Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

TENTANG
KEBIJAKAN MUTU RUMAH SAKIT

NOMOR : 019.01/01/TKRS/RSP-D/IV/2021

DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA TERNATE

Menimbang : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan Kinerja di Rumah


Sakit Prima Ternate, maka perlu disusun kebijakan mutu rumah
sakit
2. bahwa untuk memenuhi point (1) di atas perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Prima Ternate

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/KEPMENKES/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/ kota
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA TERNATE


TENTANG KEBIJAKAN MONITORING MUTU RUMAH SAKIT

KESATU : Kebijakan Mutu sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak dapat
dipisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan


perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Ternate
Pada tanggal : 13 April 2021

Direktur

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD


Lampiran SK No. 019.01/01/TKRS/RSP-D/IV/2021

Tentang KEBIJAKAN MUTU RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN MUTU RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT PRIMA TERNATE

1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM
wajib berpartisipasi dalam program mutu dan kinerja mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para Penanggung Jawab Program wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
Program mutu dan Kinerja yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran RS Rumah Sakit Prima Ternate
dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
4. Perencanaan mutu berisi seminimalnya :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan kinerja yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
c. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan kinerja.
d. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
e. Upaya-upaya perbaikan mutu dan kinerja melalui standarisasi, perancangan
sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan kinerja RS.
f. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
g. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu RS.
h. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu RS.
i. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
j. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
RS,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun
panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di RS
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan Kinerja Puskesmas harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan Kinerja
kepada Direktur RS secara triwulan.

Ditetapkan di Ternate
Pada tanggal : 13 April 2021

Direktur

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai