Pertanyaan.
1. Mampukah seorang karyawan dilatih mengikuti pelatihan kepemimpinan akan
melahirkan seorang pemimpin yang berkarakter/pemimpin sejati ?
2. Berdasarkan teori kepemimpinan situasi, efektivitas kepempinan tergantung kepada 5
faktor, sebutkan dan jelaskan ?
3. Sebutkan 4 faktor yang membatasi efektivitas kepemimpinan ?
4. Apakah ada pengganti bagi kepemimpinan yang mempengaruhi kepuasan dan hasil kerja
?
Jawaban.
1. Ya, tentu saja! Seorang karyawan yang mengikuti pelatihan kepemimpinan memiliki
peluang besar untuk berkembang menjadi seorang pemimpin yang berkarakter dan
pemimpin sejati. Pelatihan ini dapat memberikan mereka pengetahuan, keterampilan, dan
wawasan yang diperlukan untuk memimpin dengan efektif.
Pelatihan kepemimpinan tidak hanya fokus pada keterampilan manajerial, tetapi juga
pada aspek-aspek seperti kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan yang berdasarkan
nilai-nilai, pemecahan masalah, kepemimpinan berdasarkan contoh, dan kemampuan
untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Namun, menjadi pemimpin yang sejati membutuhkan lebih dari sekadar pelatihan
formal. Karakter, integritas, empati, keteladanan, dan kemampuan untuk memahami dan
mengelola orang lain juga sangat penting. Proses ini bisa dimulai dari pelatihan, namun
perlu dipelajari, dipraktikkan, dan diperkuat melalui pengalaman, refleksi diri, dan
kesempatan untuk bertumbuh. Kepemimpinan dapat menjadi landasan yang kuat,
pengembangan karakter dan kepemimpinan yang sejati memerlukan komitmen yang
berkelanjutan dan kesempatan untuk belajar dan tumbuh sepanjang karier seseorang.
2. Teori kepemimpinan situasional, yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken
Blanchard, menekankan bahwa efektivitas seorang pemimpin tergantung pada situasi
yang dihadapi. Terdapat lima faktor kunci dalam teori ini yang mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan:
a. Kematangan atau Kesiapan Bawahan: Tingkat kesiapan atau kematangan bawahan
dalam menyelesaikan tugas tertentu atau dalam situasi tertentu menjadi faktor utama.
Kesiapan ini terbagi menjadi empat tingkatan: tidak siap, siap secara terbatas, cukup
siap, dan sangat siap. Pemimpin perlu memahami tingkat kesiapan bawahan untuk
menentukan gaya kepemimpinan yang paling sesuai.