 8 TPS 1A
ANALISIS SPEKTROPHOTOMETRI UV-VIS
PENETAPAN KADAR KAROTEN CPO
Tanda
Nama Praktikan Nim Tanggal Kumpul
Tangan
1. Adi Ridlha T.H 202111005
2. Samsul Bahri 202111003
3. Cici Finasti 202111002
Tanda
Nama Instruktur Tanggal Koreksi Nilai
Tangan
1
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
B. Bahan
1. Heksana (C6H14)
2. CPO
2
3. Tambahan heksana untuk melarutkan CPO dan membilas erlenmeyer
dan masukkan kedalam labu takar 25 mL, kemudian himpitkan dengan
heksana sampai miniskus pada garis tanda tera.
4. Baca absorbansi di Spcktrofotometer pada 𝜆 = 446 nm.
V. DATA PENGAMATAN
A. Hasil penimbangan CPO
No Metode Hasil
1 Porim 0,0547 gr
2 Kurva standar 0,0548 gr
3
VI. HASIL PERHITUNGAN
A. Metode porim
25 × A × 383
Kandungan karoten (ppm) = W × 100
Dimana :
A = absorbansi contoh
B = berat contoh (gr)
25 × A × 383
Kandungan karoten = W × 100
25 × 0,738 × 383
= 0,0547 × 100
7,066
= 5,47
= 1,291 ppm
B. Metode kurva standar λ = 446 nm
ax =y–b
𝑦−𝑏
x = 𝑎
dimana:
y = hasil absorbansi
a = - 0,000041gr
b = 0,0535 gr
= 134,1463 ppm
0,087 − 0,0535
X2 = − 0,000041
0,0335
= − 0,000041
= 817,0731 ppm
4
VII. PEMBAHASAN
A. Menentukan kadar karoten menggunakan metode PORIM
Pada percobaan kali ini pratikkan menentukan kadar karoten atau
dikenal juga sebagai pigmen warna jingga, menyebabkan warna
minyak sawit menjadi kuning jingga dengan menggunakan metode
PORIM (Palm Oil Research Institute of Malaysia) atau Institut
Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, kelebihan dalam
menggunakan metode PORIM adalah dapat digunakan untuk
menghitung DOBI. DOBI adalah perbandingan numerik dari
spectrophotometric penyerapan 446 nm dengan 269 nm. Metodenya
adalah melarutkan palm oil ke dalam hexane dan kemudian ditentukan
penyerapannya dengan menggunakan spectrophotometer. Dengan
menggunakan preparasi sampel yang sama, persiapan sampel lebih
mudah dapat dihitung dengan menggunakan rumus serta hasil
perhitungan lebih rendah namun metode ini juga memiliki kekurangan
yaitu tidak dapat digunakan untuk semua jenis spektrofotometer
dengan metode kurva standar.
Untuk melakukan metode PORIM pratikkan menggunakan
beberapa cara yang pertama yaitu timbang 0,05 gr CPO kedalam
Erlenmeyer 100 mL dan hasil penimbangan pratikkan adalah 0,0547gr
jika sampel beku panaskan sampel menggunakan hotplate pada suhu
70oC hingga CPO mencair jika sudah mencair tambahan heksana
untuk melarutkan CPO dan membilas erlenmeyer dan masukkan
kedalam labu takar 25 mL, kemudian himpitkan dengan heksana
sampai miniskus pada garis tanda tera. Kemudian Baca absorbansi di
Spcktrofotometer pada 𝜆 = 446 nm. Dengan cara spektrofotometer
dihidupkan dan tunggu sekitar 15 menit setelah itu kuvet dengan
aquades minimal 2 kali dan bilas kuvet 1 (blanko) dengan heksana
minimal 2 kali dan isi dengan heksana hingga setengah dari atas
kemudian bilas kuvet 2 dengan sampel minimal 2 kali dan isi dengan
sampel yang konsentrasinya 25 ml selanjutnya simpan kedua kuvet
5
kedalam wadah kuvet arahkan monokrometer pada kuvet 1 (blanko)
kemudian klik tombol A/T/C/F arahkan ke transmitance klik
A/100%/T hingga menunjukkan layar di angka 100 lanjut klik A/T/C/F
arahkan ke concentration klik 0%/T hingga kelayar menunjukkan
angka 0 setelah itu klik A/T/C/F arahkan ke absorbance catat hasil
absorbance. Hasil yang didapat pratikkan untuk konsentrasi absorbansi
metode PORIM adalah 0,738 nm. Dan didapatkan kadar karoten
sebesar 1,291 ppm.
6
A/T/C/F arahkan ke transmitance klik A/100%/T hingga menunjukkan
layar di angka 100 lanjut klik A/T/C/F arahkan ke concentration klik
0%/T hingga kelayar menunjukkan angka 0 setelah itu klik A/T/C/F
arahkan ke absorbance catat hasil absorbance dan lakukan hal yang
sama untuk sampel yang konsentrasinya 1, 2, 5 ml. Dan didapatkan
hasil absorbance 0,045; 0,48; 0,87; 0,275 nm.
Setelah mengetahui konsentrasi absorbansi pratikkan
menghitung dengan menggunakan kalkulator yakni klik mode dan klik
angka 3 (reg) selanjutnya klik 1 (linear) kemudian bersihkan data
dengan cara klik shif, klik mode, klik angka 1 (scl) klik =, klik AC dan
“klik volume, absorbansi klik M+” ulangi langkah sebelumnya yang
diberi tanda petik untuk semua data kemudian klik shif, klik angka 2
setelah itu cari A dengan mengklik tombol kanan 1 (A) klik = dan catat
hasilnya selanjutnya klik shif, klik angka 2 cari B dengan mengklik
tombol kanan klik 2 (B) klik = dan catat hasilnya, hasil yang didapat
pratikkan adalah A = -0,000041nm untuk B = 0,0535nm Kemudian
didapatkan kadar karoten dari sampel absorbansi X 0,5 = 207,3170, X
1 = 134,1463, X 2 = 817,0731, X 5 = 5.402,43.
Berikut ini adalah kurva standar dari hasil kadar karoten diatas
Y
0,8
0,7
0,6 Series 1
0,5 Series 2
Series 3
0,4
Series 4
0,3
Series 5
0,2
0,1
0 X
x 0,5 x1 x2 x5 x 25
7
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kadar karoten yang dihasilkan dari metode PORIM adalah 0,738 nm.
2. Kadar karoten yang dihasilkan dari metode kurva standar adalah
207,3170; 134,1463; 817,0731 dan 5.402,43.
B. Saran
1. Pratikkan harus lebih memahami cara menetapkan kadar karoten
menggunakan metode PORIM dan metode kurva standar
2. Pratikkan harus lebih kondusif lagi dalam melakukan pratikum
8
DAFTAR PUSTAKA