Anda di halaman 1dari 9

Sistem Informasi Manajemen

Perkebunan
Topik : Sistem Manajemen Panen
Dosen : Prof. Dr. Lilik Sutiarso, M. Eng.
Kelompok :2
Anggota : 1. Pak Rovi’i
2. Pak Billy
3. Pak Firman
4. Pak Danu
Sistem Manajemen Panen
Jangka Waktu Kg/Ha Kesempurnaan
Pengutipan Rp/Kg Pengutipan
Brondoalan Mutu (FFA) Brondolan

Biaya Potong Persentase


Pusingan Potong Buah
Buah Buah Mentah

Pabrik Transportasi

Umur
Tanaman
Diagram Keterkaitan antara Kebun (Pusingan Potong Buah), Transportasi dan Pabrik
dalam Mencapai Kg/ha yang Tinggi, Rp/Kg yang Rendah dan Mutu yang Baik.
A. Umur Tanaman Diagram

Umur tanaman mempengaruhi pusingan potong buah. Pada range umur tanaman di TM 2
akan lebih rendah pusingannya dibandingkan dengan umur 20 tahun karena jjg/pk akan lebih sedikit, yang
kemudian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap persentase buah mentah, persentase buah
mentah sendiri akan berdampak juga pada operasional pabrik karena rendahnya produksi CPO dan
kualitas minyak. Selanjutnya umur tanaman akan berdampak pada biaya potong buah karena semakin tua
tanaman maka akan semakin tinggi sehingga kebutuhan fiber untuk juga bertambah.

Gambar 4 menunjukkan grafik hubungan


produksi total dari tiap tahun tanam dengan umur
tanam yang menunjukkan hasil yang cukup linier pada
tahun ke 10 hingga 35. Hal ini menunjukkan bahwa
produksi pada berbagai tahun tanam atau umur nilainya
terhitung hampir sama atau konstan. Hal ini
dikarenakan proses manajemen perkebunan yang
memaksimalkan potensi tanaman sawit sebesar-
besarnya hingga pada tahun tanam yang berbeda hasil
totalnya bisa hampir sama, selain karena luas tanamn
yang berbeda-beda pula. Pada umur yang sama pun
tiap pokok memiliki produksi yang berbeda-beda.
Berdasarkan gambar 5 yang menunjukkan
grafik antara produksi per TBS dengan umur tanam.
Nilai produksi tanaman kelapa sawit ini mengalami
peak crop atau panen puncak pada umur 15-20 tahun.

Standart Marihat
Diagram
Diagram
B. Pusingan Potong Buah
Pusingan potong buah akan mempengaruhi kg/ha, Rp/kg, Mutu (FFA) artinya
kalau pusingannya semakin rendah maka persentase losses karena buah tinggal di pokok
berkurang sehingga Produksi diperoleh secara maksimal, semakin rendah pusingan
potong buah akan mempengaruhi kesempurnaan pengutipan berondolan karena tidak
ditemukan buah overripe sehingga mutu buah (FFA) dalam keadaan rendah.
Kesempurnaan pengutipan brondolan akan menaikkan kg/ha karena potensi dieksploitasi
secara optimal dan terminimalisirnya biaya HPP Rp/Kg.
Pusingan potong buah akan mempengaruhi kebutuhan transportasi dikarenakan
pusingan potong buah yang terlambat maka kebutuhan transportasi akan bertambah
dikarenakan persentase AKP juga bertambah karena estimasi buah matang jauh lebih
banyak.

Pusingan Potong Buah Kg/Ha Rp/Kg Mutu (FFA)

Pusingan Rendah ↑ ↓ ↓
Pusingan Tinggi ↓ ↑ ↑

Contoh Pusingan Potong Buah


Diagram
Contoh Pusingan Potong Buah
C. Mutu Buah dan Free Fatty Acid (FFA) Diagram

Hasil analisis menunjukkan bahwa masalah penurunan mutu CPO disebabkan oleh rendahnya rendemen
minyak kelapa sawit (CPO) dan tingginya kandungan Free Fatty Acid (FFA) dalam CPO. Rendemen
minyak yang rendah karena mutu buah yang buruk dan kehilangan hasil panen. Kandungan FFA CPO
tinggi karena mutu buah buruk, buah restan (terlambat pengangkutan), dan buah luka.

Gambar diatas menunjukkan hasil ALB dari


beberapa kelompok TBS hasil grading PKS.
Persentase ALB paling tinggi ada pada bulan
november (5,96%) dan buah mentah yang
paling tinggi yaitu (9,71%). ALB yang terendah
ada pada bulan januari yaitu (4,36%) dan buah
sakit persentase paling rendah (0,16%) pada
bulan november.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa


semakin tinggi fraksi tingkat kematangan buah
maka semakin tinggi kadar FFA yang
dihasilkan. Kadar FFA tertinggi berada pada
tingkat kematangan buah busuk (F-5) dengan
kadar FFA sebesar 4,051 % dengan kategori
tinggi. Sedangkan kadar FFA terendah berada
pada tingkat kematangan buah mentah (F-0)
dengan kadar FFA sebesar 2,349 % dengan
kategori rendah.
Diagram
D. Pabrik
Semakin rendah pusingan potong buah maka semakin sedikit jumlah buah
overripe sehingga mutu (FFA) dalam keadaan rendah, jika mutu buah (FFA) rendah maka
akan berdampak ke nilai OER yang standart. Begitu juga jika persentase buah mentah
semakin tinggi maka mutu (FFA) akan semakin naik selanjutnya akan berdampak ke nilai
OER yang rendah. Kelompok mutu buah buruk yang terpanen dan diolah di PKS (pabrik
pengolahan kelapa sawit) dapat meningkatkan kandungan FFA sekaligus menurunkan
rendemen CPO olahan. Besarnya peningkatan kandungan FFA dalam CPO adalah 0.04%
jika terdapat 1% buah bermutu buruk (buah mentah, buah lewat matang, janjang kosong
dan buah busuk, serta buah abnormal) yang terdapat pada seluruh TBS yang diolah

Pusingan Potong Buah Mutu (FFA) Kualitas OER


Pusingan Rendah ↓ ↑

Pusingan Tinggi ↑ ↓
E. Transportasi Diagram

Transportasi akan menentukan mutu buah dari janjang panen yang akan dikirimkan
ke pabrik karena apabila transportasi terhambat untuk sampai di pabrik maka buah menjadi
restan, kemudian perolehan kg/ha yang diterima oleh pabrik akan menurun karena besarnya
persentase FFA. Transportasi ini juga perlu dipastikan akses dan mobilitasnya baik akses
menuju TPH ataupun akses menuju pabrik.

Akses ke blok Akses ke Pabrik


Gambar disamping menunjukkan penurunan
berat buah/berondolan yang diinapkan selama 10 hari di
dua tempat yang berbeda yaitu tempat terbuka dan teduh (di
bawah pohon sawit). Berdasarkan uji analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa berat buah setiap waktu penginapan
berbeda nyata pada level p≤0,05. Buah yang diinapkan di
tempat terbuka cenderung menurun beratnya secara drastis
dibandingkan pada tempat teduh. Penurunan berat pada
hari pertama, kedua hingga ketiga di tempat teduh berkisar
antara 2,1-2,5% sementara pada tempat terbuka 4,8-10,1
%.

Anda mungkin juga menyukai