Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

I
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan yang baik, yang menyangkut
urusan eksternal (pelayanan umum) maupun yang berkaitan dengan urusan internal,
suatu instansi pemerintah (Badan / Pejabat TUN) tidak dapat dilepaskan dari tugas
pembuatan Keputusan Tata Usaha Negara. Dengan semakin kompleksnya urusan
pemerintahan serta semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat,
tidak tertutup kemungkinan timbulnya benturan kepentingan ( conflict of Interest)
antara pemerintah (Badan/Pejabat TUN) dengan seseorang/ Badan Hukum Perdata
yang merasa dirugikan oleh keputusan Tata Usaha Negara.1
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara akibat terjadinya benturan kepentingan
antara pemerintah (Badan/ Pejabat TUN) dengan seorang/ Badan Hukum Perdata
tersebut, ada kalanya dapat diselesaikan secara damai melalui musyawarah dan
mufakat, akan tetapi ada kalanya berkembang menjadi sengketa hukum yang
memerlukan penyelesaian melalui pengadilan.
Menurut ketentuan pasal 1 angka 4 Undang-Undang No.5 Tahun 1986 Jo Undang-
Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sengketa Tun adalah
sengketa yang timbul antara orang dan Badan Hukum perdata baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat dikeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Tata Usaha Negara menurut ketentuan pasal 1
angka 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Jo Undang-Undang No.9 Tahun 2004
tentang Peradilan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara berdasarkan Perpu yang berlaku, yang bersifat konkrit, Individual dan final
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh kasus yang telah dianalisis, kemudian tentukan sumbur hukum
dan refrensi?
2. Dari contoh kasus yang telah di analisis apakah menimbulkan akibat hokum
pidana?

1
Philipus M. Hadjon SH., Prof.,DR., Pengantar Hukum Adminstrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,
2002, Hal.143-145
PEMBAHASAN

A. Analisis Kasus
Contoh kasus Tata Usaha dalam hukum administrasi negara adalah pengajuan
permohonan izin usaha. Dalam proses pengajuan izin usaha, ada aturan dan prosedur
yang harus diikuti oleh pemohon. Jika tata usaha dalam proses pengajuan izin usaha
tidak tertib, hal tersebut dapat melanggar prinsip-prinsip hukum administrasi negara.
Misalnya, dalam pengajuan izin usaha, ada batas waktu yang ditentukan untuk
pemohon mengajukan permohonan izin usaha dan untuk pemerintahan izin usaha dan
untuk pemerintah memberikan keputusan terhadap permohonan tersebut. Jika proses
pengajuan izin usaha tidak dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan maka
dapat dikatakan bahwa tata usaha dalam kasus ini tidak tertib.
Selain itu, tata usaha yang tidak tertib juga dapat terjadi jika proses pengajuan izin
usaha tidak transparan dan adil. Hal tersebut dapat terjadi jika ada praktik penyuapan
atau nepotisme dalam proses pengajuan izin usaha.
Dalam kasus-kasus seperti ini, pihak yang merasa dirugikan dapat menggunakan
upaya hukum seperti mengajukan gugatan ke pengadilan administrasi untuk menuntut
keadilan dalam proses pengajuan izin usaha yang tidak tertib. Pengadilan administrasi
akan memeriksa apakah tata usaha dalam kasus tersebut melanggar asas-asas hukum
administrasi negara dan dapat memberikan keputusan yangmemperbaiki tindakan
yang tidak tertib.

B. Sumber Hukum dan Upaya Hukum


Dalam kasus tata usaha dalam pengajuan izin usaha, sumber hukumnya dapat berasal
dari berbagi peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai proses
pengajuan izin usaha UU PTUN merupakan sumber hukum materil dari hukum tata
usaha Negara dan sumber hukum formil dari hukum acara peradilan tata usaha
negara2 Pasal 1 sampai Pasal 52 merupakan hukum materil yang mengatur mengenai
hukum tata usaha Negara dan Pasal 53 sampai pasal 145 merupakan hukum formil
yang mengatur mengenai hukum acaa Peradilan Tata Usaha.

