Anda di halaman 1dari 3

Banyak sedikitnya pahala yang kita dapat selama di kita setelah mati.

Marilah kita renungkan, seumpama


dunia tergantung amal ibadah yang kita lakukan amal kebaikan kita kurang sedikit, tetapi hal itu
selama masih hidup. Jika kita aktif melakukan ibadah sangat menentukan kehidupan kita selanjutnya dan
dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah ‫عّز وجّل‬, maka menyelamatkan kita dari Neraka, apa yang bisa kita
sungguh beruntung. Karena hal ini telah dikhabarkan lakukan?
Allah ‫عّز وجّل‬,
Jawabannya: ‘Tidak bisa apa-apa’. Kita tidak bisa
– ‫َو َم ْن َع ِم َل َص اِلًح ا ِّم ن َذ َك ٍر َأْو ُأنَثى َو ُهَو ُم ْؤ ِم ُن‬ menambah kebaikan atau pahala sedikit pun, kecuali

‫َفُأْو َالِئَك َيْد ُخ ُلوَن اْلَج َّنَة ُيْر َز ُقوَن ِفيَها ِبَغْيِر ِح َس اٍب‬ dengan tiga perkara yang tersebut dalam hadits
Rasulullah ‫ صلي هللا عليه وسلم‬di atas, yaitu:

“Dan barangsiapa mengerjakan amal yang shalih baik


laki-laki, maupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akan masuk Surga,
mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.” [QS.
Al Mukmin: 40]

Allah ‫ عّز وجّل‬menjanjikan Surga bagi siapa saja yang


senantiasa beramal shalih dan beriman tanpa
pengecualian, baik laki-laki, maupun perempuan
mendapatkan hal yang sama, akan masuk Surga dan
(1) – Sedekah Jariyah
diberi rizki di dalamnya tanpa hisab.

Sedekah jariyah adalah mengeluarkan sebagian harta


Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yaitu, tidak
kita untuk kepentingan dan ke-mashlahat-an umat
hanya ditentukan dengan satu balasan, bahkan Allah
Islam dan umat manusia pada umumnya. Seperti,
‫ عّز وجّل‬akan membalasnya dengan pahala yang
sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh
melimpah yang tidak akan terputus dan tidak akan
umat Islam dan umat manusia seluruhnya, dengan
habis, hanya Allah ‫ عّز وجّل‬Ta’ala yang dapat memberi
membangun masjid untuk sarana ibadah bagi umat
petunjuk kepada kebenaran.”
Islam, atau membangun jembatan untuk sarana jalan
masyarakat pada umumnya dan contoh yang lainnya.
[B] – Pahala dari Hasil Investasi Amal Shalih
Artinya, Rasulullah ‫ صلي هللا عليه وسلم‬menganjurkan
Kita Selama di Dunia
kepada kita untuk mementingkan orang lain dari pada
Sehingga ketika kita sudah mati, pahala itu masih
mementingkan diri sendiri. Bila kita hanya
mengalir kepada kita. Rasulullah ‫صلي هللا عليه‬
mementingkan diri sendiri, maka harta yang kita
‫ وسلم‬bersabda:
‫ َعْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة‬ ‫ َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا‬: ‫ َقاَل‬ ‫ِإَذ ا َم اَت‬ tumpuk-tumpuk dengan susah payah, begitu kita
mati harta itu sudah tak berarti lagi, dinikmati dan
‫اْبِن آَد َم اْنَقَطَع َع َم ُلُه ِإَّال ِم ْن َثَالٍث َص َد َقٍة َج اِرَيٍة َأْو‬ menjadi milik orang lain, tetapi kita yang harus

)‫ (رواه مسلم‬. ‫ِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َيْدُع َلُه‬ bertanggung jawab. Sebaliknya, bila kita memikirkan
ke-mashlahat-an umat dengan dakwah dan sosial
tersebut, berarti kita mendapat tabungan pahala di
Dari Abu hurairah radhiyAllah ‫عّز وجّل‬u ‘anhu berkata,
akhirat.
“RasulullahshallAllah ‫عّز وجّل‬u ‘alaihi wasallam
bersabda, ‘Apabila anak Adam meninggal dunia,
maka seluruh amalnya terputus, kecuali tiga perkara,
sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shalih yang mendo’akan orang tuanya.” [HR.
Dan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada
Muslim]
kepentingan pribadi merupakan sebaik-baik manusia.
Rasulullah ‫ صلي هللا عليه وسلم‬bersabda,
Tiga hal yang telah disebutkan Rasulullah ‫صلي هللا عليه‬
‫ وسلم‬sangatlah penting bagi kita, karena ketiganya ‫َخ ْيُر الَّناِس َأْنَفُعُهْم ِللَّناِس‬
berkaitan dengan bekal kita hidup di Kampung
Akhirat yang pahalanya akan terus mengalir kepada
“Sebaik-baik manusia adalah yang lebih banyak (c) – Ilmu yang mendorong pemiliknya untuk
manfaatnya untuk manusia lainnya.” [Al Mu‘jamul mengamalkannya.
Ausath (5787)] Ia bukanlah sekedar untuk pengetahuan saja, atau
Mari kita tanya diri kita sendiri, ‘Sudah berapa hanya untuk mencari ijazah dan pangkat. Ilmu yang
banyak waktu, tenaga, pikiran dan harta kita yang tidak diamalkan, seperti pohon yang tidak berbuah.
telah kita curahkan untuk proyek dakwah dan ke- Sebab, buah ilmu yang sesungguhnya adalah amal.
mashlahat-an umat manusia Karena, barangsiapa yang mengajarkan ilmu,
seluruhnya?’ Mumpung masih diberi kesempatan, kemudian orang yang diajari itu mengamalkan
marilah kita gunakan kesempatan ini untuk dengan benar, maka dia akan mendapat pahala dari
melakukan kebaikan, dimana amal itu akan terus setiap orang yang pernah dia ajarkan padanya ilmu.
mengalir sampai pun kita sudah mati. Rasulullah e bersabda,

