َفُأْو َالِئَك َيْد ُخ ُلوَن اْلَج َّنَة ُيْر َز ُقوَن ِفيَها ِبَغْيِر ِح َس اٍب dengan tiga perkara yang tersebut dalam hadits
Rasulullah صلي هللا عليه وسلمdi atas, yaitu:
) (رواه مسلم. ِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َيْدُع َلُه bertanggung jawab. Sebaliknya, bila kita memikirkan
ke-mashlahat-an umat dengan dakwah dan sosial
tersebut, berarti kita mendapat tabungan pahala di
Dari Abu hurairah radhiyAllah عّز وجّلu ‘anhu berkata,
akhirat.
“RasulullahshallAllah عّز وجّلu ‘alaihi wasallam
bersabda, ‘Apabila anak Adam meninggal dunia,
maka seluruh amalnya terputus, kecuali tiga perkara,
sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shalih yang mendo’akan orang tuanya.” [HR.
Dan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada
Muslim]
kepentingan pribadi merupakan sebaik-baik manusia.
Rasulullah صلي هللا عليه وسلمbersabda,
Tiga hal yang telah disebutkan Rasulullah صلي هللا عليه
وسلمsangatlah penting bagi kita, karena ketiganya َخ ْيُر الَّناِس َأْنَفُعُهْم ِللَّناِس
berkaitan dengan bekal kita hidup di Kampung
Akhirat yang pahalanya akan terus mengalir kepada
“Sebaik-baik manusia adalah yang lebih banyak (c) – Ilmu yang mendorong pemiliknya untuk
manfaatnya untuk manusia lainnya.” [Al Mu‘jamul mengamalkannya.
Ausath (5787)] Ia bukanlah sekedar untuk pengetahuan saja, atau
Mari kita tanya diri kita sendiri, ‘Sudah berapa hanya untuk mencari ijazah dan pangkat. Ilmu yang
banyak waktu, tenaga, pikiran dan harta kita yang tidak diamalkan, seperti pohon yang tidak berbuah.
telah kita curahkan untuk proyek dakwah dan ke- Sebab, buah ilmu yang sesungguhnya adalah amal.
mashlahat-an umat manusia Karena, barangsiapa yang mengajarkan ilmu,
seluruhnya?’ Mumpung masih diberi kesempatan, kemudian orang yang diajari itu mengamalkan
marilah kita gunakan kesempatan ini untuk dengan benar, maka dia akan mendapat pahala dari
melakukan kebaikan, dimana amal itu akan terus setiap orang yang pernah dia ajarkan padanya ilmu.
mengalir sampai pun kita sudah mati. Rasulullah e bersabda,
(2) – Ilmu yang Bermanfaat َم ْن َد َّل َع َلى ّخ ْيٍر َفَلُه ِم ْثُل ُأْج ِر َفاِع ِلِه
Yang dimaksud ilmu yang bermanfaat disini
adalah ilmu agama, sebagaimana sabda Rasulullah “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka dia
صلي هللا عليه وسلم: mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang
َم ْن ُيِرْيِد ُهللا َخ ْيًر ا ُيَفِّقُهُه ِفْي الِّد ْيِن mengamalkannya.” [HR. Muslim]
Berbahagialah orang yang mengajarkan ilmu, karena
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah dengan begitu, engkau akan
عّز وجّل, niscaya ia akan dipahamkan (ilmu) dalam mendapatkan pensiunan yang amal tersebut akan
urusan agamanya.” [HR. Al Bukhari dan Muslim] terus mengalir, meskipun sudah engkau meninggal
Tetapi, bukan sembarang ilmu agama. Ilmu agama di dunia.
sini adalah yang memenuhi tiga perkara, yaitu:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah عّز وجّل tuanya?! Anak semacam ini sejak di dunia sudah
hanyalah hamba-hamba Allah عّز وجّلdari kalangan menyengsarakan orang tuanya, padahal kedua orang
Ulama.” [QS. Fathir: 28] tuanya telah bersusah payah membesarkan dan
Abdullah bin Mas‘ud radhiyAllah عّز وجّلu ‘anhu berkata, membiayainya. Bahkan, mereka bisa saling
“Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat (hafalan), bermusuhan dengan sesama saudara dan memusui
tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah عّز وجّل.” orang tuanya. Hal ini telah diterangkan dalam firman
Maka, jika ilmu tersebut melemahkan iman dan Allah عّز وجّل:
Wallâhu a’lam.