2
Dola Riza. “Hakikat KTUN Menurut Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara Vs Undang Administrasi
Pemerintah. Vol 2, Nomor 2, 2019. Hal.2
Berdasrkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk
Pelaksanaan ketentuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, disebutkan.3
IV.1. Yang dimaksud upaya Administratif adalah:
a) Pengajuan surat keberatan (Bezwaarcriff Beroep) yang diajukan kepada
Badan/ Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan (Penetapan/
Beschiking).
b) Pengajuan banding administrative (administrative Betoep) yang ditunjukan
kepada atasan pejabat atau instansi lain dari Badan/ Pejabat Tata Usaha
Negara yang mengeluarkan keputusan yang berwenang memeriksa ulang
keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan.

1. Banding Administrasi
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersebut dilakukan oleh
instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan.
Contoh:
 Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) berdasarkan No.
30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS.
 Komisi Banding Paten berdasarkan PP No. 31 Tahun 1995, sehubungan
dengan adanya Undang-Undang No. 6 Tahun 1992 tentang Paten.
2. Keberatan
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus dilakuka sendiri
oleh Badan/ Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha
Negara tersebut.

C. Potensi Atau Akibat Timbulnya Hukum


Dari pemapran penjelasan analisis kasus tentang izin usaha, timbulah pertanyaan,
apakah bisa di dalam kasus izin usaha menimbulkan hukum pidana? Di dalam UU
No.3/2014 tentang Perindustrian, pemmerintah tidak mengedepankan sanksi pidana
bagi para pelanggar UU. Para pelanggar hanya dikepung sanksi administratif.

3
Ujang Abdullah, sh.,Msi, “Upaya Administrasi Dalam Peradilan Tata Usaha Negara. Bogor, tanggal 7 Juli 2009.
Hal. 9
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Perindustrian Payono mengatakan
sanksi paling menakutkan bagi pengusaha adalah pencabutan izin usaha 4 Oleh karena
itu dalam UU Perindustrian, pemerintah hanya mengepung para pelanggar dari sisi
administrative dengan tingkat paling tinggi adalah pencabutan izin usaha. Adapun
satu-satunya sanksi pidana yang diatur dalam UU perindustrian hanya bagi
penyalahgunaan SNI wajib.5
Sebagian besar pelaku usaha meminta agar sanksi pidana tidak diatur dalam UU
Perindustrian kecuali untuk SNI wajib. Sanksi pidana untuk penyalahgunaan SNI
wajib dibutuhkan lantaran berkaitan dengan perlindungan terhadap konsumen.

PENUTUP
4
Wawancara dengan Payono, tanggal 18 Juni 2014 di kantor Kementrian
5
Bisnis Indonesia. Dokumen Kementrian Perindustrian RI. Tanggal 19 Juni 2014.
https://www.kemenperin.go.id/artikel/9472/Sanksi-Administratif-Lebih-Diutamakan
III
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan yang baik, yang menyangkut
urusan eksternal (pelayanan umum) maupun yang berkaitan dengan urusan
internal, suatu instansi pemerintah (Badan / Pejabat TUN) tidak dapat dilepaskan
dari tugas pembuatan Keputusan Tata Usaha Negara. Dengan semakin
kompleksnya urusan pemerintahan serta semakin meningkatnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat, tidak tertutup kemungkinan timbulnya benturan
kepentingan ( conflict of Interest) antara pemerintah (Badan/Pejabat TUN) dengan
seseorang/ Badan Hukum Perdata yang merasa dirugikan oleh keputusan Tata
Usaha Negara.
B. Saran
Jika terjadi kasus terkait perizinan tata usaha dan terdapat kekeliriuan dalam tata
usaha, hal hal yang dapat dilakukan terlebih dahulu yaitu dengan mengumpulkan
dan memeriksa dokumen terkait izin tata usaha yang dimiliki. Periksa kembali
apakah izin masih berlaku atau tidak. Kemudian jika terdapat kasusu hukum
terkait izin tata usha, sebaiknya berkonsultasi dengan pengacara untuk
mendapatkan saran dan bantuan hukum secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, U. (2009). Upaya Administrasi dalam Peradilan Tata Usaha Negara. Jurnal
PTUN Palembang, 1.
Djatmiati, T. S. (2004). Prinsip Izin Usaha Industri di Indonesia (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Reza, Ahmad. 2015 “Sanksi Aministratif Lebih Diutamakan”,
https://www.kemenperin.go.id/artikel/9472/Sanksi-Administratif-Lebih

Anda mungkin juga menyukai