(2) – Ilmu yang Bermanfaat ‫َم ْن َد َّل َع َلى ّخ ْيٍر َفَلُه ِم ْثُل ُأْج ِر َفاِع ِلِه‬
Yang dimaksud ilmu yang bermanfaat disini
adalah ilmu agama, sebagaimana sabda Rasulullah “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka dia
‫صلي هللا عليه وسلم‬: mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang
‫َم ْن ُيِرْيِد ُهللا َخ ْيًر ا ُيَفِّقُهُه ِفْي الِّد ْيِن‬ mengamalkannya.” [HR. Muslim]
Berbahagialah orang yang mengajarkan ilmu, karena
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah dengan begitu, engkau akan
‫عّز وجّل‬, niscaya ia akan dipahamkan (ilmu) dalam mendapatkan pensiunan yang amal tersebut akan
urusan agamanya.” [HR. Al Bukhari dan Muslim] terus mengalir, meskipun sudah engkau meninggal
Tetapi, bukan sembarang ilmu agama. Ilmu agama di dunia.
sini adalah yang memenuhi tiga perkara, yaitu:

(a) – Ilmu agama yang benar.


Yaitu, ilmu yang sesuai dengan Al Qur-an, Al Hadits, (3) – Anak Shalih yang Mendoakan Orang
sesuai dengan pemahaman para ulama salaf (tiga Tuanya
generasi terbaik dalam Islam, yaitu para sahabat, Anak adalah permata jiwa dan penyejuk hati. Untuk
tabi’in dan tabi’ut tabi’in), bukan ilmu yang diambil anak, sungguh kita siap mengorbankan apa saja,
dari selain Al Qur-an dan Hadits Rasulullah ‫صلي هللا عليه‬ karena dia adalah darah daging kita. Tetapi dalam
‫وسلم‬, atau ilmu yang diambil dari Al Qur-an dan Al Islam, memanjakan anak tidaklah dengan cara
Hadits, tetapi difahami dengan nafsu dan akalnya, menuruti apa saja keinginannya. Kita boleh menuruti
serta mengkesampingkan pemahaman para ulama; keinginan anak, selama tidak melenceng dari
(b) – Ilmu agama yang menjadikan pemiliknya tuntunan syariat Islam. Orang tua yang sukses
bertakwa dan takut kepada Allah ‫عّز وجّل‬. mendidik anak adalah orang tua yang berhasil
Baik di waktu ramai, maupun di kala sendirian. Allah mendidik anak-anaknya menjadi anak yang shalih,
‫ عّز وجّل‬berfirman, taat kepada Allah ‫ عّز وجّل‬dan berbakti kepada kedua
orang tuanya. Apalah artinya orang tua yang memiliki
‫ِإَّنَم ا َيْخ َشى َهللا ِم ْن ِع َباِدِه اْلُعَلَم اُؤا‬ anak-anak yang kaya, tetapi mereka durhaka kepada
Allah ‫ عّز وجّل‬dan tidak berbakti kepada kedua orang

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah ‫عّز وجّل‬ tuanya?! Anak semacam ini sejak di dunia sudah

hanyalah hamba-hamba Allah ‫ عّز وجّل‬dari kalangan menyengsarakan orang tuanya, padahal kedua orang

Ulama.” [QS. Fathir: 28] tuanya telah bersusah payah membesarkan dan

Abdullah bin Mas‘ud radhiyAllah ‫عّز وجّل‬u ‘anhu berkata, membiayainya. Bahkan, mereka bisa saling

“Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat (hafalan), bermusuhan dengan sesama saudara dan memusui

tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah ‫عّز وجّل‬.” orang tuanya. Hal ini telah diterangkan dalam firman

Maka, jika ilmu tersebut melemahkan iman dan Allah ‫عّز وجّل‬:

mengeraskan hati, dia bukanlah termasuk ilmu


agama yang benar. ‫ِإَّن ِم ْن َأْز َو اِج ُك ْم َو َأْو َالِد ُك ْم َعُد ًّو ا َّلُك ْم َفاْح َذ ُر وُهْم‬
“Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” [QS. At
Taghabun: 14]
Islam mengajarkan, bahwa anak merupakan investasi
pahala yang tidak akan ada habisnya bagi kedua
orang tuanya, jika bisa mendidik anak menjadi shalih
dan shalihah, anak yang taat kepada Allah ‫ عّز وجّل‬dan
rasul-Nya. Doa anak yang shalih akan senantiasa
mengirim pahala kepada orang tua setelah
meninggal.

Semoga semua ini dapat menambah keimanan kita


kepada Allah ‫عّز وجّل‬. Marilah senantiasa memikirkan
kehidupan yang tidak ada penghujungnya, yaitu
kehidupan di Kampung Akhirat yang semua itu
tergantung perbuatan kita di dunia ini. Semoga
menjadi motifasi kepada kita semua untuk berbuat
amal kebaikan dengan apa yang kita punya.

Wallâhu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai