Budaya Kerja
Budaya Kerja
Definisi :
Kode Etik/Etika Profesi :
sebagai tata cara, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan/pekerjaan. Kode etik merupakan
pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Etos kerja :
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal
materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan akhirat.
Profesionalisme :
adalah kinerja atau kerja yang ditunjukkan oleh seseorang, yaitu seorang profesional, melalui tindakan-
tindakan dan sikap-sikapnya, dimana dia tahu apa yang dikerjakannya dan menghasilkan pekerjaan yang
bermutu yang memuaskan bagi yang dilayani atau yang memesan pekerjaannya.
Seorang profesional memperoleh gaji atau uang yang cukup dari profesi yang ditekuninya
Filosofi Gambaru :
adalah semangat Bushido yang mengajarkan sikap moral
positif seperti :
keberanian, kehormatan dan harga diri, kesetiaan dan
pengendalian diri, kesungguhan, kejujuran, hemat,
kemurahan dan kerendahan hati, kesopanan dan
keramahtamahan, kerja keras, tidak individualistis, tidak
egois, bertanggung jawab, bersih hati, harus punya malu,
serta mementingkan hubungan moral antara atasan dengan
bawahan, ayah dengan anak, suami dengan istri, kakak
dengan adik, teman dengan teman.
MENGENAL DAN MEMAHAMI FILOSOFI 3GEN
Dengan adanya Pedoman 3 Gen ini, diharapkan tidak hanya mengambil suatu keputusan
melalui informasi dan laporan dari orang lain, tetapi berdasarkan apa yang kita lihat sendiri dan
merasakannya langsung gejala dari suatu permasalahan.
Dengan demikian, keputusan yang akan diambil akan lebih akurat, Efektif serta Efisien.
1. Kerja keras (Pekerja keras) dan sanggup berkorban demi pekerjaan (Komitmen)
4. Haus Ilmu dan Pengetahuan : Tidak ada kata berhenti dalam belajar,
6. Loyalitas Tinggi : disiplin kerja dan Jarang pindah tempat kerja, (malu pulang cepat)
7. Inovasi dan Improvement : Jepang bukan bangsa penemu, tapi Jepang mempunyai
kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian mengembangkannya
9. Selalu Taat peraturan, Jika bertanya kepada mereka kenapa selalu taat aturan??,
maka jawabannya sederhana “karena itu adalah aturan”, “TITIK”.
Mengenal Tentang Tools
Quality Control dan Siklus PDCA
B. TOOLS UNTUK MENDUKUNG ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME
B.1. QUALITY CONTROL : Untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil yang dicapai
Arah dan Tujuan Quality Control (QC) adalah upaya perbaikan terus
menerus (Kanzei) agar kondisi Perusahaan menjadi lebih kuat dan baik.
P D
Improveme
A C
Level of
P D
P D AC
A C PD
AC
GOOD
n
maintaining
improv
P D
Time
A C
maintaining
improv
PD
Improveme
P D
Level of
AC
C PD
A
AC
PD
AC
maintaining
BAD
n
Kerapihan : berarti semua barang, mesin dan peralatan berada pada tempat yang telah ditentukan secara teratur (mudah terlihat).
Kebersihan : berarti semua barang, mesin, peralatan, termasuk dokumen dalam kondisi bersih dan terawat.
Kesegaran : berarti tempat kerja kita bisa menginspirasikan semangat bagi siapapun yang melihatnya disetiap saat.
Kedisiplinan : berarti keempat langkah tersebut di atas kita lakukan secara disiplin dan mematuhi dengan benar apa yang dietapkan.
aktivitas 5K tidak boleh dilepaskan dari kegiatan sehari-hari dan secara berkala harus dikonfirmasi dan dinilai, baik oleh rekan kerja
maupun atasan langsung dan tidak langsung. Untuk lebih mengurat-akarkan 5K lakukan tindakan perbaikan secara mandiri maupun
berkelompok, dimana perusahaan telah menyediakan kanal SS (Suggestion System), QC (Quality Circle), dan SC (Safety Circle).
5K
Mencegah / Menghilangkan
menemukan pemborosan (efisiensi)
abnormality secara dini
Meningkatkan keuntungan
5S Knowledge
6
Contoh Penerapan 5K
Penerapan 5K untuk tool / perkakas yang digunakan untuk set-
up mesin.
5S Knowledge
10
Contoh Penerapan 5K
Penerapan 5K untuk sationery / file yang di office.
5S Knowledge
11
Contoh Penerapan Kerapian
5S Knowledge
20
Contoh Penerapan Kebersihan
5S Knowledge
27
Contoh Penerapan Kebersihan
5S Knowledge
28
Contoh Penerapan Kesegaran
5S Knowledge
32
Contoh Penerapan Kesegaran
5S Knowledge
33
B. TOOLS UNTUK MENDUKUNG ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME
5S / 5R / 5K
Perlu diingat bahwa seluruh aktivitas tersebut bukanlah untuk mengejar penilaian dan penghargaan.
Tujuan akhir dari keseluruhan aktivitas tersebut adalah kondisi ideal atas SQDC, dimana:
S – Safety, tidak adanya kecelakaan dan turunnya tingkat resiko di tempat kerja
Q – Quality, tidak adanya produk cacat dan meningkatnya aktivitas continual improvement
D – Delivery, tidak adanya keterlambatan pengiriman dan pekerjaan ulang (repair/redo/rework)
C – Cost, keseluruhan aktivitas dilaksanakan dengan penggunaan biaya yang optimum
Sekali lagi, kinerja ideal ini tidak akan terwujud tanpa adanya kedisiplinan kita dalam melaksanakan 5K.
2. Mura
Dapat diartikan sebagai ketidak merataan, ketimpangan dan tidak teratur
3. Muri
diartikan sebagai pembebanan yang berlebihan, keterpaksaan, atau melampaui batas yang
diberikan kepada sumber daya (tidak ada standar). Bila orang mengetahui standarisasinya dan
urutan kerja yang distandarisasi maka akan mengahasilkan : Antusiasme karyawan meningkat,
Mutu dan produktifitas akan meningkat, Efisiensi Biaya dapat dilakukan.
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
DILARANG MENGANTONGI
BENDA TAJAM
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
x
“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
18.SELALU GUNAKAN SAFETY BELT PADA SAAT BERKERJA DI
TEMPAT TINGGI LEBIH DARI 2 METER
“KLIK”
“KLIK”
PERATURAN DAN TATA TERTIB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
kegagalan
Kelelahan atau Perbedaan Budaya
Ceroboh Daya Paham Kurang
Kurang Sehat
Kurangnya Budaya
Kurangnya organisasi
Pencegahan Masalah Organisasi
Tidak Peduli Kurangnya
Kurang Kesadaran Akan
Mengerti Keselamatan
Tidak tahu
Penyebab
Mengabaikan Stuktur Manajemen yg Kaku
tradisi Kurang
Pegawai
Kurangnya Kurang
Pengetahuan Manajemen
Kejadian yang Kejadian yang
Tidak Biasa Tidak Diketahui
No Body Responsibility
9
Albert Einstein :
"belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk
masa yang akan datang“.
Sekian
dan
Terima Kasih